Network : iQiyi iQiyi
Saat
kembali ke dalam kamar, dan melihat Xiu Wen berada didalamnya. Dengan cemas, Luo
Jing langsung menanyakan kenapa Xiu Wen datang, dan apakah ada yang
menyadarinya. Dan dengan pelan, Xiu Wen menjawab tidak ada.
“Apa
sesuatu terjadi? Mengapa kamu datang kemari?” tanya Luo Jing. Dan dengan
sedikit ragu, Xiu Wen menjawab jujur, dia mengatakan bahwa dia datang untuk
mengambil sapu tangan Luo Jing. Mendengar itu, sambil tersenyum senang, Luo
Jing menjelaskan kalau itu tidak perlu lagi, karena Wu Mei sudah mengenali
siapa dirinya.
“Benarkah?”
balas Xiu Wen, pelan. “Sebenarnya, aku datang untuk mengucapkan selamat
tinggal,” jelasnya.
Xiu Wen
memberikan buku yang berisikan bukti Perdana Mentri ada mengumpulkan pasukan
untuk memberontak. Xiu Wen berharap suatu saat buku itu dapat menyelamatkan Luo
Jing disaat genting. Buku itu dicurinya dari kediaman Perdana Mentri, sewaktu
dia masih menjadi pengawal disana. Dan Luo Jing menerima buku itu.
“Kemudian
kemana kamu akan pergi?” tanya Luo Jing.
“Kembali
ke Persia.”
Xiu Wen
memberitahu bahwa semalam dia mendengar kabar kalau Master nya telah meninggal.
Dan juga orang2 nya. Jadi sekarang, mereka sangat membutuhkan dirinya. Maka
dari itu dia harus kembali untuk memikul tanggung jawab yang seharusnya dia
pikul. Mendengar itu, Luo Jing tampak terkejut, seperti merasa bersalah telah
tidak menjawab lamaran Xiu Wen kemarin malam.
“Kemarin
malam aku minum terlalu banyak,” kata Xiu Wen menyadari kegelisahan Luo Jing.
Dan mendengar itu, Luo Jing tampak merasa lega.
Xiu Wen
menceritakan kalau sejak awal dia selalu berbohong kepada Luo Jing. Orang
sepertinya tidak akan bisa menyerah pada segalanya dengan mudah, dan memperoleh
hidup yang tenang. Karna pada dirinya, beban kebencian dan harapan terlalu
banyak. Untuknya mencintai seorang wanita itu terlalu mewah.
“Aku
berharap kamu akan memaafkan ku. Aku tidak bisa lagi melindungin kamu,” kata
Xiu Wen dengan nada sedih. Tapi dia berusaha untuk tampak tegar.
“Xiue
Wen, sebenarnya aku…”
“Kamu
tidak perlu mengatakannya. Aku sudah tahu. Sebenarnya, sejak waktu kamu memilih
untuk kembali ke sini. Aku tahu, pilihan mu bukan aku. Aku selalu berbohong
pada diriku sendiri. Berbohong pada diriku sendiri bahwa aku benar2 bisa
berkeliling dunia dengan kamu,” jelas Xiu Wen, sedih.
Luo Jing
memegang erat buku ditangannya. Dia tampak merasa sangat bersalah kepada Xiu
Wen.
“Aku
kalah. Tapi aku rela. Karna dia juga mencintai kamu sebanyak ini. Memiliki
seseorang yang bahkan lebih baik daripada aku denganmu, untuk melindunginmu,
untuk mencintaimu. Aku sekarang bisa kembali melakukan apa yang perlu aku
lakukan,” jelas Xiu Wen.
“Aku
minta maaf,” balas Luo Jing.
“Kamu
tidak pernah meminta maaf,” balas Xiu Wen. Lalu dia pamit mau pergi.
Luo Jing
memanggil nama Xiu Wen. Dia menjelaskan bahwa dia tahu kalau Xiu Wen masih
menyimpan pedang kecil yang pernah dia berikan. Dan dia ingin Xiu Wen berjanji
kepadanya.
“Berjanjilah
untuk menjaga dirimu sendiri dengan baik. Jangan sampai terluka lagi, dan
jangan mati. Bisakah kamu melakukan itu?” tanya Luo Jing.
“Aku sekali
berjanji padamu untuk hidup dan mati bersama2. Jika aku mati duluan, bukankah
itu berarti aku melanggar janjiku? Aku, Liu Xiu Wen, tidak akan menelan kata2
ku. Aku benar2 harus pergi sekarang. Xiao Jing, jagalah dirimu juga,” balas Xiu
Wen sambil menahan air matanya. Lalu tanpa memandang Luo Jing, dia pergi.
Luo Jing
teringat tentang pertemua pertamanya dengan Xiu Wen. Tentang hari2 yang mereka
lalui bersama- sama. Tentang tawa yang mereka bagi bersama. Tentang janji yang
mereka buat. Tentang bagaimana Xiu Wen pernah mati sekali untuk
menyelamatkannya. Dan tentang Xiu Wen yang begitu tulus mencintainya.
Serta
tentang pelukan terakhir dari Xiu Wen.
Shang
menghampiri Luo Jing yang sedang duduk termenung sambil memandangin bulan
dilangit. Dia memanggil Luo Jing, tapi Luo Jing tidak menjawab. Dan dia
mengerti kenapa Luo Jing seperti itu, yaitu karena kepergian Xiu Wen.
Shang
berkomentar bahwa itu begitu menyedihkan. Tapi jika takdir berkehendak kalau
takdir antara Luo Jing dan Xiu Wen belum selesai, maka mereka berdua pasti bisa
akan bertemu lagi suatu hari nanti.
Lalu
Shang menasehati Luo Jing agar mulai melepaskan yang telah berlalu. Dan fokus
dalam menyembuhkan Wu Mei. Serta menyemangati orang yang berada didepan Luo
Jing saat ini, yaitu Wu Mei.
“Setelah
kamu menyelesaikan, tujuh tujuh, 49 hari. Kemudian kamu akan sukses
menyembuhkannya,” jelas Shang.
“Xiu Wen pergi karena dia tidak ingin untuk membuat
itu sulit bagiku. Terima kasih atas pertolongan mu. Hati- hati,” kata Luo Jing didalam hati sambil tersenyum
memandang ke arah bulan purnama.
(Mungkin maksudnya sulit itu, adalah membuat pilihan. Antara Xiu Wen
atau Wu Mei. Tapi karena Xiu Wen sudah pergi, maka Luo Jing tidak kesulitan
untuk memilih lagi) T.T Good Bye Xiu Wen.
Tags:
Unique Lady