Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 10 - 1
Images by : Mango TV
Luo Xi dan Qin Shang dalam perjalanan menuju
rumah orang tua Le Xue. Dalam perjalanan, Luo Xi memberitahu Qin Shang kalau
sebenarnya ketika kecil dia juga tinggal di daerah itu, Kota Yao. Lalu, dia
pindah ke kota Yue dan kuliah di sana, dan bertemu Xue di universitas. Tidak lama,
dia tahu kalau ternyata Xue tinggal di kota ini sehingga mereka menjadi sangat
akrab.
Tidak lama, mereka tiba di sekitar kawasan
rumah Xue. Luo Xi juga tidak tahu tepat dimana rumah orang tua Xue, dia hanya
tahu kawasan rumah Xue, jadi mereka harus bertanya kepada warga sekitar.
Dia dan Qin Shang mulai berkeliling dan
bertanya ke masyarakat sekitar sana, “Apakah di sekitar sini ada rumah keluarga
dengan marga Le?” tapi mereka sudah bertanya ke sana kemari, semua bilang tidak
tahu dan bahkan tidak pernah melihat Le Xue di sekitar kawasan sana.
Qin Shang mengajak Luo Xi untuk berisitirahat
sejenak dan mencari tempat untuk makan siang dulu. Luo Xi setuju dan mereka
makan di sebuah tempat makan mie yang ada di sekitar sana. Saat sedang memesan
makanan, Luo Xi melihat seorang wanita dan mengenalinya.
“Lho, kau bukannya Le Le? Ini aku Luo Xi.”
“Luo Xi? Beneran Luo Xi?” kaget Le Le.
“Ya. Luo Xi dari SMP XXX”
“Bukannya kau sudah mati?” tanya Le Le dengan
bingung. Qin Shang sampai kaget mendengar ucapan Le Le. “Maaf. Maaf. Aku tidak
bermaksud. Lama tidak bertemu,” ujar Le Le memperbaiki ucapannya.
“Benar. Setelah lulus dari SMP, keluargaku
pindah ke kota Yue.”
Tapi, Le Le masih merasa aneh. Dia bahkan
berkesimpulan kalau mungkin dia sudah mendengar berita yang salah dan langsung
untuk pamit pergi dengan canggung pada Luo Xi. (Wuuuooo, apa seharusnya Luo Xi
sudah mati?)
Setelah Le Le pergi, Qin Shang baru bertanya
pada Luo Xi, kenapa Le Le tadi bisa mengira kalau Luo Xi sudah mati? Luo Xi
menjelaskan kalau dulu dia pernah tertabrak mobil dan terluka parah, jadi
banyak yang mengira kalau dia sudah meninggal. Lalu, keluarganya mengikuti
saran dari orang pintar dan pindah ke kota Yue.
“Siapa yang menabrakmu?”
“Ngapa? Kau mau balas dendam untukku? Kita ke
sini itu untuk mencari orang tua Xue, bukan mencari kejadian masa laluku. Udah,
mari kita makan saja.”
Tapi, Luo Xi tidak berselera makan. Dia memikirkan
kemungkinan kalau dia gagal membawa Xue kembali dari Qi, apa yang akan terjadi?
Qin Shang meminta Luo Xi untuk tidak khawatir karena dia pasti akan membantu
Luo Xi membawa Xue kembali.
--
Malam hari,
Pada akhirnya, mereka masih belum bisa menemukan
keluarga Xue. Mereka beristirahat sejenak dengan duduk di bangku yang di sediakan
di pinggir jalan. Saat sedang beristirahat itu, Qin Shang akhirnya bertanya kalau
dia masih belum mengerti kenapa Luo Xi sangat peduli pada Le Xue?
“Karena dia adalah sahabatku. Biar ku kasih
tahu yang sebenarnya, saat aku masih kecil, aku sangat berbeda dengan diriku sekarang
ini.”
“Seperti apa kamu dulu?”
“Ketika aku kecil, aku sangat sadar diri. Sangat
pendiam. Orang tuaku selalu ingin aku menjadi orang hebat ketika aku dewasa. Jadi
mereka bersedia untuk meninggalkan kampung halaman hanya demiku. Mereka melakukan
banyak hal untukku. Tapi aku masih bukan siapa-siapa. Mama ku mulai kehilangan
kesabarannya terhadap papaku dan aku. Lalu, untuk waktu yang lama, aku tidak
berani bicara pada siapapun. Setiap kali orang bicara, aku sangat gugup.”
“Sulit membayangkan sependiam apa kamu dulu.”
“Kau mau bilang kalau sekarang aku sangat
cerewet?”
“Bukan.”
“Jika bukan karena Le Xue, mungkin aku masih
si pengecut Luo Xi. Sejak aku bertemu dengannya, dia membantuku untuk melewati
permasalahan mental-ku.”
“Aku bisa mengerti dirimu.”
“Kau? Kau terlahir dari keluarga terpandang. Kau
menjadi raja ketika berumur 13 tahun. Setiap orang menghormatimu. Bagaimana masalah
yang hanya terjadi pada sebagian kecil keluarga, bisa kau mengerti?”
“Sebenarnya, ayahku adalah pangeran yang di
pandang rendah. Dia di kirim menjadi tahanan ke negara lawan. Sebelum kakek ku meninggal,
aku berada di negara itu dan hidup dalam ketakutan. Ketakutan dan tanpa harapan.
Aku bisa menjadi raja karena Perdana Menteri Li Wei yang berkuasa menginginkan
seorang anak yang menurut padanya. itulah kenapa dia memilihku. Menjadi sendirian
dalam waktu yang lama. Tuhan mengirimkan Le Xue untukmu. Aku juga bertanya,
apakah Tuhan mengirimkanmu untukku? Sebenarnya, aku pernah memimpikanmu
sebelumnya,” cerita Qin Shang.
Itu adalah mimpi saat dia melihat Luo Xi di
daerah pembangunan dan dia menyelamatkan Luo Xi. Mendengar mimpi itu, Luo Xi
jelas kaget, karena dia juga memimpikan hal yang sama. Qin Shang jadi bertanya-tanya,
apa yang terjadi pada mereka adalah takdir?
“Aku pasti akan selalu melindungimu,” janji Qin
Shang dan menggenggam tangan Luo Xi dengan erat.
--
Karena tidak bisa menemukan rumah keluarga Xue
dan hari juga sudah malam, Luo Xi dan Qin Shang akhirnya memutuskan untuk mencari
hotel menginap. Tapi, hotel terdekat yang ada di sekitar sana, malah hanya memiliki
sisa 1 kamar. Luo Xi jelas ragu untuk menginap, tapi Qin Shang mengingatkan
kalau mereka sudah bisa berjalan lebih jauh lagi mencari hotel. Dan akhirnya,
Luo Xi bersedia untuk menginap di hotel itu.
Saat sudah masuk kamar dan hendak tidur, Qin
Shang langsung melempar selimut tebal ke lantai sebagai alas tidur. Muka Luo Xi
langsung muram, menyadari kalau dia harus tidur di lantai. Dengan pasrah, dia
mengambil bantal dan bersiap tidur. Eh, tapi, ternyata, Qin Shang melakukan itu
karena dia lah yang akan tidur di lantai dingin itu, sementara Luo Xi tidur di
atas tempat tidur. Luo Xi jelas senang karena Qin Shang sudah berubah.
Tapi, walaupun begitu, masing-masing di antara
mereka sulit tidur. Luo Xi merasa tidak enak membiarkan Qin Shang tidur di
lantai, dan akhirnya membiarkan Qin Shang tidur di sampingnya. Qin Shang jelas
senang, karena dulu waktu pertama kali, Luo Xi tidak mau tidur di sebelahnya,
tapi sekarang mau. Mereka akhirnya tidur di satu tempat tidur dan saling
membelakangi. Tapi, keduanya tersenyum senang.
--
Esok hari,
Luo Xi dan Qin Shang akhirnya pulang kembali
ke kota Yue. Begitu sampai di bandara, seorang pria botak sudah menunggu dan
memanggil Qin Shang dengan sebutan “boss”. Luo Xi jelas bingung dan Qin Shang
memarahi pria botak karena memanggilnya ‘boss’, dia bukan ‘boss.’ Qin Shang juga
menolak masuk ke dalam mobil pria botak itu.
“Nyonya sakit,” beritahu si pria botak dan
menghentikan langkah Qin Shang.
“Apa kau menyembunyikan sesuatu di belakangku?”
tanya Luo Xi curiga.
“Nyonya sakit. Tidak makan dan minum. Setidaknya,
Anda bisa datang untuk menjenguknya,” ujar pria botak itu lagi.
Akhirnya, Qin Shang bersedia ikut dengan pria
botak itu dan menyuruh Luo Xi untuk pulang duluan. Luo Xi jelas curiga dan
ingin ikut, tapi Qin Shang dan si pria botak sudah pergi.
--
Murong sudah mulai beradaptasi dengan dunia
modern. Dia bahkan sudah bisa menonton tv melalui tablet. Saat itu, dia melihat
program audisi menjadi model.
Luo Xi pulang dan bertanya apa yang sedang
Murong tonton? Murong langsung menunjukkan video yang sedang di tontonnya. Dan Luo
Xi langsung terkejut karena peserta ke-4 di kontes itu adalah Murong Yu!!
“Apa ini?” tanya Luo Xi terkejut.
“Kau haus? Aku akan mengambilkan air,” ujar Murong
menghindari pertanyaan Luo Xi.
“Kau pergi audisi?”
Dan Murong memperkenalkan. MC di acara itu
memperkenalkan kalau Murong adalah orang yang mengikuti audisi di jalanan. Namanya
unik dan wajahnya tampan sehingga pasti akan memiliki banyak penggemar.
Flashback
“Murong
Yu kenapa kau mengikuti acara kami?” tanya MC di acara itu.
“Aku
ingin menemukan keluargaku kembali.”
“Keluargamu?’
“Aku
kehilangan ingatanku. Aku tidak tahu aku siapa dan dari mana. Jadi, aku berdiri
di sini berharap kalau keluargaku bisa melihatku dan datang mencariku,” ujar
Murong dan mendapat perhatian semua penonton.
“Sebenarnya,
Murong Yu adalah satu-satunya kontestan tanpa tanda pengenal. Kami secar khusus
mengijinkannya bergabung, berharap bisa membantu Murong menemukan keluarganya
dan mengirimkan energi positif dari Idol Show!” jelas MC. “Murong Yu, semangat!!”
End
Luo Xi tidak menyangka kalau Murong Yu bisa berpikir
untuk membuat kisah menjadi seorang pria tampan yang kehilangan ingatan. Murong
menjelaskan kalau dia sudah mempelajari kalau tinggal di dunia ini, kartu
identitas sangat di perlukan. Dan cara tercepat untuk memperolehnya adalah
dengan cara itu. Luo Xi sangat kagum dengan kepintaran Murong.
Murong kemudian menunjukkan ponsel yang
diterimanya dari acara itu. Dia ingin Luo Xi memberikan nomor ponselnya untuk
di simpan.
“Aku benar-benar ingin di dunia ini. Di Negara
An, tidak ada lagi kekuasaanku, tidak ada lagi kakak dan tidak ada lagi
kekhawatiran. Semua yang aku pedulikan adalah di tempat ini sekarang.”
“Maksudmu Xue? Aku akan membawanya kembali
dari Qi.”
“Tidak hanya dia. Ada juga kau.”
“Aku?”
“Terima kasih. Karena sudah membawa ku kemari,”
ujar Murong dengan tulus. “Aku berharap bisa tinggal denganmu sama seperti aku
tinggal dengan kakak.”
“Tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja.”
Murong tersenyum mendengar jawaban Luo Xi.
--
Qin Shang di bawa ke hadapan nyonya yang di
sebut pria botak itu. Wanita itu memanggil Qin Shang dengan panggilan : “Shang.”
Dan dia juga terkejut melihat Qin Shang yang sudah potong rambut. Wajah wanita
itu sangat mirip dengan Ibunda Ratu, ibu Qin Shang di masa Qi. Dia juga sangat senang karena Qin Shang
datang untuk menjenguknya.
“Terakhir kali kau melihatku, bukankah kau memanggilku
dengan sebutan ‘ibu’?”
Flashback
Saat
terakhir Shan Gou dan anak buahnya menyerangnya, selain meminta Shan Gou
membantunya terkait perayaan ulang tahun Luo Xi, dia juga bertanya siapa boss
Shan Gou?
Dan
karena takut dan sudah di paksa oleh Qin Shang, Shan Gou membawa Qin Shang
menemui bossnya yang adalah wanita itu. Saat pertama kali bertemu, Qin Shang dan
wanita itu sama-sama terkejut.
“Ibu!”
End
“Aku tidak tahu kalau mereka (Shan Gou dan
anak buahnya) melakukan hal buruk padamu (terkait penculikan Luo Xi). Tapi aku
bersyukur karena hal itu, kita bisa berjumpa. Bukankah itu juga takdir?”
“Pertama kali melihatmu, kau terlihat sangat
mirip dengan ibuku. Hanya itu.”
“Jika kau merasa kita tidak berhubungan,
kenapa kau datang menjengukku?”
Qin Shang tidak mau menjawab dan memilih
pergi. Tapi wanita itu terus memanggilnya, “Shang!! Shang!!”
Qin Shang mengabaikan hal itu dan terus berjalan
pergi. Dia juga berpas-pasan dengan pria tua, tapi dia tidak memperhatikan
wajah wanita pria itu. Pria itu sangat mirip dengan Li Wei. Pria itu juga
sangat terkejut melihat wajah Qin Shang.
“Siapa pria itu?”
“Namanya Qin Shang.”
“Qin Shang?” ujar pria itu mengulang
perkataan wanita itu. “Ini sudah bertahu-tahun sejak kecelakaan surfing Lei. Kau
masih bisa melepaskannya hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak? Melihat kau
semakin kurus, aku merasa sakit.”
“Dengarkan aku, aku merasa ada koneksi spesial
di antara aku dan Qin Shang. Kau tahu, pertama kali dia melihatku, dia
memanggilku ‘ibu’. Oh ya, bukankah ada yang berkata kalau mungkin ada seseorang
lain sepertiku di dunia ini (doppleganger)? Shang pasti adalah Lei lainnya. Tuhan
mengirimkannya padaku, karena Tuhan kasihan padaku dan memutuskan memberikan
kesempatan lain untukku. Pasti begitu!” (dan kita di perlihatkan foto-foti Lei
yang sangat mirip dengan Qin Shang!)
“Kau hanya terlalu berlebihan memikirkan
mengenai Lei. Aku khawatir kalau orang lain akan berniat buruk padamu dan
menggunakan hal itu untuk mendekatimu.”
--
Murong dan Luo Xi masih melihat artikel-artikel
mengenai kontes model itu. Dan berita mengenai Murong semuanya positif. Luo Xi
sangat senang melihatnya dan memuji Murong.
Qin Shang pulang, dan melihat kedekatan Luo Xi
dan Murong, membuatnya terbakar api cemburu. Dia bertanya, apa yang mereka
lakukan? Luo Xi langsung memperlihatkan mengenai berita Murong dan memuji
Murong yang telah menjadi populer.
“Murong Yu mendaftar audisi. Dia akan segera
menjadi artis terkenal. Di akan menyanyi, menari dan berakting di TV. Aku yakin
dia akan berhasil. Sekarang ini saja, dia sudah sangat terkenal!”
“Jika aku ikut mendaftar, aku akan melakukannya
lebih baik dari dia,” ujar Qin Shang tidak mau kalah.
“Kau?” ragukan Luo Xi.
“Kenapa kau tidak ikut daftar aja,” tantang
Murong. “Jadi kau bisa sadar kekuranganmu.”
Mereka malih jadi saling sindir menyindir
hingga Luo Xi harus melerai. Murong kemudian menawari Luo Xi untuk datang
melihat syuting besok, dan Luo Xi setuju. Tapi, Qin Shang malah melarang. Luo Xi
akhirnya berkata tidak akan pergi.
Setelah itu, Luo Xi pamit pulang dan menyuruh
mereka untuk tidak bertengkar.
Tags:
Emperors and Me