Sinopsis
Lakorn : Love At First Hate Episode 06 part 2
Images by : GMM Tv
Khun
Napa menghentikan Pup untuk masuk dalam rumahnya. Dan tanpa segan-segan dia
juga mengusir Pup keluar, padahal Pup sudah menyapanya dengan sopan. Khun Napa
tampak sangat membenci Pup, dan menyuruh Pup untuk tidak perlu berpura-pura
karena tidak ada reporter di sini.
“Kalau
begitu bagus. Jadi aku dan Anda bisa latihan untuk peran sebagai mertua dan
menantu,” timpal Pup tanpa takut.
“Jangan
harap. Aku tidak mungkin membiarkan orang bermulut kotor sepertimu menodai
garis keturunanku.”
“Prof,
dengan gen ku, cucumu kelak akan memiliki tubuh dengan bentuk S-line, tidak
kurus dan hanya kepalanya saja yang besar.”
“Kurang
ajar. Kau telah melewati batas,” marah Khun Napa.
“Khun,
kau pulang saja dan berhenti membuat mamaku marah,” pinta Kluay.
“Baiklah.
Aku pamit pulang ya, sayangku,” ujar Pup dengan nada manja pada Kluay dan
langsung di lempari bantal oleh Khun Napa.
Setelah
Pup pulang, Khun Napa langsung menanyai Kluay, hingga kapan dia akan
berpura-pura pacaran dengan Pup? Dia punya batas kesabaran. Kluay juga tidak
tahu sampai kapan, tetapi dia minta ibunya bersabar sedikit lagi, dia harus
menunggu hingga media tidak lagi tertarik dengan hubungan mereka.
“Kau
setiap hari pergi keluar dengannya. Bagaimana bisa kau berharap kalau rumor itu
akan berhenti? Hah? Hati-hatilah. Mungkin kau yang akan kalah duluan (jatuh
cinta pada Pup).”
“Ma.
Bagaimana bisa kau bilang begitu! Apa kau tidak percaya padaku?”
“Mama
percaya padamu. Tapi mama tidak percaya pada si mesum itu. Mama rasa dia hanya
ingin terkenal.”
Kluay
meminta Khun Napa untuk tidak berpikir terlalu berlebihan. Pup selalu berada di
dekatnya karena itu adalah rencana dari Ayah dan juga P’Golf. Khun Napa hanya
bisa meminta Kluay untuk mengakhiri sandiwara ini dengan Pup dan jangan sampai
jatuh cinta.
--
Ploy
sudah pulang ke rumah dan dia mendengarkan curhatan Khun Napa yang sangat tidak
menyukai Pup. Khun Napa juga berharap hubungan Kluay dengan Pup cepat berakhir.
Ploy bertingkah seakan adik yang baik dan khawatir pada kakaknya.
“Perasaan
ku mengatakan kalau sepertinya dr. Pup tidak benar-benar mencintai P’Kluay. Dia
pacaran dengan P’Kluay karena dia ingin ikut terkenal.”
“Kau
punya keraguan yang sama sepertiku. Tapi, aku masih tidak tahu bagaimana
menyelesaikan masalah ini.”
“Hmmm.
Jika aku kenal seorang pria baik, aku akan memperkenalkannya ke P’Kluay.
Setidaknya, P’Kluay akan punya pilihan untuk menilai siapa yang baik dan
jahat.”
Dan
perkataan Ploy itu membuat Khun Napa memikirkan sesuatu.
--
Esok
hari,
Khun
Napa mengundang seorang kenalannya, dr. Owat dan memperkenalkannya pada Kluay.
Kluay mengenali dr. Owat (dia ini P’O yang muncul di episode 01), dan dr. Owat
memberitahu Khun Napa kalau dia juga adalah teman dari Golf.
P’O
sepertinya menyadari kalau Khun Napa berusaha menjodohkannya dengan Kluay, jadi
dia memanfaatkan hal itu untuk menjelek-jelekan Pup. Dia berkata kalau Pup
menerima banyak komplain dari pasien dan beberapa suster juga mengatakan kalau
Pup suka menggoda mereka. Sikap Pup benar-benar kurang ajar. Mendengar hal itu,
Khun Napa semakin membenci Pup.
“Jadi,
Kluay, jangan terlalu mempercayai Pup. Carilah cara untuk segera mengakhiri
hubunganmu dengannya, lebih cepat lebih baik.”
Dan
Khun Napa bahkan meminta bantuan P’O untuk menjaga Kluay menggantikannya. Kluay
tampak sangat tidak suka.
--
P’O
sudah pulang dan Kluay mengajak Khun Napa untuk bicara berdua. Dia sadar akan
tujuan Khun Napa yang ingin dia pacaran dengan dr. O. Khun Napa menyuruh Kluay
untuk mengikuti keinginannya saja. Kluay tidak mau, karena jika dia keluar
dengan dr. O ketika dia sekarang masih berpcaran dengan Pup, maka itu akan
merusak reputasi dan nama baiknya.
“Aku
punya niat baik, dan karena itu aku memperkenalkan pria baik. Hanya ikuti
rencanaku sekarang, kemudian biarkan orang-orang tahu kalau kau sudah putus
dengan Pup. Lalu, kencan lah dengan P’O. dan orang-orang akan mengerti bahwa
kau memilih pria yang lebih baik yang lebih sesuai untukmu.”
“Tapi,
aku tidak punya perasaan apapun untuk dr. O.”
“Apa
maksudmu? Jangan bilang kau punya perasaan pada Pup!”
--
P’O
menemui Golf dan pamer mengenai Khun Napa yang mempertemukannya dengan Kluay
dan bahkan memintanya menjaga Kluay. Dan siapa tahu kalau dalam waktu dekat,
dia akan memanggil Golf dengan sebutan P’Golf.
Golf
tertawa dan menyuruh O untuk tidak berpikir terlalu jauh. Karena O harus
membuat Kluay tertarik padanya dulu. O pamer kalau mantan pacarnya dulu adalah
kalangan atas. Dan Pup datang untuk ikut berbincang, tetapi O langsung pamit
pergi pada Golf.
--
Pup
pergi menemui Kluay untuk mengajaknya pergi bersama. Kluay tidak mau dengan
alasan sibuk. Pup malah mengancam akan melakukan live dan mengaku pada semua
orang kalau hubungan mereka adalah palsu dan Kluay adalah pembohong besar.
Akhirnya, Kluay setuju untuk ikut pergi bersama Pup.
--
Pup
ternyata membawa Kluay ke desa untuk melakukan kegiatan amal pemeriksaan tubuh
untuk para warga. Kluay jelas merasa bersalah karena tadi sudah menolak dan
bahkan membuat berbagai alasan. Dia memberitahu Pup kalau Pup ingin mengajaknya
untuk melakukan kegiatan amal, maka dia pasti akan ikut dengan senang hati. Pup
menggoda kalau dia bilang langsung, rasanya tidak menyenangkan. Kluay jelas
kesal karena Pup terus saja mengganggu.
Mereka
masuk ke dalam rumah sakit untuk melakukan kegiatan amal, dan para pasien serta
suster menyambut Kluay dengan antusias, karena Kluay adalah artis. Golf juga
ada di sana untuk kegiatan amal.
Acara
berlangsung sampai sore dan Kluay terus menatap Pup yang melayani pasien dengan
baik dan ramah.
Usai
acara, para suster mengajak Kluay untuk selfie. Setelah itu, mereka curhat
mengenai rasa kehilangan karena Pup di tugaskan di Bangkok, sehingga rumah
sakit terasa sepi. Dan para pasien juga merasa kehilangan. Dan tidak jauh dari
sana, Kluay melihat para pasien yang memperlakukan Pup dengan hangat, sangat
berbeda dari perkataan P’O.
Pup
dan Kluay duduk bersama. Dan Pup terus menggoda Kluay hingga Kluay kesal. Dia
mengejek Pup yang memperlakukan para pasien dengan sangat sopan, tetapi tidak
padanya.
“Aku
punya complex ini dalam diriku.
Orangtuaku meninggal dalam kecelakaan mobil saat aku kelas 10, dan saat itu,
yang bisa ku lakukan hanyalah berdiri melihat kepergian mereka dan tidak bisa
melakukan apapun. Setelah itu, banyak orang yang menjadi dokter karena mereka
pintar, tapi dalam kasusku, aku harus belajar dengan keras untuk mendapat nilai
yang baik agar bisa menjadi dokter. Aku suka memberi pengobatan, berbicara
dengan pasien dan menjaga mereka. Ketika berbicara dengan mereka, aku merasa
seperti aku bisa berbicara dan menjaga orang tuaku sendiri,” cerita Pup. Dan
cerita itu membuat Kluay terdiam, tidak tahu harus berkata apa lagi.
--
Saat
sedang melayani para pasien yang mengajak berfoto, Kluay menerima telepon dari
P’Jub yang memberitahu kalau pesta ulang tahun Khun Prateep akan di adakan sore
ini. Kluay langsung mengeluh karena P’Jub tidak memasukkannya ke jadwalnya. Dan
Kluay berjanji akan segera tiba di sana.
Kluay
segera menemui Pup yang sedang melayani pasien. Kluay mengajak Pup bicara di
tempat sepi dan dengan panik memberitahu kalau sore ini dia ada acara dan P’Jub
tidak memasukkannya ke dalam jadwalnya, jadi dia tidak tahu. Dan sekarang, dia
harus segera kembali. Pup bertanya balik, apa bisa Kluay tidak pergi ke acara
itu? Apa tidak bisa bilang kalau Kluay sedang keluar kota?
“Tidak
bisa. Aku harus datang. Khun Prateep adalah pemilik dari stasiun TV. Jadi, aku
harus datang.”
Pup
meminta Kluay untuk menunggu sebentar, agar dia membereskan barang-barang di
asrama nya baru mengantar Kluay pulang. Kluay tidak bisa, dia masih harus
bermake-up dan tukar baju, jadi sebaiknya Pup mengantarnya dulu ke Bangkok,
kemudian balik lagi ke sini dan baru bereskan barang. Pup sebenarnya keberatan
jika harus bolak balik, tapi akhirnya dia tetap memilih mengantarkan Kluay
daripada Kluay naik kendaraan umum atau minta di antarkan ayahnya.
--
Pup
sudah mengantar Kluay ke rumah. Kluay berterimakasih dan Pup menjawab kalau itu
sudah tanggung jawabnya mengantar Kluay pulang. Kluay kemudian merasa khawatir
jika Pup mengemudi balik ke desa lagi untuk ambil barang, dan menyarankan agar
Pup kembali besok ke desa dan beristirahat hari ini. Pup menolak, dia harus
menyelesaikan jadwalnya hari ini, dan juga dia tidak punya waktu lain lagi
selain hari ini.
“Kalau
begitu, mengemudilah hati-hati. Jika kau merasa ngantuk, kau harus beristirahat
di tempat peristirahatan pom bensin. Jangan memaksakan diri. Mengerti?”
“Jangan
khawatir. Pria bermulut kasar ini tidak akan mati dengan mudah. Aku pergi ya.”
--
Pup
mengemudi hingga malam dan dia merasa sedikit mengantuk. Hingga dia tidak
menyadari telah salah jalur. Dia begitu terkejut melihat sinar lampu dari mobil
di depannya, hingga dia membanting setir.
Kluay
telah pulang dari tempat pesta dan menghubungi Pup, tetapi nomor Pup tidak
aktif. Kluay sedikit khawatir. Apalagi sampai malam, Pup tidak bisa di hubungi
dan juga tidak menghubunginya balik.
--
Esok
hari,
Pembantu
Kluay mengetuk pintu kamar Kluay dengan keras dan memberitahu kalau para
reporter berkumpul di depan rumah. Kluay jelas heran dengan alasan para
reporter berkumpul.
Dengan
cepat, Kluay bertukar pakain dan berias. Usai itu, dia menemui para reporter
dan bertanya tujuan para reporter mencarinya? Para reporter langsung menanyakan
kondisi Pup. Kluay jelas heran, dan bertanya maksud dari mereka? Dia tidak
mengerti. Dan dia baru tahu kalau kemarin malam Pup mengalami kecelakaan. Kluay
tidak percaya dan mengira kalau mereka bercanda. Tetapi, para reporter
menunjukkan artikel beritanya pada Kluay.
Kluay
langsung cemas, khawatir dan takut, hal buruk akan terjadi pada Pup. Dia begitu
terkejut dan langsung lari ke dalam rumah.
--
Dengan
panik, Kluay pergi ke rumah sakit dan masuk ke kamar rawat Pup. Pup masih
tidur. Dan Kluay menangis meminta maaf, karena sudah egois, seharusnya dia
menunggu Pup membereskan barang sehingga Pup tidak harus mengemudi balik.
Pup
sebenarnya sudah sadar dan melihat Kluay menangis, tetapi dia berpura-pura
tidur. Kluay yang tidak tahu hal itu, menangis dan meminta agar Pup tidak mati
atau dia akan menyesal seumur hidup.
Dan
Pup malah sengaja kejang-kejang hingga membuat Kluay panik. Tetapi, dia
kemudian tertawa dan membuat Kluay kesal karena mengira kalau semua adalah
settingan. Pup menjelaskan kalau kecelakaan itu benar, tetapi dia hanya
mengalami luka kecil di kepala. Dan dokter menyuruhnya tinggal di rumah sakit
karena mau di amati kondisinya untuk 2 hari ke depan.
Kluay
jelas kesal dan memukul Pup. Pup menahan tangan Kluay, dan memeluk Kluay. kluay
meminta Pup melepaskannya. Dia menatap mata Kluay dan Kluay balas menatapnya.
Mereka saling terdiam.
Dan
Pup mendekat. Kluay tidak menghindar dan menutup matanya. Bibir mereka saling
bersentuhan.
Brak!!
Terdengar suara keranjang buah terjatuh di depan pintu.
“Tn.
Fak!” kaget Pup.
“Ayah!”
Dan
Ayah menatap mereka dengan marah.
Jika kau ingin tau siapa yang mencintaimu… lihatlah ke dalam
mata orang itu.
Jika kau ingin tahu siapa yang kau cintai… dengarkan detak
jantungmu sendiri.
=Love At First Hate=
Tags:
Love At First Hate