Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 19 - part 3



Network : iQiyi iQiyi


Xiu Wen menemui Dia, si Pria bertopeng. Karena Xiu Wen telah membuat keputusan. Selama bertahun2 dengan diam2 bertahan, Xiu Wen tidak mau membiarkan semua upaya yang dilakukannya itu menjadi sia2. Mendengar keputusan Xiu Wen itu, Pria bertopeng merasa sangat senang dan puas.
“Kamu akhirnya mengerti. Bagusnya masih ada waktu sekarang. Seluruh situasi ada ditangan kita saat ini. Tunggu saja dan lihat pertunjukan besar yang terjadi,” kata si Pria bertopeng sambil tertawa dengan keras.
1 Bulan kemudian

Dengan perhatian, Luo Jing menyuapi obat untuk Wu Mei. Lalu dia menjelaskan bahwa kurang lebih tiga hari lagi penyakit Wu Mei akhirnya akan sembuh. Dan Wu Mei pun berterima kasih atas perawatan Luo Jing.

Dengan manja, Luo Jing lalu meminta bahwa dia mau makan manisan buah sebagai bayarannya. Dan Wu Mei menarik Luo Jing ke dalam pelukannya. “Baiklah. Baiklah. Apapun yang kamu ingin makan. Aku akan menyuruh seseorang untuk membelikannya demi mu.”
“Itu tidak buruk,” balas Luo Jing sambil tersenyum senang.

Wu Mei kemudian memperhatikan luka dijari Luo Jing, dan bertanya apakah itu sakit. Dan Luo Jing pun menjawab bahwa bahkan jika itu sakit, dia rela melakukannya demi Wu Mei, serta lagian lukanya sudah tidak terlalu terasa sakit lagi sekarang. Menurut Luo Jing yang paling menyakiti nya adalah ketika menerima surat perpisahan dari Wu Mei, saat itu hatinya terasa sangat sakit seperti mau mati.
“Surat perpisahan?” gumam Wu Mei, tampak bingung.

“Jangan berpura2 bodoh. Saat aku berada didalam hutan, dan tidak bisa menghubungin mu. Aku mengirimkan banyak surat, tapi tidak pernah ada balasan. Lalu akhirnya aku menerima surat darimu, tapi dalam surat itu kamu bilang ingin berpisah denganku. Untungnya setelah itu aku tahu, kamu takut untuk melibatkanku karena sedang sakit, itu mengapa kamu melakukannya. Jika tidak, aku akan berpikir kamu pengkhianat,” jelas Luo Jing, menceritakan segalanya.

Selama sesaat Wu Mei tampak seperti bingung. Tapi lalu dia tersenyum dan bertanya dengan lembut, apakah Luo Jing mau memaafkannya. Dan sambil tersenyum, Luo Jing menjawab bahwa tentu saja dia akan memaafkan Wu Mei. Tapi dari sekarang Luo Jing tidak ingin Wu Mei sampai melakukan itu lagi, bahkan walaupun jika Wu Mei dalam keadaan hampir mati, Wu Mei tidak boleh berbohong padanya.
“Tidak, tidak, tidak. Kamu tidak boleh mati,” kata Luo Jing dengan cepat, saat sadar telah mengatakan sesuatu yang buruk. ‘Jika Wu Mei hampir mati’.
Melihat itu, Wu Mei tersenyum dan memeluk Luo Jing kembali. “Aku berjanji padamu. Aku tidak akan mati. Dan aku tidak akan pernah meninggalkan mu,” katanya. Dan Luo Jing merasa sangat senang.

Wu Mei kemudian memberitahu kalau dia akan pergi ke Istana untuk melaporkannya pada Kaisar (kakaknya) bahwa Luo Jing telah kembali. Dan Luo Jing merasa khawatir kalau Kaisar tidak akan mau menerima nya, karena kejahatan Ayahnya.
Tapi Wu Mei menenangkan agar Luo Jing tidak perlu khawatir, karena dia akan memberitahu Kaisar kalau semua hal yang Fei Yu perbuat tidak ada hubungannya dengan Luo Jing. Dan lagian Luo Jing sudah perbuat banyak untuk menyembuhkannya, jadi dia yakin Kaisar akan mempercayai Luo Jing. Dan Luo Jing pun mengiyakan.

Ketika Wu Mei datang menemuinya, Kaisar menanyakan keadaan Wu Mei saat ini, karena menurut kabar kesehatan Wu Mei sudah mulai membaik. Dan Wu Mei mengiyakan, lalu dia mengucapkan terima kasih karena Kaisar telah mengirimkan orang yang berbakat kepadanya.

Wu Mei kemudian menjelaskan tujuan kedatangannya, yaitu karena dia memiliki masalah penting yang mau dibicarakan. Dan dengan terkejut, Kaisar membalas bahwa kebetulan dia juga sama, ada hal penting yang mau dibicarakannya dengan Wu Mei. Dengan sikap sopan, Wu Mei pun mempersilahkan Kaisar untuk berbicara duluan.
“Wen Ru Yu. Keluarlah,” panggil Kaisar. Dan seorang wanita cantik berpakaian kuning keluar dari dalam tandu.

Wen Ru Yu ~ Putri negara Bei Yong (bangsa Bei Yu)

Tampaknya Ru Yu dan Wu Mei sudah saling mengenal. Karena dengan riang, Ru Yu menghampiri Wu Mei dan mengomentari kota Sheng Jing yang telah banyak berubah hingga dia sulit mengenalinya. Lalu Ru Yu memberitahu Wu Mei bahwa Ayahnya ada memberikan banyak barang, dan dia akan membawanya ke kediaman Wu Mei nanti. Dan sambil tersenyum ramah, Wu Mei mengiyakan.
“Kamu begitu baik kepada Wu Mei. Aku tidak senang sama sekali loh,” canda Kaisar, melihat kedekatan mereka berdua.
Dengan manja. Ru Yu pun mendekati Kaisar. “Kakak Kaisar, Ru Yu juga ada membawa untukmu, minuman kesukaan mu. Jadi jangan marah pada Ru Yu lagi ya,” katanya. Dan Wu Mei tersenyum.
“Ru Yu. Kamu akan menjadi Permasuri, mengapa kamu masih seperti anak kecil?” balas Kaisar dengan ramah. Dan Ru Yu pun menjawab bahwa dia mengerti. Sementara Wu Mei, dia merasa terkejut.

“Permaisuri? Apa maksudnya itu?” tanya Wu Mei. Dan sebelum menjawab nya, Kaisar menyuruh agar Ru Yu kembali ke dalam dan beristirahat, dengan alasan Ru Yu baru datang jadi pasti capek.
“Baiklah. Aku akan beristirahat dulu sebentar, dan datang mengunjungin kakak Wu Mei nanti,” kata Ru Yu. Dan Wu Mei tersenyum mengiyakan.

Kaisar kemudian menjelaskan kepada Wu Mei. “Ru Yu adalah putri bangsa Bei Yu, teman masa kecilmu, dan dia juga sudah memasuki usia menikah. Posisi untuk permaisuri mu masih kosong. Dan aku berpikir kalian adalah pasangan yang cocok.”
“Tunggu, kak. Apa yang aku ingin laporkan padamu juga ini. Xiao Jing tidak pernah mati. Dia ada dikediaman sekarang. Penyakit ku juga sembuh secepat ini, itu semua karenanya. Itu mengapa….” Kata Wu Mei ingin menjelaskan. Tapi Kaisar mengangkat tangannya, tanda agar Wu Mei berhenti bicara.

Kaisar menjelaskan bahwa dia sudah tahu kalau Luo Jing masih hidup. Mengetahui itu, Wu Mei merasa terkejut, dan dia mengingat cerita Luo Jing mengenai surat perpisahan yang dikirimkan padanya. Lalu dia pun bertanya, apakah Kaisar yang telah menulis surat untuk Luo Jing. Dan Kaisar membenarkan, dialah yang telah menulis surat itu.
“Mengapa kakak melakukan itu?” teriak Wu Mei, bertanya.
“Tentu saja untuk menyelidiki Lin Fei Yu mengenai masalah pemberontakannya. Pada kasus dikapal, sulit untuk tidak menghubungkan Luo Jing,” jelas Kaisar.
“Aku tidak percaya. Xiao Jing bukan orang yang seperti itu,” balas Wu Mei.
“Bahkan jika dia tidak bersalah. Dia masih Putri seorang kriminal. Aku saran kan kamu untuk menjauh darinya. Itu demi kebaikanmu,” kata Kaisar.
“Hatiku sudah memiliki pemilik sejak lama. Aku tidak akan menikahi orang lain,” balas Wu Mei, bersikeras.

“Dibelakang Ru Yu ada kekuataan seluruh bangsa Bei Yu. Dan sisa2 persia telah berkumpul menjadi satu. Terlebih lagi, mereka telah bergabung dengan Perdana Mentri. Jangan bilang karena keinginan pribadimu, kamu ingin melihat seluruh kota Sheng Jing hancur?” jelas Kaisar, menghardik Wu Mei.
“Mengapa sesuatu seperti itu dibebankan padaku?! Tidak peduli apa. Xiao Jing adalah orang yang aku nikahi secara resmi. Aku tidak akan meninggalkan dia, atau mengabaikan dia! Aku akan mengumumkan ke dunia bahwa Permaisuri ku belum mati!” teriak Wu Mei.

Kaisar membentak Wu Mei. Dan dengan tegas dia menyuruh Wu Mei agar bersatu dengan Ru Yu menjadi suami- istri. Jika Wu Mei tidak setuju, maka dia akan mengeluarkan hukuman mati untuk Luo Jing.
Mendengar itu, Wu Mei protes dengan marah. Karena sejak dulu Kaisar selalu bersikap seperti itu kepadanya, tanpa memikirkan perasaan nya. “Yang menyuruhku menikah dengan Xiao Jing adalah kamu. Dan sekarang yang menyuruhku untuk berpisah dengannya juga kamu! Apa dimatamu aku cuma barang? Bidak catur yang bisa dimanipulasi?” tanya Wu Mei.

“Aku tidak peduli. Kali ini, aku tidak akan mendengarkanmu. Kecuali aku mati!” teriak Wu Mei. Dan Kaisar menutup matanya, lalu dia memegang dadanya seperti kesakitan. Melihat itu, Wu Mei langsung cemas.


“Jika kamu ingin aku untuk membeli mu alasan, mengapa kamu harus menikah dengannya…” kata Kaisar dengan susah payah. “… kemudian aku akan memberitahumu.”

Post a Comment

Previous Post Next Post