Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 09 –
2
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
“Chang Ke Ai, aku menyukaimu!” Zi Hao akhirnya
menyatakan perasaannya. “Aku menyukaimu.”
Ke Ai menepis tangan Zi Hao. Dia tidak percaya
dengan pernyataan cinta Zi Hao dan mengira kalau Zi Hao hanya sedang bercanda.
“Tidak masalah. Aku akan terus mencoba. Membuatmu
mengingatku selamanya. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku,” ujar Zi Hao
penuh tekad.
Ke Ai gugup, dia memegang dada Zi Hao dan
menyuruhnya berhenti. Dan setelah itu, dia langsung lari pergi. Zi Hao heran
dengan perubahan suasana tiba-tiba, dan langsung berlari mengejar Ke Ai.
--
Tiger akhirnya menginap di rumah Ke Ai. Xiao Gang
mengajaknya berbincang.
“Aku pernah sepertimu, tidak mengerti dan
mengenal yang namanya cinta keluarga. Aku dapat hanya makan roti dan mie instan
setiap harinya. Aku akan mengurung diri di ruang kecil seharian. Bahkan jika
sesuatu terjadi padaku, aku ragu akan ada yang menyadarinya. Hingga… aku bertemu
Ke Ai dan tante Ying. Itulah saat aku mulai tahu betapa berharga dan bahagianya
memiliki seseorang di sisimu,” cerita Xiao Gang.
“Jadi, tidak ada yang tidak bisa kau lakukan dan
bahkan membahayakan dirimu sendiri demi menyelamatkan pasar Tian Tian dan
keluarga ini?”
“Mereka adalah hal paling berarti bagiku di dunia
ini. Pasar Tian Tian adalah rumah kami.”
Tiger diam sejenak sebelum akhirnya berkata kalau
dia sudah mengerti sekarang. Dia tidak akan menaikkan harga sewa sebagai bentuk
balas budi-nya. Tapi, dengan satu syarat. Xiao Gang harus membantunya mengatasi Cai (mantan kepala pasar
sebelumnya). Cai sudah menyerangnya dengan anak buahnya dan membuat mereka
terluka. Jika dia tidak bisa membalasnya, dia tidak akan berani bertemu dengan
saudaranya.
“Aku punya bukti dia menabrakku dengan mobil dan
memfitnahmu untuk kejahatan tersebut. Aku sudah mengirimkan bukti itu pada
polisi. Aku rasa, aku akan menggunakan video clip itu untuk membuatnya menyerah
terhadap pasar.”
“Kau menyerahkan bukti itu hari ini? Apa itu
sebelum atau setelah kau menemuiku?” tanya Tiger. “Apa ini semua adalah bagian
dari rencanamu? Kau memberikan bukti pada polisi. Mereka mulai menyelidiki. Yang
mana membuat Cai jadi mengira akulah yang hendak mencelakainya. Dan membuatnya ingin
menuntut balas padaku. Itulah kenapa kau tadi datang sendirian padaku?”
Mendengar pertanyaan Tiger, membuat Xiao Gang
menjadi gugup. Memang benar, itu semua adalah rencananya. Untunglah, Tiger
tidak marah dan malah memuji Xiao Gang yang membuatnya terpukau.
Tante Li Hua menghampiri Tiger dan bertanya
kenapa Tiger belum juga memakai obat padahal dia sudah menyiapkan kotak
obatnya? Saat itu, dia baru melihat kalau tangan Tiger juga terluka, jadi tante
Li Hua menawarkan diri untuk mengobati luka Tiger.
Tidak hanya itu, ibu Ke Ai juga sudah selesai
memasak sup sapi, jadi dia mengajak semuanya untuk makan. Xiao Gang juga
memberi kabar bahagia kalau Tiger tidak jadi menaikkan harga sewa. Semua langsung
senang dan mengucapkan terimakasih pada Tiger.
--
Ke Ai terus berlari keluar hutan hingga masuk ke
dalam villa. Dia tampak takut. Saat masuk ke dalam kamarnya, Ke Ai mondar
mandir ketakutan, apa yang harus di lakukannya? Yang Zi Hao bilang suka
padanya. Apa yang harus di lakukannya? Semua terlalu tiba-tiba. Atau Yang Zi
Hao hanya sedang mengerjainya lagi.
Dan dia teringat saat Zi Hao tampak ingin
menyatakan perasaan dan menciumnya di depan mall, tapi ternyata Zi Hao malah
hanya mengganggunya. Saat itu, Zi Hao dengan lantang berkata kalau dia hanya
ingin mengganggunya.
Tapi… tadi dia tampak sangat serius. Dan itu
tidak mirip sama sekali dengan Yang Zi Hao yang di kenalnya.
“Kenapa Yang Zi Hao harus mengatakan itu padaku? Hari
ini sangat aneh. Semuanya sangat aneh,” gumam Ke Ai. “Ini aneh. Benar. Ini pasti
perbuatan hantu,” simpul Ke Ai, mengira kalau Zi Hao kerasukan. LOL.
Zi Hao sendiri mengejar Ke Ai hingga di depan kamar,
tapi dia tidak berani mengetuk dan akhirnya malah masuk ke dalam kamarnya
sendiri. Di dalam kamarnya, dia memarahi dirinya sendiri karena sudah gagal
menyatakan cinta. Dia benar-benar marah dan malu pada dirinya sendiri hingga
memukul-mukul tembok dan tempat tidur.
Ke Ai melihat kelakuannya tersebut dari pintu
kamar Zi Hao yang terbuka. Dan itu semakin menguatkan kesimpulannya, Yang Zi
Hao kerasukan!
Zi Hao sedang memarahi dirinya sendiri, dan
tiba-tiba Ke Ai sudah berada di depannya.
“Yang Zi Hao, aku punya sesuatu untukmu,” ujar Ke
Ai dengan serius. Zi Hao bingung.
Ke Ai mengulurkan tangan agar Zi Hao menggenggam tangannya.
Zi Hao sudah kesenengan. Ke Ai meletakan sesuatu di tangan Zi Hao dan
menyuruhnya untuk menggenggam benda tersebut dengan erat. Zi Hao mengangguk. Tapi,
begitu dia lihat, itu adalah jimat.
“Jimat? Kau memberikan ini untuk orang yang
bilang suka padamu?” tanya Zi Hao bingung.
“Genggam itu. Itu bisa menjauhkanmu dari hal
buruk.”
“Hal buruk?”
“Dengarkan aku. Kau bertingkah aneh setelah kita
pergi jalan-jalan malam. Sesuatu yang buruk pasti telah melekat padamu.”
“Chang Ke Ai, kau baik-baik saja? Aku mengatakan
banyak hal dari hatiku yang terdalam, dan kau mengira aku kerasukan? Kau sudah
gila?”
“Biar ku tanya. Apa kau ada berbalik ketika mendengar
suara aneh tadi?”
“Kalau ada, kenapa?”
Dan Ke Ai semakin yakin kalau Zi Hao sudah di rasuki.
Dia mulai menceramahi Zi Hao panjang lebar mengenai hantu. Zi Hao benar-benar
tidak habis pikir, seorang yang pernah menjadi siswa terbaik seperti Ke Ai bisa
percaya takhayul seperti ini. Ke Ai awalnya tidak percaya, tapi setelah melihat
tingkah Zi Hao, mau tidak mau dia jadi percaya.
“Jika kau tidak percaya pada apa yang ku katakan,
katakan saja langsung padaku. Kenapa kau harus membuat cerita tidak masuk akal
seperti ini?” marah Zi Hao.
“Aku ini sekarang khawatir padamu dan kau bilang
aku mengarang semua ini?! Baik. Aku tidak akan peduli lagi padamu,” marah Ke Ai
juga dan mau keluar kamar.
Kau yang membuatku melakukan ini! ujar Zi Hao dalam hati. “Berhenti!” teriaknya pada Ke Ai.
“Apa?” tanya Ke Ai kesal.
Dan Zi Hao langsung berakting kepalanya sakit,
lehernya sakit. Matanya juga di putar-putar. Kemudian dia mengeluh kedinginan.
Hhahahahaha, Zi Hao berakting kerasukan. Ke Ai jadi tidak marah lagi dan
berpikir kalau jimatnya sudah mulai bekerja untuk menghilangkan hantu di tubuh
Zi Hao. (hahahhaha, ini gimana pula dari pernyataan cinta jadi bisa kocak gini.
Malah di kira jadi kerasukan hantu pula).
Zi Hao membantu menghangatkan tubuh Zi Hao dengan
menggosok-gosok tangan Zi Hao. Dan Zi Hao jadi kesenangan tangannya di genggam
oleh Ke Ai. Dan dia malah tambah alay dengan berkata kalau dia takut dan hendak
memeluk Ke Ai. Ke Ai dengan tegas menyuruh Zi Hao untuk tidur saja dan semuanya
akan baik-baik saja. (LOL)
--
Zi Jie masih di tengah hutan. Dia merasa bangga
dengan dirinya sendiri karena mengira sudah berhasil menyatukan Zi Hao dan Ke
Ai. Dan dalam hatinya, dia meminta maaf pada Jammie.
Setelah berisitirahat sejenak, Zi Jie mengajak
Jammie untuk melanjutkan perjalanan. Mereka hendak menyalakan senter ponsel,
tapi ternyata baterai ponsel Jammie sudah habis. Dengan gentle, Zi Jie menyuruh
Jammie agar selalu berada di dekatnya. Jammie menolak. Eh, tidak lama, baterai
ponsel Zi Jie juga habis.
“Lihatkan, aku sudah bilang tadi. Kita bisa
menghemat baterai jika hanya menyalakan satu senter tadi. Kau hanya ingin mendapatkan
sinar untuk dirimu sendiri kan. Sekarang gimana?” omel Zi Jie.
“Diam, Liang Zi Jie,” marah Jammie.
Dan dia mulai berjalan sendiri. Tapi, tampaknya
Jammie tidak bisa melihat jelas dalam gelap karena dia asyik tersandung ranting
kering. Zi Jie menyadari hal itu dan menyuruh Jammie untuk memegang tangannya
saja.
“Aku hanya rabun senja, tapi aku masih bisa
melihat!”
Tapi, lagi-lagi dia hampir terjatuh. Zi Jie
langsung menggenggam tangannya dan menyuruhnya untuk tidak keras kepala. Jammie
tetap menolak dan beralasan kalau dia memang sengaja tersandung tadi.
Zi Jie masih tidak habis akal, dia menyuruh
Jammie untuk naik ke punggungnya saja. Dia tidak akan meninggalkan Jammie. Tadi
mereka datang bersama, jadi juga harus pulang bersama. Jammie tersenyum, tapi
dia masih menolak.
“Kau tidak bisa melihat kemana kau harus pergi,
berhenti bertingkah sok kuat. Aku akan menunjukkan padamu seberapa kuatnya aku
bisa mengangkatmu,” ujar Zi Jie dan langsung menggendong Jammie di punggungnya.
Tapi, baru juga menaikkan Jammie, dia malah
kehilangan keseimbangan. Dia tidak kuat menggendong Jammie. Dan hal itu malah
membuat merekat terjatuh. Jammie benar-benar kesal karena Zi Jie sangat lemah
dan lagipula tidak sembarang orang bisa menggendongnya.
“Aku tidak pernah menyangka kau begitu berat. Aku
sudah bilang akan menggenggam tanganmu, tapi kau menolak.”
Dan saat mereka mau berdiri, mereka baru sadar
kalau kaki mereka sama-sama terkilir.
--
Ke Ai menjaga Zi Hao sampai tertidur. Zi Hao
melihat hal tersebut dan tersenyum lembut. Dia membela rambut Ke Ai. Dia benar-benar
menyukai Ke Ai, sayangnya Ke Ai masih belum sadar sepenuhnya akan hal itu. Zi
Hao juga menyelimuti Ke Ai dengan jas-nya.
--
Zi Jie dan Jammi berusaha berjalan bersama-sama dengan
langkah tertatih-tatih, tapi tentu saja sulit. Mereka hampir terjatuh berulang
kali. Jammie jadi benar-benar kesal. Tapi, tiba-tiba mereka terpikir sebuah
ide.
Kaki Jammie yang terkilir adalah sebelah kiri,
sementara Zi Jie adalah sebelah kanan. Jadi mereka mengingkat kaki yang
terkilir bersama-sama dan jalan seperti lomba jalan 3 kaki itu loh. Dan hal itu
membuat mereka jadi lebih mudah berjalan.
Semakin mereka berjalan, bukannya semakin dekat
ke villa, malah semakin jauh. Dan Zi Jie malah jadi ketakutan mengira kalau
semua adalah perbuatan hantu yang membuat mereka jadi kehilangan arah. Jadi,
dia menyarankan pada Jammie agar mereka berdiam dulu hingga pagi baru berjalan
lagi. Jika mereka terus jalan, semua akan percuma karena hantu akan semakin
menyesatkan mereka.
Sementara itu, di bagian hutan lain, Li Jian
sedang berjalan dengan cepat. Dia juga tersesat dan hilang arah. Ponselnya juga
tidak ada sinyal. Saat kebingungan, dia teringat kalau bintang bisa menunjukkan
arah pulang. Eh, sialnya, tidak ada bintang malam ini.
Kasihan Li Jian, dia berjalan sendirian dalam
gelap. Dan semakin dia jalan, dia malah berputar-putar di tempat yang sama
lagi. Dia mengingat bentuk pohon dan batu yang di lewatinya, dan dia selalu
berakhir di tempat yang sama, lewat manapun dia.
Tags:
Hello Again