Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 11 - part 1



Network : iQiyi iQiyi

Luo Jing berputar- putar seperti menari sambil tersenyum dengan lebar. Dia menikmati butiran es seperti salju yang di buat oleh Jiang untuknya. Dan melihat itu dari atas, Jiang juga tersenyum dengan lebar. Lalu dia pun membiarkan para bawahannya yang terus mengipas- ngipaskan es untuk Luo Jing. Sementara dia berbalik dan pergi.

Jiang menghampiri Luo Jing, dan bertanya bagaimana, karena dia telah membuat sesuatu yang tidak mungkin untuk Luo Jing. Dan Luo Jing tersenyum berterima kasih, “Kamu begitu kaya, tampan, dan tidak ada yang tidak mungkin. Tuan Jiang.”



“Aku masih punya sesuatu yang lain untukmu,” kata Jiang. Lalu dia mengeluarkan tusuk rambut berwarna putih yang telah lama dibeli dan di simpannya untuk Luo Jing.



Luo Jing mengingat tusuk rambut itu, dan tersenyum. Jiang lalu memegang tangan Luo Jing, dan memberikan tusuk rambut putih itu. “Jika aku bilang, aku tidak pernah ingin dia mencari mu. Akankah kamu percaya?” tanya Jiang.


“Mengapa?” balas Luo Jing, bingung.

Tepat disaat itu, Wu Mei datang menaiki kuda. Dan melihat nya, Luo Jing langsung tersenyum lebar. Namun ketika Wu Mei sudah mendekat, dia langsung memalingkan wajah nya sambil tersenyum kecil. Lalu Jiang mengatakan bahwa Wu Mei sudah kalah.



“Aku tahu,” kata Wu Mei pada Jiang. “Kembalilah denganku,” kata Wu Mei kepada Luo Jing sambil langsung menarik tangannya.

“Lepaskan aku. Aku tidak akan pergi,” balas Luo Jing. Tapi Wu Mei menarik tangannya dengan kuat dan membawa nya naik ke atas kuda. Dan tanpa sengaja, tusuk rambut putih yang sedang Luo Jing pegang terlepas dan terjatuh dari genggamannya. Melihat itu, Jiang merasa sedih.


“Berjanjilah padaku. Baik- baik padanya,” kata Jiang kepada Wu Mei. Dan tanpa menjawab, Wu Mei langsung mengendarai kudanya pergi. Lalu Jiang menunduk dan mengambil tusuk rambut putih yang sekarang sudah patah, akibat terjatuh.


“Ini adalah hadiah pertama ku, tapi aku, Jiang Xuan Yun, tidak bisa memberikannya. Tapi sekarang, selama dia bahagia, maka itu bagus,” gumam Jiang, tegar.


Dengan masih kesal, Luo Jing menanyakan, bukankah Wu Mei sengaja mengusirnya. Dan Wu Mei menyuruh Luo Jing untuk tidak berpikir berlebihan, karena sekarang dia sudah datang untuk menjemput Luo Jing. Kemudian Wu Mei menjelaskan bahwa selama Luo Jing tidak membuatnya khawatir lagi, maka dia tidak akan sombong.



Seorang gadis muda lewat, dan menawarkan bunga kepada Wu Mei serta Luo Jing. Dan karena Luo Jing tampak tertarik pada bunga itu, maka Wu Mei pun turun dari atas kuda, dan membeli semua bunga itu.

“Saya berharap Anda berdua hidup bahagia bersamanya dan harmonis di dalam pernikahan,” kata si Gadis muda. Dan Wu Mei tersenyum mengelus kepalanya. Lalu dia memberikan semua bunga itu kepada Luo Jing.


“Dalam situasi ini, haruskah aku bersikap sopan dan bertindak sedikit tersentuh?” tanya Luo Jing, tanpa mengambil bunga itu.

“Aku hanya merasa bahwa di kediaman ku kekurangan beberapa bunga, jadi aku menyuruhmu mengambil ini untuk dekorasi,” balas Wu Mei, dengan sikap jaim.



“Aku baru saja sembuh. Jika aku memegangnya, dan tidak sengaja menjatuhkannya di perjalanan. Maka kamu akan menghukum ku lagi. Dan aku tidak akan bisa menyelamatkan hidup ku ini. Jadi aku tidak berani memegangnya,” balas Luo Jing, bersikap jual mahal.


Mendengar itu, Wu Mei tampak kecewa, dan menurunkan tangannya yang terlurur untuk memberikan bunga pada Luo Jing. Tapi Luo Jing dengan cepat merebutnya, dan memegangnya, lalu dia tersenyum lebar sambil mencium bunga- bunga itu. Dan melihat itu, Wu Mei tersenyum.



Dengan sikap perhatian, Wu Mei kemudian menanyakan kondisi tubuh Luo Jing, apakah sudah baikan atau belum, lalu dia mengajak Luo Jing untuk pergi memeriksanya. Tapi Luo Jing langsung membalas dengan menanyakan, bukankah Wu Mei senang bila dia sakit, jadi mengapa Wu Mei merasa khawatir padanya sekarang.



“Maaf,” kata Wu Mei, pelan. Dan Luo Jing tersenyum menggodanya, dia berpura- pura tidak mendengar perkataan Wu Mei barusan.

Karena merasa malu, maka Wu Mei pun langsung mengalihkan pembicaraan, dia mengajak Luo Jing untuk pergi ke pasar malam yang berada di depan jalan. Dan sebelum Luo Jing menjawab, dia langsung menarik kuda yang Luo Jing naikin.



Dipasar malam. Luo Jing menunjuk semua makanan yang diinginkan nya. Dan dengan perhatian, Wu Mei pun membelikan semua makanan yang Luo Jing inginkan. Menerima semua itu, Luo Jing tersenyum senang.



Lalu ketika mereka akan melewati sebuah lapak perhiasan, Luo Jing meminta agar Wu Mei memegangin semua barangnya, dan dia turun dari atas kuda. Kemudian dia mengambil kembali semua makanan yang di titipnya pada Wu Mei. Dan mulai melihat- lihat perhiasan yang dijual dilapak perhiasan.


Luo Jing tertarik pada salah satu kalung yang di jual disana, dan dia memberikan tatapan seperti menginginkan kalung itu pada Wu Mei. Tapi Wu Mei tidak mau membelikannya, karena dia memiliki harga diri sebagai Pangeran, jadi dia tidak mau membeli barang yang tidak jelas siapa yang membuatnya, serta dia juga memiliki banyak perhiasan bagus di kediamannya.

Mendengar itu, Luo Jing merasa sedikit kecewa. Namun dia tetap mengikuti Wu Mei yang berjalan pergi.



Wu Mei membawa Luo Jing masuk ke sebuah bangunan, dan naik ke lantai dua. Disana Luo Jing merasa senang serta takjub, karena dari tempatnya sekarang, dia bisa melihat keramaian orang yang berada dibawah. Saking senangnya, Luo Jing tidak sengaja bertabrakan dengan Wu Mei yang berdiri disampingnya. Dan Wu Mei mengatai Luo Jing, ‘Wanita bodoh’.


“Mengapa kamu terus menghinaku sih?” keluh Luo Jing, dengan sedikit cemberut.



Wu Mei memberitahu kalau dia sedang berpikir, Luo Jing pasti belum pernah berciuman. Dan mendengar itu, Luo Jing pun berniat untuk menggoda Wu Mei, dia mengatakan bahwa dia sudah pernah berciuman dengan Jack. Mendengar itu, Wu Mei pun merasa terkejut sekaligus cemburu, dan dia menahan Luo Jing di dekat pagar beranda.

“Beritahu aku dengan jelas sekarang,” ancam WU Mei.

“Aku tidak mau,” balas Luo Jing.



Wu Mei memegang pinggang Luo Jing dan menarik nya semakin mendekat. Lalu dia mengancam, apakah Luo Jing mau memberitahu nya atau tidak. Dan Luo Jing pun menyerah, dan mengatakan dengan suara pelan,”Jack… itu seekor anjing,” kata Luo Jing lalu dia tersenyum.

“Bagus. Berani kamu mengerjaiku?” kata Wu Mei dengan geram. Lalu sebelum Luo Jing sempat membalas, dia langsung menempelkan bibirnya ke bibir Luo Jing. Dan merasakan itu, Luo Jing pun menutup matanya.



Luo Jing menikmati ciuman dari Wu Mei itu. Dan saking menikmatinya, tangannnya menjadi lemas, sehingga bunga yang digenggam nya pun terjatuh dilantai.


Xi Que membantu Luo Jing untuk membersihkan diri dengan bersih. Dan bersiap-siap.


Sementara didalam kamar. Wu Mei menunggu dengan cemas. Dan karena saking tidak tenangnya, dia menyuruh seseorang untuk membawa kan wine. Lalu setelah wine yang dimintanya datang, dia langsung meminum semuanya.



Kepala pelayan memberitahukan kedatangan Luo Jing yang akan memasuki ruangan. Lalu dia membuka kan pintu untuk Luo Jing. Dan ketika Luo Jing telah masuk ke dalam, dengan gugup, Luo Jing bertanya- tanya, apakah dia benar- benar akan melakukan nya didalam game. Dan dia merasa sedikit bersemangat serta sedikit takut.



Namun betapa mengecewakannya. Sangat, sangat mengecewakan. Ketika dia membuka tirai yang menutupi tempat tidur. Dia melihat Wu Mei yang sedang tertidur dengan sangat pulas. Hingga mendengkur juga.


Pagi hari. Ketika terbangun, Wu Mei tersenyum sambil memandang ke sebelah nya. Tapi Luo Jing tidak ada, dan melihat itu dia bertanya- tanya kemana Luo Jing. Lalu tiba- tiba kepalanya terasa sedikit sakit, dan dia teringat kejadian semalam.


Flash back

Saking gugupnya. Wu Mei menghabiskan semua wine yang diberikan kepadanya. Lalu setelah dia menghabiskan semua itu, dia langsung tertidur dengan pulas.

Flash back end



Mengingat itu, Wu Mei menghela nafas. Merasa menyesal.

3 Comments

Previous Post Next Post