Network
: Fuji TV, FOD
Diatas atap. Takane menanyakan, apakah
seseorang memerintahkan Eiji untuk datang kesini. Lalu Eiji pun menjawab, dia
sudah selesai menjadi spy, dan dia datang kesini karena keinginan pribadinya
sendiri. Dia melakukan ini untuk kebaikan perusahaan, dan kebaikan Takane juga.
“Kebaikanku?” tanya Takane, tidak
paham.
“Ini sudah tugasku untuk mendukung kamu
demi masa depan Takaba Grup. Aku tidak suka melakukan apapun setengah2. Untuk
kamu berada ditempat seperti ini tidak menyelesaikan apapun, itu merepotkan.
Jadi supaya kamu bisa kembali masuk ke dalam perusahaan, tolong gunakan aku,”
jelas Eiji.
Takane tersenyum, dan menyebut Eiji
aneh. Mendengar itu Eiji tersenyum senang.
Takane lalu merapikan jasnya, “Dari
sekarang, aku akan melakukan banyak diskusi bisnis denganmu. Ikuti aku,”
katanya dengan tegas. Dan dengan senang hati, Eiji langsung mengikutinya.
Sambil berjalan mengikuti Takane dari
belakang, Eiji menjelaskan bahwa ada banyak peluang untuk berdagang dan
berdiskusi bisnis dengan perusahaan yang lain. Dan Takane mengiyakan, dia tahu
itu, tapi ada banyak orang ditempat ini yang bahkan tidak bisa melakukan itu
sama sekali.
Ketika Nonomura tidak sengaja
berpapasan dengan Takane, dia menyapa Takane dengan sikap santai. Tapi Takane
telah kembali menjadi seperti dirinya dulu, dengan ketus dan sikap
mengintimidasi, dia membuat Nonomura merasa ciut.
“Aku sedang buru- buru, jadi jika kamu
ingin berbicara, maka kita bisa melakukannya lain kali,” kata Takane dengan
tegas.
“Iya. Terima kasih,” jawab Nonomura
sambil membungkuk hormat.
“Aku tidak perlu pembicaraan kecil,”
balas Takane. Lalu dia pergi melewati Nonomura begitu saja. Dan Eiji
mengikutinya.
“Apa dia sudah kembali?” gumam Nonomura.
Lalu dia tertawa.
Didalam kelas. Hana memperlihatkan
video Takane yang sedang memakan ramen cup kepada kedua temannya. Dan menonton
itu, mereka semua tertawa dengan keras. Lalu Okamoto datang, dan memukul kepala
Hana dengan pelan.
“Kamu ceria lagi,” kata Okamoto,
senang.
“Yeah. Kelihatannya Takane sudah sehat
lagi. Terima kasih ya Okamo,” balas Hana. Lalu dia kembali tertawa lagi bersama
kedua temannya, melanjutkan video Takane.
Okamoto duduk kembali ditempat
duduknya, dan memperhatikan itu.
Setelah kembali dari mengurus kerja
sama barang baru, Eiji melaporkannya kepada Takane. Dan dengan tidak tampak
bersemangat, Takane memujinya lalu diam merenung. Melihat itu, Eiji menanyakan
apakah ada masalah.
“Ketika kamu tidak memiliki uang.
Bagaimana cara mu membuat seorang gadis bahagia?” tanya Takane, tidak terduga.
“Apa kamu sedang memikirkan tentang
hadiah untuk Hana-san?” tebak Eiji dengan benar. Dan Takane kaget, kenapa Eiji
bisa tahu. “Kamu pernah menanyakan pertanyaan yang persis seperti ini
sebelumnya,” jelas Eiji.
Takane mengakui bahwa dia sedikit
kurang percaya diri untuk memilihkan hadiah bagi Hana. Dan Eiji memberikan
sarannya, bahkan jika tidak ada sesuatu yang mahal yang bisa Takane berikan,
mengapa Takane tidak memikirkan saja apa yang akan membuat Hana bahagia.
“Apa yang membuat Hana bahagia?” gumam
Takane, berpikir.
Malam hari. Hana datang dan memasak
lagi ditempat Takane. Dia menaruh semua makanan diatas meja, lalu dia berdiri
untuk mengambilkan sendok. Tapi Takane malah memegang tangannya, dan
menahannya.
“Aku sibuk, tolong jangan halangin
aku,” kata Hana sambil menepi tangan Takane.
“Te… rima… ka… sih,” kata Takane dengan
pelan dan gugup.
Mendengar itu, Hana langsung menyentuh
dahi Takane, memeriksa mata Takane, dan menjewer kuping Takane. Untuk memeriksa
apakah Takane sedang sakit. Dan Takane berusaha menjelaskan bahwa dia baik-
baik saja, tapi Hana tidak mendengarkannya sama sekali, jadi dengan kesal dia
pun menepis tangan Hana.
“Berhenti menyentuhku seperti itu!”
kata Takane dengan ketus. Dan Hana diam.
Takane kemudian mengeluarkan sebuah
kotak kecil, dan memberikannya kepada Hana. “Buka dan lihatlah,” katanya.
Dan dengan heran, Hana membuka kotak
kecil tersebut. “Ini…”
“Itu kunci rumah ini. Atau pada
dasarnya aku memberimu hak istimewa untuk menemuiku. Itu pasti sangat sulit
bagimu menunggu ku setiap hari kan? Aku tidak ingin disalahkan kalau kamu
dicuri didepan rumahku. Kamu bisa datang dan menemuiku kapan pun,” jelas
Takane.
Hana hanya diam saja. Dan melihat itu,
Takane dengan bangga bertanya apakah Hana merasa sangat terharu sampai Hana
jadi tidak bisa berbicara. Dan Hana menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Diresto Okonomiyaki. Hana dengan raut
wajah bahagia, dia memperlihatkan kunci cadangan yang diberikan oleh Takane
untuknya kepada kedua temannya dan Luciano. Melihat itu, mereka semua menggoda
Hana.
Dan karena merasa malu, Hana pun
membalikan okonomiyaki nya, dan tanpa sengaja malah menghancurkannya.
“Kunci cadangan adalah sesuatu yang
biasanya diberikan oleh kekasih yang saling mencintai. Pasangan perjodohanmu,
seorang pria tua mengejar seorang gadis sekolah itu agak…” komentar Okamoto.
“Itu yang aku pikirkan juga. Tapi
Takane-san mungkin tidak memikirkan tentang itu sama sekali,” jawab Hana dengan
raut kecewa.
Okamoto membersihkan Okonomiyaki yang
Hana hancurkan. Sementara yang lainnya melanjutkan obrolan. Mereka memberikan
ide untuk Hana menyatakan cinta duluan kepada Takane, daripada Hana merasa
tergganggu karena masih menjadi pasangan perjodohan saja.
“Aku tidak menyukainya!” sangkal Hana
dengan keras. “Umm… ini tidak seperti aku tidak menyukai nya sih…” kata Hana
mengubah perkataannya.
Ayah memeluk Okamoto, dan menepuk-
nepuk nya dengan pelan. Untuk menghibur anaknya yang sedang patah hati.
“Tujuan Takane adalah untuk membuat ku
menyatakan cinta duluan. Aku hanya setuju dengan perjodohan ini, dan
menganggapnya sebagai tantangan,” jelas Hana.
Luciano berpikir sejenak, lalu dia
menjelaskan bahwa dia tidak tahu apa yang Takane akan lakukan. Tapi menurutnya,
sejak Takane bertemu dengan Hana, Takane menjadi sangat menarik.
“Bukankah itu berarti dia…” kata
Mizuki, ingin berkomentar.
Tapi Luciano langsung menutup bibirnya.
“Tidak ada yang menyukai spoiler Mizuki- chan,” katanya sambil tersenyum. Dan
Mizuki pun terdiam.
“Hana-chan. Hal yang lebih penting
adalah apa yang ingin kamu lakukan,” kata Luciano kepada Hana.
“Katakan saja, meskipun aku punya
perasaan seperti itu padanya. Aku tidak ingin memberitahu nya,” jelas Hana.
Okamoto memberikan bungkusan
Okonomiyaki pesanan Hana, lalu dia menanyakan apakah Hana akan pergi ke tempat
Takane lagi. Dan Hana mengiyakan, lalu dia pamit dan pergi.
Okamoto mengejar Hana, dan berteriak
memanggil namanya sehingga Hana pun berhenti dan menanyakan ada apa.
“Ini aneh! Tinggal dengannya, dan
sendirian dirumah yang sama dengan seorang pria,” kata Okamoto sambil berjalan
mendekati Hana.
“Tidak sama sekali. Ketika aku tidur,
dia tidak ada melakukan apapun kepadaku. Dan Takane-san bukan orang yang
seperti itu,” jelas Hana, menenangkan.
“Hanya karena tidak ada yang terjadi,
bukan berarti dia tidak berbahaya!” balas Okamoto dengan nada keras. Dan Hana
meminta maaf serta berterima kasih, karena Okamoto begitu peduli padanya.
“Kemudian biarkan aku memberimu
beberapa saran,” kata Okamoto. Lalu secara tiba- tiba dia menarik Hana ke dalam
pelukannya. “Lihat? Kamu terlalu mudah,” jelas Okamoto, lalu dia melepaskan
pelukannya.
“Ya. Itu mungkin benar,” balas Hana,
lalu dengan gugup dia pamit dan berjalan pergi.
“Eh, apa itu barusan?” gumam Hana
dengan perasaan bingung dan syok.
“Nonomura! Aku menyukai mu!” teriak
Okamoto. Dan Hana terkejut mendengar itu. “Aku telah menyukai mu sejak hari
pertama kita bertemu,” jelas Okamoto.
Tags:
Takane To Hana