Krong Karm Episode 2 –
part 2
Network : Channel 3
Setelah
semua kue buatan nya laku terjual, Renu datang ke tempat jualan Mao. Disana dia
menanyakan, dimana dia bisa membeli bahan- bahan untuk membuat kue, karena dia
berencana untuk membuat kue baru besok. Dan jawabannya adalah toko Yoi. Tapi
mendengar itu, Renu merasa segan ke sana, karena dia tahu Yoi sangat
membencinya.
“Oh!
Apa yang di takuti disana? Kamu kan pelanggan, jika kamu membeli sesuatu dari
toko nya, maka aku pikir Ibu mertua mu tidak mungkin akan marah. Karena dia
begitu serakah dan pelit! Lagian kamu datang bukan untuk meminta, tapi kamu
membawa kan uang untuk nya” kata Mao. Dan Renu pun berpikir itu benar.
Renu
datang ke toko Yoi. Disana dia mengatakan mau membeli sagu, awal mendengar itu Boonplook
langsung menjawab ada. Tapi ketika dia melihat bahwa ternyata Renu yang ingin
membeli, dia langsung mengatakan bahwa sagu nya telah habis.
Ketika
Pom mendengar Boonplook mengatakan tidak
ada, dia langsung menjawab bahwa sagu mereka masih ada, karena dia yang membawa
nya tadi pagi. Namun Boonplook membalas bahwa itu tidak ada. Dan Renu pun
mengerti.
“Apa
yang terjadi? Ada atau tidak?” tanya Renu, sengaja.
“Sor,
kamu lebih baik menunggu di depan. Aku akan melihat, 1 kg, kan?” tanya Boonplook.
“Tidak
masalah. Aku akan mengambilnya sendiri,” balas Renu, tegas.
Setelah
Renu masuk ke dalam toko, Boonplook langsung protes kepada Pom yang tidak
membantunya barusan. Karena bila Renu datang membeli di toko saat Yoi ada, maka
akan terjadi keributan. Dan Pom pun merasa bingung, karena dia tidak tahu bahwa
yang ingin membeli adalah Renu.
Renu
masuk ke dalam toko, dan menemui Yoi. Dia mengatakan pada Yoi bahwa dia ingin
membeli sagu, tapi Yoi malah mengatai nya dengan buruk serta memarahi nya. Yoi
mengatakan bahwa kue Renu tidak enak serta di pasar Renu sibuk menggoda pria
lain, jadi dia akan menulis surat untuk memberitahu Chai nanti.
Mendengar
itu, Renu hanya diam saja, lalu ketika Yoi telah selesai memarahinya. Renu pun
mengatakan, “Intinya, kamu mau menjual sagu nya pada ku atau tidak? Jika tidak,
aku akan membelinya di toko lain,” kata Renu, tegas.
Ketika
tidak mendapatkan jawaban dari Yoi, maka dengan sengaja Renu pun berbalik
seperti mau pergi. Dan melihat itu, Yoi langsung berteriak memanggil Boonplook
dan menyuruhnya untuk mengambilkan 1kg sagu.
Mendengar
itu, Renu tersenyum senang dan dengan sengaja menyebutkan semua barang lain
yang ingin di belinya di depan Yoi dengan keras. Kemudian setelah itu, Renu
mengeluarkan uang nya dari balik baju. Dan menunjukan semua uang yang dimiliki
nya, di depan Yoi.
“18
baht,” kata Yoi dengan sikap jaim.
“Kamu
menghitungnya dengan cepat ya, Tao Ke Nia,” kata Renu sambil tersenyum semanis
mungkin. Dan menggunakan pena, Yoi mengambil uang Renu dan memasukan nya
langsung ke dalam laci meja, tanpa menyentuhnya sama sekali.
“Jangan
begitu jijik dengan uang ku seperti itu. Uang ini halal, dari keringat dan
kerja keras ku sendiri. Bukan dari menipu, perselingkuh, atau memanfaatkan
siapapun. Kamu sadar baik kan, kapan pun uang panas… ada di tangan… maka
siapapun… akan merasa… panas … seperti … di neraka,” sindir Renu dengan
menggunakan banyak penekanan di akhir kata.
Mendengar
itu, Yoi merasa sangat kesal sekali, tapi dia tidak bisa melakukan apapun,
karena sekarang Renu adalah pelanggan. Dan Renu pun tersenyum penuh kemenangan.
Ketika
semua barang belanjaan nya telah siap, Renu pun keluar dari toko. Lalu saat dia
melihat Yoi yang ikut keluar, Renu dengan sengaja mengatakan agar Yoi tidak
perlu mengantarkannya. Dan dengan sinis, Yoi membalas bahwa dia takut Renu akan
mencuri barang dari toko nya, jadi dia keluar hanya untuk memastikan.
“Betapa
berdedikasi nya! Itu mengapa kamu kaya dan semakin kaya!” kata Renu, balas
menyindir Yoi balik.
“Sifat
mu yang seperti itu, tidak bisa diandalkan!!” balas Yoi, kesal.
“Tidakkah
kamu tahu? Aku begitu bisa diandal kan dalam beberapa hal. Jika tidak mengapa
anak mu tergila- gila padaku?” balas Renu sambil tersenyum manis. “Aku lebih
baik pergi sekarang. Aku akan berlangganan di sini lagi nanti. Dah,” kata Renu sebelum Yoi sempat mengatakan
apapun.
Kemudian setelah Renu pergi dari
toko nya, dengan marah, Yoi
pun langsung menyuruh Boonplook dan Pom untuk menyiram air di luar toko, untuk membersihkan serta
membuang kesialan di toko nya.
Renu duduk merenung di depan rumah. Dia mengingat sikap
Yoi yang terlalu memandang rendah pada nya, dan juga bersikap jijik pada nya.
Lalu Renu teringat akan perkataan teman sekerja nya dulu.
Flash back
“Tidak ada seorang pun yang ini terlahir sebagai pelacur.
Jika aku bisa memilih, aku mau terlahir dengan sendok emas dan perak. Bukan
dengan tulang dan menyambar seperti anjing,” kata teman Renu, bercerita.
Mendengar itu Renu diam mendengarkan. Dan teman Renu
menlanjutkan ceritanya, dia mengatakan walaupun mereka berusaha untuk menahan
penderitaan, tapi ketika mereka telah menjadi seorang pelacur, maka orang-
orang akan terus menyebut kita sebagai ‘pelacur’.
Flash back End
Renu tampak sedih mengingat itu. Tapi dia berusaha tegar
dan menahannya.
Di toko. Yoi menceritakan kepada Atong mengenai
kehidupannya dulu. Sebelum dia dan Ayah menjadi seperti apa yang Atong lihat
hari ini, mereka begitu kesusahan. Jadi Yoi mengingatakan agar Atong tidak
membiarkan siapapun mengambil keuntungan atau kesempatan dari usaha mereka. Dan
Atong pun mengiyakan.
“Walaupun kamu anak kedua, tapi sekarang kamu seperti
anak yang pertama. Kakak mu itu begitu mengecewakan ku. Jadi kamu harus
melakukan yang terbaik untuk mengembalikan reputasi keluarga kita. Kakak mu
begitu bodoh meninggalkan Philai. Dan kamu beruntung, karena wanita sempurna
seperti Philai sulit di temukan. Kamu tahu? Ingat ini!” kata Yoi.
Boonplook yang mendengar itu, langsung merasa kesal dan tidak
senang. Sementara Atong diam, tidak menjawab.
Di pasar. Asa mendekati Jantra dan memberikan nya tiket
bioskop film baru, dengan alasan agar Jantra bisa pergi ke sana bersama Je
lagi. Lalu Asa menanyakan bagaimana film yang mereka nonton bersama kemarin,
karena dia tidak melihat Jantra tertawa sama sekali, saat semua orang tertawa.
“Apa itu tidak menyenangkan? Atau kamu tidak bisa
tertawa?” canda Asa, lalu dia tertawa dengan keras. Mendengar candaan itu,
Jantra pun tersenyum.
Tepat disaat itu, Yoi lewat. Jadi dengan segera Asa pun
langsung berpura- pura tidak ada hubungan apapun dengan Jantra, dan menghampiri
Yoi. “Ma, kemana kamu akan pergi?” tanya Asa, dia menawarkan diri mengantarkan
Yoi ke pasar. Dan Yoi pun duduk diatas bocengan sepeda.
“Uhhh! Pegang yang erat ya, Ma!” kata Asa. Lalu dia
mengayuh sepeda nya.
Jantra memperhatikan tiket nonton yang di berikan oleh Asa. Dan Asa.
Tags:
Krong Karm
Lanjut.......Semangat!!!
ReplyDelete