Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 01-2


Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 01-2
Images by : Youku


Xiao Chun pergi keluar untuk membeli peralatan sehari-hari. Setelah sampai di kos, dia mulai merapikan barang-barangnya. Dimulai dari gelas di dapur dan peralatan mandi di kamar mandi. Dia tampak senang melihat peralatannya sendiri.
Setelah itu, dia masuk ke dalam kamar dan mulai membuka kotak kardusnya yang belum sempat di rapikannya kemarin. Dia membuka dengan cutter sehingga membuat suara berisik.
“Bisakah kau lebih tenang?” terdengar suara Sheng Nan dari tingkat atas tempat tidur. Ternyata dia sudah pulang.
“Maaf, aku tidak tahu ada orang,” ujar Xiao Chun meminta maaf. Saat itu ponselnya di atas tempat tidur berbunyi, dengan cepat Xiao Chun langsung mengambilnya dan berlari ke kamar mandi.

Xiao Chun menjawab telepon di kamar mandi. Yang menelpon adalah ibunya. Dia menanyakan keadaan Xiao Chun dan bagaimana kondisi di kos. Xiao Chun tidak menjelaskan banyak hanya berkata kalau teman-teman kosnya baik padanya. Xiao Chun kemudian meminta ibu menyampaikan rasa terimakasih nya pada paman karena telah memberikannya uang. Dia tidak ingin bicara dengan paman, tetapi ibu malah sudah memberikan telepon pada paman. Mereka hanya berbicara sebentar dan setelah itu selesai.

Saat keluar dari kamar mandi, Xiao Chun melihat Sheng Nan yang sudah berjalan keluar dari kos. Xiao Xhun hendak menyapanya tapi Sheng Nan tidak berbalik sama sekali. Saat masuk ke dalam kamar, dia hanya mendapati pesan post it dari Sheng Nan, dan tampaknya itu bukan hal yang bagus, karena wajah Xiao Chun terlihat muram.
--

Xiao Chun pergi ke kampus dengan naik bis. Saat itu, bis dalam keadaan ramai dan ada yang kebagian berdiri. Orang yang berdiri di depannya, terus bicara dengan temannya dan tas orang itu terus mengenainya. Xiao Chun merasa risih, jadi dia memilih untuk berdiri saja. Chen Chen heran melihat Xiao Chun berdiri padahal masih ada 3 pemberhentian lagi. Xiao Chun hanya membuat alasan kalau dia capek duduk.
--
Chen Chen dan Xiao Chun sudah tiba di kampus. Chen Chen bertanya apa Xiao Chun ada ke pesta penyambutan mahasiswa baru kemarin? Ternyata, Xiao Chun tidak pergi karena dia bangun terlambat.
“Kalau begitu akan sulit bagimu untuk berbaur nantinya. Mereka mungkin sudah saling mengenal,” komentar Chen Chen. Dan dia langsung menghampiri teman-temannya dan meninggalkan Xiao Chun.
--

Xiao Chun masuk ke dalam kelas dan duduk sendirian. Dia melihat orang-orang yang sudah mempunyai gang dan teman masing-masing,hanya dirinya yang tidak punya. Ada juga yang memakai baju dengan motif yang sama dengannya, dan itu membuat Xiao Chun semakin tidak pede. Apalagi dia mendengar orang mengomentari baju dengan motif garis-garis (motif baju yang Xiao Chun kenakan) dan rambut kepang dua itu sangat jadul.
Tidak lama, seorang pria berpakaian baju olahraga dan memegang bola masuk ke dalam kelas. Para wanita langsung heboh menghampirinya. Pria itu bernama Yang Yu dan tampaknya dia cukup populer. Para wanita yang mendekati-nya kemudian menantang Yang Yu untuk melakukan tantangan, jika tidak, Yang Yu harus mentraktir mereka.
“Apa yang kalian mau aku lakukan?” tanya Yang Yu. Dan mereka membisikan sesuatu.

Yang Yu berjalan ke meja Xiao Chun. Dia menyapa Xiao Chun yang sedang menundukkan kepala. Dan saat Xiao Chun mengangkat kepalanya, di mata Yang Yu, wajah Xiao Chun tampak bersinar. Woaah, jelas dia terpesona pada Xiao Chun.
“Kau terlihat cantik dengan baju bergaris itu. Dan juga rambut kepangmu,” ujar Yang Yu. Dan Xiao Chun tampak risih padanya. “Nona, aku Yang Yu. Aku juga kuliah jurusan Psikologi. Aku tingkat 3. Bagaimana denganmu?”
Tapi bukannya menjawab pertanyaan Yang Yu, Xiao Chun malah duduk menjauh.
“Bagaimana jika aku… add akun WeChat -mu. Aku tahu banyak mengenai makanan enak di kantin. Aku akan merekomendasikannya padamu.”
Xiao Chun tidak menjawab, dan duduk menjauh lagi.
“Kau bisa menulis ID-mu di tanganku, aku tidak membawa ponsel,” pinta Yang Yu.
Xiao Chun semakin risih. Untunglah saat itu, seorang pria berambut sebahu datang ke kelas dan memanggil Yang Yu. Dia menyampaikan kalau team sepak bola meminta Yang Yu ikut bermain lagi.
Dan di mata Xiao Chun, pria berambut sebahu itu tampak bersinar. Dia terpesona pada pria tersebut.
--
Xiao Chun sudah pulang ke kos dan sedang menikmati makan siang sambil menonton TV. Saat itu, dia mendengar suara orang berjualan berteriak buah. Jadi, Xiao Chun keluar untuk membeli sedikit buah.
Saat dia masuk, Sheng Nan ternyata sudah pulang.
“Dapatkah kau mematikan TV ketika keluar?” tegur Sheng Nan. “Dan juga, meja makan ini milik bersama. Kau harus membersihkannya langsung setelah selesai menggunakannya. Begitu juga dengan kamar mandi. Dan juga, kau harus mencabut kabel listrik setiap waktu.”
Xiao Chun hanya diam. Dia kemudian hendak menawarkan jeruk yang di belinya pada Sheng Nan, tapi Sheng Nan sudah jalan masuk ke dalam kamar.
--

Esok hari,
Chen Chen bangun pagi dan membuka kulkas. Dia melihat toples berisi selai punya Xiao Chun. Dan tanpa bertanya atau minta izin, dia langsung mengambil sendok dan memakan selai itu diam-diam secara sembunyi-sembunyi.
Xiao Chun yang hendak menggunakan selainya, heran karena selainya tampak berkurang.
Saat hendak berangkat ke kampus, dia melihat pesan post it yang Sheng Nan tempel di pintu : Orang terakhir harus mematikan router.

Xiao Chun menghela nafas panjang. Dia kembali ke ruang tamu dan mematikan router listrik. Dia juga mematikan lampu sebelum keluar. Tapi, baru juga keluar, dia berlari masuk lagi dengan terburu-buru. Dia memastikan sekali lagi kalau router sudah mati. Dan kemudian menyapu lantai ruang tamu, memastikan tidak ada pasir di sepatunya yang tertinggal.
--

Ni Jin pulang dan melepaskan sepatunya dengan menginjak sepatu putih milik Xiao Chun.
Saat Xiao Chun mau masuk kamar mandi, Ni Jin langsung memotongnya dan masuk begitu saja.
Saat Xiao Chun sedang mencuci baju, Chen Chen menghampirinya dan memintanya untuk mencucikan bajunya juga, nanti dia yang akan jemur bajunya.
Waktu Xiao Chun sedang bersantai, Ni Jin masuk ke dalam kamarnya dan bertanya apa baju di mesin cuci adalah milik Xiao Chun?
“Kau harusnya menjemurnya setelah mencucinya! Jika tidak, orang lain tidak bisa menggunakannya!” tegur Ni Jin.
“Itu… Chen…,’ ujarnya dengan suara kecil.
“Apa?!”
Dan pada akhirnya, Xiao Chun memilih untuk menjemur baju itu sendiri.
--
Chen Chen kembali mengambil selai Xiao Chun diam-diam.

Dan Xiao Chun jelas heran melihat selainya semakin berkurang padahal tidak dia gunakan. Dia benar-benar kesal, karena tahu ada orang yang memakan selainya. Setelah itu, saat dia mau masuk kamar mandi, Ni Jin kembali memotongnya.
--

Di kampus,
Xiao Chun masih belum punya teman, dan masih duduk sendirian. Saat kelas di mulai, Yang Yu masuk dan langsung duduk di sebelah Xiao Chun. Yang Yu mengambil kelas ulang, makanya sekelas dengan Xiao Chun.


Saat dosen sedang menjelaskan, Yang Yu sibuk memanggil Xiao Chun untuk meminjam pena. Dan dengan terpaksa, Xiao Chun meminjamkan penanya tersebut. Tapi, saat jam sudah selesai, Yang Yu malah tidak mengembalikan pena Xiao Chun dan malah langsung pergi. Xiao Chun sendiri terlalu takut untuk meminta penanya.
--
Malam hari,
Xiao Chun kembali mendapatkan memo post-it dari Sheng Nan yang mengingatkannya untuk tidak lupa mematikan listirk siap di gunakan. Xiao Chun benar-benar kesal.
Berapa banyak listrik yang bisa kau hemat dengan cara ini?! Jangan mengkritik orang lain secara acak. Apa kalian sudah merasa sebagai orang baik hah? Tulis Xiao Chun dengan kesal. Tetapi, dia langsung merobek kertas tersebut.
Ni Jin bertengkar dengan Chen Chen di ruang tamu. Dia marah karena Chen Chen sudah diam-diam menggunakan bajunya dan mencucinya dengan mesin cuci sehingga bajunya rusak, padahal dia  baru memakainya sekali! Chen Chen membantah menggunakan baju Ni Jin, dan tidak tahu apapun.
“Apa yang salah dengan bajunya?” tanya Xiao Chun takut-takut.
“Seseorang mencucinya!”
“Baju itu… aku yang mencucinya. Kak Chen Chen yang menyuruh…”
“Jangan berbohong! Mana ada aku suruh!” potong Chen Chen.
Ni Jin jelas tidak percaya pada Chen Chen karena dari awal dia sudah curiga. Dia yakin kalau sepatu merah-nya juga Chen Chen yang pakai kan? Sepatu itu sudah lecet di hari kedua dia beli.  Chen Chen membantah kalau yang itu bukan perbuatannya. Ketahuanlah kalau baju memang benar dia yang memakainya. Mereka mulai bertengkar.
Pertengkaran khas perempuan, jambak-jambakkan dan cakar-cakaran. Xiao Chun hendak melerai, tapi dia juga jadi kena pukulan.
--
Xiao Chun duduk di balkon dan mengurut bahunya yang sakit terkena pukulan.
--
Esok hari,
Xiao Chun sedang menyiapkan sarapan. Saat Chen Chen keluar, Xiao Chun menyapanya, tapi Chen Chen menatapnya dengan sebal. Ni Jin juga keluar kamar.
“Cih… dia yang salah juga. Harusnya aku yang marah,” gerutu Ni Jin melihat tingkah Chen Chen.
Sheng Nan baru pulang, dan Xiao Chun menyapanya. Tapi, Sheng Nan tidak membalas sapaannya.
“Ketika kau berbagi ruangan dengan yang lain, kau harus lebih berhati-hati dalam bicara,” nasehat Sheng Nan dan langsung keluar kos lagi.
Xiao Chun semakin merasa tidak enak mendengarnya.
--

Chen Chen ke tempat pacarnya, Gao Lin. Dia curhat mengenai Ni Jin yang memukulnya hanya karena dia memakai bajunya. Tampak kalau Gao Lin tidak bersemangat mendengar curhatan Chen Chen dan terus sibuk bermain game. Chen Chen tidak menyadari hal itu, dan malah mengambil ponsel Gao Lin agar lebih mendengarnya. Dia juga menunjukkan foto Ni Jin, orang yang memukulnya.

Tapi, Gao Lin malah terpesona dengan foto Ni Jin. Chen Chen tahu hal itu dan langsung merebut ponselnya lagi. Gao Lin langsung berusaha mengalihkan dengan bertanya, dimana Chen Chen di pukuli? Dia juga menggoda Chen Chen, hingga Cheng Chen kembali senang. Setelah itu, dia lanjut main game.
--

Ni Jin sedang makan siang bersama teman prianya. Tapi, temannya itu malah sibuk memotret-motret. Ni Jin juga curhat mengenai pertengkarannya dengan Chen Cheng. Saat sedang asyik makan dan cerita, Ni Jin tanpa sengaja menumpahkan sedikit makanan mengenai celana temannya itu. Kebetulan celananya warna putih. Dan temannya itu tampak kesal dan terus menyeka celana tersebut.
“Siapa yang membelikan celana itu? kenapa tampaknya sangat penting? Wanita yang terakhir? Atau wanita lain lagi?” tanya Ni Jin.
“Aku ke kamar mandi dulu.”
Ni Jin langsung kesal. Temannya menjelaskan kalau dia hanya ingin membersihkannya sekarang atau jika tidak akan berbekas. Ni Jin sudah malas dan langsung mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya.
“Jangan pakai celana apapun ketika kau keluar! Telanjang saja sana!” marahnya dan langsung pergi.
--

Sheng Nan sedang makan di kantin kampus. Seorang mahasiswi melihatnya, dan tampak takut sehingga memilih pergi. Xiao Chun melihat hal itu, dan dia teringat kalau mahasiswi itu adalah orang yang sebelumnya kos di tempatnya, penari balet itu. Xiao Chun juga ingat saat dia menanyakan mengenai orang yang dulu tinggal sebelumnya, Chen Chen dan Ni Jin langsung seperti menghindar.
“Bully?” gumam Xiao Chun.


Post a Comment

Previous Post Next Post