Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 14 – Part 2
Network : KBS2
Network : KBS2
Ni Na datang menemui Elena, dengan gigih
dia memanggil dan mengikuti Elena. Tapi Elena terus saja mengabaikannya.
Ketika Elena berhenti didepan sebuah
supermarket dan terus mengambil botol2 bekas secara diam2, Ni Na merasa pun
heran. “Ajari aku,” pintanya. Tapi Elena mengabaikannya. Jadi Ni Na pun
berinisiatif untuk membantu Elena. Dia mengambil sebuah botol bekas yang ada
disana, dan memberikannya pada Elena.
“Ajari aku,” teriak Ni Na, memohon pada
Elena.
Tiba2 seseorang meneriaki mereka
berdua,” Kamu tidak bisa ambil itu semua!” teriaknya. Dan mendengar itu, Elena
langsung melarikan diri dari sana. Tidak mengerti dengan situasi, Ni Na pun
segera berlari mengikutinya juga.
“Seonsaeng- nim, ajari aku. Ajari aku.
Saem, ajari aku,” pinta Ni Na sambil terus mengikuti Elena yang berkeliling untuk
mengumpulkan botol bekas.
Dan karena Ni Na terus saja ribut serta
mengikutinya, maka Elena pun memutar Ni Na seperti dalam menari balet. Agar Ni
Na puas.
Tapi walaupun Elena melakukan itu, tapi
bukan itu yang diinginkan nya. Jadi Ni Na pun terus mengikuti Elena. Namun
ternyata, kehidupan Elena tidak semudah itu, karena Elena sampai harus mencuri
roti di supermarket untuk bisa makan. Dan karena itu, maka Ni Na pun ikut
merasakan pengalaman diusir dari supermarket.
“Keluar! Aku bilang bayar!” teriak si
penjaga. Dia mendorong Elena untuk keluar dari toko nya, dan ingin merebut
kembali roti yang diambil oleh Elena. Tapi dia kalah, karena ada Ni Na yang
membantu Elena. Lalu mereka berdua kabur darinya.
Ditaman. Elena serta Ni Na sama2 merasa kelelahan
setelah berlari. Lalu setelah agak tenang, Ni Na pun memberikan roti yang
diambilnya, ketika Elena menjatuhkan roti itu. Dan Elena pun langsung
mengambilnya, lalu dia mengomentari Ni Na dengan sinis karena biasanya Ni Na
tidak akan melakukan sesuatu seperti ini.
“Maksudmu aku baik hati, berhati lembut,
dan gadis membosankan yang selalu mengikuti aturan?” tanya Ni Na, mengerti.
“Benar. Kamu membosankan dan tidak
menyenangkan,” balas Elena, ketus.
“Aku akan membuang sisi Ni Na –ku. Itu
sebabnya aku membutuhkanmu. Tolong buat aku jadi balerina baru,” pinta Ni Na.
“Kamu sudah hidup lembut selama 26
tahun. Kenapa tiba2?” tanya Elena, penasaran.
“Aku ingin mengalahkan Yeon Seo. Aku
akan melakukan apapun. Aku akan mengalahkan nya bagaimanapun caranya,” jawab Ni
Na dengan penuh tekad.
Malam hari. Kim Dan pergi keluar menaiki
mobil.
Dan Kang Woo yang sedari tadi telah
menunggunya didepan rumah. Dia segera mengikutinya, ketika dia melihat nya
keluar.
Kim Dan berhenti di supermarket, dan
masuk kesana. Melihat itu, Kang Woo pun segera mengikutinya masuk ke dalam
supermarket juga.
Kim Dan membeli berbagai bahan makanan.
Lalu seorang wanita menghampirinya, dan bertanya apakah Kim Dan membeli semua
ini untuk memasakan makanan bagi pacar atau istri Kim Dan.
“Aigoo, dia bukan pacar, istri, atau
apapun,” kata Kim Dan dengan malu2 sambil tertawa. Dan si Wanita tersebut pun
ikut tertawa.
“Jika dia bukan apa2, apa yang kamu
lakukan disini? Kenapa kamu tidak menulis laporanmu?” tanya si Wanita, yang
ternyata adalah Hoo. Mendengar itu, Kim Dan pun segera melarikan diri membawa
troli belanjaannya.
Kim Dan berusaha menghindari Hoo, tapi
kemanapun dia pergi Hoo selalu muncul didepannya. Sehingga dia pun tidak bisa
menghindarinya.
“Dimana laporanmu? Kenapa kamu lakukan
ini? Kenapa?” tanya Hoo, menyelidiki.
“Gadis ini punya kehidupan yang sulit.
Bagaimana lagi? Aku lihat, dia mengalami masalah sesudah mengatasi masalah.
Kapan dia akan berkencan dan jatuh cinta?” protes Kim Dan dengan suara keras,
lalu karena Hoo memberikan tatapan tajam kepadanya, dia pun merasa menciut dan
memelankan suaranya. “Dia harus mengurus masalahnya terlebih dahulu.”
Dengan agak sinis, Hoo menanyakan apakah
2 bulan cukup untuk itu. Dan Kim Dan pun berusaha untuk bernegosiasi, dia
menjelaskan bahwa dia belum menyerah, hanya saja sesudah Yeon Seo bebas dari
masalah dan punya waktu untuk merawat dirinya sendiri, dia yakin Yeon Seo akan
jatuh cinta dengan seseorang.
“Kamu benar2 tidak tahu apa2 soal
manusia. Tidak ada manusia di dunia ini yang jatuh cinta setelah semuanya siap
sedia,” komentar Hoo, menasehati.
“Pokoknya, aku akan fokus pada
kebahagiaan Yeon Seo untuk saat ini. Aku akan menyerahkan semua laporan yang
aku tinggalkan sekaligus. Oke?” balas Kim Dan bersikeras dengan keputusannya,
lalu dia pergi.
“Serius!” gumam Hoo, merasa kesal dan
lelah.
Kang Woo memperhatikan kejadian itu dari
jauh, dan dia merasa curiga dengan Hoo. Jadi dia pun mengikutinya. Tapi
menyadari hal itu, Hoo pun segera berjalan pergi dengan perlahan, lalu
menghilangkan dirinya ketika berada didekat tembok.
Sehingga karena itu, Kang Woo pun
kehilangan jejaknya.
Kang Woo datang ke gereja. Dia mengingat
kembali perkataan Kim Dan.
“Mereka
yang menindas orang yang benar, dan melenyapkan orang miskin punya banyak
kesalahan dan dosa besar.”
“Kamu
tidak bisa pergi ke lubang berapi saat seseorang yang sewenang2 mengirim mu ke
sana.Aku tidak bisa menjelaskan ini secara detail”
“Aku
belum menyerah. Aku akan menyerahkan semua laporan yang aku tinggalkan
sekaligus.”
Kang Woo masuk ke dalam sebuah ruangan
kecil didalam gereja. Menemui Hoo yang berada di ruangan sebelah yang siap
mendengarkan semua keluhan, pergumulan, dan pengakuan setiap orang yang datang
secara pribadi.
“Shinbu- nim, apa malaikat itu ada?”
tanya Kang Woo dengan nada datar.
“Aku yakin mereka memenuhi tugas mereka
ditempat2 yang tidak bisa dilihat sebagai hamba setia Tuhan,” kata Hoo,
menjawab.
“Bagaimana dengan malaikat yang bisa
dilihat? Aku yakin dia melanggar ajaran agama.”
“Malaikat tidak bisa dilihat dimata
manusia.”
“Bagaimana jika ada yang melakukannya?
Apa yang terjadi pada malaikat, saat seorang manusia mengetahui identitas
sebenarnya?” kata Kang Woo, seperti memancing.
“Aku percaya kamu salah,” jawab Hoo
dengan tegas.
“Shinbu-nim,
seperti nya kamu tidak tahu apa2 soal malaikat. Atau karena alasan tertentu,
kamu harus berpura- purat tidak tahu.”
“Disini tempat mengakui dosa2 mu. Bukan
untuk mengujiku. Pulanglah,” balas Hoo. Lalu dia menutup tirai yang memisahkan
mereka berdua.
Kang Woo tersenyum melihat itu. Lalu dia
pun keluar dari dalam ruangan.
Hoo menanti, dan ketika dia yakin bahwa
Kang Woo telah pergi. Maka dia pun membuka pintu ruangan untuk keluar. Tapi
ternyata, Kang Woo ada didepan pintunya, menunggunya. Melihat itu, Hoo langsung
melotot terkejut. “Apa ini?”
“Tak apa. Sampai jumpa lagi,” jawab Kang
Woo sambil tersenyum.
Didapur. Kim Dan mencoba untuk memasak,
tapi dia tidak bisa, malahan dia membuat dapur menjadi sangat kacau. Melihat
itu, Yeon Seo pun membantu. Dan Kim Dan memakaikan apron untuknya agar pakaian
Yeon Seo tidak kotor. Lalu Kim Dan memperhatikan Yeon Seo memasak.
Tapi ternyata, Yeon Seo sama seperti
dirinya, tidak bisa memasak juga. “Apa ini? Kamu juga koki yang buruk,”
komentar Kim Dan sambil tertawa kecil.
Mendengar itu, Yeon Seo langsung
berhenti memotong dan menatap tajam Kim Dan. Menyadari hal itu, maka Kim Dan
pun mengalihkan pembicaraan, dia menanyakan apa yang bisa dia bantu. Dan Yeon
Seo menyuruh Kim Dan untuk menyuci sayuran.
Setelah menyuci semua sayuran, Kim Dan pun
membantu Yeon Seo yang sama buruknya dengan dia dalam memotong sayur. Karena
dia takut tangan Yeon Seo akan terluka. “Seperti ini. Itu cara memotong
wortel,” kata Kim Dan, mengajarkan sambil tersenyum.
“Baik. Sialan,” keluh Yeon Seo dengan
kesal.
Tepat disaat itu, ternyata sesuatu yang
sedang dimasak oleh Kim Dan mendidih dan menluap, sehingga terdengar bau gosong
dari situ. Dan menyadari itu, Kim Dan pun segera mengangkat panci sayurannya,
tapi tanpa sengaja karena panas, dia pun menjatuhkan panci itu.
“Jangan kemari!” kata Kim Dan dengan
cemas pada Yeon Seo.
Kim Dan kemudian mendekati Yeon Seo, dan
menggendongnya. Lalu dia menduduk kan Yeon Seo diatas meja. Karena Kim Dan
tidak mau kaki Yeon Seo, terluka kalau menginjak lantai panas itu.
Lalu selama sesaat mereka berdua saling
bertatapan, dan Yeon Seo merasa sangat gugup. Sementara Kim Dan tampak sedang
memikirkan sesuatu. Kemudian secara tiba2 Kim Dan mendekatkan wajahnya, dan
secara reflesk Yeon Seo pun langsung memundurkan tubuhnya.
“Nona, maukah kita…” kata Kim Dan dengan
pelan. “… makan ramyeon?” tanyanya ternyata, dan Yeon Seo tampak sedikit
kecewa.
Akhirnya, mie ramyeon pun selesai
dimasak. Dan dengan lahap Yeon Seo memakannya. Melihat itu, Kim Dan tertawa
senang.
Didalam kamar. Sebelum tidur, Yeon Seo
mengingat kembali kejadian didapur barusan dan tertawa. Lalu dia mematikan
lampu, dan tidur sambil tersenyum.
Tags:
Angels Last Mission Love