Sinopsis J- Drama : Takane To Hana Episode 5 - part 1


Network : Fuji TV, FOD

Eiji menjelaskan alasannya, mengapa dia ingin Hana untuk putus dengan Takane. Itu dikarenakan, Takane adalah salah satu kandidat yang akan menjadi Ketua dan pewaris kekayaan Takaba Grup. Takane memiliki banyak saingan, jadi jika ada seseorang yang membongkar kelemahannya. Maka dia akan digulingkan oleh kandidat yang lain.

Mendengar penjelasan itu, Hana teringat bagaimana ketika dipesta Takane diketawain. “Jadi pada dasarnya, kamu mau mengatakan bahwa keberadaanku adalah salah satu kelemahan Takane-san?” tanya Hana.
“Kemungkinan itu tinggi. Terlebih lagi kamu telah berpura- pura menjadi kakak mu, Yukari-san, dan menipu Ketua. Fakta ini benar2 dapat menyebabkan keributan,” jelas Eiji.

Hana merasa kaget. Dan Eiji lanjut menjelaskan, dia akan memberikan waktu 1 minggu untuk Hana berpikir, dan sekali Hana sudah memiliki jawaban, maka Hana bisa menghubunginnya. Jika memang Hana bersedia untuk putus dengan Takane, maka dia tidak akan perlu  melaporkan tentang hal ini kepada Pengawasnya, dan itu bisa menyelamatkan mereka berdua.
Lalu setelah mengatakan itu, dengan sopan Eiji membungkuk. Kemudian setelah itu, dia pergi meninggalkan Hana.
“Akan menyebabkan keributan?” gumam Hana, cemas.

Dikantor. Takane tersenyum memperhatikan hadiah gantungan dari Hana.
Sementara Hana yang masih terkejut serta merasa cemas, dia masih berdiam diri didepan rumahnya. Dan memikirkan perkataan Eiji.

Direstoran. Kali ini Takane berhasil memasak Okonomiyaki nya sendiri dengan baik, sehingga dia pun merasa sangat bangga. Apalagi karena dia berhasil merebut posisi Luciano yang sering makan Okonomiyaki bersama dengan Hana.
“Kamu tidak bisa memasak dengan baik terakhir kali. Biarkan aku mencobanya!” kata Luciano yang duduk dibelakang.
“Tidak boleh. Aku membuat ini untuk dia. Aku tidak akan memberikan satu gigitan pun kepadamu!” balas Takane.
Takane kemudian memanggil Hana, karena sedari tadi Hana hanya diam saja. Dan setelah sadar dari lamunannya, Hana pun langsung memuji Takane yang sudah melakukan pekerjaan dengan baik.
“Aku membuat ini special untukmu. Makanlah,” kata  Takane dengan lembut.
“Perutku sudah penuh…” tolak Hana.

Takane seperti biasa berbicara dengan percaya diri, dia menanyakan apakah dada Hana terasa penuh ketika berada di dekatnya. Dan tidak seperti biasanya, kali ini Hana tidak ada membalas dan hanya mengiyakan saja.
“Ada apa? Kamu bertingkah aneh,” tanya Takane.
“Begitukah?”
Takane merasa cemas, jangan- jangan Hana mengkhawatirkan sesuatu yang bodoh lagi. Dan Hana menjawab bahwa Takane tidak perlu cemas, karena sejak Takane sibuk sepanjang waktu, maka hidupnya menjadi sangat damai. Mendengar itu, Takane merasa sedikit kesal.

“Omong2… Bagaimana asisten baru mu itu?” tanya Hana, pelan.
“Dia bekerja keras seperti biasanya. Ada apa?” balas Takane.
“Kamu pulang begitu cepat, jadi aku bertanya- tanya jika kamu terlibat bertengkaran dengannya atau sesuatu,” jelas Hana.
“Apa aku terlihat seperti orang idiot yang akan melakukan itu? Karena dia melakukan pekerjaan dengan baiklah, maka aku bisa memiliki waktu extra untuk melakukan beberapa hal,” balas Takane.

Telpon masuk dari Eiji, dan Takane pun langsung mengangkat nya. Dan Hana memperhatikan itu dengan pandangan sayu. Luciano menyadari hal itu, dan merasa heran ada apa dengan Hana.

Setelah Takana selesai bertelponan, dan mengatakan bahwa dia harus pergi. Hana mengomentari kalau Takane tidak haru ke sini jika sibuk. Dan Luciano membalas, walau Hana mengatakan itu, Takane tetap akan melakukannya, karena Takane benar2 ingin bertemu dengan Hana.

“Aku datang ke sini untuk melindungin nya darimu!” kata Takane dengan ketus pada Luciano. Lalu dia memperingat kan nya juga,“Ketika aku tidak berada disini, kamu dilarang terlalu dekat dengannya.”
“Ketika kita di pemandian air panas bersama, aku yakin kita sudah sepenuhnya berbaikan kan!” protes Luciano. Dan Takane mengabaikannya.
“Jangan pulang terlalu lama,” kata Takane mengingatkan Hana. Lalu dia membayar makanannya, dan pergi.
Luciano pindah duduk dihadapan Hana. Dia mengerti bahwa Hana pasti sedang mengkhawatirkan sesuatu tentang Takane. Dan dia menawarkan diri, jika Hana ingin bercerita, maka dia bisa mendengarkan.
“Misalnya kamu punya pasangan yang dijodohkan…” kata Hana dengan pelan.
“Aku tidak berpikir, aku akan memiliki pasangan yang dijodohkan. Maksudku, itu akan membatasi kebebasan ku,” sela Luciano.
“Ini misalnya,” kata Hana, menekankan. “Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu disuruh berhenti menemuinya untuk kebaikan perusahaan?”
Luciano menjawab dengan singkat, yaitu dia tidak akan melakukan apapun. Mendengar itu, Hana meminta maaf karena dia telah bertanya kepada orang yang salah. Dan Luciano langsung menjelaskan maksudnya, dia menanyakan apakah yang sedang Hana ceritakan ini adalah tentang bagaimana bila perusahaan Takane mengetahui tentang Hana. Dan Hana membenarkan itu.

“Apa yang akan Takane lakukan? Apa kamu punya ide?” tanya Hana.
“Aku tidak tahu apa yang akan Takane pikirkan, atau apa yang akan dia lakukan. Tapi tidak peduli betapa keras nya aku mencoba untuk memikirkan itu, ini bukan sesuatu yang aku akan tahu. Apa dia akan melakukan sesuatu, itu keputusannya. Tidak peduli bagaimana penampilannya, dia adalah orang dewasa. Itu mengapa kamu perlu memikirkan tentang apa yang kamu mau dengan pikiran mu sendiri dan percaya diri,” kata Luciano, menjelaskan maksudnya.

Dikantor. Takane memandangin gantungan pemberian dari Hana dengan wajah serius. Lalu ketika tiba2 saja Eiji masuk ke dalam kantornya, dia langsung menyimpan gantungannya.
Eiji datang karena Takane memanggilnya. Dia menanyakan apakah ada proyek yang membuat Takane mereka khawatir. Dan Takane mengiyakan, dia menanyakan jika seorang wanita merasa down, apa yang harus dilakukan. Mendengar pertanyaan tidak terduga itu, Eiji merasa terkejut, tapi dia tetap menjawab.

“Jika tidak merasa enak badan, maka aku akan memberikan obat padanya,” jelas Eiji.
“Itu terlalu biasa. Aku butuh sesuatu dengan dampak,” balas Takane.
Eiji menyarankan agar tidak melakukan sesuatu yang rumit kepada seseorang yang lemah. Dan seperti mendapatkan ide yang aneh, Takane pun mengambil jasnya, dan pamit untuk keluar sebentar.
Dan Eiji memperhatikan itu dengan tajam.

Didalam kamar. Hana merenungkan perkataan Luciano, dan memikirkan apa yang ingin dilakukannya. Lalu tepat disaat dia baru saja berbaring, Takane secara mendadak datang dan masuk ke dalam kamarnya. “Me- mengapa kamu disini?!!”
“Ada apa dengan pakaian itu?” balas Takane.
“Ini pakaian olahraga! Tapi yang lebih penting, jangan asal masuk ke sini!”
Ayah Hana masuk dengan membawa sebuah boneka besar banget, kembaran dengan boneka besar yang pernah Takane berikan untuk Hana rawat sebagai pengganti dirinya. Dan kali ini boneka itu, Takane berikan sebagai hadiah untuk keluarga Hana.

Lalu setelah Ayah Hana keluar dari dalam kamar, Takane melihat- lihat kamar Hana, dan kemudian tiba2 saja dia mulai merapikan rambutnya serta berkaca. Melihat itu, Hana tersenyum dan menggodanya.
“Apa kamu memikirkan tentang bagaimana kamar seorang gadis remaja? Dan kamu jadi gugup?” tanya Hana.
“Jangan memaksakan pikiran mu dalam kepala ku!” balas Takane. “Kamar ini kecil dan berantakan! Aku hanya terkejut, itu saja!”

Takane kemudian memperhatikan boneka yang pernah diberikannya, dia memuji Hana yang telah menjaga boneka itu dengan baik. Dan Hana langsung membalas bahwa dia hanya menggulingkan boneka itu dan bermain dengannya, itu saja.
Takane lalu mengomentari bantal2 boneka milik Hana. Dan dengan segera, Hana langsung memeluk semua bantal boneka nya untuk melindungin mereka.
“Aku telah membelikan sebuah hadiah baru untukmu,” kata Takane. Dan Hana lalu memperhatikan kotak besar yang Takane bawa.

Ternyata isi kotak itu adalah minuman kesehatan yang sedang populer, dan bagus untuk kesehatan. Tapi rasanya agak sulit untuk diminum. Takane lalu menawarkan satu botol untuk Hana minum, tapi Hana langsung menolak.
“Dengarkan baik2,” kata Takane. Dia menyusun satu persatu minuman itu diatas meja. “Pikirkan minuman ini sebagai hidupmu. Ada banyak hal dalam hidup ini yang akan membuat mu sakit sampai ke perut, seperti minuman ini. Aku berharap kamu bisa meminum ini satu botol sekaligus sampai kamu mencapai akhirnya. Apa kamu mengerti?” jelas Takane, lalu bertanya.
Hana merasa mengerti, tapi juga tidak. Dan Takane pun langsung menjelaskan intinya, yaitu jika Hana menghabiskan satu botol minuman ini, maka Hana bisa mendapatkan kekuatan untuk bangkit. Karena walaupun dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi Hana tampak seperti mencoba untuk menelan semuanya sendiri, dan merasa down.

Hana tertawa, karena sikap aneh Takane yang menyemangati gadis remaja menggunakan minuman nutrisi. Tapi ntah mengapa, itu membuat Takane tampak bersinar. Hana lalu mengingat perkataan Eiji, dan kemudian dia mengambil satu botol minuman itu, dan lalu meminumnya sampai habis.
“Oh! Rasanya ya ampun!” keluh Hana. Dan Takane langsung cemas. “Aku akan bisa menanganin sesuatu seperti ini sendiri!” kata Hana, penuh tekad.
“Baiklah. Itu baru seperti kamu,” balas Takane, lega.
Hana berdiri dan merentangkan kedua tangannya. “Aku merasa penuh kekuatan!” serunya. Dan Takane bertanya, apa otak Hana konslet.
“Minum itu Takane-san!” kata Hana. Dan Takane menolak. Tapi Hana terus memaksanya. “Minumlah! Minumlah!”
“Tidak! Hey, hey, hey!” tolak Takane.
“Ini enak!”
“Kamu pembohong!”
Boneka besar pemberian Takane. Dia memperhatikan semua itu. Hehehe >.<

Post a Comment

Previous Post Next Post