Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 09 –
1
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Ibu Ke Ai berjalan pulang bersama dengan tante Li
Hua. Mereka membeli banyak bahan makanan. Mereka ingin membuat sup daging untuk
Xiao Gang yang telah banyak membantu mereka agar cepat pulih kembali. Saat sedang
berbincang sambil jalan itu, tiba-tiba, Tiger muncul dengan berlari dan menabrak
mereka. Lebih anehnya, Tiger malah bersembunyi di sela-sela mobil yang
terparkir.
Tante Li Hua jelas heran, bukankah itu Tiger? Kenapa
dia lari ketakutan seperti itu dan bersembunyi?
Baru juga mengatakan hal itu, 2 orang pria preman
dengan membawa tongkat baseball lewat. Dengan garang, mereka bertanya pada
tante Li Hua dan ibu Ke Ai, apakah mereka melihat seorang pria berjas hitam?
“Ada,” jawab ibu Ke Ai. Tiger langsung ketakutan
karena dia bersembunyi di dekat mereka.
“Kemana dia pergi?” tanya pria itu lagi.
Ibu Ke Ai sudah langsung mau menunjuk tempat
Tiger bersembunyi, tapi tante Li Hua tiba-tiba memotong perkataan ibu Ke Ai. Dia
berbohong menunjuk ke sebuah arah, dan ibu Ke Ai jadi ikutan bohong.
--
Wen Wen mengambilkan air untuk Xiao Gang. Dan saat
itu, tante Li Hua dan ibu Ke Ai pulang bersama dengan Tiger. Melihat Tiger,
Xiao Gang langsung bangkit dan hendak memukulnya. Dia mengira kalau Tiger hendak
melakukan sesuatu pada tante Li Hua dan ibu Ke Ai.
“Xiao Gang, kau salah paham! Kami yang membawanya
kemari,” beritahu ibu Ke Ai.
Wen Wen dan Xiao Gang jelas kaget. Wen Wen bahkan
menyebut ibunya sudah gila membawa Tiger kemari. Tante Li Hua menjelaskan kalau
mantan ketua pasar sebelumnya, tn. Cai, menyewa preman untuk menghajar Tiger. Mereka
tidak bisa meninggalkan Tiger begitu saja apalagi Tiger terluka parah.
“Aku… aku baik-baik saja. Aku akan pergi,” ujar
Tiger. Dia tahu kalau dia sudah banyak membuat kesalahan dulu, dan juga tidak
enak dengan mereka.
“Tunggu!” hentikan tante Li Hua. “Jika kau keluar
dari sini, itu akan menyia-nyiakan waktuku menyelamatkanmu tadi. Ayah Wen Wen sering
memukul kami ketika dia dalam mood jelek. Kau terlihat menyedihkan saat kau di
kejar mereka hingga tersudut tadi. Aku hanya teringat saat kami di pukul dulu
hingga tidak punya tempat bersembunyi,” cerita Li Hua dengan sedih.
“Sudahlah. Itu semua masa lalu,” hibur ibu Ke Ai.
“Karena itu, aku menyukai semua pria yang tidak pernah
memukul perempuan. Kau sudah melewati tes itu (saat dia menampar anak buahnya
karena sudah menampar Wen Wen, di episode 08). Kau bisa tinggal di sini malam
ini. Atau kami dapat membantu mengobati lukamu, okay?”
Tiger hanya diam, mungkin dia tersentuh dengan
apa yang tante Li Hua lakukan.
--
Zi Hao dan Li Jian berlarian di hutan mencari Ke
Ai. Tetapi, mereka tidak mendengar suara jawaban Ke Ai. Jadi, mereka memutuskan
untuk berpisah. Zi Hao benar-benar cemas dan terus berteriak memanggil nama Ke
Ai.
Ini semua salahku. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Tidak, tidak,
Chang Ke Ai, kau harus selamat. Aku belum mengatakan kalau aku mencintaimu. Tidak
boleh!
Zi Hao terus berjalan hingga semakin dalam. Tapi,
tetap saja tidak terdengar suara Ke Ai. Dan saat itulah, dia melihat karet
rambut Ke Ai yang terjatuh ke tanah. Zi Hao semakin panik dan masuk semakin
dalam.
Zi Hao kembali mencoba menelpon ponsel Ke Ai,
sambil terus masuk ke dalam hutan. Saat itu, dia mendengar suara ponsel yang
berdering. Ke Ai duduk di dekat sana (horror euy). Melihat punggung Ke Ai, Zi
Hao langsung berlari memeluknya.
“Akhirnya, aku menemukanmu. Aku lega kau
baik-baik saja. Aku salah, ini semua salahku. Seharusnya, aku tidak meninggalkanmu
sendiri. Aku minta maaf. Maaf,” ujar Zi Hao. “Kau baik-baik saja, tapi kenapa
kau tidak mengangkat panggilanku?”
“Aku tidak ingin angkat.”
“Kenapa?”
“Aku akhirnya tahu, kenapa kau sangat marah
ketika aku tidak mendaftar masuk universitas setelah kita lulus. Perasaan di
tinggal di belakang sangat tidak mengenakkan. Aku dapat merasakannya tadi. Bagaimana
bisa kau meninggalkanku sendirian di sini? Bagaimana kau bisa meninggalkanku menunggumu
sendirian?” marah Ke Ai dan menangis. “Kau tahu betapa aku mengkhawatirkanmu? Aku
tidak tahu kau kemana. Aku ingin mencarimu tapi aku takut kau kembali dan tidak
menemukanku. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?”
“Maaf. Maaf,” ulang Zi Hao, benar-benar merasa
bersalah.
“Apa ini adalah candaanmu lagi? Apa kau mencoba
mengerjaiku lagi?”
“Aku tidak pernah memikirkan hal itu.”
“Lalu kenapa kau selalu mencoba menjahiliku dari
awal kita bertemu?”
“Aku tidak. Aku… aku ingin kau ingat padaku.”
Flashback
Masa SMA.
Zi Hao sedang berada di perpustakaan untuk mencari buku yang di suruh
gurunya pinjam ke perpustakaan. Saat dia sedang mencari buku tersebut, tanpa
sengaja dia bertemu Ke Ai untuk pertama kalinya. Ke Ai juga ingin meminjam buku
tersebut. Tapi, saat tahu Zi Hao hendak meminjamnya juga, dia mengalah dan
membiarkan Zi Hao meminjam terlebih dahulu. Zi Hao tampak sudah tertarik pada
Ke Ai saat itu.
Dia memperhatikan buku lain yang Ke Ai pinjam. Sayangnya, Ke Ai tidak
memperhatikannya sama sekali.
Kali kedua dia bertemu Ke Ai adalah di koridor kelas. Saat itu, dia sedang
bermain bersama teman-temannya, dan hampir mengenai Ke Ai. Tapi, Ke Ai tidak
mempermasalahkan hal tersebut. Dengan ramah, Zi Hao menyapanya tapi Ke Ai malah
melewatinya begitu saja.
End
“Aku tidak ingin kau mengingat semua kenakalan
yang ku lakukan padamu,” lanjut Zi Hao.
Flashback
Dari saat itu, Zi Hao mulai mengganggu Ke Ai. Tapi, Ke Ai hanya mengabaikan
gangguannya dan menasehatinya untuk tidak menghabiskan waktu orang lain dengan
hal tidak berguna itu.
Zi Hao terdiam, sebenarnya, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari
Ke Ai.
Saat Ke Ai di perpustakaan, Zi Hao juga ada di sana dan memperhatikannya.
Zi Hao bahkan membaca buku yang sama dengan yang Ke Ai baca. Di buku itulah ada
mengenai sihir jika bintang di satukan dan membentuk bintang besar, maka besok
adalah lucky day.
Suatu ketika, Ke Ai sedang membaca buku di balkon kelas. Seorang siswa
pria menghampirinya dan memberikannya sebuah surat. Zi Hao melihat hal itu. Dan
dia juga mendengar Ke Ai yang menolak surat itu karena ingin fokus belajar. Mendengar
jawaban Ke Ai, Zi Hao tidak jadi menghampirinya. Padahal saat itu, dia sudah
membawa sebuah coklat untuk Ke Ai.
End
“Aku ingin kau mengingatku sebagai orang yang
penting.”
Ke Ai terdiam, menatap Zi Hao. Dia ingat saat
dulu Zi Hao menolongnya dari pukulan tongkat para preman, hingga dirinya yang
terluka. Saat Zi Hao bersedia membayar hutangnya. Saat Zi Hao rela membantunya
menyelamatkan Xiao Gang dari sekapan para preman.
Mengingat semua hal itu, Ke Ai menangis.
Dia kembali mengingat saat Zi Hao menundukkan kepala
minta maaf kepada para karyawan karena kedatangan para preman ke Hua Li.
“Bagaimana bisa aku tidak mengingatmu?” ujar Ke Ai.
“Chang Ke Ai, sebenarnya aku…”
“Yang Zi Hao,” potong Ke Ai. “Terimakasih karena
selalu mengingatku. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan ketika mengingatku
selama 10 tahun ini. Tapi, aku sangat berterimakasih padamu. Kita bertemu lagi
setelah 10 tahun. Kau tidak memilih untuk melewatiku seolah kita orang asing. Kau
menawarkan ku kehidupan. Dan kini aku, aku mungkin masih bekerja hanya untuk
mengumpulkan sedikit uang. Tapi, ketika kau menghilang tadi, setelah terjatuh hingga
ke dasar, aku dapat melihat tujuanku semakin jelas sekarang.”
Ke Ai ingat saat Fang Jie bertanya hubungannya
dengan Zi Hao, dan saat itu dia dengan lantang berkata, “Jika aku jatuh cinta padanya, aku akan meninggalkan Hua Li. Aku akan
meninggalkannya.”
Zi Hao panik mendengar kalau Ke Ai tadi terjatuh.
Dia memeriksa tubuh Ke Ai dan bertanya keadaannya. Tapi, Ke Ai menjauh dan
berkata tidak ada apa-apa.
“Chang Ke Ai,” Zi Hao hendak menyatakan
perasaannya.
“Yang Zi Hao, ini sudah 10 tahun. Kita sudah berubah.
Kita semakin dewasa. Terimakasih padamu, aku sekarang mempunyai sumber
penghasilan tetap sekarang. Bagaimana denganmu? Pernahkah kau berpikir
targetmu?”
“Target apa? Kita sudah mencapai target tn.
Jiang. Pekerjaanku sekarang juga baik.”
“Pernahkah kau memikirkan targetmu dengan Jian
Zhen Yi?”
“Kenapa aku harus mempunyai target dengannya?”
“Dia dari keluarga kaya. Latar belakangnya lebih
cocok denganmu. Dia pintar dan hebat. Ibumu juga ingin kau dengannya. Jika kau
punya perasaan padanya, raih kesempatan itu dan nyatakan padanya. Jangan membuatnya
menunggumu terlalu lama,” ujar Ke Ai dan berbalik meninggalkan Zi Hao (dan aku
yakin kalau Ke Ai sudah sadar dirinya telah jatuh cinta pada Zi Hao. Karena itu,
dia berusaha tidak mengakuinya, agar dia tidak perlu meninggalkan Hua Li. Meninggalkan
Zi Hao).
Kau benar. Aku tidak akan membiarkanmu menunggu lagi, dan Zi Hao berlari mengejar Ke Ai. Dia menarik
Ke Ai
“Chang Ke Ai, aku menyukaimu!” Zi Hao akhirnya
menyatakan perasaannya. “Aku menyukaimu.”
Tags:
Hello Again
Lanjut......
ReplyDelete