Sinopsis Lakorn : Krong Karm Episode 3 - part 8



Krong Karm Episode 3 – part 8
Network : Channel 3
Dirumah. Wanna membantu Renu mempersiapkan bahan kue untuk di buat serta di jual besok. Lalu sambil bekerja, Renu bertanya, apa ada yang memukul Wanna, karena dia merasa khawatir kepada Wanna. Sekali Wanna mengikuti kontes kecantikan tersebut, maka Wanna tidak akan bisa menghindar lagi.

Capek mendengar kan pertanyaan itu terus, Wanna menjelaskan agar Renu tidak perlu khawatir. Karena sejak kecil, dia sudah terbiasa melihat Ayah mereka mabuk, dan Ibu mereka yang bersusah payah mencari uang untuk mereka. Dia merasa takut, tapi dia tidak ingin menjadi sama seperti Ibu mereka.



Renu kemudian memberikan beberapa nasihat kepada Wanna. Dia tidak melarang Wanna untuk mencintai, tapi Wanna harus berhati- hati, jangan biarkan cinta menutupi mata Wanna. Karena sifat alami seorang pria adalah selalu menginginkan sesuatu dari mereka. Jadi sekali Wanna terbuta kan oleh cinta dan tidur dengan Pria itu, maka Wanna akan menjadi tidak berharga lagi.

“Aku akan mengingatnya nasihat mu. Jangan khawatirkan aku,” kata Wanna, mengiyakan.



Karena hari sudah terlalu malam, maka Renu pun mengajak Wanna untuk segera tidur. Tapi sebelum itu, Wanna menanyakan, apa itu cinta? Apa itu seperti bertemanan? Karena dia tidak tahu apa itu cinta. Dan Renu tidak bisa menjelaskannya.

“Aku tidak tahhu. Bereskan semuanya dan mari tidur,” kata Renu. Dan Wanna pun mengiyakan. Renu kemudian mencuci tangan serta kakinya, sebelum masuk ke dalam rumah.




Wanna mengambil air untuk mencuci tangan serta kaki nya juga. Dan disaat itu, Wanna tiba- tiba teringat tentang Asi. Tentang pertemuan mereka. Tentang keusilan Asi padanya.



Yoi serta suami datang ke pesta pernikahan anak tetangga mereka. Disana ketika mencoba semua dessert yang di hidangkan, Yoi memuji semua dessert itu sangat enak. Bahkan ketika Suami mengajaknya untuk pulang, karena dia khawatir dengan pabrik, Yoi tidak mau dengan alasan itu adalah sikap yang buruk.



Beberapa teman Yoi menanyakan, apa anak pertama Yoi tidak akan sedih, bila dia tahu kalau Yoi memberikan toko kepada anak kedua. Dan Yoi dengan semangat langsung menceritakan keburukan Renu. Serta membandingkan Renu dengan Philai, yang menurutnya Philai lebih baik dan berpendidikan.

“Menantu pertamamu begitu hebat. Pandai dalam berjualan. Dia juga bekerja keras. Juga bersahabat. Dia berbakat,” kata teman Yoi.



“Seseorang seperti dia. Aku tidak yakin apa dia bahkan tamat SD atau tidak. Hal paling baik darinya adalah membuat kue yang sederhana, yang siapapun bisa membuatnya,” balas Yoi.

“Tidak, Mae Yoi.”

“Kue kelas tinggi seperti ini. Dia mungkin tidak tahu bagaimana membuatnya,” kata Yoi, terus menjelek- jelekan Renu.


“Mae Yoi, kue yang kamu makan dan juga puji sekarang. Itu semua dibuat oleh menantu mu,” kata teman Yoi. Dan yang lain membenarkan. Mendengar itu, Yoi langsung berhenti makan. Sementara Suami menahan tawa.


Dalam perjalanan pulang. Yoi mengomel bahwa cukup baik dia tidak memuntahkan makanan nya tadi di pesta. Dan mendengar itu, Suami mengomentarinya, karena sikap Yoi terlalu berlebihan.

“Jika aku tau itu di buat olehnya, bahkan hanya melihat saja, aku tidak akan pernah melakukannya,” omel Yoi.



“Tolong buka pikiranmu. Tidak perlu melelahkan dirimu,” kata Suami, menasehati.

“Kamu ingin aku menerima dia sebagai menantu? Tidak akan pernah!” kata Yoi sambil meludah sedikit, seperti membuang sial.



Dirumah Je. Renu memperkenalkan Wanna kepada mereka, dan dengan bangga dia menceritakan mengenai Wanna yang sangat pandai membuat pakaian. Lalu Ama pun meminta Wanna untuk membuatkan pakaian untuknya, Je, dan Jantra. Tapi karena sedikit kurang percaya diri, maka Wanna pun menjawab dengan ragu.

“Hey! Kamu bisa! Beritahu Ama bahwa kamu bisa melakukannya! Percaya dirilah!” kata Renu, tegas. Dan Wanna pun tersenyum dengan lebih percaya diri.



“Ya, aku bisa,” kata Wanna. Dan Ama memujinya. Lalu Wanna pun mulai mengukur tubuh mereka satu persatu.




Renu mengantarkan Wanna ke stasiun kereta api. Disana sebelum berangkat, Wanna yang sudah lebih percaya diri, dia mengatakan bahwa dia merasa bersemangat dan ingin segera membuatkan pakaian untuk Je, Jantra, dan Ama, setibanya dia disana. Karena ini pertama kalinya, ada seseorang yang mempercayai dia untuk membuatkan pakaian. Dan dia tidak akan pernah melupakannya.

“Karena itu, maka kamu harus melakukan yang terbaik. Sebanyak mereka mempercayai mu. Tunjukan bakat mu,” kata Renu. Dan Wanna mengiyakan.




“Bentukmu begitu sempurna! Apa kamu mau ikut ke Takhli dengan ku?!” teriak seseorang pada Renu. Dan mendengar itu, Renu langsung berbalik. Kemudian saat dia melihat semua teman- temannya dari Takhli yang datang mengunjunginnya. Dia langsung berteriak dan memeluk mereka semua dengan heboh. 

Post a Comment

Previous Post Next Post