Sinopsis
Lakorn : Love At First Hate Episode 06 part 1
Images by : GMM Tv
Konferensi
pers Kluay di adakan lagi. Dan dalam konferensi itu, Kluay menegaskan kalau dia
bukan perusak hubungan orang lain ataupun orang ketiga dalam hubungan orang.
Pup membenarkan pernyataan Kluay tersebut bahwa Kluay bukanlah orang ketiga,
dan dia hanya berpacaran dengan Kluay.
Reporter
masih tidak percaya dan bertanya mengenai Mint, apa hubungannya dengan Pup?
Bukankah mereka di kabarkan dekat dari kuliah dulu?
“Dekat
bukan berarti ada hubungan. Dan hal itu tidak bisa di bandingkan dengan
hubungan yang di milikinya dengan Kluay,” ujar Pup sambil memegang tangan Kluay
dan mengarahkan ke pipinya, dan Pup juga menatap mata Kluay.
Semua
reporter langsung heboh melihat kemesraan mereka itu. Salah seorang reporter
kemudian menyadari kalau ada cincin di jari manis Kluay, sehingga mereka
menjadi penasaran apa itu cincin tunangan atau cincin lamaran nikah?
“Bukan
itu,” bantah Kluay. “P’Pup memberikan ini sebagai tanda permintaan maaf karena
telah membuatku terkena rumor. Ini bukan cincin pertunangan kami, jangan salah
paham.”
“Sebenarnya, aku memberikannya cincin ini,
untuk menunjukkan bahwa dia adalah satu-satunya,” tambah Pup.
Dan
reporter tambah heboh bersorak menggodai mereka. Mereka bahkan bertanya kapan
Kluay dan Pup akan menikah. Pup langsung mengambil alih dengan menjawab kalau
jangan menanyakan pertanyaan itu, karena itu membuat Kluay sangat malu.
P’Jub
melihat konferensi pers itu di tabletnya dan sangat senang karena nama baik
Kluay kembali bersih. Dan Ploy yang duduk tidak jauh darinya tampak sangat
kesal dan iri.
“Lihatlah
Kluay, dia sangat malu hingga wajahnya memerah. Mereka tampak seperti pasangan
beneran, dan bukan bohongan,” gumam P”Jub dan gumamannya itu terdengar oleh
Ploy.
“Bukan
bohongan? Apa maksudnya itu?” tanya Ploy penasaran.
P’Jub
sedikit gugup karena sudah keceplosan. “Ehmmm… maksudku P’Pup, dia terlihat
tidak mempermainkan Kluay. Dia bahkan menenangkan Kluay dengan cincin berlian
yang besar ini. Aku rasa mereka pasti
akan menikah.”
Dan
Ploy tambah iri mendengarnya. P’Jub kemudian bertanya kenapa Ploy ada di
ruangannya? Apa Ploy tidak punya kerjaan? Ploy tersinggung mendengarnya. Dia
menjelaskan kalau dia datang untuk menanyakan P’Jub mengenai iklan yang tempo
hari di tawarkan padanya, apa ada kelanjutannya?
P’Jub
meminta maaf karena dia benar-benar melupakan hal itu. Tetapi, sekarang dia
masih harus mengatur jadwal Kluay, dan karena itu dia menyuruh Ploy untuk
bertanya kepada sekretarisnya saja. Ploy kesal sekali karena di nomor duakan
seperti itu. Dengan kesal dia keluar dari ruangan P’Jub.
Saat
sudah keluar, dia malah berjumpa dengan Kluay dan Pup yang baru pulang dari
konferensi pers. Dan Kluay langsung menggandeng tangan Pup untuk pamer kepada
Ploy. Dia berpura-pura kaget melihat Ploy, dan bertanya kenapa Ploy ke sini.
“Aku
datang untuk mengecheck jadwalku dengan P’Jub. Tapi sekarang aku sudah mau
pulang,” jawab Ploy dengan manis, berusaha menyembunyikan kejengkelannya.
“Kau
kan hanya punya satu pekerjaan. Kau bisa mengecheck-nya dengan P’Jub lewat
telepon,” ejek Kluay secara halus, dan sedikit membuat Pup kaget dengan sikap
Kluay tersebut. “Tapi, kau sangat enak, kau bisa beristirahat. Aku cemburu,
tahu. Setelah aku memberitahu media bahwa aku berpacaran dengan P’Pup,
popularitasku langsung meroket. P’Jub bahkan menelponku untuk datang untuk
membantunya memilih tawaran pekerjaan mana yang aku harus terima atau tidak.
Hanya memikirkan hal itu, sudah membuatku merasa lelah.”
“Aku
harusnya yang merasa cemburu, Kluay. Aku tidak tahu hal baik apa yang sudah kau
lakukan hingga bisa keluar dari setiap masalah. Tidak, maksudku hingga kau bisa
sangat di berkati.”
“Kau
tahu, aku sangat berterimakasih kepada penolong misteriusku yang tidak hanya
membuatku mendapat pekerjaan, tetapi juga seorang pacar,” ujar Kluay dengan
manis dan menatap Pup.
Ploy
jelas tambah kesal. Dan Kluay dengan tenangnya pamit pergi duluan menemui Jub.
--
Jub
memberikan list jadwal kosong Kluay yang harus di habiskan Kluay bersama dengan
Pup. Dia sudah mencocokan jadwal itu dengan jadwal kosong Pup juga. Dia bahkan
sudah membuat catatan mengenai apa, dimana dan bagaimana hal yang harus Pup dan
Kluay lakukan saat bersama.
Kluay
melihat hal yang di berikan P’Jub dan langsung protes karena terlalu banyak
hari yang harus di habiskannya bersama dengan Pup. P’Jub balas memarahi Kluay,
kalau mereka harus melakukan hal itu agar kali ini hubungan pacaran Kluay dan
Pup tampak nyata di media. Mereka harus memastikan bahwa rumor Kluay sebagai
perusak hubungan benar-benar lenyap, jadi mereka tidak harus terus menerus
melakukan konferensi pers. Pup setuju saja dengan semua itu.
Dan
salah satu jadwal yang harus Kluay lakukan bersama dengan Pup adalah jogging
bersama di taman jam 6 sore. Jub
menjelaskan kalau kencan seperti itu sedang trend, dan juga agar banyak orang
yang melihat Kluay bersama dengan Pup. Dan dia yakin akan ada yang memotret Kluay
dan Pup dan menyebarkannya ke media sosial, jadi mereka tidak lagi harus
melakukan PR, karena Kluay pasti akan semakin di kenal. Pup tersenyum mendengar
penjelasan Jub tersebut, sementara Kluay tampak risih.
Jub
menyuruh Kluay untuk memilih saja apa yang ingin Kluay lakukan, tapi, malam
ini, Kluay dan Pup sudah harus mulai hubungan palsu itu dengan menonton film
bersama.
--
Tawan
melihat buku yang di depannya tertulis “PLOYPATAWAN”. Dan di dalam buku itu, adalah koleksi foto Ploy waktu mereka satu
sekolah dulu. Di salah satu halamannya, Tawan ada menulis : I have so much that I want to say to you,
but I can’t say a word. (Aku mempunyai banyak hal yang ingin ku katakan
padamu, tapi aku tidak bisa mengucapkan satu katapun).
Dari
foto – foto itu, tampak kalau dari dulu Tawan telah menyukai Ploy. Tawan
mencoba mengirim pesan pada Ploy untuk meminta maaf tapi dia tidak sanggup
mengirimkan pesan itu.
--
Kluay
pergi ke bioskop dengan mengenakan kacamata hitam agar tidak di kenali. Pup
jelas heran dengan tingkah Kluay itu dan bahkan mengejek Kluay yang tidak akan
bisa melihat apapun dengan kacamata hitam itu. Pup hendak membuka kacamata
Kluay, tetapi Kluay tidak mau, karena dia takut akan di kenali oleh
orang-orang.
Pup
tetap tidak peduli dan tetap membuka kacamata Kluay, kan tujuan mereka bersama
agar orang-orang melihat. Kluay akhirnya mau di lepas kacamatanya, tapi dia
masih terus protes tidak mau mengantri beli tiket. Seharusnya, Pup membeli
tiket lewat internet, jadi mereka tinggal tukar tiket saja.
Pup
kesal juga, dan mengingatkan Kluay kalau tujuan P’Jub menyuruh mereka menonton
film bersama, agar banyak orang yang melihat mereka bersama. Dan Kluay tidak
bisa lagi protes-nya.
Pup
menggenggam tangan Kluay dan Kluay protes karena tangannya di genggam.
“Jadi,
apa lagi yang harus genggam? Apa pergelangan kakimu atau kau ingin aku
mengaitkan tangan ke lehermu? Atau mungkin seharusnya aku menggendongmu saja?”
Kluay
jengkel dengan tingkah Pup, dan akhirnya memberikan tangannya untuk di gandeng
tanpa protes lagi.
Salah
seorang penggemar Kluay, menyapa Kluay dan meminta izin untuk berfoto bersama
dengan Kluay dan Pup. Dia memuji Kluay dan Pup yang tampak romantis. Usia
berfoto dengan penggemar, Pup langsung mengajak Kluay untuk mengambil foto
selfie dengannya. Dan setelah itu, dia langsung mencetaknya di mesin cetak foto
dekat sana dan memberikannya pada Kluay untuk di simpan. Dan Kluay dengan raut
terpaksa, mengambil foto itu.
Pup
kemudian pamit untuk ke toilet dan meminta Kluay menunggunya. Saat Pup sudah
pergi, Kluay melihat foto itu dan tersenyum kecil.
Salah
seorang penggemar melihat Kluay, dan meminta izin untuk selfie bersama.
--
Esok
hari,
Tawan
pergi ke rumah sakit untuk melihat syuting Ploy. Dia ingin menemui Ploy, tetapi
dia masih ragu-ragu. Setelah pemikiran panjang, Tawan memberanikan diri untuk
menghampiri Ploy yang sedang merapikan make-up nya. Ploy menghela nafas kesal melihat Tawan yang
duduk di sebelahnya.
Tawan
meminta waktu sebentar pada Ploy untuk berbicara, dan Ploy dengan ketus
menyuruh Tawan untuk cepat karena dia tidak punya waktu banyak.
“Aku
hanya mau minta maaf karena sudah menuduhmu sebagai orang yang membocorkan foto
dr. Pup dengan dr. Mint.”
“Hey,
kecilkan suaramu dan ikut aku,” ujar Ploy dengan panik dan membawa Tawan ke
lorong yang sepi.
Ploy
memperingatkan Tawan untuk tidak pernah mengatakan mengenai foto dr. Pup dan
dr. Mint itu, apalagi menyebutnya yang membocorkan foto itu. Tawan mengerti dan
berjanji tidak akan pernah mengatakannya.
“Ploy, kau bisa tetap marah padaku, tapi jangan
lama-lama,” pinta Tawan. “Enggg…. Aku menyukaimu,” akui Tawan. “Maksudku, aku
suka berteman denganmu. Aku berjanji akan menjadi teman terbaikmu.”
“Aku
tidak butuh teman baik yang selalu menghentikanku melakukan sesuatu. Itu sangat
menyebalkan. Aku ingin teman yang dapat mengerti mengenaiku dan mendukungku
tidak peduli aku benar atau salah dan selalu memihakku. Tapi… jika kau selalu
ada dan menolongku, aku janji kau akan menjadi teman spesial bagiku,” ujar Ploy
memanfaatkan rasa suka Tawan agar selalu berada di pihaknya. “Dapatkah kau
menjadi teman seperti itu?”
Dan
Tawan dengan mudahnya, terpedaya oleh Ploy.
--
Khun
Napa menonton acara gossip mengenai kedekatan Kluay dan Pup, dan hal itu
membuatnya kesal dan marah. Dia menegur pembantunya yang sedang nonton bersama
dengannya, untuk tidak menonton acara seperti itu lagi. Jika mau nonton, nonton
saja di kamarnya sendiri.
Khun
Napa kemudian melihat media sosial, dan yang dilihatnya lagi-lagi mengenai
kemesraan Pup dan Kluay. Hal itu membuatnya jengkel.
Dan
pas sekali, Kluay di antar pulang oleh Pup. Khun Napa melihat Pup, dan langsung
menghentikan Pup untuk masuk dalam rumahnya. Kluay kaget dengan sikap ibunya
tersebut.
Tags:
Love At First Hate