Sinopsis J- Drama : Takane To Hana Episode 6 - part 1


Network : Fuji TV, FOD

Takane menemui Kakek dan protes. Dia menanyakan, kenapa Kakek membekukan kartu kredit dan semua akunnya. Dan dengan tenang, sambil merawat pohon bonsai nya, Kakek menjelaskan bahwa Takane juga tidak bisa kembali ke rumah, dan tidak boleh memakai boleh. Kecuali hape, Takane boleh menggunakannya.

Mendengar itu, Takane terkejut, dan menanyakan kenapa Kakek melakukan ini padanya, kepadahal dia tidak ada melakukan kesalahan apapun. Dan Kakek menjawab bahwa ini adalah hal baik yang perlu di lakukannya. Lalu Kakek menyuruh Takane untuk membaca note yang ada diatas meja.

Dan Takane melakukannya. Selain note tersebut, ada sebuah kunci kecil juga. Melihat itu, Takane merasa bingung, “Apa ini?” tanyanya dengan ketus.
“Jika kamu pergi ke sana, maka kamu akan mengerti,” jawab Kakek, acuh.

Takane pergi ke alamat yang tertulis pada note itu, dan dia merasa sangat2 terkejut. Karena ternyata itu adalah alamat sebuah apatermen kecil yang agak tua.

Namun Takane tetap masuk ke dalam apatermen itu. Dan dia merasa aneh, karena apatermen itu sangat kecil. Pertama kali masuk, ada dapur didekat pintu, satu kamar tidur, dan lemari dengan pintu geser.
Awalnya Takane mengira pintu geser itu menuju ke kamar tidur. Tapi ternyata dia salah, dibelakang pintu geser itu adalah lemari. Dan didalam lemari itu, ada sebuah amplop coklat, satu pasang baju kerja (kemeja, jas, dasi), dan sepatu. Melihat itu, Takane merasa sangat heran.
Ketika Kakek menelponnya, Takane langsung mengangkatnya. “Mengapa aku ke tempat seperti ini?” tanya nya.
“Ini adalah rumah barumu! Semua kebutuhan harian yang kamu perlukan sudah ada disana,” jelas Kakek. Dan Takane tidak bisa menerimanya, karena menurutnya tempat ini tidak layak untuk ditinggalin.
“Ada barang super lembut yang kelihatan seperti bantal (Itu kasur >.<). Dan sebuah meja pijakan (Itu meja tamu, Takane-san >.<),” jelas Takane. Dan Kakek tertawa dengan keras ditelpon.

“Ada sebuah amplop disana, kan. Itu adalah biaya hidupmu sampai gajianmu yang berikutnya,” balas Kakek.
“Aku menemukannya! Apa ini cek? Aku benar2 tidak tahu apa yang kamu sedang lakukan…. ” tanya Takane, mau protes. Tapi ternyata, telpon telah dimatikan.

Dengan pasrah, Takane pun membuka amplop tersebut untuk melihat isinya. Dan isi amplop itu adalah selembar uang 10.000 yen. Melihat itu, Takane merasa bingung, dan memasukan tangannya lebih dalam ke dalam amplop. Dan apa yang ditemukannya adalah selembar kertas kecil bertuliskan. Biaya hidupmu selama sebulan adalah 10.000 yen. Membaca pesan itu, mata Takane langsung melotot.
“10.000 yen sebulan?! Itu bahkan tidak cukup untuk seorang anak kecil. Apa yang harus aku lakukan!? Aku ingin kamu memberitahuku!!” teriak Takane sambil memukul-mukul lantai. Stress.

“Diam! Jangan pikir aku akan membiarkanmu berteriak hanya karena kamu tampan!” tegur tetangga sebelah. Dan Takane langsung terdiam, karena terkejut.
Hana menghubungin Takane, tapi anehnya Takane sama sekali tidak menjawab telponnya. “Jika kamu tidak menjawabnya, aku akan meletakan tomat kecil didalam kari mu, Takane-san!” ancam Hana pada boneka hadiah dari Takane. Dan kemudian Hana bertanya2, apakah Takane mungkin sedang sibuk.

Luciano merasa sangat senang, karena tumben Hana menghubunginnya. Dan Hana pun langsung bertanya, apakah Takane sedang berada dalam perjalanan bisnis, karena Takane tidak menjawab telponnya sama sekali dan tampaknya Takane juga tidak berada dirumah.

“Apa yang dia lakukan? Aku akan pergi untuk menyelidikinya sekarang! Aku tidak bisa memaafkan dia untuk membuatmu khawatir!” kata Luciano dengan penuh tekad. Okamoto yang berada didekatnya, mendengarkan semua pembicaraan itu.
“Terima kasih,” ucap Hana.

Dikantor. Rekan kerja Nonomura menceritakan mengenai seorang pegawai baru yang dipindahkan ke divisi 2 mereka. Dan itu adalah hal yang jarang untuk seorang pegawai baru masuk pada waktu seperti ini. Jadi dia berencana untuk menemuinya.
Tepat disaat mereka sedang mengobrolkan itu. Takane lewat, dan tidak sengaja menabrak Nonomura sampai dirinya terjatuh.

Nonomura dengan baik segera membantu Takane memungutkan kartu namanya yang terjatuh ke lantai semua. Dan ketika Nonomura melihat nama yang tertera pada kartu itu, dia merasa heran. “Takane-san?” panggilnya.

Takane melihat ke arah Nonomura. Dan langsung berteriak dengan keras, lalu dia berlari dengan kencang. Dan karena tidak tahu apa yang terjadi, maka Nonomura pun segera berlari mengejar Takane. Sial bagi Takane, karena lagi2 dia terjatuh.
“Tolong jangan lihat aku dalam keadaan menyedihkan ini!” pinta Takane. Dan Nonomura menurut, dia memalingkan wajahnya. Lalu disaat itu, Takane pun berubah menjadi sebuah  boneka kecil lagi.

Diatas atap. Takane menjelaskan kepada Nonomura mengenai kondisinya. Diperusahaan hanya ada beberapa orang yang mengetahui kondisinya sekarang, yaitu Ketua (Kakeknya) dan ketua depatermen sumber daya manusia. Jadi Takane meminta agar Nonomura tidak menceritakan ini pada orang lain. Dan Nonomura mengiyakan.
“Aku mengerjakan pekerjaan rendahan di perusahaan ini. Aku terlalu malu sampai aku tidak bisa hidup sendiri. Aku khususnya tidak ingin dia mengetahuinya juga,” jelas Takane dengan pelan.
“Apa kamu membicarakan tentang Hana?” balas Nonomura, bertanya.

Dirumah. Nonomura berguman sendiri mengenai Takane yang diturunkan posisinya. Sementara Ibu Hana dan Yukari sedang melakukan yoga bersama. Dan Hana, dia sibuk menunggu telpon masuk di hapenya.
Ketika hapenya berbunyi, Hana segera menjauh dari keluarganya dan mengangkat telponnya. Itu adalah telpon dari Luciano, dia menjelaskan bahwa dia pergi ke rumah Takane, tapi Takane tidak ada disana. Dan menurut info yang didapatnya, Takane menyewa sebuah apatermen baru 3 hari yang lalu.
Mendengar itu Hana merasa terkejut. Dan Luciano menjelaskan bahwa sekarang dia sedang mencoba untuk mencari tahu kemana Takane pindah. Jadi jika dia sudah menemukannya, maka dia akan segera menghubungin Hana. Dan Hana pun mengiyakan, serta berterima kasih.

Dikantor. Takane dimarahin oleh kepala bagian, dan dikatain tidak berguna. Nonomura yang melihat itu dari meja nya, dia tampak seperti merasa kasihan kepada Takane.

Takane pergi ke supermarket, dan membeli sebotol teh ocha serta dua onigiri kecil untuk makan siangnya. Tapi ternyata uangnya sudah tinggal sedikit, jadi dia pun mengurangin belanjaan nya. Dan hanya membeli satu onigiri kecil saja.
Diatas atap. Karena tidak terbiasa, memakan makanan supermarket, maka Takane agak kesusahan untuk membuka bungkus onigiri yang dibelinya.
Malam hari. Didalam kamar. Takane tampak kedinginan, walaupun sudah memakai selimut.
Disekolah. Hana tampak tidak bersemangat, jadi melihat itu kedua temannya pun mendekatinya. Mereka berdua mengetahui tentang Takane yang tidak bisa dihubungin. Dan mereka bertanya, apa Takane sudah bisa dihubungin.
“Takane-san bilang dia ingin melanjutkan perjodohannya, tapi aku bertanya2 jika itu terlalu mengganggu nya?” kata Hana, murung.
“Apa kamu mengatakan bahwa dia melarikan diri darimu?” tanya Hikaruko dengan nada keras, mungkin terkejut.
“Aku benar2 tidak mengerti cara berpikir orang dewasa,” jawab Hana.

“Kemudian mengapa kamu tidak pergi menemuinya diperusahaan?” saran Mizuki. Dan Hikaruko juga setuju.
“Bukankah itu disebut stalker (penguntit)?” balas Hana, kurang setuju.
“Apa itu Sasuke dari kamar dagang?” gumam Eiji. Memperhatikan layar komputernya.

Hana berpakaian seperti seorang detektif. Mengenakan topi, kacamata, dan jaket tebal. Dia datang ke perusahaan dimana Takane bekerja. Tapi baru saja, petugas keamanan bertanya, dia ada perlu apa. Hana langsung takut, dan tidak masuk ke dalam.

Hana pergi ke tempat parkir perusahaan. Dan mulai mencari- cari dimana mobil Takane, tapi dia tidak bisa menemukannya sama sekali. Lalu disaat itu, Eiji datang dan memberitahukan padanya bahwa mobil Takane memang tidak ada disini.
“Aku berpikir kamu akan segera datang atau nanti. Jadi aku telah menunggu mu,” kata Eiji. Dan Hana tidak mengerti maksudnya. “Saibara-san diturunkan posisinya. Dia tinggal sendirian di apatermen kecil sekarang.”

“Apa itu karena aku?” tanya Hana, cemas.
“Tidak. Aku belum ada melaporkan apapun tentang kamu.”
“Kemudian mengapa?”
“Kelihatannya seperti ini keputusan Direktur (Kakek Takane),” jelas Eiji. Lalu dia memberikan secarik kertas kepada Hana. Alamat Takane. “Tolong pergi kepadanya sekarang. Dia mungkin tidak dalam keadaan baik, karena sesuatu seperti ini tidak pernah terjadi kepada dia sebelumnya,” pinta Eiji.

“Umm… mengapa kamu melakukan ini?” tanya Hana, heran.
“Kenapa ya? Aku tidak tahu juga.”
“Terima kasih,” balas Hana sambil tersenyum dan membungkuk.

Takane sangat ingin sekali membelikan tas merah unik tersebut untuk Hana. Dan dia memeriksa uang di dompet nya, tapi sayangnya itu tidak cukup. Serta masih 15 hari lagi baru dia akan gajian.

“Takane-san?” panggil Hana, ketika melihat Takane yang berjalan dengan lesu melewatinya. Dan ketika Takane berbalik serta melihat Hana, dia langsung merasa terkejut dan berlari dengan kencang.

Post a Comment

Previous Post Next Post