Sinopsis K- Drama : Angel’s Last Mission Love Episode 28 - part 1


Sinopsis Angel’s Last Mission : Love  Episode 28  – Part 1
Network : KBS2

Fantasia panik. Sebab tiba- tiba saja banyak penonton yang ingin membatalkan tiket mereka via telepon. Dan ini baru pertama kali nya, banyak tiket yang dikembalikan sepekan sebelum pertunjukan.
“Tolong hubungin wartawan. Sekarang juga,” perintah Yeon Seo.
Wartawan mewawancarai Yeon Seo, mereka menanyakan komentar Yeon Seo mengenai insiden yang terjadi. Dan Yeon Seo menjawab bahwa dia akan menjawab pertanyaan itu dalam wawancara eklusif, jadi dia mohon bantuan mereka.

“Ada tindakan kekerasan dan kini orang- orang mengembalikan tiket. Bagaimana Anda akan menyelesaikan masalah ini?” tanya wartawan.
“Aku yakin ini adalah kesempatan, bukan masalah. Ini kesempatan untuk menonton ‘Giselle’ oleh Lee Yeon Seo,” jawab Kang Woo.

“Bisakah kamu menyebutnya ‘Giselle’ oleh Fantasia, bukan oleh Lee Yeon Seo? Setiap penari kami adalah seniman yang luar biasar. Semua orang penting,” pinta Yeon Seo membenarkan kata- kata Kang Woo.
Yeon Seo kemudian membahas tentang banyak nya rumor dan skandal seputar teater balet ini, dia berjanji akan menunjukan penampilan yang luar biasa untuk menenangkan semua itu.

“Tapi percuma jika tidak ada penonton,” kata wartawan.
“Kami berencana mengundang tamu khusus,” jawab Kang Woo.
“Orang- orang yang belum pernah menonton pertunjukan balet. Kami akan menghadirkan keindahan untuk mereka,” tambah Yeon Seo.
Kang Woo serta Yeon Seo kemudian sama- sama tersenyum penuh percaya diri dihadapan pada wartawan.
Setelah para wartawan pergi, Kang Woo memuji ide bagus Yeon Seo untuk mengadakan wawancara dan menawarkan pertunjukan balet kepada mereka yang belum pernah melihat.

“Kenapa kamu menghindariku? Kamu tidak mengangkat telponku. Kenapa kamu menghindariku setelah menyerangku?” tanya Yeon Seo, kemudian.
“Karena hanya itu yang bisa kulakukan,” balas Kang Woo.
Yeon Seo lalu memberikan undangan pernikahannya dengan Kim Dan kepada Kang Woo. Dan mengetahui itu, Kang Woo merasa kaget.

Flash back
“Kami ingin saling melindungin dan menjanjikan cinta abadi”. Tulis Kim Dan di surat undangan, lalu dia menanyakan kepada Yeon Seo, apakah mereka benar harus memberikan undangan ini kepada Kang Woo. Karena dia tidak menyukainya.
“Kupikir itu bisa menjadi jawaban,” jelas Yeon Seo.
Flash back end

“Kami akan hidup bahagia setiap hari. Itulah jawabanku atas seranganmu,” jelas Yeon Seo kepada Kang Woo.
“Kamu sungguh gila. Menikah?! Kim Dan akan segera lenyap. Semua akan usai. Kamu pikir aku memberitahumu karena senang? Aku tahu kamu akan terkejut dan terluka, tapi tidak ada pilihan lain. Aku ingin melindunginmu,” balas Kang Woo dengan emosi.

Yeon Seo tersenyum, karena merasa ini adalah hal yang lucu. Setelah mendengar perkataan Kang Woo, dia malah semakin ingin menikah dengan Kim Dan.
“Begitu rupanya. Kalian berdua pasti lebih bersemangat, seolah ini ‘Romeo and Juliet’. Tapi kamu tahu? Kisah itu terjadi selama lima hari. Hanya sementara dan akan berlalu. Jangan terlalu terhanyut dalam situasi ini,” jelas Kang Woo, mengingatkan.

“Benar. Lima hari. Sebagian orang bisa menjalani seluruh hidupnya hanya dengan lima hari itu. Bukankah kamu tahu perasaan itu? Biar kutanya untuk kali terakhir. Benarkah tidak ada cara agar Kim Dan menjadi manusia?” tanya Yeon Seo, memohon dengan mata berkaca- kaca karena menahan emosi kesedihannya.

“Hentikan! Itulah sebabnya Seo Hee meninggal. Jangan mempertaruhkan atau merelakan apapun. Apa Kim Dan ining hidup jika kamu tidak ada didunia ini? Itu bukan hadiah, tapi hukuman,” jelas Kang Woo, karena dia juga merasakan hal itu.
Mendengar hal itu, Yeon Seo merasa sangat terkejut. Jadi dia pun pamit untuk pergi.

Kang Woo memanggil nama Yeon Seo. Dan Yeon Seo pun berhenti berjalan, lalu dia membahas tentang Seol Hee, menurutnya Seol Hee pasti bersedih bahkan setelah meninggal, karena dia telah bertaruh nyawa demi menyelamatkan orang yang menyebut hidup itu hukuman dan menganggap itu menyiksa.

“Aku. Kami tidak akan seperti itu. Aku akan memastikan itu tidak terjadi,” kata Yeon Seo dengan sangat tegas. Lalu dia pergi.,
Mendengar itu, Kang Woo menghela nafas dan terdiam.

Yeon Seo berjalanan menurunin tangga dengan sedikit kesusahan, jadi dia pun berhenti sesaat. Dia mengingat kembali perkataan Kim Dan yang pernah mengatakan bahwa tidak ada cara untuk dirnya menjadi manusia. Serta pertanyaan Kim Dan yang pernah menanyakan, apakah Yeon Seo harus mati, apakah hanya itu satu- satunya cara.

Ketika itu Yeon Seo tidak terlalu menganggap serius. Apalagi tentang pertanyaan Kim Dan, dia mengira saat itu Kim Dan hanya sedang membahas tentang tariannya, jadi dia meminta agar Kim Dan jangan terlalu terhanyut.

Yeon Seo menemui Hoo digereja, dan melihat itu Hoo mengomentari Yeon Seo sekarang yang sudah berani asal masuk ke dalam batasan mereka, menghancurkan semuannya. Dan Yeon Seo mengabaikan perkataan itu.
“Apa yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan Kim Dan? Jika aku merelakan tarianku, mataku, bahkan nyawaku, bisakah dia hidup? Katakan. Jika itu benar, aku akan benar- benar berterima kasih kepada Tuhan,” teriak Yeon Seo, meminta.

Hoo mengomentari bahwa biasanya manusia ingin hidup, manusia tidak mudah mempertaruhkan nyawa mereka.
“Bagaimana kamu tahu perasaan ku padahal aku tidak yakin? Aku akan melakukan apapun. Aku akan merelakan apapun,” kata Yeon Seo, memohon.
“Pada hari itu, kamu bilang ingin hidup,” balas Hoo.

“Kumohon tolong aku. Aku ingin hidup. Selama ini aku ingin mati, tapi sekarang aku ingin hidup,” pinta Yeon Seo pada Kim Dan yang berada didekat mobilnya.

Hoo menjelaskan bahwa menyelamatkan Yeon Seo pada hari itu adalah dosa bagi Kim Dan. Sebab itu Kim Dan harus lenyap sebagai hukuman atas dosa itu. Mengetahui itu, Yeon Seo sangat terkejut.
“Dia harus mati, karena menyelamatkan ku?” tanya Yeon Seo.

“Aku juga ingin menyelamatkan dia. Aku ingin mengembalikan dia ke surga. Tapi kita tidak bisa mengubah akhir yang sudah ditentukan,” jelas Hoo dengan sedih.
Yeon Seo merasa sangat, sangat terkejut. Dia bertekad akan mengubah takdir itu, dia akan menyelamatkan Kim Dan. Jadi Hoo hanya harus melihat saja.


Ny. Choi menunggu Tn. Geum yang baru keluar dari kantor polisi hari ini. Dan melihat itu, Tn. Geum bertanya kenapa Ny. Choi menunggu nya.
“Ayo. Ni Na menunggu kita dirumah,” kata Ny. Choi.
“Dia sudah kembali?” tanya Tn. Geum.

Dirumah. Tn. Geum meminta maaf kepada Ni Na, karena dia telah bersalah atas semuanya, jadi dia meminta Ni Na mau memaafkannya. Tapi Ni Na langsung menyela, dia mengatakan bahwa ini adalah kesalahannya, dia pengecut, dan berlagak bagi, lalu dia bersembunyi dibelakang mereka semua, jadi semua ini salahnya.

“Lantas, kamu akan pulang?” tanya Ru Na.
“Tidak, kak. Aku akan hidup mandiri. Mulai hari ini, aku tidak punya keluarga. Aku memanggil kalian kemari untuk menyampaikan itu,” jelas Ni Na dengan tegas. Lalu dia membungkuk memberi hormat, dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka.

Ru Na segera menarik tangan Ni Na untuk mengikutinya ke dalam kamar. Dia menyuruh Ni Na untuk berhenti memperkeruh suasana dan diam saja, menurutnya Ni Na pasti ingin hidup mandiri agar bisa merasa tenang.
“Kakak menganggapku apa?” tanya Ni Na, kaget.

“Kakak menyayanginmu. Kakak menyanyangimu dengan cara kakak sendiri,” jelas Ru Na dengan pelan.
“Cara kasih sayang Kakak salah. Aku tidak butuh kasih sayang lagi,” balas Ni Na.

Ru Na tidak senang mendnengar itu. Dan Ni Na pun menjelaskan bahwa dia sangat menyukai Ru Na, karena Ru Na selalu memihaknya, keren dan bisa diandalkan. Tapi cara Ru Na salah, jadi Ni Na berharap Ru Na tidak menyapanya meski mereka berpapasan nantinya.
Setelah mengatakan itu, Ni Na pergi. Dan Ru Na pun menjerit marah.
“Aku tidak akan membiarkan ini,” gumam Ru Na.
Ditaman. Kim Dan memberikan sebuah kartu untuk Yeon Seo, dan satu kartu untuk dirinya sendiri. Kartu itu tempat mereka harus menuliskan janji pernikahan mereka. Dan Yeon Seo pun mulai mau menulis, tapi dia sedikit kesusahan karena harus menulis itu sambil membungkuk di bangku.

Melihat itu, Kim Dan pun menawarkan punggungnya. Dan Yeon Seo tersenyum mengiyakan, lalu dia melakukannya. Dia menulis di punggung Kim Dan sambil menahan agar air matanya tidak keluar.
Yeon Seo : “Janji pernikahan. Aku mencintaimu,” tulisnya. Lalu dia memeluk Kim Dan, dan bersandar di punggungnya. “Asal kamu tahu, aku ingin menunda punya anak selagi menjalani balet.”

“Itu tidak baik. Jika ingin punya sepuluh anak, kita harus sibuk,” balas Kim Dan.
“Jangan harap. Aku akan punya putri yang mirip denganmu, dan putra yang mirip denganku,” kata Yeon Seo, dan Kim Dan tersenyum senang.

Kim Dan menanyakan, bagaimana jika Putra mereka mewarisi sifat Yeon Seo untuk masa depannya. Dan Yeon Seo langsung memukul punggung Kim Dan dengan keras.
“Yah! Apa buruk nya sifatku?” tanya Yeon Seo. Dan Kim Dan dengan buru- buru menjelaskan bahwa itu benar.

Yeon Seo serta Kim Dan mengunjungin rumah duka. Disana Yeon Seo memperkenalkan Kim Dan sebagai tunangannya kepada Ayah, Ibu, dan Tn. Jo.
“Halo, aku Kim Dan. Senang berjumpa dengan kalian,” kata Kim Dan sambil membungkuk memberi hormat.

“Terima kasih telah mengirimkan dia untukku. Saat kita bertemu lagi disana, aku akan mengenalkan dia lagi,” jelas Yeon Seo pada orang- orang yang dikasihi nya.
“Saat pertama kali kesini, aku memberitahu dia bahwa aku ada hanya untuknya dan dia adalah tujuan hidupku. Aku pasti akan menepati janjiku. Meskipun mungkin bukan manusia, aku akan berusaha keras untuk membuat harinya terasa seperti 1.000 tahun,” jelas Kim Dan. Lalu dia mengucapkan maaf.

“Kenapa?” tanya Yeon Seo, terkejut.
“Aku ingin menemaninya dalam waktu yang sangat lama, tapi aku tidak bisa. Maaf. Tapi bahkan setelah aku pergi, jagalah dia agar dia akan tetap sekuat dan sebahagian si Berisik,” kata Kim Dan.
Mendengar kata- kata Kim Dan, maka Yeon Seo langsung pergi darisana. Sementara Kim Dan, dia membungkuk memberikan hormat terlebih dahulu kepada orang tua Yeon Seo dan Tn. Jo, lalu dia menyusul Yeon Seo.

Diluar rumah duka. Yeon Seo meminta cerai. Dan Kim Dan membalas bahwa mereka belum menikah. Yeon Seo mengeluh karena Kim Dan mengatakan hal seperti itu didalam barusan, kepadahal mereka telah berjanji akan hidup selamanya dan mempunyai 10 anak.
“Yeon Seo, dengarkan aku. Aku mungkin akan kembali menjadi debu. Aku mungkin akan lenyap begitu saja,” jelas Kim Dan, serius.
“Tidak, jangan bilang begitu. Itu tidak akan terjadi,” balas Yeon Seo, tidak mau mendengar.

Kim Dan tetap lanjut berbicara, dia meminta agar ketika dia pergi, Yeon Seo harus tetap kuat dan cantik. Dia meminta Yeon Seo untuk berjanji. Dan Yeon Seo menggelengkan kepalanya dengan sedih.
Kim Dan kemudian memegang bahu Yeon Seo, dan menatapnya. “Kumohon, Yeon Seo. Jika kamu akan hancur setelah aku pergi, aku tidak akan bisa menikahimu. Mengerti?” tanya Kim Dan.

“Buatlah janji yang sama. Tidak ada yang tahu pasti, kamu bisa lenyap atau aku bisa mati sebelum kamu. Entah apa yang akan terjadi,” balas Yeon Seo.
Kim Dan membalas bahwa itu tidak akan terjadi kepada Yeon Seo. Tapi Yeon Seo meminta agar Kim Dan tetap berjanji. Janji bahwa siapapun yang ditinggalkan akan hidup dengan baik dan bahagia.

“Ayo,” ajak Yeon Seo sambil mengulurkan jari kelikingnya. Dan Kim Dan pun berjanji kepadanya, dia mengalungkan jari kelikingnya.
Ru Na pergi ke sebuah bangunan kosong, dan memberikan sebuah tas kertas kepada Pria besar yang ditemuinya kemarin. “Terima kasih atas kinerjamu. Pertahankan,” katanya. Lalu dia pergi.
Kim Dan mengawasi kejadian tersebut dari jauh, lalu dia mengikuti si Pria besar. Dan saat mengetahui bahwa Pria besar itu bekerja di Fantasia, Kim Dan merasa terkejut.

Didalam ruangan kerjanya. Si Pria besar membuka tas kertas yang diberikan oleh Ru Na barusan, dan ternyata isi tas itu adalah uang yang sangat banyak.
Kim Dan masuk ke dalam ruangan, dan melihat itu si Pria besar merasa kaget dan langsung menyembunyikan tas kertas itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post