Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 05 –
1
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Zi Hao menagih Ke Ai untuk membayar uang deposit
karena melamar menjadi manager sementara.
“Hah? Bukankah kau yang ingin melamar posisi ini?”
kaget Ke Ai.
“Benar. Tapi, kan tadi kau sendiri yang bilang
agar tidak membantu. Dan menurut peraturan, jika kau menginginkan posisi ini,
kau harus berkorban. Setidaknya, kau bisa memintaku agar meminjamkanmu uang,”
ujar Zi Hao.
Li Jian langsung memutar bola matanya kesal. Jelas-jelas,
Zi Hao aja nggak ada uang dan berhutang padanya. Tapi malah sok menyuruh orang
meminjam uang padanya.
“Hehehe. Baiklah. Kemarin malam, kau masih belum
memberikan NTD 200.000. Sekarang, aku akan memberikanmu NTD 50.000. Jadi, kau
masih berhutang padaku NTD 150.000,” ujar Ke Ai.
Giliran Zi Hao yang melongo kaget. Darimana dia
dapat uang? Dan dia mulai memikirkan cara untuk menghindari membayar Ke Ai.
“Aku suka kalau kau memperdebatkan hingga detail
dan membuat semuanya tetap jelas. Kau akan menghasilkan banyak uang untukku nanti.
Tapi… aku akan menghitung bunga.”
“Bunga?”
“Bunga adalah penting kan?”
“Ketika aku menguraikan rencana pembayaran hutangku,
kau tidak menyebutkan hal itu. Terakhir kali saat makan steak, kau juga bilang
ingin membalas kesempatan yang ku berikan padamu. Bilang kalau kau sangat
bersyukur. Sekarang, kau tiba-tiba bilang ingin menghitung bunga. Bukankah ini
terlalu mendadak??”
“Tapi, kau tidak bisa mendapatkan banyak
keuntungan ketika aku merugi. Benarkan? Aku juga harus mendapatkan keuntungan
dari hal ini juga. Setidaknya, sarapan denganku atau sesuatu seperti itu.”
“Aku tidak bisa.”
“Tidak bisa? Hal sepele seperti itu kau tidak
bisa?”
“Tentu saja aku bisa menyiapkan sarapan untuk mu
sebagai bunga-nya karena kau sudah membantuku. Tapi, setiap pagi, aku harus membantu
ibuku untuk mengambil baju jualan dan memilih pakaian di jual di toko. Kemudian,
aku harus sarapan bersama denganmu nanti. Semua itu butuh waktu. Uang juga waktu.
Aku akan merugi.”
“Aku tidak bilang setiap hari,” ujar Zi Hao. “Okay,
aku akan menyiapkan sarapannya. Kau cukup datang dan makan bersamaku. Jika kau
sedang mengambil baju jualan, maka kita akan makan di mobil. Bagaimana? Aku
membantumu menghemat setengah waktu mu. Aku cukup dermawan kan.”
Dan Ke Ai setuju, tidak bisa lagi membantah. Zi Hao
senang dan mengingatkan kalau mulai besok mereka akan sarapan bersama setiap
hari. Ke Ai masih merasa ada yang aneh, tapi Zi Hao malah bilang Ke Ai kan tadi
sudah bilang ‘setuju’ jadi tidak bisa ingkar lagi.
Dan untuk menjamin Ke Ai tidak ingkar, Zi Hao langsung
menyuruh Li Jian menulis semuanya hitam di atas putih.
--
Xiao Gang menemui junior-nya yang bekerja di Hua
Li, yang waktu itu memberikannya buku peraturan karyawan Hua Li. Juniornya
berkata kalau Xiao Gang bisa datang padanya jika punya pertanyaan apapun mengenai
pasar.
“Kepala pasar yang sebenarnya, berjudi minggu
lalu. Dan dia kalau NTD 50juta. Ketika Tiger datang, itulah yang terjadi. Judi bukanlah
hal baik. Jika kau sudah kecanduan, kau harus segera memotong kedua tanganmu,”
ujar Junior-nya, dan dia adalah Zi Jie!
Xiao Gang meminta bantuan Zi Jie untuk menjaga Ke
Ai di Hua Li. Dan juga jangan beritahu Ke Ai mengenai apapun yang terjadi di
pasar. Zi Jie menyanggupi.
“Jangan-jangan
ada sesuatu di antaranya dan Chang Ke Ai?”
pikir Zi Jie.
Xiao Gang kemudian pamit pergi dan masih mengucapkan
terimakasih karena sudah memberikan buku peraturan karyawan Hua Li, waktu itu.
“Kelihatannya,
Yang Zi Hao mempunyai saingan.”
Dan saat Xiao Gang sedang teleponan, sebuah vas
bunga terjatuh dari atas. Untung Zi Jie melihatnya sehingga dia langsung
mendorong Xiao Gang. Mereka berdua sama-sama kaget. Dan Zi Jie bertanya curiga,
“Apa ada yang sengaja melakukannya?”
--
Ke Ai menandatangani perjanjian akan sarapan
bersama Zi Hao setiap hari sebagai bentuk bunga atas pinjaman Zi Hao. Zi Hao jelas
senang.
Zi Hao kemudian mengatakan kalau lamaran Ke Ai
untuk posisi manager sementara telah resmi di terima. Dan dia memberikan instruksi
pada Li Jian agar memberikan dokumen pada Ke AI.
“Periode penilaian adalah selama 1 bulan. Selama periode
tersebut, kau akan menggantikan posisi Yin Yin menjadi manager dan ketua dari
team penjualan lantai 2. Kau akan memimpin departemen pakaian wanita untuk
mencapai target NTD 50juta. Jika kau bisa meningkatkan penjualan hingga 10%,
kau akan di promosikan menjadi manager.”
“Lalu, manager Yin Yin…”
“Posisi manager Yin Yin akan di putuskan setelah
dia selesai cuti melahirkan. Perusahaan akan menyusun posisi yang cocok
baginya. Apa masih ada masalah?”
“Ada.”
“Katakan.”
“Aku dapat memimpin team-ku untuk berperang. Tapi,
aku harus mempunyai pasukan. Sekarang, Ny. Yin Yin tidak ada di sini. Ini adalah
musim liburan dan aku harus mencapai target. Kita kekurangan staff. Aku membutuhkan
staff tambahan.”
“No problem.
Kau sekarang harus bertingkah seperti manager. Apapun yang kau inginkan,
buat keputusan yang sendiri, timbang sendiri, evaluasi sendiri dan berikan proposal-nya
sendiri. Tapi, kau harus bertanggung jawab atas konsekuensi-nya, jika terjadi
sesuatu. Apa ada masalah?”
“Tidak ada. Tapi, aku rasa kita tidak bisa hanya
tergantung pada acara atau sejenisnya untuk meningkatka penjualan. Kita harus
meningkatkan teknik penjualan untuk meningkatkan penjualan. Kita harus membawa
keramaian!”
Dan itu adalah sama dengan yang Zi Hao pikirkan. Keramaian
artinya uang. Meningkatkan pelanggan mereka adalah kunci untuk meningkatkan
penjualan mereka. Dan itu adalah apa yang akan Zi Hao lakukan. Jadi mulai dari
sekarang, dia akan bertanggung jawab untuk meningkatkan pelanggan. Dan setelah
pelanggan masuk ke Hua Li, maka Ke Ai yang akan bertanggung jawab terhadap
penjualannya.
Zi Hao mengulurkan tangan untuk bersalaman. Ke Ai
hendak menyambut uluran tangan Zi Hao, tapi Zi Hao malah berpura-pura menjawab
telepon dengan tangannya (Wkwkwk… balas dendam! Waktu itu kan Ke Ai buat kayak
gitu sama dia. Ampun lah ya, udah adult masih
seperti child. LOL)
Ke Ai dengan malas pamit pergi untuk bekerja.
sementara Zi Hao tertawa senang karena berhasil balas dendam.
Zi Hao kemudian menyuruh Li Jian untuk mengadakan
rapat. Dia ingin semua karyawan terkait PR dan departemen acara untuk hadir di
rapat. Mereka akan mendiskusikan rencana mereka dan tanggal untuk acara mereka.
Dia yakin kemenangan ada di tangan mereka! (Itu yang hiasan di dinding, itu bisa di keluarkan lho, dan di jadikan kursi. Keren kan konsepnya)
--
Ke Ai turun menggunakan eskalator dan memperhatikan
semua pelanggan yang lewat.
Setiap
hari, rata-rata 10.000 pelanggan akan masuk ke Hua Li dept. store. Lebih dari
100 toko, lebih dari 1000 pekerja akan melayani mereka. Moto pelayanan kami
adalah berharap orang-orang yang masuk ke dalam toko mereka akan menjadi lebih
baik karena kami. Seminggu yang lalu, aku tidak pernah terpikir akan menjadi
salah satu karyawan di sini, bahkan hingga menjadi manager. Aku tidak akan
berharap diriku akan melakukannya dengan baik. Tapi, aku harap kalau aku akan
menjadi lebih baik di masa depan. Sama seperti orang yang datang ke Hua Li
dept. store, aku akan menjadi bahagia di sini untuk sekali.
--
Sementara itu, di tempat lain, seorang wanita cantik
sedang memainkan piano. Wanita itu tidak mengenakan gaun yang indah, melainkan jaket
kulit dan celana kulit. Tiba-tiba saja, dia berhenti memainkan piano-nya, dan
meraih helm-nya yang ada di atas piano dan langsung pergi.
--
Berita mengenai Ke Ai yang akan menjadi manager
sementara menggantikan Yin Yin telah tersebar di departemen pakaian wanita. Dan
para pegawai langsung bergossip merasa tidak adil karena Ke Ai baru kerja
seminggu. Dan karena itu muncul gosip juga kalau Ke Ai bisa masuk ke Hua Li
karena nepotisme. Lebih kesalnya, mereka mengejek Xiao Tian yang masuk lebih
cepat dari Ke Ai dan berada di toko yang sama, tapi tidak dapat promosi.
“Well, artinya
Xiao Tian tidak cukup kuat,” ujar Daniel,
mengejek Xiao Tian.
Xiao Tian jelas kesal mendengarnya. Dan mereka
langsung saling berhadapan. Xiao Tian langsung menggerakan tangannya dengan gerakan
mengusir sambil berujar : “Pergilah roh jahat. Pergilah setan!”
Daniel kesal dan membalas. Dia juga mengejek Xiao
Tian yang pasti marah karena dia telah merebut pelanggan Xiao Tian kemarin,
kan? Itu semua karena Xiao Tian terlalu lemah. Jadi, orang lain bisa merebut
segalanya dari Xiao Tian.
Xiao Tian semakin terpancing. Dia bahkan berkata
bisa merebut pelanggan Daniel. Mereka jadi saling berseteru dengan suara keras
dan menarik perhatian semua pegawai
lainnya.
“Berhenti! Berhenti bertengkar!” lerai Ke Ai yang
baru datang.
“Xiao Tian, sekarang sudah jam makan siang. Kamu pergilah
makan. Setelah selesai, pergilan ke lantai 5 bagian pria untuk mengambil pakaian
yang kita pinjamkan ke majalah. Mereka mengantarkannya ke lantai 5,” perintah
Ke Ai.
“Selama jam siang, pekerja kantor akan keluar
untuk makan siang. Kau menyuruhku makan siang sekarang? Jadi, kau bisa
mendapatkan semua penjualan, kan?” tuduh Xiao Tian, berpikiran negatif.
“Lihat itu. Dia sekarang manager. Lihat betapa
berbedanya cara dia bicara sekarang,” sindir Daniel.
Ke Ai berusaha menguatkan hatinya. Dia memilih
mengalah. Dia yang akan pergi makan siang terlebih dahulu dan Xiao Tian yang
menjaga toko. Tapi, dia tetap bisa melihat semua orang menggunjingkannya yang
telah menjadi manager padahal baru seminggu kerja.
“Karena semua orang ada di sini, aku akan
mengumumkan sesuatu,” ujar Ke Ai. “Natal sudah berakhir. Kalian bisa melepaskan
aksesoris kepala kalian (bando tanduk rusa). Terus, sebelum rapat besok pagi,
kita ada rapat penjualan.”
“Rapat… rapat… rapat… jika kita terlalu banyak
rapat, penjualan kita juga akan terkena dampak. Tidakkah kau tahu hal itu?”
“Ya. Kami hampir tidak punya cukup waktu untuk
berjualan. Kami tidak punya waktu untuk pergi rapat.”
“Ya, seorang pekerja baru seperti dia tidak punya
pengalaman tapi ingin jadi manager,” timpal Daniel.
Pokoknya, mereka semua benar-benar tidak
menganggap Ke Ai sebagai manager mereka.
Ke Ai berjalan pergi sambil menguatkan dirinya. Dia
kan sudah bisa bertahan selama 10 tahun dalam kesusahan. Hal seperti ini,
bukanlah masalah besar. Hanya saja, dia tidak bisa sendirian untuk mencapai NTD
50juta penjualan.
“Wen Wen, bisakah aku meminta bantuanmu?” telepon
Ke Ai pada Wen Wen.
Tags:
Hello Again
Lanjut.....Semangat!!!!!
ReplyDelete