Nb : Drama ini bersetting di
universitas dengan fokus pada klub debat dan kehidupan kampus. Dan karena klub
debat, jadi pas debat banyak percakapan-nya. Dan apa yang mereka debatkan itu
menarik. Kalau menurut aku, drama ini fresh
dengan tema debat-nya. Cuma sayang, kurang di kenal. Tayang dari april 2019
– mei 2019 dengan total 30 episode. Dan aku nonton dengan subtitle english. Aku
lihat di subscene, udah ada yang mulai terjemahkan sih. Semoga bisa kuat untuk
nulis sampai akhir. Dan please, komentar 😊
Kalau drama IN YOUTH aku nggak lanjut
karena nggak sreg, subtitle-nya juga
menurutku kacau. Aku nggak bisa paham apa yang mereka bincangkan. Aku bisa
ngerti mandarin sedikit, dan apa yang di terjemahkan kadang berbeda, nggak pas.
Jadi pas nonton IN YOUTH, yang ada aku frustasi. Hehehe. Padahal premis dan
pembukaannya bagus lho. Tapi aku nyerah sampai akhir episode 02.
—00—00—00—00—00—00—00—00—00—
Sinopsis
C-Drama : Hello, Debate Opponent Episode 01-1
Images by : Mango TV
Seorang
pria muda berpakaian rapi dan mengenakan jas, berlarian di koridor dengan
kencang. Begitu sampai di ruangan yang di tuju, pemuda itu segera memberitahu
identitasnya kepada petugas yang menjaga pintu.
“Sekolah
Literature, Pendebat nomor 3, Bai Yu!”
Pintu
di bukakan. Dan sebelum masuk, Bai Yu memperbaiki posisi dasi-nya. Dengan
langkah percaya diri, Bai Yu memasuki ruangan debat.
“Debat adalah hal aneh yang hanya cocok di Menara Gading*. Ketika
kita mempelajari kemampaun debat di masyarakat, terkadang kita menyadari betapa
tidak berguna-nya hal tersebut. Debat seperti kemampuan membunuh naga, tapi
kita hanya seperti segerombolan anak-anak bodoh di era para naga telah punah
yang bekerja keras untuk mengembangkan kemampuan tidak berguna ini,” jelas
Bai Yu, kepada para audiens.
*Menara
Gading : suatu menara tertinggi, nyaman dan juga indah, namun keindahan suatu
menara menutupi kejadian realitas yang selama ini tertutupi dan di balut oleh
kenyamanan.
Kemudian,
kita di perlihatkan wawancara yang di lakukan kepada beberapa mahasiswa,
mengenai pendapat mereka tentang debat.
-
Debat adalah permainan logika pikiran.
-
Debat hanyalah sekumpulan orang yang berbicara
omong kosong.
-
Sangat bertenaga tapi tidak berguna.
-
Tembok konvergensi dari sudut pandang berbeda.
-
Permainan Argumen Profesional
“Debat dapat membuat kita berperang kata-kata untuk mencapai
kebenaran. Bukankah itu arti dari debat?” ujar seorang gadis, Yi Xiao Xi,
membalas perkataan Bai Yu.
“Mohon tanya, pihak pendebat, Apakah bahasa manusia dapat
mengembalikan 100% dari dunia material ini? Jika tidak, bagaimana bisa menyebut
perang kata-kata sebagai pengungkap kebenaran?”
“Karena debat membawa perbedaan dan toleransi. Sama seperti kau
tidak memerlukan penggaris sepanjang 20.000 km supaya bisa mengukur bumi. Debat
juga tidak bisa mendekati kebenaran melalui pemulihan bahasa.”
“Bagaimanapun, ketika debat menjadi sebuah permainan, aturan
permainan dari kedua belah pihak telah menyiratkan kebanggaan dan prasangka.
Aku adalah benar dan kau salah. Bukankah itu sedikit kontradiksi perbedaan dan
toleransi yang di sebabkan oleh debat?”
-
Debat adalah kebiasaan. Bagian dari hidup. Itu
mengajarkanku bagaimana untuk berpikir dan waspada.
-
Adalah hubungan. Debatlah yang menyatukan kami
semua.
-
Itu adalah tanda keberadaan. Itu membuatku merasa
4 tahun ini benar-benar ada!
“Apakah menjadi berguna sama dengan menjadi tidak berarti? Kita
tumbuh bersama dengan debat, juga menanam persahabatan dan bahkan cinta.
Bukankah itu arti dari debat?”
“Apakah orang yang tidak berdebat berarti tidak bertumbuh? Atau kau
tidak akan mampu mencapai persahabatan hingga kau berdebat? Argumentasi Anda
sangat absurd. Hiduplah yang memberikan kau semua itu, bukan perdebatan. Coba
pikirkan, kenapa kau ingin memaksakan begitu banyak arti dari debat? Karena
debat itu sendiri… tak berarti.”
Xiao
Xi tersenyum.
Episode
01
Namaku adalah Yi
Xiao Xi. Jika kau ingin aku meringkas pendapat orang lain mengenaiku dalam satu
kalimat, aku memilih : Tidak ada hawa keberadaan. Siapa yang harus di salahkan
jika kata ‘biasa’ sudah cukup mendeskripsikan hidupku selama 18 tahun ini? Aku
tidak menyangka akan membuat sedikit perbedaan di hari nilai ujian masuk
universitas di umumkan.
Ayah
dan ibu Xiaoxi melihat pengumuman nilai ujian masuk Xiao Xi di website
universitas. Dan mereka terkejut melihat di samping nama Xiao Xi tertera angka
636, karena tidak mungkin Xiao Xi bisa mendapat nilai setinggi itu. Ibu bahkan
menyuruh ayah untuk memeriksa ulang. Tapi, ya memang angka 636!
Xiao
Xi yang mendengarnya, langsung tersenyum bahagia. Dia bahkan sudah membayangkan
ayah dan ibunya akan memperlakukannya seperti ratu.
Aku kira aku
akhirnya akan membuat perubahan dan menjadi ratu tersayang.
Xiao
Xi menatap kesal pada ibunya yang sedang berteleponan dengan temannya. Ibu
tertawa-tawa dan berkata pada temannya kalau dia mengira Xiao Xi sudah
menggunakan semua keberuntungan selama 18 tahun yang di simpannya hari ini
untuk mendapat nilai 636. Dia bahkan sudah khawatir kalau Xiao Xi akan salah
menjawab soal. Tapi untunglah, yang penting Xiao Xi di terima.
--
Hari
pertama universitas,
Xiao
Xi pergi sendirian ke universitas menggunakan taksi. Universitas ini
menggunakan sistem asrama. Saat tiba, ongkos taksi yang harus di bayar adalah
89 yuan. Xiao Xi kaget, karena kalau dari ponsel di lihat, perkiraan ongkos
harusnya hanya 50 yuan saja. Tapi, tentu saja dia tetap harus membayar ongkos
tersebut.
Xiao
Xi sendirian memasuki gedung Nanzhou
Jiaotong University. Dia sangat bangga karena berhasil masuk ke sana. Saat
itu, sebuah keluarga lewat dan meminta tolong Xiao Xia untuk mengambilkan foto
mereka di depan nama Universitas tersebut. Xiao Xi dengan senang hati memotret
mereka.
Setelah
itu, Xiao Xi gantian meminta tolong untuk di foto sendirian di depan papan nama
tersebut. Dia sudah berpose manis untuk di foto, tapi malah ada seorang pemuda
yang tiba-tiba masuk ke dalam frame dan berpose selfie.
Orang
yang di minta tolong oleh Xiao Xi, langsung meminta pemuda itu (Bai Yu) untuk
menyingkir sebentar agar dia bisa memotret Xiao Xi. Xiao Xi juga meminta tolong
Bai Yu untuk menyingkir sebentar karena dia hanya ingin mengambil satu foto
saja. Tapi, Bai Yu menolak.
Xiao
Xi langsung berkata kalau dia kan duluan di sini. Bai Yu malah balik tanya, apa
karena dia duluan di sini maka orang lain tidak boleh berfoto? Apa sekolah ini
milik keluarga Xiao Xi? Jadi, kalau mereka ke bank untuk tarik uang, dan tiba
pertama, maka semua uang di bank menjadi milik orang yang datang pertama gitu?
Xiao
Xi kelabakan karena Bai Yu malah bicara panjang lebar hanya untuk masalah kecil
tersebut. Xiao Xi sudah kesal dan berusaha menjelaskan pada Bai Yu kalau dia
sudah meminta orang itu mengambil fotonya. Bai Yu tanpa malu juga meminta
tolong untuk di ambilkan foto dan bahkan langsung berpose di depan Xiao Xi.
Xiao Xi jadi marah.
“Kalian
saling ambil foto saja,” ujar orang yang di minta tolong memfoto itu dan
langsung pergi setelah mengembalikan ponsel mereka.
Di
ponsel Xiao Xi terlihat ada foto Bai Yu dan Xiao Xi. Bai Yu dengan entengnya
berkata kalau mereka berbagi hak cipta foto itu bersama dan langsung pergi.
Xiao Xi benar-benar kesal dengan sikapnya tersebut.
Xiao
Xi kemudian pergi ke kamar asrama-nya, 313. Di kamar itu, dia tinggal dengan 3
orang lainnya. Saat masuk, ada sebuah mahasiswi yang sedang duduk santai di
kursi sementara orangtua-nya yang sibuk membereskan barang.
Saat
masuk, Xiao Xi memperkenalkan dirinya kepada wanita yang berambut pendek.
Wanita itu langsung memberitahu yang mana tempat tidur Xiao Xi. Xiao Xi tidur
di tempat tidur tingkat bagian atas.
“Namamu?”
tanya Xiao Xi.
“Panggil
saja aku Ratu,” jawab mahasiswi berambut pendek tersebut. “Namaku Wu Di. Jika
kau mau memanggilku Ratu, aku tidak masalah,” lanjutnya.
Ini adalah Ratu.
Nama aslinya adalah Wu Di. Dari Shandong, fans MMA. Dia juga boss di asrama
kami.
“Namaku
Sun Qing. Tempat tidurku di seberang tempat tidurmu,” ujar Sun Qing
memperkenalkan diri. Dia sibuk memakan cemilan, sementara ibunya yang menyusun
pakaian dan barang-barangnya di lemari.
Dia sangat hebat
dalam banyak hal. Tapi, dia terobsesi dengan pria hot, juga pelahap makanan
yang hebat yang jarang di temukan. Seperti mereka yang makan tanpa harus
memikirkan tubuhnya.
Ibu
Sun Qing memuji Xiao Xi yang hebat karena bisa datang sendiri di hari pertama
ke universitas asrama. Sun Qing langsung protes pada ibunya karena dari minggu
lalu, dia sudah bilang akan datang sendiri, tapi mereka yang tidak mengizinkan.
“Sun
Qing memang selalu seperti ini. Dari kecil sampai besar tidak tahu melakukan
apapun,” ujar Ibu dengan ramah. “Tolong kalian bisa membantu menjaganya.”
Tapi,
Sun Qing sudah malas dan mendorong ibu dan ayahnya untuk segera pergi dan
pulang saja. Ayah kemudian memberikan barang yang di kirim untuk kamar asrama
Sun Qing yang di titipkan padanya tadi. Sun Qing tidak mendengarkan dan
mendorong mereka untuk pergi.
“Teman,
siapa namamu?” tanya Xiao Xi, melihat ada wanita di depan Wu Di yang belum
memperkenalkan diri.
“Oh,
namanya Li Huijun. Kau bisa memanggilnya Xiao En,” jawab Wu Di.
Li Huijun. Kami
semua memanggilnya Xiao En. Karena dia sangat pemalu. Dia kelihatannya hanya
tahu menjawab dengan ‘em’.
“Dari
sejak datang, dia hanya mengucapkan satu kata saja. Benarkah Xiao En?” ujar Wu
Di.
“Em,”
jawab Xiao En.
Sun
Qing melihat paket yang tadi ayahnya berikan, yang katanya untuk orang di kamar
asrama ini. Tapi, paket itu untuk orang bernama Bai Yu, sementara di kamar ini
tidak ada yang bernama demikian. Xiao Xi langsung memeriksa dan ternyata paket
itu salah di antarkan. Harusnya ke gedung 1, kamar 313, Asrama Pria.
--
Gedung Asrama Pria, Gedung 1,
Kamar 313
Ini
adalah kamar asrama Bai Yu, dan dia juga sekamar dengan 3 orang lainnya. Bai Yu
melihat seorang mahasiswa sedang asyik membaca majalah dewasa, jadi dia
mengejek pria itu yang membaca majalah seperti itu. Pria itu kesal karena Bai
Yu mengganggunya. Dan Bai Yu langsung berkata kalau saat dia SMA, seorang
temannya itu ahli dalam hal seperti ini, dan temannya itu kuliah di univ yang
tidak jauh dari mereka juga. Dia sudah meminta temannya untuk mengirimkan harta
selevel nasional sore ini ke asrama untuk sebagai tanda perkenalannya kepada
mereka semua. Pria itu langsung bersemangat dan bertanya kapan akan tiba.
Bai
Yu langsung mencari tahu, dan tertulis kalau paketnya sudah tiba. Pas sekali,
dia mendapat pesan dari Xiaoxi yang memberitahu kalau barang Bai Yu terkirim
padanya, dan dia akan mengembalikannya besok.
Salah
seorang teman sekamar Bai Yu yang lain sedang asyik bermain game. Dan salah
seorang yang lain melihat ID player-nya adalah Prince. Bai Yu langsung semangat
karena Prince termasuk orang terkenal di dunia game, tidak di sangka ternyata
mereka sekamar.
Pria
yang tadi lagi membaca majalah kemudiah bertanya dimana besok mereka harus
melapor kehadiran? Bai Yu langsung menjawab di Gedung 3, gedung sebelah
perpustakaan.
--
Esok
hari,
Bai
Yu sedang mencari Gedung 3 sendirian, tapi dia tersesat. Saat itu, matanya
melihat seseorang berjalan dengan membawa buku pelajaran untuk fakultas seni
liberal, jadi dia langsung menghampirinya. Eh, ternyata itu adalah Sun Qing dan
Xiao Xi. Bai Yu bertanya apakah mereka menuju Gedung 3?
“Tidak,”
jawab Xiao Xi.
“Ya,”
jawab Sun Qing.
Bai
Yu mengenali Xiao Xi yang kemarin bertemu dengannya di depan univ. Tapi, Xiao
Xi masih kesal dan mengajak Sun Qing untuk kembali ke asrama karena ada
barangnya yang tertinggal. Tetapi, sebelum itu, dia memberitahu Bai Yu kalau
pertemuan di ruang nomor 206.
--
Bai
Yu tiba di ruang 206, yang ternyata adalah kamar mandi. Bai Yu jelas kesal
karena Xiao Xi sudah membohonginya.
--
Di
ruang yang benar, seorang wanita bertubuh besar, memperkenalkan dirinya sebagai
Ny. Tang, yang mulai dari sekarang akan menjadi konselor dan guru untuk mata
kuliah Marx Filosofi. Dan hari ini, tujuan utama dari orientasi adalah untuk
memperingatkan semua mahasiswa/i baru untuk tidak berpikir bahwa mereka bisa
bersantai karena sudah kuliah. Universitas mereka, Nan Jiao Da, jauh lebih
kompetitif dari pada ketika mereka kelas 3 SMA.
Lagi
asyik bicara, Bai Yu tiba-tiba masuk. Ny. Tang langsung menegurnya untuk on time tepat waktu. Bai Yu memohon maaf atas
keterlambatannya dan segera ke tempat duduk yang kosong. Dia sempat melirik
Xiao Xi yang sekelas dengannya dengan tatapan kesal.
Ny.
Tang melanjutkan pidatonya, dengan membahas kalau di fakultas mereka ada klub
debat. Dan hari ini di audotarium akan di lakukan debat antar jurusan literatur
universitas Nan Jiao Da dan Univ Changhu. Jadi, dia menyuruh semua mahasiswa/I
baru, wajib datang untuk melihatnya. Semua langsung mengeluh. Ny. Tang langsung
memerintahkan Ketua Jurusan, yang adalah Xiao En untuk mengabsen semua yang
datang nanti.
--
Di
ruangan Audotarium,
Bai
Yu dan genk tiba duluan dan langsung memilih tempat duduk. Bai Yu benar-benar
malas datang untuk menonton debat kalau bukan karena absen itu. Tapi, temannya
malah bersemangat karena di debat nanti akan ada Ge Tingting yang menduduki 3
besar wanita cantik di univ mereka. Ge Tingting akan menjadi pendebat no. 1
hari ini, dan tentu mereka harus datang untuk menyemangatinya.
Sun
Qing datang duluan dan langsung mengamankan 4 tempat duduk yang masih kosong di
sebelah Bai Yu.
Moderator
masuk ke panggung dan memperkenalkan dirinya serta memberitahu tema debat hari
ini adalah ‘Apakah iya atau tidak lady’s
first adalah bentuk dari diskriminasi.’ Dari pihak Nan Jiao Da mengatakan
kalau lady’s first bukanlah bentuk
diskriminasi. Sementara dari Changhu lady’s
first adalah bentuk diskriminasi. Dan diskusi akan di buka dengan batas
waktu setiap 3 menit.
Univ.
Changhu segera berdiri dan menjelaskan mengenai pandangannya bahwa lady’s first adalah bentuk lain dari
diskriminasi. Dari sudut pandang histrorikal, kita berkata bahwa wanita
diberikan prioritas dari masyarakat patriarkal di saat wanita di anggap sebagai
bagian dari kategori rentan. Dan kita dalam nama kepedulian, melakukan
diskriminasi terhadap wanita. Ini jelas bentuk dari tidak menghormati,
diskriminasi.
Saat
itu, Xiao Xi dan Wu Di serta Xiao En baru masuk setelah selesai mengabsen, dan
Sun Qing langsung memberitanda pada mereka untuk duduk di sana. Saat sudah
duduk, Xiao Xi baru sadar kalau dia duduk bersebelahan dengan Bai Yu.
Selanjutnya
univ. Na Jian Dao di persilahkan untuk memberikan statement atas pernyataannya
dan waktu yang di berikan juga adalah 3 menit. Pendebat pertama, Ge Tingting
segera bangkit dan menjelaska kalau lady’s
first bukanlah bentuk diskriminasi. Tadi pihak sebelumnya sudah mengatakan
kalau aturan-aturan memberikan prioritas pada wanita karena perbedaan kekuatan
antara pria dan wanita. Tapi, itu bukanlah inti dari diskriminasi. Diskriminasi
adalah segala sesuatu yang akarnya sama, tapi tidak adil.
Sun
Qing saja saat mendengar penjelasan dari kedua belah pihak, merasa kalau
dua-duanya masuk akal. Entah mana yang benar jadinya. Xiao Xi juga merasa
demikian.
Bai
Yu yang mendengar gumaman mereka langsung menjelaskan diskriminasi dari sudut
pandangnya. Tapi, Xiao Xi tertawa sinis.
Pihak
Changhu mengatakan kalau pemberian label karena kita wanita : Karena kau wanita maka kau harus di jaga, bukankah
itu bentuk diskiriminasi?
Ge
Tingting lansung mengatakan perumpamaan. Saat kita makan, ada kantin murid dan
guru. Ketika kita ke toilet, ada toilet pria dan toilet wanita. Apa semua hal
itu adalah diskriminasi? Kenapa kita harus takut dengan label? Setiap dari kita
membuat banyak label yang tidak terhitung. Jika pihak lain sangat menentang
yang namanya label, maka dia bisa menghapuskan KTP dan mungkin akun bank, tapi
tetapi label tidak akan bisa di lepaskan.
Semua
langsung bertepuk tangan dengan penjelasan Tingting tersebut.
Bai
Yu yang bosan, mengirim pesan pada Xiao Xi, mengenai tempat mereka bertemu
nanti untuk mengembalikan barang. Xiao Xi menerima pesan Bai Yu dan menjawab
OK.
Saat
itu, teman Bai Yu bicara dengan Bai Yu dan memanggil nama Bai Yu. Xiao Xi shock
karena pria di sebelahnya adalah Bai Yu, apa hanya kebetulan. Saat itu juga,
Sun Qing memanggil nama Xiao Xi. Giliran Bai Yu yang shock karena yang di
sebelahnya bernama Yi Xiao Xi.
Walah…
ternyata. Xiao Xi langsung berkata kalau benar hal yang tidak bisa di hindari
adalah musuh. Bai Yu langsung meminta barangnya di kembalikan. Xiao Xi kesal
karena cara Bai Yu bicara seolah dia yang mengambil padahal si pengantar barang
yang salah mengirim ke tempatnya.
Bai
Yu menahan amarahnya. Dia mengajak Xiao Xi untuk keluar duluan karena acara
debat ini kan sangat membosankan. Lebih baik keluar, dan Xiao Xi kembali ke
asrama untuk mengembalikan barangnya. Xiao Xi menolak karena dia menyukai debat
itu.
Teman
Bai Yu bergumam sedih kalau sepertinya pihak mereka akan kalah. Bai Yu langsung
menyombongkan diri kalau dia yang ada di sana, dia pasti akan bisa memenangkan
perdebatan itu hanya dalam waktu 1 menit. Genk Bai Yu langsung tertawa
menganggap Bai Yu omong kosong. Temannya itu malah mengajak taruhan, kalau Bai
Yu bisa membuktikan perkataannya, dia akan mencucikan kaus kaki Bai Yu selama 1
bulan.