Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 09 - 1
Images by : Mango TV
Murong melihat-lihat isi rumah He Mo. Dia
tampak kagum melihat banyaknya hal – hal canggih yang belum pernah di lihatnya,
termasuk kulkas. Tapi, kesenangannya harus terganggu karena He Mo mengajaknya
bicara mengenai masalah Luo Xi. He Mo sadar kalau dirinya tahu jika Luo Xi
dalam bahaya, maka Luo Xi akan menjelajahi waktu. Dan karena itu, Murong
berusaha menjauhkan Luo Xi dari Qin Shang agar bisa berdua saja dengan Luo Xi
kan?
“Murong Yu. Aku dan kakakmu, Xue, kami adalah
kekasih. Aku tau kau sangat menyayanginya, tapi di dunia ini, orang yang paling
ingin dia kembali adalah aku dan Luo Xi. Kami melakukan segalanya untuk
mempelajari mengenai penjelajahan waktu ini. Kami menemukan bahwa kami mungkin
bisa membawa Xue kembali dalam enam bulan. Bukankah kau ingin bertemu dengannya
lagi di dunia ini setelah dia kembali dengan selamat?”
“Bertemu kembali? Dinasti An adalah rumah
kami. Kami harus kembali ke Dinasti An.”
“Apa yang bisa kau lakukan di Dinasti An?”
tanya He Mo meremehkan.
“Apa maksudmu?”
“Biar kukasih tahu saja, kau sudah meninggal
di perang itu ketika kau menjelajahi waktu kemari. Perdana Menteri-mu, Duan
Sui, menjadi raja baru. Jadi, apa yang bisa kau lakukan ketika kembali ke sana?
Di Dinasti An juga, kakakmu sudah meninggal. Tidak ada kerajaan. Tidak ada
rumah. Kau tidak memiliki apapun di sana. Yang kau miliki hanyalah rasa
kesepian dan rasa sakit yang tidak berakhir.”
“Bagaimana aku … bisa mempercayaimu?” ujar
Murong dengan mata berkaca, tidak dapat menerima kenyataan yang He Mo katakan.
“Untuk apa aku berbohong padamu? Bagaimana
jika aku memberikanmu buku sejarah untuk kau baca sekarang juga?! Jika aku jadi
kau, aku akan menggunakan kesempatan ini dan memulai hidup baru di dunia yang
damai ini,” nasihat He Mo. “Kau adalah pria yang pintar, kau pikirkan baik-baik
semuanya.”
Murong masih sulit mempercayai nasib-nya yang
terjadi di Dinasti An. Matanya berkaca-kaca berusaha menahan air matanya.
--
Qin Shang masih berjalan-jalan sendirian di
jalanan. Tapi, sialnya dia malah bertemu dengan orang-orang yang menculik Luo
Xi waktu itu. Melihat Qin Shang, para pria itu jadi ingin membalas dendam.
--
Luo Xi panik karena Qin Shang tidak kunjung
pulang dan bahkan tidak mengangkat telepon.
--
Pria yang waktu itu hendak menembak Qin Shang
dan Luo Xi, menyerang tiba-tiba dengan memecahkan 2 botol gelas kaca ke kepala
Qin Shang. Hal ini membuat pandangan Qin Shang menjadi buram/ buyar.
--
Luo Xi akhirnya masuk ke dalam asrama nya dan
mencoba menelpon Qin Shang lagi. Ternyata, ponsel Qin Shang tertinggal di
lantai asrama. Luo Xi tambah panik dan cemas.
--
Murong masuk ke dalam kamarnya. Dia berusaha
memikirkan semua nasihat He Mo dan juga mengenai nasibnya di Dinasti An. Jika
dia berhasil kembali pulang pun, dia tidak punya apapun dan siapapun lagi.
--
Pagi hari,
Luo Xi tertidur di meja makan saat menunggu
Qin Shang. Fei Yan dan Jingjing yang mau ke kampus, melihatnya dan
membangunkannya. Fei Yan heran melihat Luo Xi yang tertidur di meja dan
menyuruh Luo Xi untuk bersiap ke kampus. Luo Xi menyuruh mereka untuk pergi
duluan saja.
“Mana Qin Shang dan Murong?” tanya Jingjing
tidak bisa membaca situasi.
“Mereka sudah pindah,” beritahu Luo Xi.
Wajah Jingjing langsung berubah kecewa. Dan
Fei Yan segera mengajaknya pergi ke kampus.
--
Luo Xi sudah bertukar pakaian dan dalam
perjalanan ke kelas. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Dan orang yang di telepon
memberitahu kalau Qin Shang ada di tangan mereka, dan Luo Xi harus membawakan
uang untuk menebusnya. Jika tidak, Qin Shang akan dalam bahaya.
“Temui aku di ruang 3 di Restoran Yisheng,”
ujar si pria penculik (yang menculik Luo Xi waktu itu dan menyerang Qin Shang
kemarin malam). “Kau hanya punya waktu satu setengah jam. Jika kau menghubungi
polisi atau orang lain, Qin Shang akan mati!” ujar nya dan langsung mematikan
telepon.
Luo Xi jelas panik. Dia segera memeriksa uang
tunai yang di miliknya dan langsung berlari.
--
Luo Xi tiba di restoran yang di sebut pria
itu. Di sana banyak pria berbadan kekar dan berpakaian preman yang sudah
menunggunya. Luo Xi dengan panik meminta Qin Shan di keluarkan. Dia memberikan kartu
atm-nya dan meminta mereka membebaskan Qin Shang.
“Nona Luo Xi, kenapa begitu terburu-buru,”
ujar si pria penculik. Luo Xi mengingat muka pria itu dan tambah panik. “Apa
yang kalian inginkan?”
Dan tiba-tiba lampu padam. Luo Xi berteriak
ketakutan.
Pintu terbuka. Qin Shang masuk dengan memakai
tuksedo dan membawa kue yang berhias lilin. Para pria preman langsung mundur ke
belakang dan berbaris rapi.
“Qin Shang!! Kau tidak apa-apa?” tanya Luo Xi
dengan panik.
Tapi, kepanikannya berubah menjadi rasa heran
saat pria-pria preman itu berteriak mengucapkan selamat ulang tahun dan
mendoakannya berumur panjang dan hidup bahagia. Mereka bahkan menundukkan
kepala dalam-dalam, dan Luo Xi refleks balas membungkuk.
“Kau kemana saja? Kau tahu tidak aku sangat
khawatir. Dan juga, kenapa kau bisa bersama mereka?”
“Semua yang aku inginkan adalah beberapa
kompensansi dari para penculik itu.”
Flashback
Qin
Shang di pukuli menggunakan botol kaca hingga membuat pandangannya buram. Tapi,
dia tidak pingsan. Dia masih bisa bangkit berdiri dan menghajar semua
preman-preman itu hingga babak belur.
Dan
menyadari kalau Qin Shang adalah pria yang benar-benar kuat, para pria preman
itu jadi ketakutan dan berlutut. Mereka juga menyebut Qin Shang dengan
panggilan : Ta Ke (Boss gitu lah, kalau di dunia hitam). Mereka bahkan bersedia
melakukan apapun yang Qin Shang inginkan.
End
Qin Shang memberi tanda agar para preman itu
keluar dan meninggalkannya bersama Luo Xi.
“Selamat ulang tahun,” ujar Qin Shang.
“Hah?” bingung Luo Xi.
“Seharusnya kemarin, tapi kita lupa
merayakannya karena Murong Yu dan aku. Jadi, aku merayakannya sekarang,” jelas
Qin Shang.
Dia mempersilahkan Luo Xi untuk duduk. Dia
juga menyuruh Luo Xi untuk membuat permohonan dan meniup lilin. Luo Xi tampak
bahagia atas perlakukan istimewa Qin Shang padanya. Setelah Luo Xi meniup
lilin, Qin Shang baru menyalakan lampu kembali.
“Apa permohonanmu?”
“Jika ku beritahu, itu tidak akan terkabul.”
Qin Shang tidak memaksa Luo Xi untuk
memberitahunya. Suasana sempat canggung.
“Aku minta maaf,” ujar Luo Xi. “Aku
seharusnya tidak seperti itu kemarin malam. Aku minta maaf. Aku yang salah
tidak bisa menahan diri. He Mo memberitahuku kalau Murong Yu yang ingin
mencelakaimu. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa alerginya sudah sembuh?”
“Tenang saja. Sudah tidak apa-apa.”
Mereka sudah berbaikan dan sudah bicara
dengan tidak canggung lagi. Mereka bahkan sudah bisa tertawa bersama.
“Oh ya, siapa yang mengajarkanmu hal seperti
ini? (membeli kue dan permohonan sebelum meniup lilin)”
“Shan Gou (pria penculik) yang mengajariku.
Kau suka? Dia bilang ini caranya merayakan ulang tahun.”
Luo Xi menjawab kalau dia menyukainya. Qin
Shang sangat senang mendengarnya. Saat hendak makan, Qin Shang hendak mengambil
kuenya langsung dengan tangan. Luo Xi langsung melarang dan mengajari Qin Shang
untuk memotong kue, meletakkannya di piring dan memakannya menggunakan
sendok/garpu.
Tiba-tiba saja, Qin Shang meminta Luo Xi
untuk menutup mata. Dia mempunya hadiah untuk Luo Xi. Luo Xi langsung menurut
dan menutup matanya dengan rapat.
Apa hadiahnya?
Qin Shang menempelkan kue ke wajah Luo Xi,
“Ini hal lain yang Shan Gou ajarkan padaku!”
Luo Xi langsung membalas memberikan krim kue
ke wajah Qin Shang sambil tertawa.
--
Malam hari,
Luo Xi membawa Qin Shang ke tempat tinggal
yang telah di carikan He Mo untuk mereka. Murong keluar dari kamarnya dan
menyambut mereka. Qin Shang langsung melarang Luo Xi untuk bicara dengan
Murong. Dia benar-benar berusaha melindungi Luo Xi dari Murong.
Luo Xi membawa Qin Shang ke kamar yang akan
Qin Shang tempati (sebetulnya, awalnya aku ngira ini tempat tinggal He Mo, tapi
kayaknya bukan ya?).
“Qin Shang, aku ingin bicara dengan Murong.”
“Apa yang mau di bicarakan lagi?”
“Kau kan sudah berjanji padaku tadi (di
restoran) tidak akan sewenang-wenang.”
“Aku takut dia akan melukaimu.”
“Jangan khawatir. Kau bisa datang
menyelamatkanku jika aku dalam bahaya. Alasan aku berani bicara dengannya
sendirian adalah karena aku percaya kau akan melindungiku.”
“Baiklah.”
Luo Xi langsung keluar menemui Murong untuk
bicara dengannya. Dan Qin Shang dari dalam kamarnya, berusaha menguping apa
yang di bicarakan Murong bersama Luo Xi.
Murong berbicara dengan penuh kesedihan,
mengenai dirinya yang tidak berhak berada dimanapun baik di Dinasti An maupun
di dunia ini. Luo Xi membicarakan mengenai kalau dia tahu sebenarnya Murong
bersikap baik padanya karena ada motif tersembunyi, ingin mencelakainya. Dia
juga mengerti kalau Murong ingin kembali ke masa lalu.
“Kau tahu?! Lalu kenapa…”
“Aku mengerti tapi aku tidak menyukai cara
ini. Karena kami sudah membuktikan kalau Qin Shang akan bisa kembali dalam 6
bulan. Jadi selama waktu itu, aku harus menjaga diriku tetap aman dan tidak
terluka, jadi aku bisa membawanya kembali dan membawa Xue dengan selamat ke
sini.”
“Luo Xi. Bilang padaku, jika aku tidak ke
sini, akankah aku mati di Dinasti An?”
“Kenapa bertanya padaku?”
“Tolong jujur.”
Dengan terpaksa, Luo Xi mengiyakan. Murong
tertawa sedih karena hal itu sama seperti yang He Mo katakan padanya. Jadi, dia
bisa selamat karena terbawa ke dunia masa depan. Dia mulai mengingat
kehidupannya di masa dinasti An dari kecil hingga saat itu, dan hanya kakaknya,
Xue, tempatnya bernaung.
“He Mo bilang padaku, Murong Yu di Dinasti An
sudah meninggal. Lebih baik bagiku untuk memulai hidup baru di sini daripada
hidup penuh ketakutan di era itu.”
“Itu keputusan yang bagus untuk tinggal di
sini jika kau menyukainya.”
“Tidak ada yang harus ku khawatirkan lagi di
Dinasti An. Tidak ada siapapun juga di sini. Tapi, di sinipun aku tidak
memiliki siapapun.”
“Tapi, di sini lebih aman. Kondisi hidup di
sini juga lebih baik.”
“Hanya kau satu-satunya yang ku kenal di
sini. Dan Qin Shang dan He Mo, aku berbohong pada mereka. Jadi, bagaimana
mungkin mereka memperlakukanku dengan baik?”
“Ini adalah hal yang berbeda. Semua yang
harus kau lakukan adalah melakukan pekerjaanmu. Tidak akan ada yang menyakitimu
jika kau tidak menyakiti mereka. Ini adalah uang yang di gunakan saat ini. Kau
ambillah dan gunakan. Jika kau memutuskan untuk tinggal di sini, maka akan ada
banyak hal yang harus di pelajari,” jelas Luo Xi.
Tags:
Emperors and Me
Semakin bingung dan seru
ReplyDelete