Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 18 - part 2



Network : iQiyi iQiyi
Zhang Ji mengantarkan Shang serta Luo Jing ke dalam sebuah kamar yang telah dipersiapkan untuk mereka. Dan setelah Zhang Ji pergi meninggalkan mereka, maka Shang serta Luo Jing pun melepaskan topi yang mereka pakai.


Shang dengan nikmat menikmati semua makanan enak yang dihidangkan baginya. Dan dia menyuruh Luo Jing untuk makan juga, karena selama dalam perjalanan sampai sekarang Luo Jing belum ada makan terlalu banyak. Namun Luo Jing tidak merasa nafsu makan. Karena dia masih mencemaskan mengenai kondisi Wu Mei.

“Ini, kakek kasih kamu paha ayam ini. Makanlah dulu, baru kita bicarakan,” kata Shang, memberikan satu paha ayam kepada Luo Jing.
Dan dengan cepat Luo Jing langsung mengigit nya sekali. Lalu dia meletakan ayamnya. “Aku sudah selesai makan. Mari kita bicara.”
Karena Luo Jing menatapnya dengan pandangan memohon, maka Shang pun tidak tega. Dan dia menjelaskan mengenai penyakit Wu Mei.
“Apa itu yang barusan kamu katakan bisa menyembuhkan dia?” tanya Luo Jing.
“Kamu ingin tahu?” balas Shang, dan Luo Jing menganggukan kepalanya.

Shang pun menceritakan dengan jujur, cara menyembuhkan Wu Mei. Selain mereka harus mengumpulkan binatang beracun untuk menyembuhkan racun dengan racun, darah dari kekasih yang di cintai oleh Wu Mei juga di perlukan. Mereka harus mencampurkan itu semua untuk membuat obat. Itu dilakukan terus menerus selama tujuh tujuh, 49 hari, barulah itu akan sembuh total.
“Tujuh tujuh, 49 hari?” gumam Luo Jing.
“Mengapa? Takut sakit? Tidak berani?” tanya Shang.
“Tidak, tidak. Dia teracunin karena aku. Apa sedikit darah bisa menandingin itu?” balas Luo Jing. Setuju untuk memberikan darahnya.

Xiu Wen memandangin pedang kecil yang pernah dibelikan oleh Luo Jing untuknya. Dia mengenang kembali semua kenangannya bersama Luo Jing selama ini. Lalu dia memeluk pedang kecil tersebut.


Saat Luo Jing datang, Xiu Wen langsung tersenyum senang. Melihat itu, Luo Jing mengomentari bahwa senyum Xiu Wen sangat jelek sambil tertawa. Dan Xiu Wen membalas bahwa senyumnya memang jelek, tapi ketika Luo Jing yang tersenyum menurutnya itu sangat cantik.

Yi Yi berpakaian hitam, dan mengenakan masker hitam. Dia masuk ke dalam kamar penginapan Luo Jing melalui jendela. Dan dia langsung menyerang Luo Jing. Tapi Xiu Wen langsung melindungin Luo Jing.
“Aku tahu itu kamu,” kata Xiu Wen, tegas. Dan Yi Yi pun membuka maskernya.

Melihat itu, Luo Jing merasa terkejut, dan berdiri melindungin Xiu Wen. Dia berpikir bahwa Yi Yi ingin melukai Xiu Wen. Begitu pun sebaliknya, Xiu Wen merentangkan tangannya di depan Luo Jing, karena dia berpikir Yi Yi ingin melukai nya.
“Kamu masih melindungin nya sampai sekarang?” protes Yi Yi melihat itu.
“Kembalilah ke kediaman Yang Mulia dulu,” balas Xiu Wen.

Merasa kalau Xiu Wen dan Yi Yi mau berbicara berdua, maka Luo Jing pun berniat untuk pergi. Tapi Yi Yi malah langsung menggunakan kesempatan itu untuk menyerangnya dengan pedang. Untung saja, Xiu Wen berhasil melindunginnya lagi.
Xiu Wen menahan Yi Yi dan berteriak menyuruh Luo Jing untuk pergi. Dan dengan segera, Luo Jing pun langsung keluar dari kamar.
Xiu Wen memperingatkan Yi Yi untuk jangan pernah menyentuh orang yang dicintainya lagi. Dan dengan emosi, Yi Yi bertanya, apakah Luo Jing juga menyukai Xiu Wen balik, karena tampaknya Luo Jing peduli pada orang lain sekarang.
“Jika kamu datang untuk mengatakan ini kepadaku, maka kamu tidak perlu berbicara lagi. Pergilah!” kata Xiu Wen dengan marah. Lalu dia melepaskan Yi Yi.

Yi YI memegang erat pedangnya, dan disaat itu tanpa sengaja Xiu Wen melihat bekas cambukan ditangan Yi Yi. Dan Yi Yi langsung menutupinya, lalu dia menjelaskan bahwa semua ini karena Xiu Wen menghilang. Mengetahui itu, Xiu Wen langsung merasa kesal pada ‘Dia’ yang begitu jahat.

Yi Yi menjelaskan jika ‘Dia’ mengetahui kalau Xiu Wen menghilang karena Luo Jing. Maka bila dirinya bahkan tidak mengambil tindakan, ‘Dia’ akan melakukannya. Kemudian dengan sedih, Yi Yi memberitahukan bahwa setelah Xiu Wen pergi, banyak orang mereka yang dilukai oleh musuh, dan diserang oleh penjaga Istana di kota. Banyak yang terluka, bahkan master juga.
“Apa yang terjadi pada Master?” tanya Xiu Wen, cemas.

“Tidak masalah bagaimana kamu memperlakukan ku. Dalam hatiku, kamu akan selalu menjadi Tuan ku. Tapi aku harap kamu tidak akan melupakan kebencian bangsa kita yang hancur. Hanya karena wanita itu!” jelas Yi Yi dengan nada keras.
Mendengar itu, Xiu Wen merasa gundah. Dia khawatir kepada orang2 nya, dan merasa bersalah kepada mereka. Tapi disisi lain, dia juga tidak mau meninggalkan Luo Jing.

Luo Jing menyuapi obat untuk Wu Mei. Dan lalu Wu Mei mulai mengajaknya berbicara, Wu Mei menanyakan kenapa Luo Jing tidak pernah berbicara satu katapun sejak datang ke sini. Mendengar pertanyaan itu, Luo Jing diam. Dan Shang lah yang menjawab, dia memberitahu Wu Mei kalau wanita yang dibawanya ini terkena infeksi tenggorokan sehingga tidak bisa berbicara.

Dengan lemah, Wu Mei kemudian mengatakan bahwa dia lelah, dan dia menyuruh Shang untuk pergi. Dan Shang pun mengiyakan, lalu dia mengajak Luo Jing untuk pergi bersamanya. Tapi Wu Mei meminta agar Luo Jing tetap bersamanya, dan Shang pun mengizin kan nya. Jadi dengan terpaksa, Luo Jing pun tinggal.
Wu Mei memuji mata Luo Jing yang tampak cantik. Kemudian dia menceritakan tentang perasaan nya kepada seorang wanita bodoh yang dipedulikannya, tapi sekarang wanita itu telah menghilang. Wu Mei berharap dia bisa kembali ke masa lalu, dan bertemu dengan wanita itu sekali lagi. (Wanita itu maksudnya Luo Jing).
“Xiao Jing. Bisakah kamu mendengarkan apa yang ku katakan? Aku hanya ingin Tuhan mengirimkan perkataan ku ini padamu. Jadi kamu akan memaafkan ku. Jadi kamu akan datang kembali ke sisi ku,” kata Wu Mei dengan sedih. Dan Luo Jing diam.

Wu Mei memegang tangan Luo Jing, dan menariknya ke dadanya. “Dia selalu disini. Bahkan sejak pertama kali aku bertemu dia. Dia telah menduduki tempat kosong disini,” kata Wu Mei. Dan Luo Jing diam, mendengarkan detak jantung Wu Mei. Lalu dia menarik tangannya.

Melihat Luo Jing yang tidak bereaksi, Wu Mei pun merasa kecewa karena mengira telah salah orang. Jadi dia pun mempersilahkan Luo Jing untuk pergi. Dan Luo Jing langsung pergi.
Saputangan milik Luo Jing tertinggal. Dan melihat itu, Wu Mei mengambilnya, dan memegang nya dengan erat.


Luo Jing teringat tentang saputangannya yang ketinggalan. Tapi ketika dia melihat Wu Mei sedang memegang itu dengan erat, maka dia pun memilih untuk pergi saja dari dalam ruangan. Karena tidak mungkin dia mengambilnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post