Network : iQiyi iQiyi
Xiu Wen
menemui Dia, si Pria bertopeng. Karena Xiu Wen telah membuat keputusan. Selama
bertahun2 dengan diam2 bertahan, Xiu Wen tidak mau membiarkan semua upaya yang
dilakukannya itu menjadi sia2. Mendengar keputusan Xiu Wen itu, Pria bertopeng
merasa sangat senang dan puas.
“Kamu
akhirnya mengerti. Bagusnya masih ada waktu sekarang. Seluruh situasi ada
ditangan kita saat ini. Tunggu saja dan lihat pertunjukan besar yang terjadi,”
kata si Pria bertopeng sambil tertawa dengan keras.
1 Bulan
kemudian
Dengan
perhatian, Luo Jing menyuapi obat untuk Wu Mei. Lalu dia menjelaskan bahwa
kurang lebih tiga hari lagi penyakit Wu Mei akhirnya akan sembuh. Dan Wu Mei
pun berterima kasih atas perawatan Luo Jing.
Dengan
manja, Luo Jing lalu meminta bahwa dia mau makan manisan buah sebagai
bayarannya. Dan Wu Mei menarik Luo Jing ke dalam pelukannya. “Baiklah. Baiklah.
Apapun yang kamu ingin makan. Aku akan menyuruh seseorang untuk membelikannya
demi mu.”
“Itu
tidak buruk,” balas Luo Jing sambil tersenyum senang.
Wu Mei
kemudian memperhatikan luka dijari Luo Jing, dan bertanya apakah itu sakit. Dan
Luo Jing pun menjawab bahwa bahkan jika itu sakit, dia rela melakukannya demi
Wu Mei, serta lagian lukanya sudah tidak terlalu terasa sakit lagi sekarang.
Menurut Luo Jing yang paling menyakiti nya adalah ketika menerima surat
perpisahan dari Wu Mei, saat itu hatinya terasa sangat sakit seperti mau mati.
“Surat
perpisahan?” gumam Wu Mei, tampak bingung.
“Jangan
berpura2 bodoh. Saat aku berada didalam hutan, dan tidak bisa menghubungin mu.
Aku mengirimkan banyak surat, tapi tidak pernah ada balasan. Lalu akhirnya aku
menerima surat darimu, tapi dalam surat itu kamu bilang ingin berpisah
denganku. Untungnya setelah itu aku tahu, kamu takut untuk melibatkanku karena sedang
sakit, itu mengapa kamu melakukannya. Jika tidak, aku akan berpikir kamu
pengkhianat,” jelas Luo Jing, menceritakan segalanya.
Selama
sesaat Wu Mei tampak seperti bingung. Tapi lalu dia tersenyum dan bertanya
dengan lembut, apakah Luo Jing mau memaafkannya. Dan sambil tersenyum, Luo Jing
menjawab bahwa tentu saja dia akan memaafkan Wu Mei. Tapi dari sekarang Luo
Jing tidak ingin Wu Mei sampai melakukan itu lagi, bahkan walaupun jika Wu Mei
dalam keadaan hampir mati, Wu Mei tidak boleh berbohong padanya.
“Tidak,
tidak, tidak. Kamu tidak boleh mati,” kata Luo Jing dengan cepat, saat sadar
telah mengatakan sesuatu yang buruk. ‘Jika
Wu Mei hampir mati’.
Melihat
itu, Wu Mei tersenyum dan memeluk Luo Jing kembali. “Aku berjanji padamu. Aku
tidak akan mati. Dan aku tidak akan pernah meninggalkan mu,” katanya. Dan Luo
Jing merasa sangat senang.
Wu Mei
kemudian memberitahu kalau dia akan pergi ke Istana untuk melaporkannya pada
Kaisar (kakaknya) bahwa Luo Jing telah kembali. Dan Luo Jing merasa khawatir kalau
Kaisar tidak akan mau menerima nya, karena kejahatan Ayahnya.
Tapi Wu
Mei menenangkan agar Luo Jing tidak perlu khawatir, karena dia akan memberitahu
Kaisar kalau semua hal yang Fei Yu perbuat tidak ada hubungannya dengan Luo
Jing. Dan lagian Luo Jing sudah perbuat banyak untuk menyembuhkannya, jadi dia
yakin Kaisar akan mempercayai Luo Jing. Dan Luo Jing pun mengiyakan.
Ketika Wu
Mei datang menemuinya, Kaisar menanyakan keadaan Wu Mei saat ini, karena
menurut kabar kesehatan Wu Mei sudah mulai membaik. Dan Wu Mei mengiyakan, lalu
dia mengucapkan terima kasih karena Kaisar telah mengirimkan orang yang
berbakat kepadanya.
Wu Mei
kemudian menjelaskan tujuan kedatangannya, yaitu karena dia memiliki masalah
penting yang mau dibicarakan. Dan dengan terkejut, Kaisar membalas bahwa
kebetulan dia juga sama, ada hal penting yang mau dibicarakannya dengan Wu Mei.
Dengan sikap sopan, Wu Mei pun mempersilahkan Kaisar untuk berbicara duluan.
“Wen Ru
Yu. Keluarlah,” panggil Kaisar. Dan seorang wanita cantik berpakaian kuning
keluar dari dalam tandu.
Wen Ru Yu ~ Putri negara Bei Yong (bangsa Bei Yu)
Tampaknya
Ru Yu dan Wu Mei sudah saling mengenal. Karena dengan riang, Ru Yu menghampiri
Wu Mei dan mengomentari kota Sheng Jing yang telah banyak berubah hingga dia
sulit mengenalinya. Lalu Ru Yu memberitahu Wu Mei bahwa Ayahnya ada memberikan
banyak barang, dan dia akan membawanya ke kediaman Wu Mei nanti. Dan sambil
tersenyum ramah, Wu Mei mengiyakan.
“Kamu
begitu baik kepada Wu Mei. Aku tidak senang sama sekali loh,” canda Kaisar,
melihat kedekatan mereka berdua.
Dengan
manja. Ru Yu pun mendekati Kaisar. “Kakak Kaisar, Ru Yu juga ada membawa
untukmu, minuman kesukaan mu. Jadi jangan marah pada Ru Yu lagi ya,” katanya.
Dan Wu Mei tersenyum.
“Ru Yu.
Kamu akan menjadi Permasuri, mengapa kamu masih seperti anak kecil?” balas
Kaisar dengan ramah. Dan Ru Yu pun menjawab bahwa dia mengerti. Sementara Wu
Mei, dia merasa terkejut.
“Permaisuri?
Apa maksudnya itu?” tanya Wu Mei. Dan sebelum menjawab nya, Kaisar menyuruh
agar Ru Yu kembali ke dalam dan beristirahat, dengan alasan Ru Yu baru datang
jadi pasti capek.
“Baiklah.
Aku akan beristirahat dulu sebentar, dan datang mengunjungin kakak Wu Mei
nanti,” kata Ru Yu. Dan Wu Mei tersenyum mengiyakan.
Kaisar
kemudian menjelaskan kepada Wu Mei. “Ru Yu adalah putri bangsa Bei Yu, teman
masa kecilmu, dan dia juga sudah memasuki usia menikah. Posisi untuk permaisuri
mu masih kosong. Dan aku berpikir kalian adalah pasangan yang cocok.”
“Tunggu,
kak. Apa yang aku ingin laporkan padamu juga ini. Xiao Jing tidak pernah mati.
Dia ada dikediaman sekarang. Penyakit ku juga sembuh secepat ini, itu semua
karenanya. Itu mengapa….” Kata Wu Mei ingin menjelaskan. Tapi Kaisar mengangkat
tangannya, tanda agar Wu Mei berhenti bicara.
Kaisar menjelaskan
bahwa dia sudah tahu kalau Luo Jing masih hidup. Mengetahui itu, Wu Mei merasa
terkejut, dan dia mengingat cerita Luo Jing mengenai surat perpisahan yang
dikirimkan padanya. Lalu dia pun bertanya, apakah Kaisar yang telah menulis
surat untuk Luo Jing. Dan Kaisar membenarkan, dialah yang telah menulis surat
itu.
“Mengapa
kakak melakukan itu?” teriak Wu Mei, bertanya.
“Tentu
saja untuk menyelidiki Lin Fei Yu mengenai masalah pemberontakannya. Pada kasus
dikapal, sulit untuk tidak menghubungkan Luo Jing,” jelas Kaisar.
“Aku
tidak percaya. Xiao Jing bukan orang yang seperti itu,” balas Wu Mei.
“Bahkan
jika dia tidak bersalah. Dia masih Putri seorang kriminal. Aku saran kan kamu
untuk menjauh darinya. Itu demi kebaikanmu,” kata Kaisar.
“Hatiku
sudah memiliki pemilik sejak lama. Aku tidak akan menikahi orang lain,” balas
Wu Mei, bersikeras.
“Dibelakang
Ru Yu ada kekuataan seluruh bangsa Bei Yu. Dan sisa2 persia telah berkumpul
menjadi satu. Terlebih lagi, mereka telah bergabung dengan Perdana Mentri.
Jangan bilang karena keinginan pribadimu, kamu ingin melihat seluruh kota Sheng
Jing hancur?” jelas Kaisar, menghardik Wu Mei.
“Mengapa
sesuatu seperti itu dibebankan padaku?! Tidak peduli apa. Xiao Jing adalah
orang yang aku nikahi secara resmi. Aku tidak akan meninggalkan dia, atau
mengabaikan dia! Aku akan mengumumkan ke dunia bahwa Permaisuri ku belum mati!”
teriak Wu Mei.
Kaisar
membentak Wu Mei. Dan dengan tegas dia menyuruh Wu Mei agar bersatu dengan Ru
Yu menjadi suami- istri. Jika Wu Mei tidak setuju, maka dia akan mengeluarkan
hukuman mati untuk Luo Jing.
Mendengar
itu, Wu Mei protes dengan marah. Karena sejak dulu Kaisar selalu bersikap
seperti itu kepadanya, tanpa memikirkan perasaan nya. “Yang menyuruhku menikah
dengan Xiao Jing adalah kamu. Dan sekarang yang menyuruhku untuk berpisah
dengannya juga kamu! Apa dimatamu aku cuma barang? Bidak catur yang bisa
dimanipulasi?” tanya Wu Mei.
“Aku
tidak peduli. Kali ini, aku tidak akan mendengarkanmu. Kecuali aku mati!”
teriak Wu Mei. Dan Kaisar menutup matanya, lalu dia memegang dadanya seperti
kesakitan. Melihat itu, Wu Mei langsung cemas.
“Jika
kamu ingin aku untuk membeli mu alasan, mengapa kamu harus menikah dengannya…”
kata Kaisar dengan susah payah. “… kemudian aku akan memberitahumu.”
Tags:
Unique Lady