Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 17 – Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Kim Dan : “Aku ingin tetap
bersamanya. Terlebih lagi, karena kini aku meninggalkan dia. Jika ada satu
alasan untuk aku tetap disini, maka kumohon, bantulah aku mencarinya. Aku tidak
peduli ke arah mana jalan itu menuntunku. Aku bersedia menempuh jalan itu.”
Kang Woo memarahi Yeon Seo yang bilang
akan menunjukan ‘Giselle’ yang bagus. Tapi Yeon Seo malah menyimpang. Dan Yeon
Seo membalas bahwa dia hanya mengikuti hatinya, karena ada orang yang tidak
bisa di bencinya meskipun dia berusaha keras untuk membenci mereka.
“Ini masih tentang Kim Dan? Dia masalahnya? Kendalikan dirimu! Aku juga pernah putus cinta. Aku harus berpisah dengan orang yang kusayangin, dan pernah menggila. Semua emosi yang kamu rasakan saat ini bukanlah hal yang istimewa,” jelas Kang Woo, menegur Yeon Seo.
“Maka, kamu pasti memahami ini. Aku
yakin ini benar. Meski marah dan membenci dia, pada akhirnya aku merindukan
dia. Itulah sebabnya aku sedih,” balas Yeon Seo.
Kang Woo berteriak, menurutnya kesedihan
tidak akan menyelesaikan apapun. Seandainya Giselle dan Albrecht sungguh jatuh
cinta, seharusnya mereka akhirnya mati bersama.
“Pasti dia. Orang yang dimakamkan di
kuil. Sang balerina,” tebak Yeon Seo.
“Tidak perlu membahas itu. Itu tidak
berkaitan dengan pertunjukan. Kumohon, jangan mengecewakan ku lagi,” balas Kang
Woo. Lalu dia pergi.
Yeon Seo masuk ke dalam kamar Kim Dan.
Dia mengelus tempat tidur kecil yang tiduri oleh Kim Dan. Lalu dia mengeluarkan
hapenya, dan menghubungin Kim Dan. Tapi dia malah mendengar suara hape Kim Dan
di dalam kamar.
Ternyata hape Kim Dan ditinggalkan
didalam laci meja. Dan didalam hape itu, kontak milik Yeon Seo diberikan nama
‘Berisik’ oleh Kim Dan. Melihat itu, Yeon Seo teringat mengenai perkataan Kim
Dan dulu yang memanggilnya berisik.
“Hei, berisik. Sekarang kamu bebas.
Mulailah menari dan luapkan rasa amarahmu.”
“Berani sekali kamu menyimpan namaku
sebagai ‘Berisik’?” gumam Yeon Seo dengan pelan, mengeluh. Lalu dia teringat
tentang Kim Dan lagi.
“Fokuslah padaku. Anggaplah didunia ini
hanya ada kita berdua. Setuju?”
Ketika Kim Dan mengatakan hal itu
kepadanya dulu. Yeon Seo merasa bahwa dia seperti sedang berada di kebun bunga
yang sangat luas. Dan Yeon Seo teringat tentang kenangan masa kecilnya.
“Hidungmu beringus,” kata Seong Woo dari
belakang sambil tersenyum.
Yeon Seo terbangun dari tidurnya. Dan
merasa heran kenapa dia bisa memimpikan itu.
Ny. Jung berjalan- jalan dihalaman
sambil mengeluh, karena dia kesulitan tidur setiap kali berada ditempat yang
berbeda, sehingga dia ingin sekali pulang.
Kemudian tanpa sengaja, disaat itu Ny.
Jung melihat lampu ruangan latihan Yeon Seo yang masih menyala. “Bukankah ini
terlalu larut?” gumamnya, heran.
Ny. Jung masuk ke dalam ruangan, dan dia
merasa sangat terkejut saat melihat Yeon Seo sedang bersih- bersih ruangan.
“Sekretaris itu berhenti atas keinginannya. Dan perasaan Sang Boss sangat
terguncang. Oh, hidupku yang malang,” kata Ny. Jung merasa sangat lelah.
Ny. Jung kemudian menghampiri Yeon Seo,
dan mempertanyakan kenapa Yeon Seo mengacaukan ruangan, kepadahal sudah ada
orang yang membersihkannya setiap pagi dan malam. Dan dengan nada datar, Yeon
Seo menyuruh Ny. Jung untuk kembali tidur saja, karena dia bisa mengatasi
semuanya sendiri.
“Kamu memimpikan pria yang namanya tidak
boleh disebut?” tanya Ny. Jung, menebak. Dan mendengar itu, Yeon Seo langsung berhenti.
“Sulit kupercaya. Kupikir kamu baik2 saja selama beberapa hari,” keluh Ny.
Jung. Dia merebut alat penyedot debu yang dipegang oleh Yeon Seo.
“Aku memang bermimpi, tapi ini bukan
seperti itu,” balas Yeon Seo sambil melipat matras2 yang berserakan.
“Bersihkan lagi. Hingga semua debu dan
penyesalanmu hilang, gunakan pengisap ini sepuasmu,” kata Ny. Jung. Dia
mengembalikan alat penyedot debu yang direbutnya.
Tapi Yeon Seo tidak mau memegang alat
itu, dan dengan kesal dia membalas bahwa bukan seperti itu. Lalu dia duduk dan
bercerita.
“Aku memimpikan masa kecilku.”
“Masa kecil? Kapan? Kenapa?”
“Entahlah. Kenapa dia muncul dalam
mimpiku? Aku sudah lupa soal dia.”
“Mungkin karena kamu kesulitan. Tidak
ada yang bisa kamu andalkan,” gumam Ny. Jung. Lalu dia menepuk tangannya. “Kamu
harus mencari udara segar. Kenanglah masa lalu yang indah. Jika memungkinkan,
temui juga teman lama mu.”
“Audisinya sebentar lagi,” balas Yeon
Seo, tidak mau.
“Itulah sebabnya kamu harus segera
sadar.”
“Siapa yang tidak sadar?!” kata Yeon
Seo, sedikit berteriak.
Dengan geram Ny. Jung mempertanyakan
bagaimana bisa Yeon Seo berbicara seperti itu, kepadalah Yeon Seo menyiksa diri
sendiri selarut ini. Lalu dia menjelaskan bahwa siapa tahu jika Yeon Seo pergi
ke sana, mungkin saja secara ajaib Yeon Seo akan bisa menemukan solusi disana.
Mendengar itu, Yeon Seo pun berpikir.
Kang Woo menghubungin Yeon Seo, dan
menanyakan dimana dia. Dan Yeon Seo pun menjawab bahwa dia sudah menelpon
kantor, karena dia akan libur hari ini.
“Dimana kamu? Mari bicara. Aku akan
menjelaskan semuanya. Soal alasan cerita itu harus tragedi, dan alasan harus
kamu orangnya,” jelas Kang Woo.
“Aku berharapa bisa punya mimpi yang
sama denganmu. Tapi, kamu paham. Kita tidak bisa memaksakannya. Aku akan
memulai dari awal. Jadi pertimbangkan kembali tentang tarian ku,” balas Yeon
Seo.
Kang Woo bertanya lagi dimana Yeon Seo,
karena dia akan menyusul kesana. Tapi Yeon Seo tidak mau memberitahu, dan dia
menutup telponnya.
Kang Woo menghela nafas kesal, lalu dia
mau masuk kembali ke dalam gedung. Namun tiba- tiba Elena datang dan
menghalanginnya terus. Jadi Kang Woo pun memberitahu bahwa dia akan melewati
jalan sebelah sini agar Elena tidak menghalanginnya. Lalu dia berjalan pergi
menjauhi Elena.
“Jalan yang membuatmu tampak menyedihkan?
Maka, wanitamu akan melarikan diri. Dia akan merasa risi,” kata Elena, memulai
pembicaraan. Tapi Kang Woo mengabaikannya.
“Kupikir kamu sangat bertekad, ternyata
sebenarnya kamu ragu- ragu. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membakar
semuanya, atau menenggelamkan semuanya?” tanya Elena dengan sinis. Dan
mendengar itu, Kang Woo pun mendekatinya.
“Siapa kamu? Darimana asalmu?” tanya
Kang Woo sambil menatap tajam Elena.
“Kamu mudah marah,” jawab Elena sambil
tersenyum.
“Hei, kamu mengenalku? Kamu tidak boleh
asal mengajak bertengkar. Sadarlah,” kata Kang Woo dengan kesal. Dan Elena
berjalan pergi mengabaikannya.
“Aku kemari untuk mencari tahu. Sia- sia
dia merasa cemas,” gumam Elena.
Saat melihat Yeon Seo ada dihadapannya.
Kim Dan menjatuhkan kertas gambar yang dipegang nya. Dikertas itu ada gambar
Yeon Seo yang sedang menari, dan Seong Woo yang menontonnya menari, serta ada
sebuah pelangi, dan tulisan ‘Lee Yeon Seo
<3 Yoo Seong Woo.”
Kim Dan serta Yeon Seo sama- sama
berjalan perlahan mendekati satu sama lain. Dan saling menatap juga.
“Kenapa kamu ada disini?” tanya Yeon Seo,
heran.
“Aku ingin mencari sesuatu. Jadi, aku
berdoa. Aku ingin tahu alasannya. Lalu, aku menyadarinya. Hal itu menyakitkan
bagiku,” jawab Kim Dan dengan gugup.
Yeon Seo tidak mengerti dengan maksud
Kim Dan, dan bertanya. Namun karena sulit untuk menjelaskan maka Kim Dan pun
tidak menjawab. Dan Yeon Seo pun menjadi salah paham, sepertinya dia mengira
Kim Dan tidak mau bercerita. Jadi dia menyuruh Kim Dan untuk tidak perlu menjelaskan,
lalu dia berjalan pergi melewati Kim Dan, dan dia menyuruh agar Kim Dan jangan
mengikutinya.
Dengan perasaan gundah, Kim Dan pun menatap
Yeon Seo yang berjalan pergi.
Setelah berjalan agak jauh, Yeon Seo
berhenti dan melihat ke belakang. “Dia benar- benar tidak mengikutiku?” gumam
Yeon Seo. Dia tampak kecewa serta sedih.
“Baiklah. Aku juga tidak mengenal mu.
Kita orang asing,” gumam Yeon Seo dengan kesal. Lalu dia lanjut berjalan.
Kim Dan memungut kertas gambarnya.
Yeon Seo menghampiri seorang Bibi yang
dilihatnya. Dia menanyakan kepadanya dimana rumah berpagar biru, karena dia
sudah lama tidak ke sini. Jadi dia sudah lupa jalannya.
Tapi bukannya menjawab, Bibi tersebut
malah bertanya apakah Yeon Seo seorang selebritis karena wajah Yeon Seo tampak
familiar. Dan Yeon Seo pun menjelaskan bahwa dia seorang balerina, dan dia
pernah datang ke sini.
“Ah, kamu berkunjung beberapa tahun
lalu. Kamu menari dihadapan warga desa. Serta ada anak- anak,” kata si Bibi
mengingat Yeon Seo. Dan Yeon Seo pun menjelaskan bahwa dia datang ke sini untuk
mencari seseorang.
Yeon Seo kemudian menceritakan detail
orang yang dicarinya. Sambil kembali mengenang masa lalu nya.
Yeon Seo : “Aku bertemu dengannya saat hujan. Ada
hujan saat siang selama hari pertamaku disini. Aku keluar karena suaranya
seperti musik. Lalu, aku melihat dia berdiri di tepi jurang.”
Yeon Seo melompat- lompat seperti menari
dijalan sambil memakai payung, karena hari sedang hujan. Dan disaat itulah,
Yeon Seo bertemu dengan Seong Woo.
Kim Dan : “Aku ingin mati.
Kupikir lebih baik jika aku mati. Usiaku baru 12 tahun.”
Kim Dan mengulurkan satu kakinya ke
bawah tebing. Dan kemudian dia mengenang kembali saat dulu Yeon Seo berteriak
memanggilnya.
“Hati- hati!” teriak Yeon Seo.
”Lalu aku bertemu denganmu.”
Tags:
Angels Last Mission Love