Sinopsis
Lakorn : Love At First Hate Episode 09 part 2
Images by : GMM Tv
Esok
hari,
Kluay
sudah bangun, dan dia secara perlahan, masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata,
Pup sudah tidak ada. Dan ada pesan post it yang di tempel Pup di pintu kamar
mandi bagian dalam : Istiku, suamimu
harus pergi belajar. Sampai jumpa.
Kluay
ngedumel kalau seharusnya Pup mengirim pesan saja padanya, tapi dalam hatinya,
dia senang juga melihat post it itu. Dan Pup bahkan menggambar muka smile dan
tanda heart.
--
Ploy
pergi ke tukang reparasi (dengan menggunakan kacamata hitam dan topi untuk
menyembunyikan identitas-nya) dan meminta untuk melihat isi kamera itu dan
pilih klip yang bagus, kemudian pindahkan ke CD. Tukang reparasi bingung, klip
yang bagus seperti apa?
“Lihat
saja dulu isinya, dan kau akan mengerti setelah lihat,” perintah Ploy dan
memberikan kartu memori kamera.
--
Pup
sudah pulang. Dia membawa pulang bukunya dan ingin meletakkan bukunya itu di
lemari buku, tetapi ternyata Kluay tidak punya lemari buku. Pup memberikan
saran kalau dia akan meletakaan sementara boks bukunya di lantai sampai mereka
beli lemari buku. Kluay menolak ide itu, dia tidak suka kamarnya terlihat
berantakan, jadi dia menyuruh Pup meletakan bukunya di atas meja tempat dia
meletakan barang-barang hadiah fans-nya.
Pup
menurut, dia mulai mengatur meja itu agar bisa meletakan bukunya. Dan saat
itulah, dia menemukan kamera tersembunyi itu.
“Kluay,
kenapa kau meletakkan kamera tersembunyi di kamarmu?” tanya Pup.
Kluay
jelas kaget. Dia tidak tahu menahu mengenai kamera itu.
Kluay
langsung menemui Ploy di kamar, dan menuduh Ploy yang meletakaan kamera itu. Tetapi,
Ploy tanpa malu, membantah hal itu. Dan Ploy malah balik menuduh Pup sebagai
pelaku. Kluay langsung memberitahu Ploy kalau Pup lah yang menemukan kamera
itu, dan jika dia pelakunya, untuk apa dia memberitahunya mengenai kamera itu? Tetapi,
Ploy teru membantah.
Kluay
tidak percaya. Dia masuk secara paksa ke kamar Ploy, dan membongkar kamar Ploy.
Ploy balik marah. Pup menenangkan Kluay dan menyarankan agar mereka memeriksa
lebih lanjut kamar Kluay, mana tahu masih ada kamera lainnya.
Pup
dan Kluay mulai memeriksa kamar dengan seksama dan hingga ke setiap sudut. Tetapi,
tidak menemukan kamera apapun lagi. Namun, hal ini membuat Kluay tidak tenang
hingga malam hari.
“Kluay,
aku rasa hanya ada satu kamera tersembunyi. Tapi, aku akan meminjam alat
temanku untuk mendeteksi apakah masih ada kamera lain yang terpasang di kamar
ini,” ujar Pup.
Pup
menyarankan Kluay untuk beristirahat, tetapi Kluay tidak bisa. Dia merasa tidak
tenang. Dia khawatir mengenai apa yang terambil oleh kamera itu, bagaimana jika
ada foto telanjangnya? Dia merasa sangat takut. Dan karena itu, Kluay
memutuskan untuk keluar kamar.
Pup
menemani Kluay di ruang tamu. Jika Kluay tidak bisa tidur, maka dia juga tidak
akan tidur. Dan mereka bisa menonton TV bersama-sama. Pup berusaha menghibur
Kluay. Dan Kluay bisa sedikit terhibur.
“Aku
mengerti yang kau rasakan. Apa yang kau hadapi sekarang bukan hal yang bisa di
tertawakan. Tapi, setidaknya, kau tidak menghadapi kesulitan ini sendiri,” ujar
Pup dan memeluk Kluay.
Mereka
akhirnya, tertidur di ruang tamu dalam posisi saling bersandar satu sama lain.
--
Hingga
besok, Kluay memberitahu ke Cholsa mengenai kamera itu, dan dia merasa tidak
aman. Dia takut jika isi kamera itu tersebar, karir nya akan hancur, dan
mungkin juga masa depannya. Cholsa meminta Kluay untuk tenang, dan sebaiknya
melihat isi kamera itu. Kluay tidak berani, dan Cholsa menawarkan diri untuk
melihatnya.
“WOAAHH!!!”
teriak Cholsa kaget hingga melompat mundur.
“Bagaimana?”
tanya Kluay, khawatir.
“Oh
my god,” ujar Cholsa.
Kaki
Kluay langsung lemas.
--
Sepertinya
isi kamera itu tersebar, karena beberapa suster melihat ponsel dan
menunjuk-nunjuk ke arah Pup yang sedang mengarahkan suster lain. Golf melihatnya,
dan Golf juga sedang memegang ponsel di tangannya.
Golf
menghampiri Pup, dan dia tahu kalau Pup pasti belum tahu yang terjadi. Tapi,
dia akan memberitahunya sekarang, karena cepat atau lambat Pup pasti akan tahu.
Dan
apa yang Golf perlihatkan adalah video Pup telanjang dada dan melakukan push up
di dalam kamar. Itu isi kamera yang tersebar. Semua medsos heboh membicarakan
tubuh hot suami Kluay, dan merasa iri.
--
P’Jub
merasa lega karena video yang bocor hanyalah rekaman dr. Pup dan tidak ada
Kluay. Jika ada video Kluay, pasti mereka akan terkena masalah besar. P’Jub
merasa kalau keberuntungan masih ada di pihak Kluay, tetapi dia juga penasaran
dengan orang yang berusaha menjatuhkan Kluay. Siapa orang itu?
--
Ploy
dengan menggunakan kacamata hitam dan topi lebar, pergi menemui tukang
reparasi. Dia marah-marah karena tukang itu menyebarkan video suami Kluay.
“Bukankah
kau yang menyuruhku mendapatkan hal bagus. Apa yang aku sebarkan adalah hal
paling bagus di kamera itu,” ujar si tukang.
“Tidak
mungkin. Bagaimana bisa hanya ada video telanjang seorang pria? Jangan mencoba
membodohiku.”
“Jika
kau tidak percaya, lihat saja sendiri.”
Dan
Ploy melihatnya. Pas sekali, Tawan menelponnya.
--
Ploy
menemui Tawan dan menjelaskan kalau bukan dia yang menyebarkan video itu. Tetapi,
si tukang reparasi. Dia melakukan itu hanya untuk memeriksa apakah pernikahan
Kluay adalah benar atau hanya untuk membodohi publik.
“Tapi
kau bilang padaku butuh kamera itu untuk melindungi diri mu sendiri.”
“Tawan,
jika aku bilang niatku yang sebenarnya, kalau aku ingin membongkar rahasia P’Kluay,
apa kau akan membiarkanku melakukannya?”
“Alasan
aku merasa marah adalah karena aku tidak ingin kau berada dalam masalah. Kau tahu
bahwa ada hukum yang melarang pemasangan kamera tersembunyi. Tapi kau terus
berkata kalau aku tidak memihak padamu. Aku selalu memperingatimu, karena aku
berada di pihakmu. Hal buruk yang kau buat, akan berbalik padamu suatu hari
nanti.”
“Jika
kau mengatakan itu hanya untuk menakutiku, tutup saja mulutmu.”
“Aku
tidak ingin menakutimu. Tapi, jika polisi bertindak, kita berdua akan berada
dalam masalah serius. Jangan lupa, di kamera itu tertinggal sidik jari kita.”
“Jangan
khawatir, Tawan. Polisi tidak akan pernah mencurigai kita.”
“Apa
maksudmu?”
Ploy
tidak mau menjawab, dan malah pergi.
--
Esok
hari,
Kluay
dan Pup melakukan konferensi pers. Mereka memberitahu kalau sudah melaporkan
kasus ini ke polisi. Para reporter, dan salah satu di antaranya adalah Tawan,
bertanya apakah mereka mempunyai seseornag yang di curigai yang menyebarkan
video itu?
“Aku
dan P’Pup masih belum tahu siapa yang melakukan hal ini.”
“Bagaimana
bisa pelaku meletakkan kamera tersembunyi di kamarmu?” tanya salah seorang
reporter. “Apa kau tidak biasa mengunci pintu?”
“Kami
menguncinya,” jawab P’Pup. “Kami selalu mengunci pintu kamar. Kami juga
penasaran bagaimana pelakunya bisa masuk ke dalam kamar kami.”
“Jika
kau menangkap pelakunya, apa yang akan kau lakukan?”
Dan
Ploy melihat wawancara itu dari dalam rumah. Dia merasa cemas, apalagi ternyata
kasus ini sudah sampai ke kepolisian.
--
Ploy
menemui Tawan lagi. Dia merasa khawatir jika polisi bisa melacak mereka. Bahkan
jika sidik jari mereka tidak di temukan di kamera itu, polisi masih bisa
menginterogasi si tukang reparasi. Ploy merasa sangat takut.
Dan
di saat seperti ini, dia mulai memasang wajah memelas dan meminta tolong Tawan
untuk mencarikan jalan keluar untuknya. Dia masih muda, dan punya masa depan
cerah, dia tidak ingin masuk dalam penjara. Tawan juga tidak tahu harus
melakukan apa sekarang.
Tawan
berpikir sesaat. Dan dia terpikirkan sesuatu dan meminta Ploy mengikutinya.
--
Kluay
dan Pup sudah selesai wawancara dan sedang bersantai. Tetapi, suasana santai
mereka harus hancur karena kedatangan Khun Napa. Khun Napa mengajak Kluay
bicara bedua. Dia sudah melihat berita itu.
“Kalau
begitu, ibu seharusnya tahu siapa pelakunya, kan?”
“Bagaimana
bisa aku tahu?”
“Orang
yang kau kirim padaku.”
“Maksudmu
Ploy?” kaget Khun Napa. “Tidak mungkin. Ploy menyanyangimu seperti saudara
kandung. Dan dia sangat peduli padamu, jadi tidak mungkin dia melakukan hal
itu. Yang bisa pasti si dokter mulut kasar itu. Lupakan soal pelakunya. Sebenarnya,
kita harus berterimakasih padanya.”
“Ibu,
kau pikir ini bagus untukku masih dalam headline berita?”
“Ya.
Kau bisa memanfaatkan hal ini dan meminta cerai dari si mulut kasar itu.”
“Tapi…
video itu sengaja di bocorkan oleh orang yang berniat jahat.”
“Jadi
kenapa? Kau okay untuk jalan dengan
pria yang semua orang tahu ukurannya? Itu memalukan, Kluay. Percaya pada ibu. Ini
kesempatan terbaik untuk meminta cerai darinya. Ibu akan meminta pada Jub untuk
mengadakan konferensi pers secepat mungkin.”
“Tapi,
kami baru menikah. Orang-orang pasti akan membicarakannya jika kami langsung
cerai.”
“Kluay.
Ibu tidak mengerti. Kau tidak mencintainya dan si mulut kasar itu juga tidak
mencintaimu. Bagaimana mungkin bagi dua orang yang tidak saling mencintai untuk
tinggal bersama dengan bahagia.”
“Aku
rasa itu bukan alasan yang tepat untuk meminta cerai,” tegas Kluay.
Khun
Napa berteriak marah dengan pemikiran Kluay tersebut. Usai bicara dengan Kluay,
Khun Napa pulang setelah sebelumnya marah pada Pup. Setelah Khun Napa pulang,
Pup bertanya apa yang Kluay dan Khun Napa bicarakan? Kluay tidak memberitahu
mengenai saran Khun Napa yang menyuruhnya bercerai dari Pup, dia hanya
memberitahu Pup kalau dia membicarakan masalah berita tadi dengan Khun Napa.
--
Ploy
merasa kesal di bawa Tawan ke sebuah café. Dia mengira kalau Tawan hendak
menyelesaikan masalahnya. Tawan memberitahu kalau Ploy harus melepas stress dan
melihat hidup orang lain juga. Masih banyak yang lebih sulit dari mereka. Ploy tidak
suka, dia hanya perlu cara agar polisi tidak melacak mereka.
Dan
Tawan membawa Ploy ke kuil. Hanya ini cara yang bisa di lakukannya. Ploy tambah
kesal, dia tidak percaya kalau berdoa bisa membuatnya terlepas dari masalah. Dia
terus mengomel.
“Sekarang
ini, kita tidak bisa melakuakn apapun selain menunggu. Mungkin, polisi gagal melacak si tukang
reparasi itu. Jika kita melakukan sesuatu sekarang, kita akan semakin di
curigai sebagai orang yang terlibat. Hal
yang bisa kita lakukan sekarang, hanya berdoa untuk si tukang reparasi agar
tidak tertangkap. Atau, kau punya cara yang lebih baik?”
Ploy
terdiam. Dia memikirkan perkatan Tawan. Apalagi Tawan bilang kalau dia biasanya
berdoa di kuil ini, dan permintaannya terkabul. Ploy bertanya apa yang Tawan
doakan? Dan Tawan menjawab kalau dia berdoa agar di pertemukan dengan orang
yang paling dia ingin lihat, dan akhirnya ketemu.
“Aku
juga berdoa agar kau di tolong,” ujar Tawan.
Dan
mereka mulai berdoa bersama.
“Ingatlah
ini. Tidak peduli apapun yang kau lakukan, aku akan selalu ada untukmu dan melalui
hal yang sama seperti yang kau lalui. Dan jika kau merasa stress, aku akan
merasa stress juga bersamamu. Jika kau dalam masalah, aku juga akan melalui
masalah yang sama denganmu. Dan jika
permintaamu tidak di kabulkan Tuhan, aku tidak akan meninggalkanmu.”
Ploy
tersenyum mendengar perkataan Tawan itu. Dan mulai berdoa dengan serius.
--
Malam
hari, Kluay merasa tidak tenang. Dia memikirkan perkataan Khun Napa yang
menyuruhnya bercerai dengan Pup karena mereka tidak saling mencintai. Kluay memutuskan
untuk bicara dengan Pup, tetapi dia mengurungkannya, dan beralasan kalau dia
hanya mau menggunakan kamar mandi.
Kluay
berpura-pura menggunakan kamar mandi, dan setelah itu keluar. Pup heran karena
Kluay cepat sekali. Kluay bersikap canggung.
“Khun,
bisa aku bertanya sesuatu? Bagaimana perasaanmu… tinggal di rumah ini?” tanya
Kluay.
“Aku
merasa bahagia.”
“Hmm?
Kau bisa merasa bahagia tinggal di rumah orang lain?”
“Aku
bisa. Aku tidak tahu kenapa, tapi tinggal di rumahmu dan tidur di kamar
mandimu, membuatku bahagia. Bagaimana denganmu? Apa kau bahagia aku ada di
sini?”
Kluay
tersenyum. “Tidak. Aku malah ingin kau segera keluar dari rumahku secepat mungking,
jadi aku bisa mendapatkan kamar mandiku lagi,” bohong Kluay.
Dan
Pup tahu kalau jawaban Kluay itu tidak serius. Kenapa? Karena dia ternyata
menguping pembicaraan Kluay dan Khun Napa. Saat Khun Napa menyuruh Kluay
bercerai darinya, dan Kluay menolak melakukan hal itu.
Mereka
saling tersenyum di tempat tidur masing-masing.
=Love At First Hate=
Tags:
Love At First Hate
😍😍😍😍
ReplyDeletePlisss kelarin sampe episot akhir...
ReplyDelete