Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 19 - part 1



Network : iQiyi iQiyi


Pagi hari. Luo Jing masuk ke dalam kamar Wu Mei yang sedang kosong secara diam2, sambil membawakan obat untuknya sekalian. Dia mencari saputangannya yang tidak berhasil Xi Que dapatkan semalam, Xi Que beralasan kepadanya bahwa ia merasa terlalu capek, jadi ia tidur di halaman sepanjang malam.
Jadi Luo Jing pun terpaksa harus mencari sapu tangannya sendiri. Tapi sayangnya, dia tidak bisa menemukan nya. Lalu tiba2 saja terdengar suara Wu Mei serta Fei Yu yang sedang mengobrol, dan terasa akan masuk ke dalam kamar. Sehingga Luo Jing pun segera berpura- pura, seperti baru datang membawakan obat.
Saat melihat Luo Jing yang berada didalam kamarnya, Wu Mei merasa terkejut serta panik, karena ada Fei Yu didekatnya. Lalu ketika Fei Yu bertanya siapa dia. Wu Mei pun menjelaskan bahwa Luo Jing adalah asisten Tabib yang datang untuk merawatnya.

“Darimana kamu berasal?” tanya Fei Yu sambil memperhatikan wajah Luo Jing secara dekat. Dan dengan gugup Luo Jing menghadap ke arah lain.

Dengan sengaja, Wu Mei menyentuh gelas obat yang dibawa oleh Luo Jing, lalu membantingnya. “Obat itu masih panas! Bagaimana aku harus meminumnya?! Apa kamu mencoba untuk membakar ku sampai mati?! Cepat pergi bawakan yang baru! Cepat!” bentak Wu Mei, sengaja.

Luo Jing mengambil gelas yang Wu Mei banting dengan perasaan, karena gelas itu tidak panas. “Apa Zhong Wu Mei sedang menolongku sekarang? Sistemnya pasti rusak sekarang. Beruntung aku tidak dikenali oleh Ayahku. Jika tidak, aku sudah habis,” pikir Luo Jing. Lalu dia pergi.
Dengan sikap pura2 perhatian, Fei Yu menanyakan apakah Wu Mei baik2 saja. Dan Wu Mei pun mengiyakan. Lalu Fei Yu menyuruh agar Wu Mei beristirahat, dan dia pamit untuk pergi dulu. Dan Wu Mei pun mengucapkan terima kasih.

“Sepertinya dia belum menemukannya,” pikir Fei Yu lega. Karena Wu Mei masih bersikap biasa kepadanya, dan tidak tampak curiga padanya.
Luo Jing kembali masuk ke dalam kamar Wu Mei untuk mencari sapu tangannya, sambil membawakan obat yang baru sekalian. Namun tiba2 saja, Wu Mei muncul dibelakangnya dan mengejutkannya.

“Mengapa kamu menyelinap kedalam kamar ku?” tanya Wu Mei dengan sikap mengintimidasi.
“Aku membawakan kamu obat yang baru diseduh,” jawab Luo Jin tanpa sadar langsung beralasan. Kepadahal seharusnya kan dia tidak bisa berbicara.

Mendengar suara Luo Jing, maka Wu Mei pun menjadi sangat yakin bahwa itu adalah Luo Jing. Dia kemudian berpura2 seperti dada nya kesakitan. Lalu dia berbaring ditempat tidur, dan pingsan.

Melihat itu, awalnya Luo Jing hanya diam saja, tapi ketika Wu Mei pingsan, dia langsung panik dan mendekati Wu Mei. Dia membuka masker nya. “Zhong Wu Mei. Zhong Wu Mei. Apa kamu baik2 saja? Zhong Wu Mei!” panggilnya. Tapi Wu Mei sama sekali tidak merespon.
Jadi untuk memeriksa apakah Wu Mei masih hidup atau tidak, maka Luo Jing pun bersandar didada Wu Mei untuk mendengarkan suara detak jantungnya.

Kemudian saat sadar bahwa sepertinya Wu Mei hanya berpura2 pingsan, maka Luo Jing pun segera ingin menjauh darinya. Tapi Wu Mei menarik kepalanya, dan menciumnya. Merasakan itu awalnya, Luo Jing tidak dapat bereaksi karena kaget. Tapi kemudian dia membiarkan Wu Mei menciumnya, dan balas mencium Wu Mei.
Xiu Wen mau menyelinap masuk ke dalam kamar Wu Mei, karena permintaan Luo Jing semalam yang meminta dia untuk mengambil saputangan nya dari Wu Mei.
“Agar Xiao Jing tidak khawatir. Aku harus mendapatkan saputangannya kembali,” itulah yang dipikirkan oleh Xiu Wen dengan penuh tekad.

Tapi betapa terkejutnya Xiu Wen, saat dia membuka pintu kamar Wu Mei. Dia melihat Luo Jing yang sedang berciuman mesra dengan Wu Mei. Melihat itu, Xiu Wen merasa kecewa dan menutup kembali pintu kamar Wu Mei dengan pelan.
“Ini benar2 saatnya untuk sadar,” pikir Xiu Wen dengan sedih. Lalu dia segera bersembunyi, karena merasa seperti ada seseorang yang datang.

Orang yang datang tersebut adalah Zhang Ji, dia sebenarnya cuma berkeliling saja untuk berjaga. Tapi karena dia merasakan seperti ada orang yang bersembunyi, maka dia pun mencarinya. Dan Xiu Wen menggunakan kesempatan itu dengan segera untuk pergi dari sana.

Karena tidak berhasil menemukan orang yang mencurigakan itu. Maka Zhang Ji pun kembali ke dekat kamar Wu Mei, dan memanggilnya. Tapi tidak ada jawaban, jadi dia pun langsung masuk ke dalam kamar Wu Mei. Dan ketika dia melihat Wu Mei yang sedang berciuman dengan Luo Jing, dia pun segera keluar lagi dari kamar.

“Yang mulia permaisuri?” gumam Zhang Ji, bertanya2 siapa wanita yang dilihatnya barusan. Lalu dia masuk kembali ke dalam kamar, karena penasaran. Dan dia memanggil Wu Mei dengan keras.
Mendengar suara Zhang Ji yang memanggilnya. Maka Wu Mei pun langsung melepaskan bibirnya dari Luo Jing. Sambil melindungin wajah Luo Jing agar tidak terlihat. Tapi sayangnya, Zhang Ji sudah tahu siapa itu. Dan karena itu, maka Wu Mei pun tidak menutupi wajah Luo Jing lagi, dan bertanya ada apa.
“Yang Mulia, Tuan Muda Jiang datang ke sini,” kata Zhang Ji memberitahukan tujuannya. Dan mendengar itu, Wu Mei pun berdiri menjauhi Luo Jing yang dengan segera memakai kembali maskernya.
Jiang masuk kedalam kamar, dan menanyakan keadaan Wu Mei. Lalu dia menebak bahwa tampaknya Wu Mei sudah lumayan baikan. Dan Wu Mei mengiyakan.

Kemudian Wu Mei menyuruh agar Luo Jing pergi dari dalam kamarnya. Dan melihat Luo Jing serta Wu Mei yang saling bertatapan selama sesaat, Jiang tersenyum senang.

Setelah Luo Jing pergi. Jiang menggoda Wu Mei yang pantas saja tampak lebih baikan, menurutnya itu pasti karena Luo Jing. Dan Jiang memberikan selamat untuk mereka berdua yang sudah bisa bertemu lagi.
“Jika kamu sudah mengenalinya, mengapa kamu tidak menyapa nya barusan?” tanya Wu Mei sambil tersenyum. Karena Jiang begitu hebat bisa mengenali Luo Jing dengan sekali lihat saja.
“Jika dia tidak menyapa ku, dia pasti memiliki alasannya. Jadi mengapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak perlu?” balas Jiang.

Jiang lalu menghela nafas, dan dia meminta Wu Mei untuk tidak memberitahu Luo Jing tentang situasinya sekarang, karena itu lebih baik. Dan Wu Mei mengerti, lalu dengan tulus dia mengucapkan turut berduka cita untuk Ayah Jiang yang meninggal dan akan dimakamkan tiga hari dari sekarang.
“Jiang. Jangan terlalu berduka. Aku pasti akan datang memberikan penghormatan,” kata Wu Mei sambil memegang bahu Jiang, untuk memberikannya semangat.
Wu Mei kemudian menanyakan tentang pernikahan Jiang serta Tang. Dan Jiang pun menjelaskan bahwa menurut adat, setelah pemakamam harus menunggu 3 tahun dulu baru boleh mengadakan pernikahan. (Jadi intinya Jiang serta Tang tidak boleh menikah dulu sekarang, mereka harus menunggu 3 tahun dulu baru boleh).
“Kemudian apa dia punya permintaan?” tanya Wu Mei, mengenai pihak Tang.
“Aku tidak berharap untuk melibatkannya, tapi tanpa diduga, dia mengatakan ini adalah permintaan Ayahku dan dia berniat untuk mematuhinya. Dia bilang, dia akan menunggu tidak peduli berapa lama pun,” jelas Jiang.
(Kalau harus menunggu 3 tahun baru boleh menikah, maka kasihan Tang sebagai wanita yang harus menunggu lama. Tapi walaupun begitu, Tang tidak masalah dan bersedia menunggu Jiang, tidak peduli berapa lama pun itu. Dengan alasan ini adalah permintaan Ayah Jiang yang menginginkan dirinya menikah dengan Jiang).
“Aku tidak menduga, Nona Tang sangat setia,” kata Wu Mei, memuji Tang.
“Bukankah Xiao Jing juga setia pada mu? Zhong, kamu tidak perlu iri padaku,” balas Jiang. Dan Wu Mei pun berjanji untuk tidak akan melepaskan Luo Jing lagi. Mendengar itu, Jiang membalas bahwa dia lega mendengarnya.
“Xiao Jing. Selama kamu baik2 saja. Itu sudah menjadi kesenangan terbesarku,” pikir Jiang didalam hatinya.

Post a Comment

Previous Post Next Post