Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 05 – 2


Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 05 – 2
Images by : SET TV , TTV, iQiyi

Zi Jie baru mau balik ke Hua Li. Dan dia malah melihat ibu Zi Hao yang datang ke Hua Li. Dengan cepat, Zi Jie langsung memberi pesan pada Zi Hao, “Kode Merah”. Zi Hao terkejut membaca pesan tersebut padahal dia sedang rapat. Dengan terpaksa, dia menghentikan rapat dan berkata akan melanjutkan besok.
Dan kemudian, Zi Hao dengan terburu-buru memakai jas-nya dan menyuruh Li Jian untuk ikut dengannya untuk berkeliling ke setiap departemen. Hari ini, kan mereka belum keliling. Dan tidak perlu beritahu staff lain, cukup mereka berdua saja yang keliling..
“Kenapa kau sangat low profile  hari ini?” tanya Li Jian, bingung. 
“Terkadang, bagus juga untuk berkeliling dengan sederhana. Jika kau lebih lambat dariku, aku akan memotong gajimu sehari. Potong itu dari uang yang aku pinjam darimu,” ancam Zi Hao, karena Li Jian masih santai membereskan barang di atas meja.
“Potong lagi? Kau bahkan belum membayar sama sekali,” protes Li Jian dan langsung mengikuti Zi Hao berkeliling.
Pas sekali, saat mereka keluar, Ibu masuk ke dalam ruangan Zi Hao. Tapi, tentu saja ruangan itu kosong melompong. Kemana semuanya? Dan dia sadar kalau Zi Hao pasti mencoba kabur darinya.
--
Wanita yang tadi bermain piano, sedang mengemudi motor sport di jalan. Wanita itu Jian Zhen Yi / Jammie.
--

Zi Hao dan Li Jian sedang melihat proses bongkar muat barang.
“Wakil presiden, hadiah gratis untuk minimal pembelajaan telah tiba tepat waktu. Terlebih lagi, setiap orang berkata kalau hadiah itu cukup bagus. Departemen terkait juga telah menyiapkan semuanya dengan baik,” jelas Li Jian.
“Chang Ke Ai, aku sudah melakukan bagianku untuk menarik pelanggan. Sekarang, giliranmu yang melakukan bagianmu,” ujar Zi Hao sendiri.
Setelah itu, dengan terburu-buru, Zi Hao mengajak Li Jian untuk melihat departemen lain (wkwkwk, dia pasti takut kalau ketemu dengan ibunya. LOL)
--
Zhen Yi / Jammie tiba di Hua Li. Satpam langsung menegurnya untuk tidak parkir di depan gedung, karena itu bukanlah tempat parkir.
“Aku kemari untuk mencari Yang Zi Hao,” ujar Jammie dan langsung masuk ke dalam Hua Li, mengabaikan satpam.
Layar lebar yang terpasang di Hua Li, menyiarkan berita : Pianist cantik yang memainkan musik untuk movie romantis Hollywood dan memenangkan Oscar ini, Jamie Chien, kembali untuk pertunjukkan amal Natal. Uang yang terkumpul akan di donasikan untuk anak korban kekerasan. Dia cantik dan baik. Sekarang, pakaian, anting, lipsctik dan segala yang di gunakannya, di hargai mahal.
--
Daniel di jam istirahat, diam-diam menelpon. Dia memanggil orang yang di teleponnya, “guru” dan meminta tolong agar anaknya di jaga.
Xiao Tian istirahat siang dengan Daniel dkk. Dua orang pekerja itu (ini aku belum tahu sampai sekarang namanya, mereka ini gang-nya Daniel yang tidak suka dengan Ke Ai. Aku sebut mereka kemarin, trio pekerja) membujuk Xiao Tian agar tidak marah.
“Aku tahu, aku tidak seharusnya begitu. Tapi, aku tidak bisa tidak berpikir mengapa. Kualifikasi-nya lebih rendah daripadaku. Dan pengalamannya juga di bawahku. Apa itu karena dia bergantung pada hubungan (nepotisme) seperti yang Daniel katakan?” marah Xiao Tian.
Mereka tidak sadar kalau Ke Ai lewat di depan ruang istirahat.
“Tentu saja. Dia menggunakan hubungan itu. Jika tidak, kenapa kita harus meningkatkan penjualan kita? Kita bisa langsung menjadi manager,” timpal Daniel.
Li Jian dan Zi Hao lewat di lorong tersebut. Li Jian berkata kalau ada yang ingin ketemu, tapi Zi Hao menyuruh untuk membatalkan semua pertemuan. Dia tidak bisa bertemu siapapun hari ini. Li Jian tambah bingung dengan sikap aneh Zi Hao.
Zi Hao melihat Ke Ai yang berdiri di depan pintu ruangan istirahat. Dia hendak menyapa Ke Ai, tapi dia malah melihat ibunya di ujung lorong. Tanpa ba…bi…bu, Zi Hao langsung putra arah dan menyeret Li Jian ikut.
Salah satu dari trio pekerja, mendengar suara ZI Hao yang memanggil Ke Ai, dan mereka jadi khawatir jika Ke Ai menguping dari tadi. Tapi, Ke Ai langsung masuk dengan ceria seolah tidak mendengar apapun. Dia membawa dua plastik yang berisi kue beras.
“Ini adalah kue beras terkenal di pasar Tian Tian. Temanku yang membawakannya,” jelas Ke Ai dan membagikannya pada mereka. “Di masa depan, kita harus bekerja keras untuk mencapai target. Tolong, terima tanda terimakasih kecilku.”
Tapi, Xiao Tian dan yang lain tidak mau makan. Xiao Tian bahkan memilih untuk makan roti saja. Ke Ai tahu kalau mereka tidak suka padanya, jadi dia pamit pergi dan meninggalkan kue beras-nya di sana.
Wen Wen mengirim pesan pada Ke Ai, bertanya apakah teman kerja Ke Ai memakan kue beras tersebut? Tante Li Hua membuat porsi besar untuk kue beras itu untuk teman kerja Ke Ai dan juga untuk ucapan selamat karena Ke Ai mendapat promosi. (Ah, Wen Wen dan tante Li Hua benar-benar baik pada keluarga Ke Ai)
Tapi, Ke Ai malah mendengar dari dalam ruangan para pekerja itu heboh karena salah seorang dari mereka tanpa sengaja menjatuhkan kue beras dan hampir mengenai sepatu salah seorang lainnya. Mereka benar-benar tidak menghargai kue beras tersebut. Berkata, untunglah yang jatuh kue beras, jadi tidak ada yang di sesali.
“Untuk menyemangati kita, dia harusnya membawa sesuatu yang lebih berharga. Kue beras gurih? Apa dia memandang rendah kita?” ujar Daniel.

Kali ini, Ke Ai tidak bisa menahan diri lagi dan masuk ke dalam ruangan . “Apa maksudmu, ini tidak berharga? Apa yang tidak harus di sesali? Mungkin bagi kalian, kue beras ini bukanlah apa-apa. Tidak berharga. Tapi, itu di buat oleh tante Li Hua dan Wen Wen. Itu juga niat tulus seorang ibu pada putrinya. Semua orang juga sama. Kita bekerja keras untuk bertahan. Bagaimana bisa kalian menghina orang lain?”
Karena terlalu marah, Ke Ai membawa semua kue beras itu lagi.
“Benar, kualifikasi-ku tidaklah tinggi. Aku juga tidak pernah bekerja di dept. store. Tapi, aku bisa bilang, untuk bertahan, aku bekerja lebih keras dari siapapun. Karena kalian tidak suka aku menjadi manager sementara, lalu kalian harusnya mengikuti aturan dan bayar deposit NTD 50.000 untuk melamar posisi ini. Kenapa kalian malah sibuk membuat komentar sarkasme di sana sini? Kau menyerah dan menyalahkanku karena mengambil kesempatan. Bukankah itu tidak masuk akal?!”
“Bagaimana kami bisa tahu dimana kau mendapatkan NTD 50.000?” gumam salah satu di antara mereka.
“Itu bukan urusanmu!” balas Ke Ai. “Ini masih jam kerja. Kalian semua ada di sini. Siapa yang menjaga toko?”
“Aku bergiliran dengan pegawai di toko sebelah untuk istirahat,” jawab Xiao Tian.
“Sekarang, kau bahkan ingin ikut campur dengan jam makan siang kami?” tanya Daniel (ih, pengek tak bejek bejek).
“Kau…” kesal Ke Ai. Dan menatap mereka satu persatu. “Kembali ke posisi kalian setelah selesai. Jangan lupa tentang penjualan NTD 50juta.” Usai mengatakan itu, Ke Ai pergi.
Dan ternyata, Xiang Yin ada di dekat sana juga. Dan dia sepertinya mendengar pembicaraan Ke Ai dan yang lainnya.
--

Ke Ai pergi ke atap. Membalas pesan Wen Wen. Dia mengucapkan terimakasih dan berbohong kalau semua orang memperebutkan kue beras tersebut.
Eh, bagaikan jodoh. Atau telepati ya? Zi Hao juga ternyata lari bersembunyi ke atap. Zi Hao berteleponan memberitahu kalau dia tidak mau menemui siapapun, apalagi yang tidak ada janji. Dia yakin itu adalah siasat ibunya, dan menyuruh Li Jian untuk mengusir (sepertinya Jammie) untuk pergi. Dia ingin fokus kerja hari ini.
Siap teleponan, dia baru menyadari kalau Ke Ai ada di sana dan menangis. Zi Hao jelas, langsung ingin menghampiri Ke Ai.
“Yang Zi Hao,” eng ing eng, ibu nya muncul.
“Ma.”
“Kasih tahu aku, kemarin malam, kenapa kau tidak pergi ke pertunjukan musikal anak pemilik Bank Ju Bang?”
“Aku lupa.”
“Apa? Kau lupa? Kau benar-benar…”
“Ma, kau yang mengaturnya, bukan aku,” jawab Zi Hao dan matanya sibuk menatap ke pintu. Ke Ai sudah pergi. Dan tampaknya Zi Hao khawatir padanya.
“Aku yang mengatur? Jika kau tidak suka padanya, tidak masalah. Tapi, dia sibuk. Dia bahkan setuju untuk bertemu denganmu setelah musikal. Tapi, kau membiarkannya. Aku tidak peduli. Kau harus mentraktirnya makan dan meminta maaf padanya.”
“Baik, ya,” setujui Zi Hao dengan cepat. Ibu jelas terkejut. “Ma, aku sibuk. Aku harus pergi sekarang.”

Dan Zi Hao langsung berjalan pergi dengan cepat. Ibu benar-benar bingung, kenapa Zi Hao dengan cepat setuju? Tapi, ya udahlah, tidak masalah. Eh, apa dia menipuku?
Zi Hao berjalan dengan cepat menuruni tangga.
“Kau di lantai berapa?” suara Xiao Gang yang sedang menelpon. “Kenapa suaramu terdengar aneh? Jangan kemanapun. Aku akan segera tiba. Tunggu aku.”
Ke Ai duduk di tangga menunggu Xiao Gang. Zi Hao dan Xiao Gang beradu cepat menuju tempat Ke Ai. Zi Hao dari lantai atas, sementara Xiao Gang dari lantai bawah.

And…. Yang menemukan Ke Ai terlebih dahulu adalah…. Xiao Gang!
“Kenapa?” tanya Xiao Gang.



Zi Hao telat selangkah. Dia melihat Ke Ai yang menyadarkan kepala ke bahu Xiao Gang. Dan tangan Xiao Gang yang dengan ragu menepuk pundak Ke Ai sesaat. Yah, patah hatilah Zi Hao.
Dengan langkah lunglai, Zi Hao memutuksan untuk kembali naik ke atas.
Ke Ai kemudian mengangkat kepalanya dari pundak Xiao Gang dan bertaya kenapa Xiao Gang ke Hua Li? Xiao Gang ke sana karena ada kerjaan, dan memutuskan untuk menemui Ke Ai. Untunglah, dia menelpon Ke Ai. Ke Ai dengan sedih bercerita mengenai kesulitannya bekerja sebagai manager.
“Apa kau lupa yang aku katakan padamu di hari kerja pertamamu? Jadilah dirimu sendiri. Kau tahu apa arti Chang Ke Ai? Sama dengan Chanel dan Dior, Chang Ke Ai juga adalah brand. Selama kau percaya pada dirimu sendiri, semua orang akan setuju denganmu. Jangan lupakan dirimu sendiri karena mendengarkan orang lain. Tidak peduli walaupun kau pekerja atau manager, di masa lalu kau bisa menghidupi keluargamu, sekarang, kau bisa bertanggung jawab atas departemenmu. Aku selalu memandang tinggi dirimu.”
Ke Ai sediki terhibur mendengar ucapan Xiao Gang.
Nah, ini, si Zi Hao, sudah jalan sampai atas, baru tersadar, “Ini tidak benar. Kenapa malah aku yang kabur? Aku adalah boss. Dan Chang Ke Ai adalah karyawanku. Cai Xiao Gang adalah orang luar. Selama jam kerja, seorang karyawan berpelukan dengan orang luar di tangga. Itu tidak benar. Sebagai seorang atasan, aku harus mengoreksi dan mengajarinya.” Dan Zi Hao balik turun.

Ke Ai dan Xiao Gang sudah usai berbincang, dan memutuskan untuk turun. Tapi, mereka malah melihat seorang wanita berpakaian merah membawa tas hitam, yang melewati tangga darurat, tapi begitu melihat mereka, malah mundur masuk ke dalam gedung lagi.
“Kenapa dia terlihat seperti pencuri?” ujar Ke Ai. Dan Xiao Gang mengangguk.
Zi Hao panik sendiri karena Ke Ai dan Xiao Gang sudah tidak ada di tangga lagi.
--
Zi Hao masuk ke dalam gedung dan berpas-pasan dengan Ke Ai. Ke Ai melapor kalau tadi dia melihat seorang gadis yang tampak seperti pencuri. Tapi, begitu di kejar, dia menghilang.
“Kak Gang juga bilang, dia ingat, wanita itu berperilaku seperti pencuri!”
Mendengar nama Xiao Gang, wuih… terpancinglah Zi Hao, “Chang Ke Ai, kau bekerja untuk INDEX. Kenapa kau malah muncul di lantai lain selama jam kerja? Berkeliling dan menyebarkan rumor dan mengikuti orang yang seperti pencuri adalah bagian dari pekerjaanmu? Lakukan saja bagianmu. Pikirkan cara untuk meningkatkan penjualan. Kenapa kau malah mencari orang yang seperti pencuri dan bertingkah ikut campur?”
Ke Ai jadi kesal di marahi padahal niatnya baik. Dia balik menceramahi Zi Hao yang egois dan hanya memikirkan diri sendiri.
“Tunggu! Kenapa kau memanggil pengacara Cai, dengan sebutan ‘Kak Gang’, tapi aku kau panggil ‘tn. Yang’,” protes Zi Hao.
“Sebagai pekerja berdedikasi, aku hanya bersikap sopan untuk memanggil Anda dengan panggilan Anda yang adalah atasan ku.”
“Baiklah. Manager sementara INDEX, Chang Ke Ai. Aku akan melihat dan menunggu bagaimana caramu mencapai NTD 50 juta penjualan dan sibuk mencampuri urusan yang lain!”
“Ya, Tn. Yang!”
“Sangat bagus!”
Wow, berantem lagi mereka. LOL.

Mereka berpisah arah. Ke Ai kesal di bilang tukang ikut campur, menyebarkan rumor dan sejenisnya. Emangnya dia orang seperti itu?! sementara itu, Zi Hao kesal karena Ke Ai mengikuti kata Xiao Gang. Emangnya kalau Xiao Gang bilang orang itu bertingkah seperti pencuri, artinya dia pencuri? Dasar bodoh! Dia tidak bisa membedakan mana yang fakta.

Eh, tapi… mereka seperti tersadar. (Ke Ai sadar kalau omongan Zi Hao ada benarnya. Dia kan belum tahu fakta tapi sudah heboh bilang ada pencuri. Zi Hao juga sadar, gimana kalau perkataan Ke Ai benar, memang ada pencuri). Zi Hao berbalik. Ke Ai juga berbalik, eh tak jadi balik.
“Tapi, dia tetap tidak seharusnya mencap-ku seperti itu tanpa menverifikasi,” omel Ke Ai.
Zi Hao kesal sekali karena Ke Ai tidak berbalik, “Chang Ke Ai! Dia bahkan tidak membalikkan kepalanya! Aku akan mengingat hal ini. Aku tidak akan ikut campur dalam urusanmu lain kali!”
“Yang Zi Hao, lain kali, aku tidak akan ikut campur dalam urusanmu!”



1 Comments

Previous Post Next Post