Sinopsis Lakorn : Krong Karm Episode 2 - part 4



Krong Karm Episode 2 – part 4
Network : Channel 3

Renu menemui Asa untuk menggadaikan kalung emas miliknya, karena dia tidak mau menjual kalung itu ke toko emas. Dan tanpa banyak tanya, Asa menanyakan berapa yang Renu butuh kan. Lalu ketika Renu meminta 300, Asa dengan begitu murah hati langsung menawarkan diri untuk memberikan 400 kepada Renu.

“Tapi aku harus mengambil uang nya dirumah. Tunggu disini sebentar ya,” kata Asa, dan Renu menyerahkan kalung emas miliknya. Tapi Asa menolak menerima nya, karena dia mau mengambil uang dulu.


“Asi! Asi! Pulang?” tanya Asa, memanggil Si. Dan Si pun mengiyakan, tapi sebelum dia mengikuti Asa pulang, di mendekati Wanna. Dan menanyakan nama Wanna sekali lagi.

“Wanna,” kata Wanna, memberitahu.

“Wanna... Wanna... Wanna...” gumam Si mengingat. Lalu dia berlari pergi mengejar Asa yang sudah pergi duluan menaiki sepeda.



Dirumah. Renu melipat semua pakaian yang harus di bawa nya. Dan Wanna berdiri di depan pintu, menunggu. Mereka berdua mengobrolkan tentan Asa yang tampak sangat baik.

“Pria seperti Asa adalah orang yang ingin ku dapatkan sebagai adik ipar,” kata Renu, menggoda Wanna.

“Oh! Aku belum mau, kak!” balas Wanna.



Wanna kemudian menanyakan tentang bagaimana Renu bertemu dengan Chai. Dan Renu pun menceritakan segalanya. Lalu Wanna menanyakan apa Chai mengetahui tentang pekerjaan Renu, dan Renu membenarkan, jika tidak mana mungkin Chai mau membawa nya ke sini.



Asa kembali dan memberikan uang kepada Renu, kemudian dia memberitahu bahwa dia telah memanggilkan becak serta membayar nya untuk mengantarkan Renu dan Wanna ke stasiun.

“Terima kasih, Asa. Aku tidak akan melupakan kebaikan mu kali ini,” kata Renu, tulus.

“Kita adalah satu keluarga. Ini hanyalah masalah kecil saja,” balas Asa sambil tersenyum.


Distasiun. Renu membeli banyak makanan ringan untuk dimakan di dalam kereta api nantinya.


Wanna menanyakan kenapa Renu tidak bilang saja padanya, jika Renu memang tidak memiliki uang, daripada Renu harus sampai menggadaikan kalung emas nya. Dan Renu menjelaskan bahwa dia hanya ingin mengetes pikiran seseorang.

Maksudnya kalau dia memakai kalung emas dan orang melihat nya, maka mereka akan meminjamnya untuk di gadaikan. Menyimpan kalung emas di dalam koper, takutnya akan hilang. Jadi lebih baik memberikannya kepada Asa dan mengambil uangnya saja. Hal yang paling penting, Renu ingin tahu seberapa baiknya Asa kepada mereka, seperti apa yang mereka bicarakan barusan.



“Apa kamu bahkan memikirkan tentang itu?” tanya Wanna, tidak menyangka.

“Wanna. Apa yang telah aku lalui dalam hidup ku, kamu tahu. 7-8 tahun, sampai sekarang. Kelihatan nya seperti aku berada di dalam neraka. Aku punya anak, tapi tidak bisa membesarkannya. Anak ku tidak mengetahui aku Ibu nya. Anak ku tidak memanggil ku ‘Ibu’, tapi memanggil ku P (kakak). Dan hidup tersesat bekerja di tempat itu. Di pandang rendah oleh orang. 7-8 tahun, sampai sekarang. Itu mengajarkan ku bagaimana caranya bertahan. Apa kamu mengerti maksud ku?” tanya Renu serius, ketika selesai bercerita.

”Yeah!” jawab Wanna.


Renu kemudian menyuruh Wanna untuk makan, karena uang bukanlah masalah besar dan bisa di temukan kapapun. Yang paling penting adalah mengeyangkan perut mereka dahulu, sebab mereka tidak mengetahui hari ini atau besok apa yang akan mereka hadapi dalam hidup.



Di rumah makan. Atong, Asa, serta Si, mereka makan mie bersama. Dan disana ketika melihat, Jantra. Si merasa tertarik dan berniat untuk mendekatinya. Mendengar itu, Atong tampak sedikit merasa cemburu, tapi dia tidak memperlihatkannya. Namun Asa yang peka, menyadari itu.


Ketika Atong pergi untuk mengambil teh. Asa langsung bercerita kepada Si mengenai Atong yang menyukai Jantra. Dan Si merasa kasihan kepada Atong.



Saat pandangan mata Atong serta Jantra tidak sengaja saling bertemu. Atong tersenyum kepada Jantra.



Ketika Atong kembali, Si meminta agar Atong tidak menghalangin  jalannya untuk mendekati Jantra. Dan sambil tersenyum, Atong langsung memukul kepala Si. Kemudian Si pun merasa heran, karena menurutnya sayang bilang menyiakan wanita cantik seperti Jantra. Dan sambil tersenyum, Asa langsung memukul kepala Si.


“Tapi ...” kata Si. Namun sebelum dia selesai bicara, dia langsung mengangkat kedua tangannya, menghalangin Atong serta Asa yang ingin memukul kepala nya lagi. “Makan... makan... makan,” kata Si, menyerah.


Sesampainya dikampung halaman. Renu memberitahu Wanna bahwa dia akan membawa Ibu mereka ke dokter di kota.



Sesampainya dirumah. Renu merasa senang sekali ketika melihat anaknya, Pock. Dan saat melihat Pock berlari ke arahnya, Renu merasa semakin senang, tapi ternyata Pock malah memeluk Wanna. Melihat itu, Renu merasa sedih.



“Wanna! Kamu kemana? Siapa itu? Oh Renu!” kata seorang wanita, keluar dari dalam rumah.

“Aku menjemput P’Renu kembali untuk menemui Mom,” jelas Wanna.


“Pergi temui Ibumu dan perhatikan tanggal kematiannya,” kata si Wanita kepada Renu. Dan mendengar itu, Renu merasa sangat terkejut.

Post a Comment

Previous Post Next Post