Network : GMM One
Pang
meminta agar Wave berhenti, dan jika Wave marah padanya, maka seharusnya Wave
melampiaskan itu pada dirinya saja, jangan pada yang lain juga.
“Kamu
pikir, kamu sepenting itu?” tanya Wave sambil mendengus.
“Kenapa
kamu melakukan ini?” tanya Pang.
“Kalau
mau tahu, hentikan aku,” balas Wave sambil berjalan dengan tenang di lorong
sekolah yang sangat sepi. Kemudian dia memutuskan sambungan telpon dengan Pang.
Punn
akhirnya berhasil menemukan lokasi Wave berada melalui sinyal hape Wave,
menurut nya Wave sedang berjalan menuju kantin. Dan mendengar itu, Mon yang
terdekat langsung berlari ke sana. Tapi sesampainya dia disana, dia tidak
menemukan Wave.
“Tak
apa. Kita ketemu di situ,” jelas Pang. Tapi tiba- tiba sinyal ponsel mereka
berdua terputus, sehingga mereka tidak bisa saling berbicara.
“Halo.
Pang?” tanya Mon yang juga sama.
Punn
memberitahu Pang untuk datang ke tempatnya, karena sinyal hape Wave sudah
menghilang, dan juga dia sudah hampir selesai meretas. Jadi mereka bisa
mengetahui lokasi pastinya, dan untuk kantin biarkan Mon yang mengurusnya. Dan
Pang pun setuju.
Mon
masih sibuk memanggil Pang melalui hape, dan tiba- tiba disaat itu Wave datang.
Wave menjelaskan bahwa dia sengaja memisah kan Mon dari yang lainnya, jadi dia
bisa menjatuhkan Mon. Dan dengan penuh percaya diri, Mon mengatakan bahwa itu
ide yang buruk, karena orang lemah sepert Wave tidak akan menang melawannya.
“Kamu
pikir, aku mau melawan mu?” kata Wave sambil menekan sesuatu di hapenya. Lalu
semua anggota klub Mon dulu datang berkumpul mengelilingin Mon.
Diruangan
guru. Bu Ladda memarahi tiga orang murid yang berhasil di tangkapnya, dan dia
meminta penjelasan mereka. Lalu karena takut, maka seorang murid menunjukan
hape nya kepada Bu Ladda.
“Katakan
atau orang tua kalian akan kena masalah!!” teriak Bu Ladda dengan marah serta
cemas, ketika melihat hitungan mundur pada aplikasi itu.
Mon
masuk ke dalam kelas menemui Punn serta Pang. Dia bersikap sedikit aneh, dan karena
itu maka Punn serta Pang pun menanyakan apa Mon baik- baik saja. Tapi tanpa
menjawab, Mon meminta maaf kepada Punn, lalu dia memukuli Punn hingga pingsan.
Wave
yang memperhatikan kejadian tersebut dari CCTV. Dia tersenyum puas.
Pang
segera mengambil laptop Punn yang masih memproses data dimana Wave berada. Dan melihat
itu, Mon meminta agar Pang memberikan itu pada nya dan berhenti meretas.
“Mon,
kenapa kamu melakukan ini?” tanya Pang dengan heran.
“Kumohon,
Pang. Berhenti meretas,” pinta Mon.
Dikantin.
Wave mengancam Mon, dia tahu bahwa penyebab anggota klub Mon menggila adalah
karena keringat Mon. Dan Wave menjadikan itu sebagai tebakan pada aplikasi nya.
“Kalau
ini terungkap. Kita lihat saja apa mereka masih menganggap mu sebagai teman. Kalau
tombol ini ku pencet…” ancam Wave.
“Apa
mau mu?” tanya Mon langsung karena takut. Dan Wave tersenyum.
Mon
meminta agar Pang memberikan laptop itu padanya, karena dia tidak ingin melukai
Pang untuk mendapatkan nya. Lalu Pang pun membalas, dia mengatakan agar Mon
tenang, karena saat ini Wave hanya sedang memanipulasi Mon saja. Tapi Mon tidak
punya pilihan.
Tepat
sebelum Mon menyerang Pang, dari belakang Punn yang tadi nya pingsan terbangun
dan langsung menyerang Mon. “Kamu tahu apa yang bisa Punn lakukan,” kata Punn
jahat. Lalu dia dan Mon saling bertarung. Dan Mon menang.
Mon
berjalan perlahan mendekati Pang untuk mengambil laptop di tangan Pang, tapi
tiba- tiba saja semua lampu dan aliran listrik mati. Ternyata orang yang
melakukan itu adalah Guru Pom. Dan tiba- tiba saja, karena hal itu, maka Mon
pun merasa sangat lega.
“Maafkan
aku, Pang. Sungguh,” kata Mon sambil berlutut dan menangis.
“Tidak
apa, Mon. Listriknya mati. Jadi Wave tidak bisa menyakiti kita lagi,” balas
Pang dengan lembut sambil menyentuh bahu Mon untuk menenangkan nya.
Karena
listrik mati, maka semua jaringan seperti Wi-fi pun terputus. Tapi tampaknya,
Wave sama sekali tidak kehabisan akal. Dia mengeluarkan sesuatu yang
disembunyikan nya.
Tags:
The Gifted