Sinopsis C-Drama : Emperors and Me Episode 09 - 2


Sinopsis C-Drama : Emperors and Me Episode 09 - 2
Images by : Mango TV

Esok hari,
Luo Xi datang ke rumah Qin Shang dan Murong. Dia membawa banyak makanan untuk mereka dan juga peralatan mandi. Saat sedang mengeluarkan barang-barangnya, Luo Xi dan Qin Shang langsung terperangah kaget melihat penampilan baru Murong.
Murong memotong rambut panjangnya menjadi pendek. Jadi, makin ganteng euy 😊

“Kenapa kau memotong rambutmu?” tanya Luo Xi kaget sekaligus heran.
“Kenapa? Apa aneh?”
“Tidak. kau terlihat semakin tampan sekarang,” puji Luo Xi.
“Aku memutuskan untuk tinggal di sini sekarang,” beritahu Murong.
Dan Qin Shang tampak cemburu. Apalagi, Murong sudah bertekad untuk berubah menjadi lebih baik. Jadi, jika ada salah, dia minta Luo Xi memberitahunya. Tapi, dia lagi-lagi menyindir Qin Shang yang tidak berani melakukan hal yang di lakukannya.
Waelaahhh, Qin Shang tersulut. Dia segera mengambil gunting dan mendekat ke arah Murong. Luo Xi panik dan Murong mundur selangkah. Cressss….. Qin Shang memotong senggenggam rambutnya dan meniupnya dengan cool. (Tapi pas balik, Qin Shang langsung meringis kesal menyadari kebodohannya yang mudah terpancing)
--
Luo Xi membawa Qin Shang ke salon rambut. Pegawai salon itu memuji rambut panjang Qin Shang yang sangat bagus dan pasti sangat di jaga. Luo Xi meminta agar Qin Shang di potongkan rambut dengan mode trendy sekarang ini.
“Kau yakin mau memotongnya?” tanya Luo Xi memastikan.
“Tentu saja.”
Dan pada akhirnya, rambut panjangnya habis di potong menjadi pendek.
Wooowww… dia semakin tampan dengan rambut pendeknya. Luo Xi bahkan sampai berdecak kagum dan memuji Qin Shang yang semakin tampan. Tapi, Qin Shang masih belum terbiasa dengan rambut pendek barunya.
--


Setelah itu, Qin Shang dan Murong mulai berebut menjemput Luo Xi di kampus. membawa Luo Xi ke sana kemari. Nonton bersama, makan bersama dsb. Yah, walaupun Qin Shang dan Murong terus bertengkar seperti anak kecil dan berebut perhatian Luo Xi.
--
Luo Xi selesai kelas dan dosen memanggilnya untuk menanyakan keadaan Le Xue.
“Bagaimana keadaannya? Aku berusaha menelponnya, tapi ponselnya tidak aktif. Aku menelpon ke nomor orang tua-nya, tapi nomor itu sudah mati. Dapatkah kau menghubungi mereka?”
“Pak Dosen, aku juga tidak punya nomor orang tua Le Xue.”
Dan hal itu membuat Luo Xi terus kepikiran hingga malam dan bahkan saat menyiapkan makanan untuk Murong dan Qin Shang. Murong menyadari nya dan bertanya ada apa dengan Luo Xi?
“Hari ini, dosen memberitahuku kalau dia tidak bisa menghubungi orang tua Xue.”
“Orang tua kakak di dunia ini?”
“Ya. Aku tidak memberitahu orang tuanya mengenai hal yang terjadi. Dia tidak menghubungi orang tuanya untuk waktu yang lama, mereka pasti khawatir. Aku harus pergi mengunjungi mereka,” keputusan Luo Xi.
“Aku akan pergi denganmu jika kau mau,” beritahu Murong.
“Aku akan mengunjungi mereka. Tapi, kau tidak bisa pergi denganku.”
“Kenapa?”
“Kenapa kau selalu bertanya ‘kenapa’,” ejek Qin Shang. “Luo Xi akan pergi denganku. Urus saja urusanmu sendiri.”
“Kau juga tidak bisa ikut. Aku harus ke sana dengan pesawat. Kalian bahkan tidak punya KTP, jadi tidak bisa naik pesawat,” jelas Luo Xi.
“Aku punya cara. Jadi, jangan khawatir,” jawab Qin Shang pede.
“Luo Xi, kau pergilah dengan Qin Shang. Dia bisa menjagamu.”
--
Esok hari,
Luo Xi dan Qin Shang tiba di bandara. Untuk pertama kalinya, Qin Shang menaiki pesawat dan dia tampak takjub. Tapi, saat pesawat sudah take off, Qin Shang merasa pusing dan tegang. Dia bahkan pegangan dengan sangat erat pada kursi di sebelahnya. Luo Xi sampai malu dan berusaha menenangkannya.
“Aku mau ke kamar mandi,” beritahu Qin Shang.
“Ya pergilah.”
Tapi, Qin Shang malah kesulitan membuka seat belt-nya hingga Luo Xi tertawa meliha tingkahnya. Luo Xi akhirnya membantu membukakan seat belt Qin Shang.
Usai dari kamar mandi, Qin Shang merasa tidak nyaman dengan telinganya karena tekanan udara. Dan Luo Xi langsung memasangkan earphone ke telingan Qin Shang dan telinganya.


BERSAMBUNG

Post a Comment

Previous Post Next Post