Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 7 – part 2
Network : OCN
Para murid dibagi menjadi 3 kelompok.
Kang Jae kemudian menceritakan sebuah contoh kasus yang akan mereka berdebat
kan har ini. “Hari ini, kita akan debat tentang foto ilegal seorang gadis yang
sungguh terjadi di sebuah SMA dan menarik banyak perhatian. A adalah murid
tingkat dua di SMA bergengsi Gangnam. Dia mengambil banyak foto rahasia B,
gadis di sekolahnya, dengan ponselnya.”
Mendengar itu, Ki Hoon tampak tidak
senang. Sementara para murid berkomentar apakah si A seorang penguntit mesum.
“A, yang menaksir B, tidak pernah
membagi fotonya dengan siapa pun. Tapi C, gadis lain di sekolahnya, kebetulan
menemukan foto B di ponsel A, lalu melaporkannya kepada wali kelas mereka,”
kata Kang Jae, lanjut menjelaskan.
Mendengar itu, Ye Ri tampak tidak
senang, sama seperti Ki Hoon, dan Beom Jin memperhatikan mereka. Sementara para
murid berkomentar bahwa tindakan C adalah bagus dengan melapor pada guru.
“Jadi, inilah pertanyaan pertama.
Meskipun A mengambil foto rahasia, dia tidak berbagi dengan siapa pun. Dia
bersalah atau tidak?” tanya Kang Jae. Dan para murid menjawab bahwa tentu saja
A bersalah.
“Jika kalian pikir dia bersalah, ke
kanan. Jika tidak, ke kiri,” jelas Kang Jae, memberikan pengarahan. Dan tanpa
ragu, Yoon A langsung berjalan ke sisi sebelah kanan. Begitu juga dengan Beom
Jin dan beberapa murid yang lain.
Kecuali, Tae Ra dan dua orang murid
lain, mereka mengambil sisi sebelah kiri. Sementara Ki Hoon tetap berdiri di
tempatnya.
Melihat itu, Kang Jae menanyakan apakah
Ki Hoon belum memutuskan. Mendengar itu, Ki Hoon menatap ke sisi sebelah
kanannya.
“Semua foto yang diambil tanpa izin
adalah foto rahasia, tapi fotografi terselubung tidak selalu ilegal,” kata Ki
Hoon, menjelaskan.
“Jadi, apa jawabanmu?” tanya Kang Jae.
Dan Ki Hoon berjalan ke sisi kiri.
“Sepertinya sebagian besar dari kalian
berpikir dia bersalah,” kata Kang Jae. Dan Yoon A menjawab bahwa tentu saja A
bersalah, karena di negara ini mereka mempunyai UU khusus tentang fotografi.
“Benar. Kita harus memeriksa
foto-fotonya lebih dahulu, tapi dia sangat mungkin bersalah,” jelas Kang Jae,
membenarkan.
“Inilah kuis kedua. Sebelum C memberi
tahu gurunya tentang semuanya, A menghapus semua foto yang dimilikinya. Dengan
kata lain, sekarang tidak ada bukti,” jelas Kang Jae. Mendengar itu, semua
orang berpikir bagaimana bisa.
“Apakah A masih bersalah sekarang? Jika
kalian pikir dia bersalah, ke kanan. Jika tidak bersalah, ke kiri,” jelas Kang
Jae, mengarahkan mereka lagi.
Para murid pun mulai berpikir, ke sisi
mana mereka seharusnya. Dan saat Beom Jin berjalan ke sisi sebelah kiri, banyak
para murid yang mengikutinya ke sisi sebelah kiri juga. Sehingga tinggallah
Yoon A dan sedikit murid di sisi kanan.
“Beom Jin. Menurutmu, kenapa dia tidak
bersalah?” tanya Kang Jae.
“Tindakan yang tidak bisa dibuktikan
tidak bisa menjadi kejahatan,” jawab Beom Jin.
“Kamu benar. Itu prinsip umum hukum
pidana bahwa sidang hanya dilakukan dengan bukti. Jika A menghapus semua foto,
mustahil membuktikan kejahatannya,” jelas Kang Jae.
Dan Yoon A mempertanyakan tentang
perkataan Kang Jae yang sebelumnya ada mengatakan bahwa C telah melapor pada
guru. Yoon A menjelaskan pendapatnya, jika tindakan hukum tidak bisa dilakukan,
seharusnya peraturan sekolah bisa di berlakukan dengan mengeluarkan atau
memindahkan A ke sekolah lain.
“Poin yang menarik, tapi jika kesalahan
tidak terbukti, sekolah akan canggung untuk menghukumnya. Selain itu, A bisa
mengajukan banding kapan saja,” jelas Kang Jae.
“Lalu, bagaimana dengan korbannya? Siapa
yang melindungi korban? Jika hukum dan sekolah tidak bisa melakukan itu... “
balas Yoon A. Dan Kang Jae mempertanyakan, siapakah korbannya.
Yoon A menjawab bahwa tentu saja
korbannya adalah B. Dan Beom Jin mendebat nya, menurutnya A memotret dan
melihat foto B sendirian, kemudian A menghapus foto tersebut, jadi bagaimana
bisa itu melukai B. Lalu jika sekolah membuat keributan tentang hal tersebut,
maka B malah akan kesulitan.
Mendengar itu, para murid berpikir bahwa
pendapat Beom Jin tampaknya benar. Dan Yoon A tidak bisa membalas debatnya.
Kang Jae kemudian menjentikan jarinya
untuk meminta perhatian mereka semua. “Ada kejutan di sini. C, gadis yang
menceritakan segalanya kepada gurunya, sebenarnya merisak korban, B. Dia
mencuri fotonya dari ponsel A dan menyebarkannya di internet.”
Mendengar itu, para murid berpendapat
bahwa C adalah yang terburuk dan paling bersalah dalam hal ini. Dengan gelisah,
Ye Ri pun memandang ke arah lain. Dan Beom Jin serta Ki Hoon memperhati kan
nya.
“Sekarang, inilah kuis terakhir. Bocah
yang diam-diam memotret B dan menyimpannya untuk dirinya, A. Gadis yang mencuri
foto-foto itu dari telepon A dan menyebarkannya di internet, C. Antara
keduanya, siapa pelaku yang kejahatan nya lebih besar terhadap B?” tanya Kang
Jae.
Dan banyak para murid yang menjawab C.
Namun mereka tidak terlalu yakin, sebab A juga telah bersalah kepada B.
“Jika kalian pikir itu A, ke kanan. Jika
menurut kalian itu C, ke kiri,” kata Kang Jae, mengarahkan. Dan para tim pun
berpencar menjadi dua kelompok.
“Sebelum membuat pilihan, bisakah aku
bertanya?” tanya Beom Jin. Dan Kang Jae mempersilahkan. “Jika guru yang
mendengar tentang foto-foto dari C mencoba mencuri foto-foto A untuk menemukan
kebenaran dan gagal, bagaimana guru itu akan dihukum?” tanyanya dengan
pandangan percaya diri.
“Jika foto berada di tempat A, dia akan
dituduh membobol rumah dan berusaha mencuri. Jika foto-foto itu di sekolah, dia
tidak akan dihukum karena sekolah adalah tempat umum,” jawab Kang Jae.
Mendengar itu, Ki Hoon tertawa. “Itukah
sebabnya Bapak begitu percaya diri?” tanyanya. ” Dengar. Secara hipotetis, jika
A masih memiliki foto aslinya, akankah guru itu datang dan mencuri foto-foto
lagi?” tanya nya dengan nada menantang.
Kang Jae memandangin Ki Hoon dengan
tajam. Lalu dia memberitahu bahwa tampaknya pelajaran ini harus diakhiri sama
sini. Dan para murid protes, karena mereka masih menginginkannya.
“Jika kalian ingin mendengar jawaban
pertanyaan terakhir, maka temui bapak. Kalian boleh datang kapan saja,” jelas
Kang Jae sambil memandang ke arah Ki Hoon. Lalu setelah itu dia membubarkan
kelas.
Mendengar itu, Beom Jin tampak tidak
puas dan tidak terima juga. Dia memandang ke arah Ki Hoon dengan pandangan
kesal.
Byung Ho memanggil Kang Jae, dan meminta
maaf sebab telah melukai lengan Kang Jae serta dia berterima kasih karena Kang
Jae sudah membantunya. Dan dengan rendah hati, Kang Jae membalas bahwa dia
tidak apa- apa, dan dia terluka sendiri sebab telah ikut campur.
Kang Jae kemudian mengajak Byung Ho
untuk berbicara. Dan Byung Ho mengiyakan, lalu dia mengikuti nya. Beom Jin
memperhatikan itu dari belakang.
Diatas atap. Byung Ho berhenti berjalan
dan bertanya, kenapa Kang Jae menuntun nya kesini. Dan Kang Jae membalas bahwa
tempat ini lebih baik daripada pusat konseling yang kecil. Lalu dia menanyakan,
apakah Joon Jae telah mengembalikan barang- barang milik Byung Ho.
“Dia hanya merisakku, tidak mengambil
barang-barangku,” jawab Byung Ho.
“Sungguh? Aneh sekali. Dia bilang itu
sepatumu,” kata Kang Jae, berpura- pura heran. “Katanya dia mengambilnya
darimu. Sepatu kets yang dia kenakan.”
Byung Ho diam sejenak, lalu menjawab
dengan gugup bahwa Joon Jae pasti berbohong. Sebab dia tidak mungkin mempunyai
sepatu kets yang mahal dan bernilai ratusan dolar.
“Bapak tidak mengatakan sepatu itu
mahal. Bapak hanya bilang itu sepatu kets,” balas Kang Jae, berhasil memancing
Byung Ho agar jujur. “Bapak juga ingin tahu kenapa kamu bisa memiliki sepatu
kets yang mahal. Kurasa kamu tidak membelinya. Kamu benar-benar mencurinya?”
“Tidak, aku mendapatkannya dari
seseorang,” jawab Byung Ho, cepat.
Kang Jae kemudian menyebutkan nama Tae
Seok, dia bertanya apakah sepatu tersebut Byung Ho dapatkan dari Tae Seok. Dan
dengan gugup, Byung Ho pamit pergi.
“Dia akan segera bangun,” teriak Kang
Jae. “Han Su. Sudah terlambat setelah dia bangun. Kamu harus mengakuinya
sekarang untuk dimaafkan. Byung Ho. Pada pertemuan hari itu, apa yang kamu
bicarakan dengan Han Su...” tanya Kang Jae dengan lembut sambil memegang bahu
Byung Ho.
Tapi dengan ketakutan, Byung Ho langsung
pamit dan pergi.
“Itu pasti sulit,” gumam Kang Jae,
merasa prihatin pada Byung Ho.
Diruangan VIP. Beom Jin menyarankan
untuk melakukan sesuatu kepada Kang Jae, yang selalu membahas tentang Kim Han
Su serta Jung Su Ah. Sebab semuanya sudah selesai, jadi mereka tidak boleh
membiarkan satu guru mengacaukannya. Dan dengan segera, Ye Ri menyetujuinya.
Sementara Ki Hoon tidak setuju, karena
menurutnya Kang Jae tampak menarik dan Beom Jin hanya sedikit berlebihan saja.
“Ada apa denganmu sekarang? Kamu
satu-satunya yang paling membenci Pak Gi,” kata Beom Jin, terdengar kesal.
“Aku membencinya, tapi memecatnya adalah
masalah yang berbeda. Selain itu, ada yang belum kuterima,” balas Ki Hoon.
“Jika maksudmu penghargaan, kamu akan
mendapatkannya. Penghargaan kontes bahasa Jerman. Kalian juga harus
menjauhinya. Sepertinya dia sangat penasaran tentang Han Su dan Su Ah,” jelas
Beom Jin kepada mereka semua.
Tapi Ki Hoon tetap tidak setuju.
Menurutnya Beom Jin terlalu banyak memerintah dan bersikap sok baik, seolah
Beom Jin yang memiliki sekolah ini.
Setelah mengatakan itu, Ki Hoon pun
pergi meninggalkan ruangan. Dan karena merasa canggung, Ye Ri pun ikut keluar
dari ruangan.
Tae Ra kemudian berdiri dan melemparkan
hadiah gelang pemberian milik Beom Jin. “Kamu anggap aku apa? Aku tersenyum
seolah-olah semuanya baik-baik saja, jadi, kamu tidak menghormatiku. Pikirmu
aku tidak tahu ada apa antara kamu dan Su Ah?” tanya nya dengan nada kesal dan
terluka.
“Maksudmu apa? Ada apa dengan aku dan Su
Ah?” tanya Beom Jin.
“Aku tidak tahan lagi. Menjauhlah
dariku. Aku akan mencari pembalik halaman not baru,” balas Tae Ra. Kemudian dia
pergi.
Beom Jin memperhatikan semua itu, dan
menahan rasa kesalnya.
Ye Ri merasa galau harus bagaimana
sekarang.
Flash back
Ye Ri mengingat tawaran yang diberikan
oleh Beom Jin di atas atap, saat itu dia
menolak tawaran Beom Jin serta berterima kasih atas perhatian Beom Jin.
Lalu sesudah mengatakan itu, Ye Ri pamit dan berjalan pergi dengan cepat.
“Aish, mungkin aku harus
memberitahunya,” gumam Ye Ri, merasa menyesal telah menolak tawaran Beom Jin.
Tapi kemudian dia yakin bahwa dia memang harus menolak tawaran Beom Jin.
Ye Ri masuk ke dalam ruangan klub
fotografi. Menggunakan pematik api, dia berusaha untuk membuka pintu ruang foto
rahasia. Dan tepat disaat itu, Ki Hoon muncul dibelakangnya dan bertanya dia
sedang apa.
“Kamu mencoba menyelinap masuk dan
memotretku lagi?” tanya Ki Hoon.
“Tidak, aku hanya ... Aku ingin
menyampaikan sesuatu,” jawab Ye Ri, gugup.
“Kenapa kamu... Aku memergokimu,” balas
Ki Hoon sambil mendekat marah.
“Guru sementara itu tahu segalanya,”
jelas Ye Ri dengan cepat, karena takut. “Dia tahu segalanya tentang foto Su Ah
dan Kepala Pelayan Lee di sini. Dia hanya berlagak bodoh. Dia bertanya kepadaku
apa pria yang ada di foto dengan Su Ah adalah Lee Tae Seok,” jelasnya.
Flash back end
“Aku harus bekerja dengan siapa?” gumam
Ye Ri. Merasa frustasi.
***
MISI… NUMPANG IKLAN SEJENAK YA
Aku lagi mulai coba jualan online, jepit jepit rambut dan
aksesoris. Produk-nya masih belum banyak dan pelan-pelan akan di tambahkan.
Tolong bantu support-nya dalam bentuk apa aja, bisa belanja atau share-kan ke
teman-teman atau kenalan atau siapapun atau di favorite kan dll. Silahkan di
kunjungi dulu toko-nya, kalau ada yang di minati monggo di order ^.^
Tags:
Class Of Lies