Network
: Fuji TV, FOD
Eiji menjelaskan alasannya, mengapa dia ingin Hana untuk putus
dengan Takane. Itu dikarenakan, Takane adalah salah satu kandidat yang akan menjadi
Ketua dan pewaris kekayaan Takaba Grup. Takane memiliki banyak saingan, jadi
jika ada seseorang yang membongkar kelemahannya. Maka dia akan digulingkan oleh
kandidat yang lain.
Mendengar penjelasan itu, Hana teringat bagaimana ketika dipesta
Takane diketawain. “Jadi pada dasarnya, kamu mau mengatakan bahwa keberadaanku
adalah salah satu kelemahan Takane-san?” tanya Hana.
“Kemungkinan itu tinggi. Terlebih lagi kamu telah berpura- pura
menjadi kakak mu, Yukari-san, dan menipu Ketua. Fakta ini benar2 dapat
menyebabkan keributan,” jelas Eiji.
Hana merasa kaget. Dan Eiji lanjut menjelaskan, dia akan
memberikan waktu 1 minggu untuk Hana berpikir, dan sekali Hana sudah memiliki
jawaban, maka Hana bisa menghubunginnya. Jika memang Hana bersedia untuk putus
dengan Takane, maka dia tidak akan perlu
melaporkan tentang hal ini kepada Pengawasnya, dan itu bisa
menyelamatkan mereka berdua.
Lalu setelah mengatakan itu, dengan sopan Eiji membungkuk.
Kemudian setelah itu, dia pergi meninggalkan Hana.
“Akan menyebabkan keributan?” gumam Hana, cemas.
Dikantor. Takane tersenyum memperhatikan hadiah gantungan dari
Hana.
Sementara Hana yang masih terkejut serta merasa cemas, dia masih
berdiam diri didepan rumahnya. Dan memikirkan perkataan Eiji.
Direstoran. Kali ini Takane berhasil memasak Okonomiyaki nya
sendiri dengan baik, sehingga dia pun merasa sangat bangga. Apalagi karena dia
berhasil merebut posisi Luciano yang sering makan Okonomiyaki bersama dengan
Hana.
“Kamu tidak bisa memasak dengan baik terakhir kali. Biarkan aku
mencobanya!” kata Luciano yang duduk dibelakang.
“Tidak boleh. Aku membuat ini untuk dia. Aku tidak akan memberikan
satu gigitan pun kepadamu!” balas Takane.
Takane kemudian memanggil Hana, karena sedari tadi Hana hanya diam
saja. Dan setelah sadar dari lamunannya, Hana pun langsung memuji Takane yang
sudah melakukan pekerjaan dengan baik.
“Aku membuat ini special untukmu. Makanlah,” kata Takane dengan lembut.
“Perutku sudah penuh…” tolak Hana.
Takane seperti biasa berbicara dengan percaya diri, dia menanyakan
apakah dada Hana terasa penuh ketika berada di dekatnya. Dan tidak seperti
biasanya, kali ini Hana tidak ada membalas dan hanya mengiyakan saja.
“Ada apa? Kamu bertingkah aneh,” tanya Takane.
“Begitukah?”
Takane merasa cemas, jangan- jangan Hana mengkhawatirkan sesuatu
yang bodoh lagi. Dan Hana menjawab bahwa Takane tidak perlu cemas, karena sejak
Takane sibuk sepanjang waktu, maka hidupnya menjadi sangat damai. Mendengar
itu, Takane merasa sedikit kesal.
“Omong2… Bagaimana asisten baru mu itu?” tanya Hana, pelan.
“Dia bekerja keras seperti biasanya. Ada apa?” balas Takane.
“Kamu pulang begitu cepat, jadi aku bertanya- tanya jika kamu
terlibat bertengkaran dengannya atau sesuatu,” jelas Hana.
“Apa aku terlihat seperti orang idiot yang akan melakukan itu?
Karena dia melakukan pekerjaan dengan baiklah, maka aku bisa memiliki waktu
extra untuk melakukan beberapa hal,” balas Takane.
Telpon masuk dari Eiji, dan Takane pun langsung mengangkat nya.
Dan Hana memperhatikan itu dengan pandangan sayu. Luciano menyadari hal itu,
dan merasa heran ada apa dengan Hana.
Setelah Takana selesai bertelponan, dan mengatakan bahwa dia harus
pergi. Hana mengomentari kalau Takane tidak haru ke sini jika sibuk. Dan
Luciano membalas, walau Hana mengatakan itu, Takane tetap akan melakukannya,
karena Takane benar2 ingin bertemu dengan Hana.
“Aku datang ke sini untuk melindungin nya darimu!” kata Takane
dengan ketus pada Luciano. Lalu dia memperingat kan nya juga,“Ketika aku tidak
berada disini, kamu dilarang terlalu dekat dengannya.”
“Ketika kita di pemandian air panas bersama, aku yakin kita sudah
sepenuhnya berbaikan kan!” protes Luciano. Dan Takane mengabaikannya.
“Jangan pulang terlalu lama,” kata Takane mengingatkan Hana. Lalu
dia membayar makanannya, dan pergi.
Luciano pindah duduk dihadapan Hana. Dia mengerti bahwa Hana pasti
sedang mengkhawatirkan sesuatu tentang Takane. Dan dia menawarkan diri, jika
Hana ingin bercerita, maka dia bisa mendengarkan.
“Misalnya kamu punya pasangan yang dijodohkan…” kata Hana dengan
pelan.
“Aku tidak berpikir, aku akan memiliki pasangan yang dijodohkan.
Maksudku, itu akan membatasi kebebasan ku,” sela Luciano.
“Ini misalnya,” kata Hana, menekankan. “Apa yang akan kamu
lakukan, jika kamu disuruh berhenti menemuinya untuk kebaikan perusahaan?”
Luciano menjawab dengan singkat, yaitu dia tidak akan melakukan
apapun. Mendengar itu, Hana meminta maaf karena dia telah bertanya kepada orang
yang salah. Dan Luciano langsung menjelaskan maksudnya, dia menanyakan apakah yang
sedang Hana ceritakan ini adalah tentang bagaimana bila perusahaan Takane
mengetahui tentang Hana. Dan Hana membenarkan itu.
“Apa yang akan Takane lakukan? Apa kamu punya ide?” tanya Hana.
“Aku tidak tahu apa yang akan Takane pikirkan, atau apa yang akan
dia lakukan. Tapi tidak peduli betapa keras nya aku mencoba untuk memikirkan
itu, ini bukan sesuatu yang aku akan tahu. Apa dia akan melakukan sesuatu, itu
keputusannya. Tidak peduli bagaimana penampilannya, dia adalah orang dewasa.
Itu mengapa kamu perlu memikirkan tentang apa yang kamu mau dengan pikiran mu
sendiri dan percaya diri,” kata Luciano, menjelaskan maksudnya.
Dikantor. Takane memandangin gantungan pemberian dari Hana dengan
wajah serius. Lalu ketika tiba2 saja Eiji masuk ke dalam kantornya, dia
langsung menyimpan gantungannya.
Eiji datang karena Takane memanggilnya. Dia menanyakan apakah ada
proyek yang membuat Takane mereka khawatir. Dan Takane mengiyakan, dia
menanyakan jika seorang wanita merasa down, apa yang harus dilakukan. Mendengar
pertanyaan tidak terduga itu, Eiji merasa terkejut, tapi dia tetap menjawab.
“Jika tidak merasa enak badan, maka aku akan memberikan obat
padanya,” jelas Eiji.
“Itu terlalu biasa. Aku butuh sesuatu dengan dampak,” balas
Takane.
Eiji menyarankan agar tidak melakukan sesuatu yang rumit kepada
seseorang yang lemah. Dan seperti mendapatkan ide yang aneh, Takane pun
mengambil jasnya, dan pamit untuk keluar sebentar.
Dan Eiji memperhatikan itu dengan tajam.
Didalam kamar. Hana merenungkan perkataan Luciano, dan memikirkan
apa yang ingin dilakukannya. Lalu tepat disaat dia baru saja berbaring, Takane
secara mendadak datang dan masuk ke dalam kamarnya. “Me- mengapa kamu
disini?!!”
“Ada apa dengan pakaian itu?” balas Takane.
“Ini pakaian olahraga! Tapi yang lebih penting, jangan asal masuk
ke sini!”
Ayah Hana masuk dengan membawa sebuah boneka besar banget,
kembaran dengan boneka besar yang pernah Takane berikan untuk Hana rawat
sebagai pengganti dirinya. Dan kali ini boneka itu, Takane berikan sebagai
hadiah untuk keluarga Hana.
Lalu setelah Ayah Hana keluar dari dalam kamar, Takane melihat-
lihat kamar Hana, dan kemudian tiba2 saja dia mulai merapikan rambutnya serta
berkaca. Melihat itu, Hana tersenyum dan menggodanya.
“Apa kamu memikirkan tentang bagaimana kamar seorang gadis remaja?
Dan kamu jadi gugup?” tanya Hana.
“Jangan memaksakan pikiran mu dalam kepala ku!” balas Takane.
“Kamar ini kecil dan berantakan! Aku hanya terkejut, itu saja!”
Takane kemudian memperhatikan boneka yang pernah diberikannya, dia
memuji Hana yang telah menjaga boneka itu dengan baik. Dan Hana langsung
membalas bahwa dia hanya menggulingkan boneka itu dan bermain dengannya, itu
saja.
Takane lalu mengomentari bantal2 boneka milik Hana. Dan dengan
segera, Hana langsung memeluk semua bantal boneka nya untuk melindungin mereka.
“Aku telah membelikan sebuah hadiah baru untukmu,” kata Takane.
Dan Hana lalu memperhatikan kotak besar yang Takane bawa.
Ternyata isi kotak itu adalah minuman kesehatan yang sedang
populer, dan bagus untuk kesehatan. Tapi rasanya agak sulit untuk diminum.
Takane lalu menawarkan satu botol untuk Hana minum, tapi Hana langsung menolak.
“Dengarkan baik2,” kata Takane. Dia menyusun satu persatu minuman
itu diatas meja. “Pikirkan minuman ini sebagai hidupmu. Ada banyak hal dalam
hidup ini yang akan membuat mu sakit sampai ke perut, seperti minuman ini. Aku
berharap kamu bisa meminum ini satu botol sekaligus sampai kamu mencapai
akhirnya. Apa kamu mengerti?” jelas Takane, lalu bertanya.
Hana merasa mengerti, tapi juga tidak. Dan Takane pun langsung
menjelaskan intinya, yaitu jika Hana menghabiskan satu botol minuman ini, maka
Hana bisa mendapatkan kekuatan untuk bangkit. Karena walaupun dia tidak tahu
apa yang terjadi, tapi Hana tampak seperti mencoba untuk menelan semuanya sendiri,
dan merasa down.
Hana tertawa, karena sikap aneh Takane yang menyemangati gadis
remaja menggunakan minuman nutrisi. Tapi ntah mengapa, itu membuat Takane
tampak bersinar. Hana lalu mengingat perkataan Eiji, dan kemudian dia mengambil
satu botol minuman itu, dan lalu meminumnya sampai habis.
“Oh! Rasanya ya ampun!” keluh Hana. Dan Takane langsung cemas.
“Aku akan bisa menanganin sesuatu seperti ini sendiri!” kata Hana, penuh tekad.
“Baiklah. Itu baru seperti kamu,” balas Takane, lega.
Hana berdiri dan merentangkan kedua tangannya. “Aku merasa penuh
kekuatan!” serunya. Dan Takane bertanya, apa otak Hana konslet.
“Minum itu Takane-san!” kata Hana. Dan Takane menolak. Tapi Hana
terus memaksanya. “Minumlah! Minumlah!”
“Tidak! Hey, hey, hey!” tolak Takane.
“Ini enak!”
“Kamu pembohong!”
Boneka besar pemberian Takane. Dia memperhatikan semua itu. Hehehe
>.<
Tags:
Takane To Hana