Khun
Chai Puttipat (2013) Episode 2 - Part 2
Network
: Channel 3
Dengan sikap tidak senang, Nun mengantar Keaw ke kamar
belakang dan menunjukan dimana kamar mandi nya juga. Dan Keaw pun mengiyakan,
lalu dia masuk ke dalam kamar untuk meletakan tas yang dibawanya. Setelah itu
Keaw menanyakan kepada Nun tentang perempuan lain, apa mereka juga akan
mengikuti kontes dan tinggal disini.
Nun tertawa dan menjawab bahwa ketiga wanita itu adalah putri
bangsawan. Satu wanita lagi adalah putri dari pejabat pemerintah. Orang tua
mereka akan datang ke sini dan menjemput mereka selesai pelatihan berakhir.
“Tidak seorang pun yang hidup menyedihkan seperti kamu,” kata Nun dengan sinis.
“Mengapa putri terhormat seperti itu
masuk ke dalam kontes ini?” tanya Keaw dengan heran.
“Ow... setiap orang ingin menambahkan
harga untuk diri mereka sendiri. Kamu juga,” jawab Nun dengan keras. Dan dengan
tidak mengerti, Keaw langsung mengatakan bahwa dia ke sini adalah karena dia
membutuhkan duit untuk menyelamatkan Ayahnya.
Nun tertawa dan menanyakan apa Ayah Keaw
sakit, “Kasihan nya!! Hey!! Jika Ayah mu benar- benar sakit, biar ku berikan
kamu sebuah saran. Kamu harus menemukan seorang pria kaya. Maka kamu akan
mendapatkan rumah, mobil, biaya rumah sakit dan biaya pendidikan.”
“Aku bukan wanita seperti itu. Aku
datang kesini karena keluarga ku sedang dalam situasi buruk,” balas Keaw dengan
tegas. Saat dia mengerti maksud Nun yang bermakna seperti ‘menjual diri’.
Nun mengejek Keaw yang memang masih
polos dan murni. Dia mengatakan bahwa Keaw sedang berpura- pura tidak tahu
seperti apa Industri Kecantikan ini. Dan Ingorn yang telah berdiri dibelakang
Nun sedari tadi, ketika dia mendengar Nun mengatakan itu, dia langsung
menghardik Nun agar berhenti berbicara dan pergi dari sini. Jadi Nun pun pergi.
Sesudah itu, Ingorn masuk ke dalam kamar
dan mendekati Keaw. Dengan sikap perhatian, dia memberikan baskom mandi serta
handuk untuk Keaw. Setelah itu dia memegang kedua tangan Keaw, dan menjelaskan
bahwa putrinya Nun memang memiliki sikap yang buruk, jadi dia harap Keaw mau
memaklumin Nun.
“Jangan takut. Keaw, percayai aku. Aku
jamin bahwa kamu akan menjadi Miss kecantikan Thailand. Tunggu dan lihatlah,
hidupmu akan berubah. Selamat tinggal pada hidup miskin mu. Aku akan membukan
kan pintu hidup yang baru untukmu. Aku janji,” kata Keaw dengan lembut.
Dan Keaw menganggukan kepalanya serta
menjawab iya. Dia tersenyum mempercayai Ingorn.
Keesokan harinya. Keaw bersama wanita
lainnya, mereka dilatih berjalan dengan benar oleh Ingorn. Namun karena tidak
terbiasa memakai sepatu hak tinggi, Keaw pun menjadi sedikit kesusahan dalam berjalan.
Tapi secara perlahan, walaupun sulit, Keaw bisa berjalan dengan baik.
Namun sialnya, saat Keaw hampir saja
berhasil berjalan berputar dengan benar memakai sepatu hak tinggi, tanpa
sengaja dia malah terjatuh, dan membuat kakinya terkilir. Dan mengetahui itu,
Ingorn langsung menjadi cemas, karena itu tidak boleh.
Mali lalu dengan segera pergi ke
belakang untuk mengambilkan balsem. Dan Ingorn langsung menyuruh agar Keaw
duduk dulu di sofa, tapi Keaw menolak dan mengatakan bahwa dia baik- baik saja.
“Jangan keras kepala!” teriak Ingorn
dengan keras memarahi Keaw. Dan itu membuat Keaw menjadi sedikit terkejut, lalu
menyadari itu, Ingorn kembali melembutkan suaranya, dia meminta agar Keaw
jangan keras kepala dan istirahat saja dulu.
Mali yang telah kembali dari mengambil
balsem, dia membantu Ingorn dalam mengangkat Keaw untuk berdiri. Lalu setelah
itu, Ingorn memerintahkan agar Mali pergi keluar dan memijat kaki Keaw. Dan
Mali pun mengiyakan serta membantu Keaw untuk keluar.
Dengan cemas, Ingorn pun menjadi mudah
emosi. Dia memarahi wanita lain untuk melanjutkan praktek nya.
Nun yang baru bangun, dia masuk ke dapur
sambil berteriak memanggil Mali. Lalu saat dia membuka kulkas dan melihat bahwa
tidak ada makanan disana, barulah dia tersadar akan keberadaan Keaw yang juga
berada di sana.
Dengan nada menghina, Nun menanyakan apa
kini Mali telah menjadi pelayan untuk Keaw. Kemudian saat Mali hanya diam saja,
Nun kembali mengatakan kata- kata hinaan untuk Keaw. Dia mengatakan bahwa Keaw
masih belum mendapatkan juara pertama, tapi malah sudah bertingkah seperti bos.
Keaw ingin menjelaskan, tapi Nun tidak
mau mendengarkan. Nun menyuruh Mali untuk segera membuatkan nya sarapan dan
membawa itu ke kamarnya. Dan Mali pun mengiyakan. Setelah itu dengan angkuh,
Nun berjalan keluar dari dalam dapur. Lalu Mali pun meninggalkan Keaw, karena
dia harus segera memenuhi permintaan Nun dulu.
“Khun Kri?” guman Keaw dengan bingung.
Karena tadi Nun ada sempat menyebutkan seseorang bernama Kri yang sedang tidak
mood, jadi Mali harus segera membuatkan sarapan untuknya juga.
Keaw lalu berdiri dan membuka kulkas
untuk mengambil es batu. Dan tepat disaat itu, seorang Pria tiba- tiba saja
muncul dihadapan nya, sehingga Keaw merasa terkejut dan mundur selangkah.
Pria itu tampak genit dan berbahaya, dia
memakai baju kemeja yang tidak dikancing dan dia berjalan ke arah Keaw. Lalu
karena itu, Keaw pun terus berjalan mundur. Kemudian Keaw memberanikan dirinya,
dan bertanya siapa.
Ternyata pria itu adalah anak dari
Ingorn, namanya Kriruek. Dia terus berjalan mendekati Keaw hingga Keaw terpojok
disudut ruangan, tanpa bisa melakukan apapun. Lalu dengan sikap berpura- pura
baik, dia menawarkan diri untuk mengompres kaki Keaw.
Keaw merasa panik serta ketakutan,
dengan segera dia berjalan menjauh dan mengatakan bahwa dia baik- baik saja,
lalu dia pergi. Dan Kriruek berdiri serta menatap Keaw yang telah pergi dengan
tatapan nafsu.
Dihalaman. Dengan hanya memakai kan
handuk, setiap wanita duduk dan membiarkan Ingorn serta Mali untuk membantu
mereka memakai kan scrub. Dijelaskan bahwa scrub itu bisa membuat kulit mati
terangkat dan sirkulasi darah lancar, sehingga kulit mereka akan tetap indah.
Mali yang membantu Keaw memakai scrub,
dia memuji kulit Keaw yang memang sudah indah. Sehingga dia sulit mempercayai
bahwa Keaw berasal dari keluarga kurang mampu.
Dilantai atas rumah. Krit mengintip para
wanita yang sedang dipakaikan scrub itu. Terutama, dia tampak sangat fokus
melihat ke arah Keaw.
Malam hari. Didalam kamar. Keaw
menuliskan surat untuk Ayahnya, dia menuliskan bahwa dia baik- baik saja, jadi
Ayah tidak perlu khawatir. Dia meminta Ayahnya untuk beristirahat, makan, serta
minuman obat dengan teratur, sehingga Ayah bisa tetap sehat untuk di operasi.
Setelah selesai. Keaw pun pergi menuju
ke kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk dan membawa baskom, karena dia
ingin mandi. Tapi saat dia membuka pintu kamar mandi, dia malah bertemu dengan
Krit. Dan dengan rasa terkejut, Keaw pun segera meminta maaf serta ingin segera
kembali ke kamar.
Tapi Krit mengejar Keaw dan menahan
tangan Keaw. Lalu dengan panik, Keaw pun menanyakan apa yang sedang Krit coba
lakukan padanya.
“Aku khawatir padamu,” kata Krit sambil
melepaskan satu handuk yang Keaw pakai di bahunya. Lalu dia memuji kulit Keaw
yang indah.
Dengan segera, Keaw berlari ke arah
kamar. Tapi Krit mengejar dan menghadangnya lagi. “Kemana kamu mau pergi?” kata
nya sambil berjalan perlahan ke arah Keaw. Dan karena itu, maka Keaw pun terus
berjalan mundur.
“Aku ingin menjadi teman mu,” kata Krit
menangkap Keaw. Dan dengan takut, Keaw pun berteriak agar Krit melepaskannya.
“Ketika kamu menjadi selir dari seorang
pria tua. Kamu akan mengalami pengalaman pertama. Mengerti?” kata Krit sambil
mencium bahu Keaw, melecehkannya. Dan dengan ketakutan, Keaw pun terus
berteriak.
Lalu setelah berhasil melepaskan diri,
Keaw pun memukul Krit dengan baskom dan berlari masuk ke dalam kamar, lalu
menguncinya. Dengan pelan, Krit mengendor pintu kamar Keaw dan memanggil Keaw
sambil melihat ke sekeliling. Namun tentu saja, Keaw tidak mau membuka kannya.
Mali yang melihat kejadian itu dari
jauh. Dia menggelengkan kepalanya, karena merasa kasihan kepada Keaw
sepertinya.
Dirumah sakit. Yodsawin dan Chai Pat
sedang sibuk memasangkan pita putih di bunga. Dan Marathee datang menyapa
mereka. Lalu Yodsawin pun meminta agar Marathee membantu mereka, tapi Marathee
malah mengabaikan nya.
“P’Chai Pat, mengapa kamu menyiakan
waktu mu untuk melakukan ini? Kita akan menjual bunga- bunga ini untuk membeli
beberapa perlengkapan medis. Tapi sejak P’Chai Pat kaya, maka kamu hanya perlu
menggunakan uang mu saja,” kata Marathee dengan lembut.
“Aku tidak kaya. Aku dokter. Kita digaji
untuk melayani pasien. Aku tidak punya pekerjaan sampingan. Jadi kamu harusnya
tidak mengatakan begitu,” balas Chai Pat dengan sikap biasa.
Marathee mengungkit tentang kekayaan
keluarga Chai Pat. Dan Chai Pat pun membalas bahwa yang kaya itu adalah Nenek
nya bukan dia. Dia dan saudaranya hanyalah karyawan biasa yang di gaji.
“Aku tidak akan berdebat denganmu.
Karena aku tidak pernah menang,” kata Marathee dengan sikap manis. Lalu dia membagikan
manisan buah imitasi yang dibawa nya kepada setiap orang yang berada disana.
Marathee menjelaskan kepada Chai Pat
bahwa semua itu adalah dia sendiri yang membuatnya, jadi dia berharap Chai Pat
memakannya. Dan Chai Pat pun memakannya, lalu dia menjelaskan bahwa rasanya
sama percis dengan yang dibuat oleh Kate. Mendengar itu, Yodsawin pun tertawa
pelan.
Marathee lalu memberikan buah itu untuk
dicoba oleh Yodsawin, dan setelah memakannya Yodsawin berkomentar bahwa resep
buah ini terasa sama dengan pemiliknya.
“Cantik, ceria, dan terlihat enak kan?” tanya
Marathee kepada sambil memandang Chai Pat. Dia memuji dirinya sendiri.
“Penampilannya cantik, tapi di dalam nya
adalah kacang hijau,” kata Yodsawin. Dan mendengar itu, Marathee langsung
bertanya apa dengan pandangan tajam kepada Yodsawin.
“Enak, kan?” sela Chai Pat, membantu
Yodsawin yang bingung harus menjawab apa. Lalu setelah itu, Chai Pat pamit
pergi, karena dia telah ada janji dengan Chai Pee.
Dengan penasaran, Marathee menanyakan
janji apa. Dan Chai Pat membalas bahwa itu janji yang sangat penting, jika dia
tidak pergi, maka Chai Pee akan marah padanya. Lalu setelah itu, Chai Pat
langsung pergi sambil membawa beberapa bunga, karena keluarganya suka membuat
hiasan seperti ini.
“P’Chai Pat!” teriak Marathee. Namun
saat dia menyadari bahwa banyak orang disekitarnya, dia langsung tersenyum
dengan manis. “P’Chai Pat selalu seperti ini. Aku sudah terbiasa. Tapi apa yang
bisa dilakukan? Lagian kami akan menikah. Seorang wanita harus menerima semua
kebiasaan dari pria yang ingin dinikahinya,” jelas Marathee kepada semua orang.
Dengan sedikit ketakutan, Keaw melihat
ke sekeliling dulu baru masuk ke dalam ruang tamu. Kemudian melihat kedatangan
Keaw yang tampak memiliki kantong mata, maka Ingorn pun bertanya. Dan Keaw
menjawab bahwa dia hanya kurang tidur saja semalam.
Lalu Ingorn membawa Keaw untuk duduk dan
di dandanin. Dan tepat disaat itu, Nun datang. Dia turun dari atas sambil
membawakan sepatu Keaw.
“Hey. Kamu bertingkah seperti Madame ya.
Aku bukan pelayan yang membawakan sepatu mu,” kata Nun dengan kasar, lalu
melemparkan sepatu Keaw ke lantai.
Dengan segera, Keaw langsung duduk
bersimpuh dilantai dan meminta maaf. Dan Nun mengambil kesempatan dalam situasi
itu untuk dapat di dandanin duluan. Ingorn yang melihat itu hanya membiarkan
nya saja.
Wanita yang mendadanin Keaw. Dia memuji
Keaw yang tampak sangat cantik seperti apa yang Ingorn katakan, dengan begini
General pasti akan memperhatikan Keaw. Mendengar itu, Keaw tidak paham dan
hanya diam. Sementara Mali, dia tampak terkejut, dengan segera dia mendekati si
Wanita dan menyuruhnya untuk tidak banyak bicara.
Madame Sara menyuruh para pelayan, bila
mereka telah selesai mempersiapkan tempat tidur, mereka harus menaruh bunga di
kamar. Karena dia ingin kamar ini wangi seperti mawar.
Lalu Madame Sara menjelaskan kepada para
pelayan bahwa setelah seorang Miss kecantikan Thailand terpilih, maka para
pelayan akan mendapatkan Madame yang baru.
“Wanitaku yang cantik, pintar, dan baik.
Mengapa kamu belum berganti pakaian?” tanya General Pinit yang telah berpakaian
setelan jas rapi.
“Aku akan melakukannya, setelah mengurus
Paradise milikmu. Kamu akan membawa seorang wanita baru yang mendapatkan
mahkota ke Paradise ini. Aku takut bahwa malam penting mu akan berantakan, jika
Paradise mu tidak bagus,” jawab Madame Sara.
General Pinit mengucapkan kata cinta dan
memeluk Madame Sara yang sangat mengerti dirinya. Dan Madame Sara meminta
sebuah cincin berlian sebagai imbalannya, dan General Pinit tertawa dengan
keras.
“Seorang wanita yang mendapatkan
mahkota, cocok dengan mahkota berlian seperti kita,” gumam General Pinit sambil
tersenyum sendiri, saat Madame Sara telah pergi.
Seorang wanita berbaju biru datang
menemui Ingorn, dia menanyakan dimana anak yang digosipkan sangat cantik itu.
Dan dengan bangga Ingorn mengatakan bahwa dia yakin, kalau anak yang dibawanya
itu akan mendapatkan juara pertama, jika tidak mana berani dia mengirimkannya
kepada General.
“Jika dia tidak cantik, kamu kan terkena
masalah,” kata si Wanita biru.
Dan Ingorn tertawa,” Aku pikir General
akan memberikan ku bonus.”
Keaw yang telah selesai di dandanin
berjalan menurunin tangga. Dan melihat betapa cantiknya dia, si Wanita biru langsung
terpana. Dia berjalan dan memperhatikan Keaw dari dekat. Lalu dia mendekati
Ingorn dan mengatakan bahwa dia akan memberitahukan ini kepada General dulu.
“General mungkin akan memberikan kita
bonus,” kata si Wanita biru dengan senang. Lalu dia menggunakan telpon menghubungin General.
Tags:
Khun Chai Puttipat