Sinopsis C- Drama : Easy Fortune Happy Life Episode 1 - part 2


Network: TTV

Fu An keluar dari rumah sakit dengan perasaan kesal. Dia menendang mobil Da Feng, lalu menjadi ketakutan sendiri saat alarm mobil Da Feng berbunyi. Kemudian karena sepedanya rusak ditabrak oleh mobil Da Feng tadi, maka Fu An pun terpaksa pulang sambil menyeret sepedanya.




Dibengkel sepeda. Kepala desa yang merupakan pemilik bengkel, dia menyarankan agar Fu An membeli sepeda baru saja, karena sepeda Fu An banyak yang sudah rusak dan telah di perbaiki beberapa kali. Namun Fu An menolak, karena harga sepeda baru sangat mahal, sementara dia memiliki banyak kebutuhan lain. Seperti memperbaiki atap rumah, mengobati Nenek yang sakit, dan membelikan buku serta pensil warna untuk Pi Dan, adiknya.


Setelah sepedanya telah selesai di perbaiki, Fu An membayar kepala desa dan mengucapkan terima kasih. Lalu dia ingin pergi, tapi Kepala Desa menahannya. Kepala Desa memberikan beberapa daun melon untuk diberikan kepada Chun Xiang, nenek Fu An yang sedang sakit, dan dia juga menambahkan sebuah lonceng baru untuk sepeda Fu An.



Sebenarnya Fu An menolak untuk dipasangkan lonceng baru tersebut, karena sepeda nya telah memiliki lonceng, dan Neneknya sangat menyanyangin lonceng itu. Tapi kepala desa mengatakan bahwa dia akan memasangkannya distan sepeda yang sebelah, jadi Fu An pun setuju dan berterima kasih.



Fu An menjemput Pi Dan yang telah menunggu. Dia memamerkan lonceng barunya, dan memberikan sekotak pensil warna kepada Pi Dan. Dan dengan senang, Pi Dan bersorak kegirangan, karena ternyata dia bukan hanya mendapatkan pensil warna saja, melainkan ada pensil warna cair dan crayon juga.


“Hebat!!!” sorak Pi Dan.


Fu An, Pi Dan, serta anjing peliharaan mereka yaitu An Dong Ni. Mereka bertiga berjalan pulang bersama. Dan disaat itu, sebuah mobil yang melintas hampir saja menabrak mereka, serta dari dalam mobil tersebut jatuh sebuah kayu berbunga besar.

“Bodoh!!” teriak Fu An berteriak kesal kepada si pengemudi mobil.

Seorang pria yang berada didalam mobil, dan duduk dikursi penumpang. Dia melihat ke arah Fu An yang meneriaki mereka. Century Xia Family. Tulisan di tas yang berada disepeda Fu An.


“Kak, apa ini?” tanya Pi Dan, melihat kayu berbunga besar itu.

Kayu itu adalah Antrodia Cinnamomea, kayu langka yang digunakan untuk obat dan tidak seharusnya kayu itu ditebang begitu saja. Mengetahui hal itu, Pi Dan ingin memakainya untuk dimasukan ke dalam sup Ayam supaya kesehatan Nenek mereka bisa segera membaik. Tapi Fu An menolak, menurutnya kayu itu harus dibawa ke polisi dan dilaporkan.


Berdua, dia dan Pi Dan mengangkat kayu tersebut, lalu mengikatkannya di atas sepeda.


Chun Xiang terbatuk- batuk. Dia menuliskan sebuah surat wasiat untuk kedua cucunya, yaitu Fu An dan Pi Dan. Seperti nya Chu Xiang tahu bahwa dia tidak akan bisa hidup lebih lama lagi, karena batuknya bukanlah batuk biasa saja, melainkan karena dia terkena Kanker paru- paru stadium 4.



Ketika Fu An dan Pi Dan pulang, Chun Xiang langsung menyimpan surat yang ditulisnya tersebut kedalam kotak kaleng. Dan dia berpura- pura untuk bersikap bahwa dia sehat di depan mereka.



Lalu saat Fu An dan Pi Dan pergi ke dapur untuk memasak, Chun Xiang mengeluarkan sesuatu yang disimpannya. Dia mengambil sebuah kalung jam, dan menatap itu lama.


Flash back.

Chun Xiang mengobati Yun Gao yang ditemukannya terluka didalam hutan. Dan Yun Gao yang sedang terluka, dia tinggal selama beberapa saat di rumah Chun Xiang. Disaat itu, Chun Xiang merasa sangat senang, karena Yun Gao bersikap begitu lembut dan perhatian kepadanya, dan tampaknya Chun Xiang menyukai Yun Gao.



“Chun Xiang, setiap hari setelah kamu pergi. Aku berbaring menunggu mu dari suara lonceng sepeda yang membawa mu kembali ke sisiku,” kata Yun Gao sambil memeluk Chun Xiang dari belakang.

“Jadi itu alasan mu memasang kan lonceng di bellku?” balas Chun Xiang.




Ditepi danau. Chun Xiang menatap sedih burung yang terbang di udara. “Kamu bukan berasal dari sini. Sama seperti merpati itu, setelah kamu sembuh, kamu akan pergi,” pikir Chun Xiang.

Yun Gao yang menyadari hal tersebut, dia mengenggam tangan Chun Xiang dengan erat.



Suatu hari. Didalam hutan, Yun Gao meminta agar Chun Xiang menutup mata. Tapi Chun Xian yang tidak mengerti hanya diam saja dengan kebingungan. Dan tanpa menunggu Chu Xian menutup mata, Yun Gao mencium Chun Xiang. Lalu dia memberikan sebuah kalung jam sebagai tanda janjinya bahwa dia pasti akan kembali untuk Chun Xiang.

“Chun Xiang, kamu harus menunggku. Aku pasti akan kembali untukmu,” kata Yun Gao. Dan dengan senang, Chun Xiang mengangguk. Lalu mereka berpelukan.

Flash back end


“Wang Cai, aku minta maaf, tapi hanya ini caranya untuk menyelamatkan cucu kita,” pikir Chun Xiang sambil menggenggam erat kalung jam tangan itu. Wang Chai adalah nama lain Yun Gao.



Chun Xiang memanggil Fu An yang keluar dari dalam dapur. Dia memberikan kalung jam tangan itu kepada Chun Xiang dan menyuruh agar Chun Xiang menggadaikannya, karena dia tahu tidak ada beras lagi yang tersisa serta atap rumah mereka harus segera diperbaiki.


“Bukankah ini jam tangan yang diberikan kakek Wang Cai kepada nenek? Kamu telah memilikinya lebih dari 60 tahun, bagaimana bisa kamu melepaskannya?” tanya Fu An sambil memperhatikan kalung jam tersebut.


“Dia tidak akan kembali. Dia hanya pengelana yang tiba- tiba datang ke Gunung Fu Man. Untuk dia, pertemuan kami adalah kesalahan. Sudah beberapa tahun berlalu, aku bahkan tidak melihat bayangannya. Jika dia tidak meninggal, maka dia telah melupakan ku,” kata Chun Xiang dengan sedih.

Dengan optimis Fu An meminta agar Nenek nya tidak berpikiran seperti itu, lalu dia mengembalikan kalung jam tersebut kepada Nenek.



Berita mengenai Yun Gao muncul di TV. Melihat itu, Fu An langsung menceritakan mengenai kejadian dirumah sakit.

Mendengar kejadian dirumah sakit, dimana keluarga Yun Gao mengharapkan agar Yun Gao yang sudah tua segera mati. Chun Xian merasa kasihan untuk Yun Gao.


“Lihatlah, apa bagusnya uang? Bahkan jika kamu punya banyak uang, kamu tidak bisa membeli keberuntungan dan kebahagiaan. Bahkan perahu yang kuat memerlukan tempat beristirahat yang nyaman. Keluarga adalah bagian terbaik untuk menghindari badai, kalian berdua harus mengingat ini selamanya. Uang bukanlah hal yang paling penting. Yang paling penting adalah keluarga yang bersatu, mengerti?” nasihat Chun Xiang. Dan Fu An serta Pi Dan mengangguk setuju.

“Nenek, kita bertiga akan bersama selama nya,” kata Fu An. Dan Nenek menggangguk, mengiyakan.


“Fu An, Pi Dan, nenek tidak memiliki banyak waktu yang tersisa untuk dihabiskan dengan kalian berdua. Wang Cai, akankah kamu kembali? Aku takut, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” pikir Chun Xiang dengan sedih.



Didalam kamar. Yun Gao bertanya kepada Pengacara Li, apakah dia percaya kalau karma itu ada? Dan Pengacara Li hanya diam saja.

“Aku tidak menyangka itu benar. Aku menghabiskan hidupku untuk membangun kekayaan menggunakan berbagai cara. Bahkan terhadap keluargaku, aku tidak memberi mereka cinta. Aku sama seperti elang tua kasar yang membuat mereka melompat keluar dari sarang satu persatu, tidak pernah terpikir mereka begitu penakut. Aku memberitahu mereka, inilah kenyataan dunia. Sekarang elang muda itu telah tumbuh besar, mereka mencoba membuangku dari sarang. Aku yang mengajari mereka begitu, jadi aku tidak menyalahkan mereka. Inilah karmaku. Karma ku karena telah bersalah kepada Huang Chun Xiang,” cerita Yun Gao.


Flash back
Semasa muda dulu, Yun Gao adalah seorang dokter. Ketika masuk ke dalam hutan untuk mengumpulkan obat, dia jatuh ke dalam jebakan dan terluka. Saat itu, Chun Xiang lah yang menyelamatkannya.


Ketika dia berada di rumah Chun Xiang, dia menemukan buku resep rahasia pengobatan milik keluarga Chun Xiang yaitu pill Ba Bao yang berkhasiat meningkatkan energi. Dia mencuri resep itu, ketika Chun Xiang pergi.



Lalu setelah itu, dia memberikan kalung jam kepada Chun Xiang. Dan berjanji akan kembali, tapi dia tidak menepatinya.

Flash back End
“Ketika aku akan meninggal di rumah sakit, aku melihat Chun Xiang. Itu mimpi yang sangat nyata. Chun Xiang datang mencari ku,” cerita Yun Gao. Dan Pengacara Li langsung teringat kejadian saat dirumah sakit, dimana Fu An menyelinap ke kamar Yun Gao.


“Ketua, itu bukan mimpi. Seorang gadis muda menyelamatkanmu,” jelas Pengacara Li. Namun dia merasa heran, karena seharusnya menurut cerita, Chun Xiang telah berumur sekitar 70 tahun sekarang. Lalu seperti terpikir sesuatu dia bertanya, “Bisa jadi itu adalah putri Huang Chun Xiang?”


“Putrinya? Mengapa aku tidak terpikir itu? Pergi! Segera pergi ke desa kecil disana dan cari. Aku mengabaikannya begitu lama, semua yang bisa aku lakukan untuknya sekarang adalah menggunakan sisa hidupku untuk menjaga nya dan keluarganya. Pergilah!” kata Yun Gao dengan tegas.



Pengacara Li mengiyakan perintah itu, tapi dia merasa cemas mengenai Da Feng dan Feng Feng, jika mereka bertanya mengenai masalah penerus. Yun Gao tidak peduli mengenai hal itu sekarang, dia mengatakan bahwa pada hari ulang tahun ke 80 thn nya minggu depan, dia akan mengumumkan  keputusan nya kepada setiap orang. Ba Bao Tang hanya akan diberikan kepada orang yang tulus kepadanya.

4 Comments

Previous Post Next Post