Network : iQiyi iQiyi
Zhang Ji
mengantarkan Shang serta Luo Jing ke dalam sebuah kamar yang telah dipersiapkan
untuk mereka. Dan setelah Zhang Ji pergi meninggalkan mereka, maka Shang serta
Luo Jing pun melepaskan topi yang mereka pakai.
Shang
dengan nikmat menikmati semua makanan enak yang dihidangkan baginya. Dan dia
menyuruh Luo Jing untuk makan juga, karena selama dalam perjalanan sampai
sekarang Luo Jing belum ada makan terlalu banyak. Namun Luo Jing tidak merasa
nafsu makan. Karena dia masih mencemaskan mengenai kondisi Wu Mei.
“Ini,
kakek kasih kamu paha ayam ini. Makanlah dulu, baru kita bicarakan,” kata
Shang, memberikan satu paha ayam kepada Luo Jing.
Dan
dengan cepat Luo Jing langsung mengigit nya sekali. Lalu dia meletakan ayamnya.
“Aku sudah selesai makan. Mari kita bicara.”
Karena
Luo Jing menatapnya dengan pandangan memohon, maka Shang pun tidak tega. Dan
dia menjelaskan mengenai penyakit Wu Mei.
“Apa itu
yang barusan kamu katakan bisa menyembuhkan dia?” tanya Luo Jing.
“Kamu
ingin tahu?” balas Shang, dan Luo Jing menganggukan kepalanya.
Shang pun
menceritakan dengan jujur, cara menyembuhkan Wu Mei. Selain mereka harus mengumpulkan
binatang beracun untuk menyembuhkan racun dengan racun, darah dari kekasih yang
di cintai oleh Wu Mei juga di perlukan. Mereka harus mencampurkan itu semua
untuk membuat obat. Itu dilakukan terus menerus selama tujuh tujuh, 49 hari,
barulah itu akan sembuh total.
“Tujuh
tujuh, 49 hari?” gumam Luo Jing.
“Mengapa?
Takut sakit? Tidak berani?” tanya Shang.
“Tidak,
tidak. Dia teracunin karena aku. Apa sedikit darah bisa menandingin itu?” balas
Luo Jing. Setuju untuk memberikan darahnya.
Xiu Wen
memandangin pedang kecil yang pernah dibelikan oleh Luo Jing untuknya. Dia
mengenang kembali semua kenangannya bersama Luo Jing selama ini. Lalu dia
memeluk pedang kecil tersebut.
Saat Luo
Jing datang, Xiu Wen langsung tersenyum senang. Melihat itu, Luo Jing
mengomentari bahwa senyum Xiu Wen sangat jelek sambil tertawa. Dan Xiu Wen
membalas bahwa senyumnya memang jelek, tapi ketika Luo Jing yang tersenyum
menurutnya itu sangat cantik.
Yi Yi
berpakaian hitam, dan mengenakan masker hitam. Dia masuk ke dalam kamar
penginapan Luo Jing melalui jendela. Dan dia langsung menyerang Luo Jing. Tapi
Xiu Wen langsung melindungin Luo Jing.
“Aku tahu
itu kamu,” kata Xiu Wen, tegas. Dan Yi Yi pun membuka maskernya.
Melihat
itu, Luo Jing merasa terkejut, dan berdiri melindungin Xiu Wen. Dia berpikir
bahwa Yi Yi ingin melukai Xiu Wen. Begitu pun sebaliknya, Xiu Wen merentangkan
tangannya di depan Luo Jing, karena dia berpikir Yi Yi ingin melukai nya.
“Kamu
masih melindungin nya sampai sekarang?” protes Yi Yi melihat itu.
“Kembalilah
ke kediaman Yang Mulia dulu,” balas Xiu Wen.
Merasa
kalau Xiu Wen dan Yi Yi mau berbicara berdua, maka Luo Jing pun berniat untuk
pergi. Tapi Yi Yi malah langsung menggunakan kesempatan itu untuk menyerangnya
dengan pedang. Untung saja, Xiu Wen berhasil melindunginnya lagi.
Xiu Wen
menahan Yi Yi dan berteriak menyuruh Luo Jing untuk pergi. Dan dengan segera,
Luo Jing pun langsung keluar dari kamar.
Xiu Wen
memperingatkan Yi Yi untuk jangan pernah menyentuh orang yang dicintainya lagi.
Dan dengan emosi, Yi Yi bertanya, apakah Luo Jing juga menyukai Xiu Wen balik,
karena tampaknya Luo Jing peduli pada orang lain sekarang.
“Jika
kamu datang untuk mengatakan ini kepadaku, maka kamu tidak perlu berbicara
lagi. Pergilah!” kata Xiu Wen dengan marah. Lalu dia melepaskan Yi Yi.
Yi YI
memegang erat pedangnya, dan disaat itu tanpa sengaja Xiu Wen melihat bekas
cambukan ditangan Yi Yi. Dan Yi Yi langsung menutupinya, lalu dia menjelaskan
bahwa semua ini karena Xiu Wen menghilang. Mengetahui itu, Xiu Wen langsung
merasa kesal pada ‘Dia’ yang begitu jahat.
Yi Yi
menjelaskan jika ‘Dia’ mengetahui kalau Xiu Wen menghilang karena Luo Jing.
Maka bila dirinya bahkan tidak mengambil tindakan, ‘Dia’ akan melakukannya.
Kemudian dengan sedih, Yi Yi memberitahukan bahwa setelah Xiu Wen pergi, banyak
orang mereka yang dilukai oleh musuh, dan diserang oleh penjaga Istana di kota.
Banyak yang terluka, bahkan master juga.
“Apa yang
terjadi pada Master?” tanya Xiu Wen, cemas.
“Tidak
masalah bagaimana kamu memperlakukan ku. Dalam hatiku, kamu akan selalu menjadi
Tuan ku. Tapi aku harap kamu tidak akan melupakan kebencian bangsa kita yang
hancur. Hanya karena wanita itu!” jelas Yi Yi dengan nada keras.
Mendengar
itu, Xiu Wen merasa gundah. Dia khawatir kepada orang2 nya, dan merasa bersalah
kepada mereka. Tapi disisi lain, dia juga tidak mau meninggalkan Luo Jing.
Luo Jing
menyuapi obat untuk Wu Mei. Dan lalu Wu Mei mulai mengajaknya berbicara, Wu Mei
menanyakan kenapa Luo Jing tidak pernah berbicara satu katapun sejak datang ke
sini. Mendengar pertanyaan itu, Luo Jing diam. Dan Shang lah yang menjawab, dia
memberitahu Wu Mei kalau wanita yang dibawanya ini terkena infeksi tenggorokan
sehingga tidak bisa berbicara.
Dengan
lemah, Wu Mei kemudian mengatakan bahwa dia lelah, dan dia menyuruh Shang untuk
pergi. Dan Shang pun mengiyakan, lalu dia mengajak Luo Jing untuk pergi
bersamanya. Tapi Wu Mei meminta agar Luo Jing tetap bersamanya, dan Shang pun
mengizin kan nya. Jadi dengan terpaksa, Luo Jing pun tinggal.
Wu Mei
memuji mata Luo Jing yang tampak cantik. Kemudian dia menceritakan tentang
perasaan nya kepada seorang wanita bodoh yang dipedulikannya, tapi sekarang
wanita itu telah menghilang. Wu Mei berharap dia bisa kembali ke masa lalu, dan
bertemu dengan wanita itu sekali lagi. (Wanita itu maksudnya Luo Jing).
“Xiao
Jing. Bisakah kamu mendengarkan apa yang ku katakan? Aku hanya ingin Tuhan
mengirimkan perkataan ku ini padamu. Jadi kamu akan memaafkan ku. Jadi kamu
akan datang kembali ke sisi ku,” kata Wu Mei dengan sedih. Dan Luo Jing diam.
Wu Mei
memegang tangan Luo Jing, dan menariknya ke dadanya. “Dia selalu disini. Bahkan
sejak pertama kali aku bertemu dia. Dia telah menduduki tempat kosong disini,”
kata Wu Mei. Dan Luo Jing diam, mendengarkan detak jantung Wu Mei. Lalu dia
menarik tangannya.
Melihat
Luo Jing yang tidak bereaksi, Wu Mei pun merasa kecewa karena mengira telah
salah orang. Jadi dia pun mempersilahkan Luo Jing untuk pergi. Dan Luo Jing
langsung pergi.
Saputangan
milik Luo Jing tertinggal. Dan melihat itu, Wu Mei mengambilnya, dan memegang
nya dengan erat.
Luo Jing
teringat tentang saputangannya yang ketinggalan. Tapi ketika dia melihat Wu Mei
sedang memegang itu dengan erat, maka dia pun memilih untuk pergi saja dari
dalam ruangan. Karena tidak mungkin dia mengambilnya.
Tags:
Unique Lady