Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 28 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Nuan
pergi ke rumah keluarga Sutharak lewat pintu belakang. Dia menekan bel pintu
terus menerus, dan Lert yang membukakannya. Begitu melihat Lert, Nuan langsung
memeluknya dengan kuat dan bahkan memanjat ke tubuh Lert. Bukan karna dia
merindukan Lert, lho. Tapi, dia menahan Lert agar tidak bisa pergi dan memberi
tanda pada Na untuk masuk ke dalam rumah.
Ya
bertanya apa maksud Krit adalah selama ini mereka telah salah mengira Pa
sebagai pelaku? Krit membenarkan, dan Na sekarang sedang menemui Khun Pa untuk
menanyakan apa dia pelakunya atau bukan.
“Khun
Pa bukanlah pelaku dari kasus P’Ya dan juga Khun Pipop,” lapor Na. “Di hari
kejadian P’Ya, Khun Pa ada di pesta amal dan ada bukti video clip yang membuktikan
kalau Khun Pa benar ada di pesta itu. Dan di hari kecelakaan Khun Pipop dan
Khun Jentham, Khun Pa sangat mabuk. Dan pembantu di rumahnya dapat memastikan
kalau Khun Pa ada di rumah sepanjang hari bersama mereka.”
“Kalau
seperti ini, itu artinya pelakunya masih berkeliaran,” simpul Krit.
Dan
karena itu, dia datang untuk menjemput Ya. Dia tidak bisa membiarkan kakaknya
berada di tempat berbahaya seperti ini. Ya menolak untuk pergi, dia tidak mau
lagi bersembunyi di belakang siapapun. Na berusaha membujuknya, tapi Ya tetap
berkeras.
“Kau
lah yang seharusnya tidak ada di sini,” terdengar suara Thi di belakang mereka.
“Keluar dari rumahku sekarang juga!” perintah Thi dan menarik tangan Na dengan
kasar.
Ya
menahannya dan meminta Thi untuk tenang. Tapi, Thi tidak mendengarkannya dan
menyeret Na untuk keluar dari rumah Sutharak. Na berusaha menjelaskan pada Thi
kalau dia hanya ingin membawa Ya keluar dari rumah ini karena Khun Pa bukanlah
orang yang mencelakai P’Ya dan juga membunuh Khun Pipop. Pembunuhnya masih ada
di dalam rumah Sutharak.
“Sudah
selesai kau bicara? Kenapa? Kau sangat ingin mendapatkan perhatianku?”
“Ya.
Aku mencari perhatianmu.”
“Lalu
kenapa tidak coba menggunakan metode lain? Hmm? Mungkin aku akan memberimu
perhatian! Seperti yang kau inginkan!” ujar Thi dan memperlakukan Na seolah Na
adalah wanita gampangan.
Na
jelas mendorong tubuh Thi menjauh darinya. Tapi, Thi tidak sadar dann masih
mengira kalau semua omongan Na adalah ngaco dan hanya untuk menarik
perhatiannya. Na masih meminta Thi untuk percaya kalau pelakunya masih ada di
dalam rumah Sutharak.
“Kau
masih punya muka untuk memintaku percaya padamu? Sekarang kau lagi bilang
kebenaran atau bohong, aku tidak tahu. Bagaimana kau bisa minta aku percaya
padamu? Kebenarannya adalah mungkin tidak ada pelaku di rumah ini sedari awal!
Tapi bahkan jika ada, itu bukan urusanmu! Siriya harus tinggal di rumah ini
sesuai dengan wasiat. Jika ada orang yang datang dan berusaha mengacaukan
wasiat ini lagi, aku akan menganggapnya ingin menjadi musuhku!” tegas Thi.
“Kalau
begitu, ayo jadi musuh. Kau ingin melindungi keluargamu. Dan untukku, aku juga
ingin melindungi keluargaku!”
“Baiklah!
Kau yang pilih sendiri!”
Dan
Da ternyata diam-diam melihat pertengkaran Na dan Thi tersebut.
Lert
akhirnya bisa melepaskan diri dari Nuan. Dan dia mulai mengomel kalau Thi
sampai tahu mengenai hal ini, dia pasti akan memecatnya. Dan lalu bagaimana?
Nuan langsung berteriak kalau dia minta maaf.
“P’Lert.
Aku kira kau dapat mengerti. Aku tahu kalau aku salah karena sudah berbohong
padamu. Tapi aku berbohong untuk orang yang ku sayangi. Kau tahu apa? Kau
berpikiran sempit seperti Khun Thi! Kau hanya memikirkan luka mu sendiri. Kau
tidak peduli kalau orang lain juga terluka.”
“Nuan!”
“Tidak
perlu mengusirku! Aku akan pergi sendiri,” dan Nuan berlalu pergi sambil
menangis.
Lert
berteriak memanggilnya, dia jadi bingung sendiri. Jadi, siapa yang salah?
--
Thi
masuk ke dalam rumah, dan Ya langsung menghampirinya. Dia langsung membahas
mengenai Na.
“Semakin
kau mengusir orang yang kau cintai, semakin kau terluka. Tapi, masalah antara
kau dan Na, itu bukanlah kesalahan. Itu hanya kesalah pahaman.”
“Kapan
kau akan berhenti bicara? Kau pikir kau siapa hingga bisa mengajariku? Berhenti
bicara omong kosong.”
Thi
langsung berjalan pergi dengan menyenggol Ya. Ya yang kakinya belum begitu
kuat, terjatuh ke arah sofa dan untungnya tidak terluka.
“Kalian
kakak beradik, mungkin penuh dengan tipuan. Mulai dari sekarang, jika tidak
penting, jangan bicara padaku. Aku tidak ingin melihat wajahmu!” tegas Thi.
--
Nuan,
Na dan Krit berkumpul. Nuan sudah mendengar mengenai Khun Pa, dan dia merasa
kalau apa yang mereka lakukan selama ini hanya buang-buang waktu. Krit
mengatakan kalau tidak membuang waktu, karena target kecurigaan mereka semakin
mengecil jika kita mengecualikan Khun Pa, Khun Thi dan Khun Pawinee.
“Kalau
begitu, hanya tinggal dua kakak beradik itu (Khun Nat dan Da),” simpul Nuan.
“Meskipun
kita tidak tinggal di rumah itu lagi, kita harus menyelidiki mengenai Khun Da
dan Khun Nat, untuk keamanan P’Ya dan KhaoSuay.”
--
Thi
menemui Khun Pawinee dan Khun Nat. Dia memberitahu hasil penyelidikan kalau
Khun Pa bukanlah orang yang menembak Khun Wiset. Tapi, Khun Pa masih harus menjalani hukuman
karena menembak Sina.
“Tapi
kasus ini, kita bisa menjaminnya dan juga melawan kasus ini.”
Khun
Pawinee benar-benar senang mendengarnya karena itu artinya Khun Pa akan bisa
segera bebas. Dia berterimakasih atas kerja keras Thi dan Khun Nat.
--
Thi
berada di kamarnya dan teringat kenangannya bersama dengan Sina ketika dia
menyamar menjadi Siriya.
Sementara
itu, Sina mengingat perkataan Thi padanya tadi.
Mereka
saling merindukan satu sama lain. Tapi, permasalahan yang telah terjadi,
membuat hati mereka bimbang.
--
Pagi-pagi,
Khun Pawinee sudah memasak di dapur. Dia menyiapkan makanan kesukaan Khun Pa
untuk menyambut kepulangan Khun Pa.
Khun
Pa akhirnya keluar penjara, dan dia langsung di sambut oleh semua anggota
keluarga Sutharak. Terutama Namneung dan Khun Pawinee yang menyambutnya dengan
suka cita.
Mereka
bicara di ruang tamu. Khun Pawinee senang karena Khun Pa telah bebas, tapi
mengenai penggelapan dana yang Khun Pa lakukan, dia masih tetap harus di hukum
berdasarkan peraturan yang ada. Khun Pa mengerti mengenai hal itu dan siap
menerima segala hukumannya.
“Hmmm…
aku harus menghapus jabatanmu. Tapi kau masih bisa mendapatkan uang sebagai
pemegang saham seperti sebelumnya.”
Dan
Pa menerima keputusan itu dengan hati lapang. Mumpung lagi membahas penggelapan
dana, Thi bertanya pada Khun Pa, apa masih ada orang lain yang terlibat? Pa
menjawab tidak ada, dia melakukannya sendiri.
“3
tahun lalu. Khun Wiset menipuku untuk mencari modal baginya untuk membuka
restoran di Australia. Tapi sebenarnya dia menggunakan uang itu untuk membuka
perusahaan mobil untuk menghindari pajak. Jadi aku harus mengambil 25 juta baht
dari dana dept PR.”
“Khun
Pa yakin itu hanya 25 juta? Karena dari bukti, tertulis kalau itu … 50 juta!”
“50
juta?! Tidak mungkin. Aku yakin kalau aku hanay mengambil 25 juta.”
“Atau
Khun Wiset mengambil 25 juta lagi,” pendapat Da.
“Tidak
mungkin. Khun Wiset pasti tidak mampu melakukan ini sendiri,” ujar Pa.
“Apa
maksud Khun Pa, ada orang lain yang membantu Khun Wiset untuk menggelapkan dana
perusahaan?” tanya Khun Nat memastikan.
Dan
Thi mulai memikirkan perkataan Na kalau masih ada pelaku di rumah Sutharak.
“Mungkin
memang ada orang lain di balik Khun Wiset. Tapi, kurasa itu bukan kita. Selama
ini, dua saudara kembar itu membuat kita saling mencurigai hingga kita sering
sekali salah paham. Tapi mulai dari sekarang, kita harus lebih mempercayai satu
sama lain dan membantu mencari tahu siapa orang yang sebenarnya menggelapkan
dana perusahaan,” saran Thi.
Dan
semua setuju dengan saran itu. Mereka tidak sadar kalau Krit diam-diam
menguping.
--
Krit
segera menemui Na dan menyampaikan yang di dengarnya. Kalau sepertinya ada
orang di balik Khun Wiset yang membantu melakukan penggelapan dana.
“Hah,
aku tahu. Aku akan menyelidiki Khun Prawdta. Dia harusnya tahu dengan baik
mengenai Khun Wiset. Atau mungkin dia adalah salah satu konspirator,” ujar Na.
--
Praw
menghalangi Chet yang hendak pergi keluar condo. Dia merasa takut jika Chet
pergi menemui Neung. Tapi, sifat posesif Praw itu membuat Chet sangat emosi
hingga mendorong Praw dengan kasar. Dia menegaskan kalau dia mengencani Neung
hanya untuk bersenang-senang. Praw tetap tidak terima karena Chet tidak setia
padanya.
“Tidak
setia hanya bisa di gunakan oleh mereka yang berpacaran. Kita bukan! Jangan
bersikap kalau kau adalah pemilikku!” tegas Chet.
Praw
malah memeluk Chet dan merengek kalau dia mencintai Chet. Chet risih, dia tidak
mungkin suka perempuan seperti Praw yang mau menukar tubuhnya demi uang. Dia
tidak mau perempuan seperti itu. Praw benar-benar marah dan menampar Chet.
Chet
tidak peduli. Praw semakin marah dan pada akhirnya Chet mengusir Praw dari
condo-nya. Dia tidak ingin melihat wajah Praw lagi. Praw menangis histeris dan
menyadari kalau Chet adalah bajin**n!
--
Krit
dan Ya pergi mengunjungi makam khun Pipop dan khun Jentham.
“Hari
ini mungkin kali terakhir aku akan merepotkanmu. Terimakasih karena sudah
membawaku ke sini meskipun kau sibuk.”
“Tidak
masalah. Biarkan aku membantumu untuk terakhir kalinya. Jika semua nya sudah
berakhir, tugasku juga berakhir.”
“Terimakasih
atas segalanya, Khun Krit. Aku dan KhaoSuay akan mencari cara untuk membalas
kebaikanmu.”
“Tidak
usah. Aku melakukan ini untukmu… karena aku juga ingin. Aku tidak pernah
berharap imbalan apapun.”
Ya
merasa tidak nyaman mendengarnya dan pamit untuk pergi ke kamar mandi dulu,
sementara Krit bisa menunggunya di mobil.
Khun
Nat ternyata datang juga ke makam dan mendengar Krit yang berjanji di depan
foto makam Khun Pipop dan Khun Jentham, bahwa dia akan melindungi Siriya bahkan
dengan hidupnya.
“Walaupun
jika pelakunya adalah Darika atau Khun Nattaya, aku akan mendapatkan buktinya.”
Dan
Khun Nat langsung menyindir Krit yang pasti menganggapnya sebagai orang yang
sangat jahat hingga bisa membunuh orang. Krit dengan jujur memberitahu kalau
Khun Nat adalah salah satu terduga pelaku. Khun Nat jelas kecewa mendengarnya
dan mengingatkan Krit kalau dia adalah orang di keluarga Sutharak yang selalu
memberi kesempatan pada Krit, tapi Krit malah mau mengkhianatinya.
“Jangan
lupa kalau masa depanmu sebagai pengacara keluarga Sutharak, ada di tanganku!”
“Aku
tidak akan pernah lupa. Tapi itu tidak penting bagiku untuk menjadi pengacara
keluarga Sutharak. Aku ingin bekerja di tempat aku merasa bahagia.”
“Jadi
ini jawabanmu?”
“Ya.
Aku menolak tawaranmu. Dan aku menyatakan akan ada di sisi Khun Siriya. tidak
peduli apa yang akan terjadi nantinya!”
Siriya
ternyata kembali dan mendengar pembicaraan Krit dan Khun Nat.
“Kau
masih tidak sadar?! Cintamu pada Siriya tidak akan pernah tercapai.”
“Cintaku,
aku berikan tanpa berharap apapun. Melihat kebahagiaan orang yang ku cintai,
telah membuatku bahagia,” tegas Krit dan meninggalkan Khun Nat.
Di
tinggal sendiri, Khun Nat mulai berbicara dengan foto Khun Pipop.
“Kau
sudah puas dengan ini semua, Khun Pipop? Hari ini, aku di tinggal sendiri lagi.
Bahkan orang yang sangat ku percayai, dia juga memilih wanita itu. khun Pipop!
Dapatkah kau membantuku untuk mengakhiri ini semua? Aku sangat lelah. Aku tidak
ingin terluka lagi!”
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy
Trimakasihh....
ReplyDelete