Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 31 - END – 1


Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 31 - END – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Thi dan Na mulai melakukan sparring latihan bela diri. Dan tentu saja, Na bisa menghadapi Thi dengan seimbang walaupun dia wanita. Hal itu membuat Thi sedikit kewalahan. Mereka berkeahi sambil saling menyindir. Na menyindir Thi mengikutinya. Thi langsung membantah hal tersebut dan malah membahas Na yang telah menipunya.
“Bagaimana bisa aku menyukai wanita yang hanya ku ketahui namanya tapi tidak tahu apapun mengenai dirinya sebenarnya?”
Perkataan Thi membuat Na sedikit sedih.
“Hari ini, aku juga tidak tahu siapa kau sebenarnya. Bisa kau beritahu aku siapa kau? Petinju? Petarung? Pelatih fitnes? Atau istri dari pelatih fitness? Yang mana? Apa ada tebakanku yang benar? Huh?” sindir Thi.
“Meskipun aku menyamar sebagai P’Ya. Tapi aku tetaplah aku. Aku Sina! Jika kau ingin tidak tahu siapa aku, maka jangan terganggu ataupun tertarik padaku! Jalan mana yang kau gunakan untuk datang, gunakan jalan itu untuk kembali! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi.”
“Ingat! Aku juga tidak ingin melihat wajahmu lagi!”
“Ya, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan tinggal lama di sini. Kita tidak akan bertemu lagi.”
“Kenapa? Kau mau kabur dariku dan pergi ke tempat lain? Ke Amerika?”
“Darimana kau tahu?”
“Tidak penting darimana aku tahu. Tapi saat kau pergi, aku akan tinggal menghintung hari!”
“Seminggu lagi! kau dapat menghitung hari untuk merayakannya! Aku pasti akan pergi,”  tegas Na dan keluar dari ruang latihan.
Wajah Thi nampak sedih mengetahui Na akan benar-benar pergi.
--
Malam hari,
Da menemui Thi, dia memberikan surat pengunduran dirinya dan akan keluar dari keluarga Sutharak. Dia merasa bersalah atas semua yang terjadi, dia sadar kalau dia salah dan tidak ada  yang menyalahkannya. Thi berusaha membujuk Da untuk tetap tinggal, tapi Da sudah bulat dengan keputusannya. Dia harus bertanggung jawab juga.
“Nong Da. Jika suatu hari kau membutuhkan kami, Sutharak akan selalu menyambutmu,” ujar Thi.
“Terimakasih, P’Thi. Karena sudah menjadi kakak yang baik untukku selama ini. Dan aku juga minta maaf atas semua yang terjadi. Aku harap kalau kau tidak akan marah padaku lagi.”
“Aku tidak pernah marah padamu.”
Dan usai berpamitan, Da pergi dari rumah Sutharak.
--
Esok hari,
Nuan mengajak Lert bertemu. Lert sudah pede kalau Nuan mengajaknya bertemu karena ingin merayunya agar berbaikan. Eh, si Nuan langsung menjawab kalau Lert lah yang seharusnya merayunya agar bisa memaafkan Lert.
“Ohh, kalau kita berbaikan, ya,” ujar Lert sambil menjulurkan jari kelingkingnya.
“Okay! Setuju!” sambut Nuat dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari Lert.
Mereka berbaikan. Dan si Lert langsung berteriak karena mereka mudah sekali berbaikan. Nuan membalas kalau dia hanya tidak suka hubungan yang membingungkan. Lagipula, mereka punya hal penting yang harus di kerjakan.  Dan tugas apa itu?
--
Malam hari,
Nuan membawa Na ke diskotik dan membuat Na sampai mabuk. Na meluapkan perasaannya kalau dia tidak baik-baik saja. Setelah Na sedikit mabuk, Nuan meminta izin untuk ke kamar mandi sebentar. Setelah Nuan pergi, Na langsung berbaring di sofa.
Lert ternyata juga membawa Thi. Dia sudah memesankan meja untuk Thi dan menyuruh Thi untuk minum sampai mabuk sepuasnya dan lupakan semua masalah yang memberatkan. Thi setuju dan berterimakasih atas perhatian Lert padanya.

Thi ternyata di pesankan kursi tepat di belakang kursi duduk Na. Dan saat Na mengangkat telepon, Thi langsung merasa tidak asing dengan suara itu. Pas dia noleh ke belakang, dia nggak lihat ada Na karena Na tertutup sofa (posisi Na berbaring), dan hal itu membuat Thi kebingungan sendiri.
Eh, ada seorang pria yang melihat Na tiduran di sofa, langsung mendekati Na. Dia menanyakan nama Na. Dan begitu mendengar nama Sina, Thi langsung beranjak dan mengusir pria itu pergi. Thi dengan tenang duduk di samping Na. Na ikut kaget dan menyindir Thi yang terus mengikutinya. Mereka jadi berdebat lagi, tidak mau saling bertemu.
Sina memilih pergi tapi Thi menghalanginya. Dia mengajak Na untuk minum bersama sebagai salam perpisahan untuk Na sebelum ke Amerika. Na setuju dan menganggap hal itu sebagai tantangan dari Thi.

Mereka pun mulai adu minum alkohol. Setelah itu, mereka mulai bermain batu-gunting-kertas, dimana yang kalah harus melepas satu persatu barang di tubuhnya. Mereka terus bermain dan mulai melepas kalung, sepatu, dan sebagainya (tapi nggak sampai telanjang kok).
Nuan dan Lert melihat dari jauh. Mereka mulai membahas tahapan kalau Sina sudah mabuk, dan begitu juga dengan Thi.
Kalau Sina sudah mulai mabuk :
Pertama, Sina akan mengeluarkan semua perasaannya. (Sina marah pada Thi karena Thi tidak mengerti dan marah padanya).
Kedua, Sina akan mulau menangis. (Sina menangis karena Thi marah dan itu sangat menyakitkan baginya. Jadi, dia harus bagaimana?)
Ketiga, Sina akan mulai bersikap manja. (Sina duduk di pangukan Thi dan memanggil Thi dengan panggilan oppa).
Kalau Thi sudah mulai mabuk :
Pertama, dia akan terus tertawa walaupun tidak ada yang lucu (Sina melihat Thi terus tertawa dan merasa heran).
Kedua, Thi akan mulai membuka celana dan hendak pipis (Sina panik karena Thi mau pipis ke sofa, dia langsung mendorong Thi dan menyuruhnya ke kamar mandi).
Ketiga, Thi akan mulai mencium apapun (Thi mau mencium Sina, tapi Na tidak mau, jadi dia mencium sofa, gelas, sepatu dan segala yang bisa di cium).
 Tidak berapa lama, akhirnya Thi dan Na tertidur di sofa. Tidak sadarkan diri karena mabuk. Dan karena itu, Nuan serta Lert menjalankan rencana selanjutnya.
Mereka membawa Na dan Thi ke kamar dan menidurkan mereka bersama.
“Hey, Nuan! Aku pernah melihat rencana seperti ini di lakorn. Tapi aku tidak tahu apakah hal ini akan sukses atau tidak!”
“Hey! Percaya saja padaku! Tidak peduli apakah akan terjadi sesuatu atau tidak, Khun Thi adalah pria sejati. Jadi ketika dia bangun dan melihat hal ini, dia pasti akan bertanggung jawab terhadap Na,’ jelas Nuan. “Sekarang Khun Thi akan berhenti bersikap keras kepala dan akan menghentikan Na pergi ke Amerika. Ah! Sadthu! Semoga rencana kami berhasil!”
Setelah itu, mereka meninggalkan Na dan Lert di dalam kamar.

Na dan Lert tidur dengan saling menimpa kaki satu sama lain, berputar sana-sini dan berpelukan. Mereka saling bertatapan sesaat dalam keadaan masih setengah sadar.
“Sina, aku mencintaimu.”
“Aku juga mecintaimu, Khun Thi.”
Mereka saling kiss.
Esok hari,
Entah apa yang terjadi, karena esok paginya, mereka terbangun dalam keadaan tanpa busana dan hanya di tutupi selimut. Begitu keduanya terbangung dan sadar dengan yang terjadi, mereka tentu langsung menjerit kaget.

Na langsung menarik selimut dan menutupi tubuhnya. Sementara Thi menggunakan seprai untuk menutup tubuhnya. Mereka tidak ingat yang terjadi kemarin malam. Tetapi, walaupun begitu, Thi berkata akan bertanggung jawab. Dia akan menikahi Sina. Tapi, Sina menolak, dia tidak perlu tanggung jawab dari Thi. Mereka sama-sama mabuk. Dan dia tidak ingin mereka menikah hanya karena hal ini. Thi sedikit terkejut dengan keputusan Sina.
Mereka akhirnya memakai baju masing-masing kembali.
“Kamu benar-benar ingin seperti ini?” tanya Thi memastikan sebelum Sina pergi.
“Ya.”
“Kau yakin?”
“Ya. Kemarin malam hanya sikap impulsif kita berdua yang merasa nyaman satu sama lain. Itu bukan cinta. Bagaimana bisa kau mencintai wanita yang hanya kau ketahui namanya tapi tidak tahu dirinya sebenarnya? Bukankah begitu? Aku akan meminta satu hal, permasalahan kita berakhir sampai di sini. Setelah aku keluar dari kamar ini, aku akan melupakanmu. Dan kau akan melupakanku. Kita kembali seperti sebelumnya, saat kita belum mengenal satu sama lain. Kita tidak akan punya hubungan apapun lagi. Bisakah kau melakukannya?”
“Ya. Jika itu yang kau inginkan, akan ku lakukan.”
Dan Na keluar dari kamar itu. Dengan begitu, hubungan mereka berakhir.

Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.


Post a Comment

Previous Post Next Post