Krong Karm Episode 2 –
part 3
Network : Channel 3
Dini
hari. Renu memasak kue baru. Dan seperti biasa, setelah itu dia akan membawa
semua kue dessert dagangannya ke pasar. Lalu seperti biasa juga, banyak orang
yang datang untuk membeli kue dessert buatan Renu yang sangat enak.
Ketika
semua dagangannya telah habis terjual, Renu pergi ke toko Yoi untuk membeli
beberapa bahan kue. Dan kali ini, dia tidak menjumpai Yoi, melainkan Atong.
Karena Yoi sedang pergi ke rumah kerabat di Pak Nam Pho bersama Ayah, diantar
oleh Asa.
Awalnya
Atong tidak mengenali siapa Renu, namun saat dia melihat keranjang yang Renu
bawa, dia langsung mengenali Renu sebagai kakak ipar nya dan menyapa Renu
dengan sopan.
“Sayang
kue nya sudah terjual. Jika tidak, aku akan membawa kan beberapa untuk kamu
coba,” kata Renu dengan ramah, kepada Atong yang baik.
“Aku
sudah merasakannya. Asa membawa kan nya untukku. Itu sangat enak, Sor. Nanti
aku akan menggutingkan beberapa halaman di koran atau di buku mengenai resep
kue, dan menitipkan nya pada Asa untuk mu,” balas Atong dengan ramah. Dan Renu
pun berterima kasih.
“Hia!
Berikan tambahan. Ayah dan Ibu sedang pergi. Jadi berikan tambahan,” kata Asa.
Dan Renu pun merasa tidak enak. Tapi Asa menyuruh Renu agar tidak perlu
khawatir, karena dia tidak memberikan itu secara gratis, dia mau Renu
membuatkan lebih banyak kue untuk nya, Ayah, dan Atong. Dan Renu pun tersenyum.
Asa
kemudian mengambilkan barang lain yang Renu inginkan. Renu memesan 1 kg gula.
Tapi Asa dengan begitu murah hatinya, dia memberikan 2 kg gula kepada Renu.
“Terima
kasih ya,” kata Renu kepada Atong serta Asa yang begitu baik padanya.
Setelah
selesai belanja, Renu pulang melewati depan rumah Je, dan disana mereka saling
menyapa serta mengobrol singkat. Lalu ketika Renu pergi, Je pun langsung
memberitahukan kepada Ama mengenai Renu yang merupakan menantu tertua di
keluarga Yoi.
“Oh!
Ayoi membiarkannya mengangkat itu dan berjualan seperti ini. Mengapa dia tidak
membiarkannya membantu bisnis keluarga?” tanya Ama.
“Ayoi
tidak menyukai dia,” jawab Je. Dan mendengar itu, Ama merasa tidak suka kepada
sikap buruk Yoi kepada menantu sendiri.
Di
kereta. Wanna dan Si (adik Chai) bertemu, mereka duduk di bangku yang
bersebelahan. Dan dengan sikap yang sedikit cerewet, Si terus mengajak Wanna
berbicara dan bertanya- tanya seperti kemana Wanna ingin pergi. Tapi Wanna diam
dan tidak menjawab nya.
“Mengapa
kamu tidak mau bicara denganku? Sedang tidak senang atau apa?” tanya Si,
pantang menyerah. Dan akhirnya, Wanna pun menjawab.
“Ibuku
sakit. Aku tidak punya uang untuk pengobatannya. Apa kamu senang? Berhenti
mengganggu ku,” balas Wanna dengan nada seperti merasa terganggu.
“Sakit
apa?” tanya Si, lagi.
“Tidak
tahu. Tapi tidak kelihatan bagus.”
“Kemana
kamu mau pergi?” tanya Si, lagi.
“Chum
Saeng.”
Si
yang sedikit cerewet, bertanya lagi, dia
mengatakan bahwa dia juga mau pergi ke Chum Saeng dan dia menanyakan untuk apa
Wanna ke sana. Dengan kesal, Wanna pun menjawab dengan ketus, karena dia sudah
memberitahu alasannya tadi, tapi Si terus saja bertanya ini- itu kepada nya.
“Rumah
ku disana,” kata Si, memberitahu. Dan Wanna diam saja.
Wanna
pergi ke toko Yoi dan memperkenalkan dirinya kepada Atong. Wanna adalah adik
Renu, dan alasan nya datang ke sini adalah untuk bertemu dengan Renu. Dan Atong
pun memberitahu bahwa Renu tidak tinggal di rumah mereka. Mendengar itu Wanna
sedikit terkejut, lalu dia meminta Atong untuk memberitahukan jalan ke tempat
di mana Renu tinggal.
Tepat
disaat itu Si datang. Melihat itu, Wanna merasa heran serta sedikit terkejut.
Atong
menghampiri Si, dan memberitahukan mengenai Ibu serta Ayah yang sudah pergi
tadi pagi untuk melihat tempat acara dan menyebarkan undangan pernikahannya.
Mendengar itu, Si ikut merasa bahagia. Tapi Atong belum mau menceritakan dengan
siapa dia akan menikah, karena cerita nya sangat panjang.
“Jadi,
apa misimu?” tanya Si kepada Wanna, ketika dia melihatnya.
“Apa
kalian saling mengenal?” tanya Atong, mendengar itu.
“Iya.
Kami sering bertemu di Pak Nam Pho. Dekat,” jelas Si.
Atong
kemudian memperkenalkan Wanna yang merupakan, adik dari kakak ipar mereka atau
lebih tepat nya istri dari kakak mereka Chai, yaitu Sor Renu. Mengetahui itu,
Si merasa sedikit terkejut, karena dia baru pergi beberapa bulan dari rumah,
tapi sudah ada banyak hal yang berubah. Atong akan menikah. Chia sudah punya
istri.
“Apa
yang terjadi? Haha… Oh! Aku juga ingin menikah,” kata Si dengan riang sambil
menatap ke arah Wanna, ketika mengatakan itu. Dan Wanna mengabaikan perkataan
nya. “Tunggu sebentar ya. Aku akan menemanin mu,” kata Si kepada Wanna, sebelum
dia masuk ke dalam untuk menaruh barang- barangnya.
Si
mengangkat kan koper kecil bawaan Wanna, dan sambil berjalan bersama, dia terus
berbicara. Mendengar itu, Wanna merasa malas sekali, dan menanyakan ‘tidak
bisakah Si berjalan lebih cepat?’. Lalu ketika Si masih saja banyak bicara,
Wanna pun langsung berjalan duluan, melewati nya.
“Oh!
Kamu mau kemana? Apa kamu tahu jalannya?” tanya Si. Mengikuti Wanna berjalan.
Di
pabrik penggilingan. Si menyapa Asa ketika melihatnya. Si memperkenalkan Asa
kepada Wanna. Dan Wanna kepada Asa. Tapi ketika mengenalkan Wanna kepada Asa,
ternyata Si sama sekali tidak mengetahui nama Wanna, karena dia menanyakan
siapa nama Wanna dan salah menyebutkan nama Wanna.
“Wannee!
Wannee! Hia!” kata Si.
“Wanna,”
kata Wanna, membenarkan.
“Oh
ya! Wanna! Wanna!” kata Si, membenarkan perkataannya.
Si
menuntun Wanna ke rumah dimana Renu tinggal. Dan saat mereka sampai disana,
ternyata Renu sedang sibuk memetik kelapa tua.
“Oh!
Wanna! Bagaimana kamu bisa sampai disini?” tanya Renu terkejut, saat melihat
Wanna datang.
“Adik suami mu yang mengantarkan ku,” jawab Wanna.
“Aku
Asi. Adik termuda Tua Hia,” kata Si dengan sopan memperkenalkan dirinya. Lalu
dia mengembalikan koper milik Wanna, dan pamit pergi kepada mereka.
Setelah Si pergi meninggalkan mereka, Wanna langsung
membicarakan tentang tujuannya datang ke sini. “P’ Renu. Mari pulang. Ibu
sakit. Sakit serius,” kata Wanna. Dan Renu terkejut.
Tags:
Krong Karm
Lanjut.....
ReplyDelete