Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 7 – part 3
Network : OCN
Network : OCN
So Hyun dengan perhatian menanyakan,
apakah Byung Ho baik- baik saja setelah masuk kembali ke sekolah. Dan Byung Ho
menjawab bahwa dia baik- baik saja, sebab Beom Jin membantu nya.
Mendengar itu, So Hyun mengaku kalau
dia merasa bahagia, karena semuanya lebih baik dari dugaannya. Lalu dia
menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Joon Jae kemudian. Dan Byung Ho
menjawab bahwa dia tidak tahu, yang diketahuinya hanyalah dia di panggil
kembali ke sekolah.
“Begitu rupanya,” gumam So Hyun.
“Tapi ...” kata Byung Ho sambil meremas
tangannya yang gugup. “Apakah Ibu masih rutin menjenguk Han Su?” tanyanya,
pelan.
“Kenapa kamu bertanya?” tanya So Hyun,
heran.
“Aku hanya ingin tahu bagaimana
keadaannya. Aku ingin tahu, apakah dia bisa bangun,” jelas Byung Ho dengan
pelan.
So Hyun datang ke rumah sakit tempat
Han Su dirawat, namun ternyata Han Su telah dipindahkan sekitar sebulan yang
lalu ke rumah sakit yang lebih baik. Dan So Hyun bertanya, siapa yang
memindahkan Han Su.
Namun si perawat tidak bisa memberitahu
siapa yang memindahkan Han Su, tapi dia bisa memberitahu ke rumah sakit mana
Han Su di pindahkan. Dan So Hyun pun mengucapkan terima kasih padanya.
Rumah sakit Donghan. So Hyun duduk
disamping tempat tidur Han Su sambil memegang tangannya. Dia mengingat kembali
kejadian disekolah dulu.
Flash back
“Bagaimana kamu bisa berkelahi? Kamu
baru saja masuk SMA. Ketiga anak yang kamu lawan dirawat di rumah sakit. Kenapa
kamu melakukannya?” tanya So Hyun kepada Han Su yang tampak babak belur.
Byung Ho yang juga babak belur dan
berdiri disebelah Han Su, dia ingin menjawab. Tapi Han Su langsung menyela nya
dan menjawab. “Para bedebah itu mengganggunya. Mereka bilang dia menjengkelkan
karena dia penerima amal,” jawab Han Su.
Mendengar itu, Byung Ho tampak
berterima kasih kepada Han Su yang telah membela dirinya. Sementara So Hyun
malah menasehati Han Su agar walaupun itu demi teman, tapi tindakan kekerasan
tidak bisa dibenarkan.
“Kami bukan teman. Itu hanya membuatku
merasa kesal, karena aku juga penerima amal,” jelas Han Su, tegas dan serius.
Flash back end
Saat Moo Hyuk datang untuk menjenguk
Han Su, So Hyun pun bertanya apakah Moo Hyuk yang telah memindahkan Han Su ke
sini.
Dan Moo Hyuk membenarkan, sebab jika
Han Su mati, maka begitu juga dengan persidangan. Lalu Moo Hyuk menceritakan
pertemuan terakhir kali nya dengan Han Su di penjara, saat itu Han Su
menanyakan keadaan Su Ah kepadanya, tapi sebelum dia memberitahukan keadaan Su
Ah, pada malam hari Han Su telah melompat.
“Kenapa dia melakukan itu?” tanya So
Hyun, penasaran.
“Mungkin karena Lee Tae Seok,” jawab
Moo Hyuk. “CEO firma hukum yang membuat lisensi hukum ku di cabut di pekerjakan
oleh Lee Tae Seok agar Han Su dinyatakan bersalah dan menutup kasus nya diam-
diam. Dia juga orang yang memasukan Su Ah, yang ditinggalkan orang tuannya ke
Cheonmyung. Dia memberinya rumah dan semua kebutuhan Su Ah. Dengan amat
dermawan,” jelas Moo Hyuk.
Mendengar itu, So Hyun teringat kembali
cerita Yoon A mengenai Su Ah yang ntah darimana bisa memiliki pakaian, sepatu,
dan tas desainer.
“Kematian Su Ah dan upaya bunuh diri
Han Su. Lee Tae Seok ada di belakang itu semua,” jelas Moo Hyuk, memberitahu.
“Tapi bagaimana caranya... “ tanya So
Hyun, masih tidak bisa percaya.
“Dia mungkin membuat Han Su tidak punya
pilihan selain mati. Ada siswa Cheonmyung mengunjunginya setelah aku pergi hari
itu. Jika siswa itu bekerja sama dengan Lee Tae Seok... “ jelas Moo Hyuk.
Dengan perasaan syok mengetahui semua
itu, So Hyun menanyakan siapa murid tersebut. Dan Moo Hyuk menjawab bahwa murid
tersebut adalah Ahn Byung Ho. Mendengar itu, So Hyun tidak bisa percaya, sebab
bagaimana mungkin Byung Ho serta Tae Seok memiliki hubungan.
“Bagaimana kamu bisa menjelaskan alasan
hukuman tiba-tiba dibatalkan?” tanya Moo Hyuk. Dan So Hyun ingin membantah itu,
tapi Moo Hyuk dengan tegas langsung lanjut berbicara. “Aku yakin ada sesuatu di
antara Byung Ho dan Lee Tae Seok. Kita harus membuat Byung Ho bicara dan memberi
tahu pembicaraannya dengan Han Su hari itu. Jika Byung Ho memberikan kesaksian
terhadap Lee Tae Seok di pengadilan, kita bisa memenangi persidangan dan
membuktikan Han Su tidak bersalah.”
Dengan nada tidak senang, So Hyun
menanyakan apakah Moo Hyuk akan melakukan apapun untuk membuat Byung Ho
berbicara. Sama seperti Moo Hyuk memperlakukan Su Ah. Dan Moo Hyuk tidak bisa
membalas.
“Aku akan mencari tahu apa benar-benar
ada sesuatu dengan Pak Lee. Juga pembicaraannya dengan Han Su,” kata So Hyun
dengan optimis.
“Kita tidak punya waktu untuk menunggu
dia bicara. Begitu Han Su bangun ..” balas Moo Hyuk. Tapi So Hyun langsung
menyela.
So Hyun menuduh bahwa Moo Hyuk hanya
mementingkan persidangan saja, sementara baginya Byung Ho sama berharganya
dengan Han Su. Jadi karena itu, dia tidak akan membiarkan guru palsu seperti
Moo Hyuk melukai Byung Ho.
Mendengar itu, Moo Hyuk tertawa geli.
“Guru-guru Cheonmyung yang menyakitinya, bukan aku,” katanya.
“Apa maksudmu?” tanya So Hyun, tidak
terima.
“Mereka menerimanya sebagai penerima
amal agar terlihat baik. Mereka tahu dia dirisak hingga mau mati, tapi yang
mereka pedulikan hanyalah siswa VIP. Ketika dia mendapat masalah, mereka tidak
sabar mengusirnya. Itulah yang dilakukan para guru sejati. Sudah terlambat
untuk mengatakan aku orang yang menyakiti Byung Ho. Aku tidak akan
menerimanya,” jelas Moo Hyuk sambil menunjuk So Hyun.
Mendengar itu, So Hyun terdiam. Sebab
itu terdengar benar.
“Su Ah, Byung Ho, dan Han Su, yang
sedang berbaring di depan mata kita... Mereka semua adalah produk dari SMA
Cheonmyung yang mengerikan,” jelas Moo Hyuk.
“Tapi aku ..” sela So Hyun, ingin
membalas.
“Berbeda, bukan?” tebak Moo Hyuk
langsung. “Itu sebabnya kamu menghalangi. Kamu enggan menyakiti siapa pun dan
ingin melakukan segalanya hanya dengan cara yang benar. Sementara itu,
orang-orang yang kuhadapi tidak ragu memanfaatkan siswa untuk menutupi
dosa-dosa mereka. Sepuluh hari. Aku akan menepati janjiku. Tapi aku akan
melakukannya dengan caraku. Jadi, jangan saling menghalangi,” jelas Moo Hyuk, memperingatkan
So Hyun. Lalu dia pun pergi
Mendengar itu, So Hyun merasa pusing.
Dan tidak tahu harus bagaimana.
Ki Hoon datang ke kantor Jae Woo, tapi
sebelum dia masuk ke dalam ruangan. Jae Woo langsung mendorong dan menyuruhnya
agar pergi saja. Dan dengan kesal, Ki Hoon pun menolak untuk pergi.
Tepat disaat itu, Do Jin keluar dari
ruangan Jae Woo. Dan melihat Ayahnya, Ki Hoon tampak terkejut dan langsung
bersikap tenang. Begitu juga dengan Jae Woo.
Do Jin menatap mereka berdua, lalu dia
mengangkat tangannya yang memegang dokumen, dia seperti ingin memukul Ki Hoon.
Dan Ki Hoon dengan takut langsung menunduk. Tapi ternyata itu semua hanya
gertakan saja, Do Jin melemparkan dokumen ditangannya kepada Jae Woo.
Mendengar suara berisik tersebut,
sekretaris Kim pun merasa penasaran. Dan mengintip dari dalam ruangan.
“Bukankah kamu seorang pengacara?
Kenapa membiarkan anak kecil memerintahmu? Ada tumpukan gugatan yang tertunda,”
kata Do Jin dengan halus tapi tajam.
“Maafkan aku,” balas Jae Woo.
Do Jin kemudian menyuruh Ki Hoon untuk
mengikutinya. Dan dengan menurut, Ki Hoon mengikutinya.
Didalam mobil. Do Jin menanyakan apakah
Ki Hoon seorang pria, dan kenapa Ki Hoon masih belum melupakan Su Ah. Jika Ki
Hoon memang ingin berpacaran, maka Ki Hoon bisa menemukan gadis lain, alih-
alih terobsesi dengan gadis yang mati.
“Tapi kita masih belum tahu siapa yang
membunuhnya. Apa Han Su benar-benar membunuhnya? Bagaimana jika... “ kata Ki
Hoon. Dan Do Jin mengangkat tangannya seperti ingin memukul, tapi kemudian
dengan lembut dia mengelus kepala Ki Hoon.
“Han Su membunuhnya. Pasti. Tidak
diragukan lagi. Jadi, berhentilah mempertanyakan nya. Mengerti?” kata Do Jin
dengan tegas, dan tidak mau dibantah.
“Ya,” jawab Ki Hoon, takut.
Dicafe. Sekretaris Kim menunjukan
daftar kasus yang diberikan oleh Tae Seok kepada firma mereka, selain dari
kasus Han Su. Seperti kasus penyerangan, menyetir sambil mabuk, menghalangin
penegakan hukum, dan Do Jin menugaskan itu semua kepada Jae Woo secara pribadi.
“Kapan itu dimulai?” tanya Moo Hyuk,
sambil membaca dokumen yang ada.
“Dua tahun yang lalu,” jawab Kim.
Mengetahui itu, Moo Hyuk berkomentar bahwa itu tampaknya sebuah pertukaran yang
amat besar. Tapi kini buntut nya di potong.
Kim kemudian teringat tentang Ki Hoon
yang datang untuk menemui Jae Woo lagi barusan, dan dia memberitahu kan itu
pada Moo Hyuk.
Pagi hari. Didalam kelas yang sepi,
Kang Jae berbicara berdua bersama dengan Ki Hoon. Awalnya mereka hanya
berbicara basa- basi, tapi kemudian pembicaraan mereka mulai mengarah ke arah
yang lebih serius. Yaitu tentang Su Ah.
Ki Hoon sudah mengetahui identitas asli
Kang Jae. Dia tertawa geli, sebab guru sementara yang membuatnya merasa kesal,
ternyata adalah pengacara yang bekerja dibawah Ayahnya. Lalu dia menanyakan
siapa yang mencetuskan ide konyol agar Moo Hyuk merubah identitas menjadi guru
palsu bernama Kang Jae.
Dan Kang Jae balas tertawa kecil, dia
bertanya lantas siapa yang mencetuskan ide konyol untuk memamerkan foto- foto
itu disekolah. Mulai dari menguntit sampai memotret secara diam- diam, Kang Jae
menebak bahwa Ki Hoon pasti jatuh cinta setengah mati kepada Jung Su Ah.
“Aku tidak paham maksudmu. Aku
memamerkan apa?” tanya Ki Hoon, berpura- pura polos. Dan Kang Jae menunjukan
foto yang ada di hapenya, dia meminta Ki Hoon untuk berhenti berpura- pura.
“Cintamu untuknya kentara sekali dalam
foto-foto itu,” kata Kang Jae.
“Aku kecewa. Karena identitasmu telah
terungkap dan rencanamu gagal, begitukah caramu agar merasa lebih baik?” tanya
Ki Hoon, tidak ingin kalah.
“Aku tidak tertarik mengalahkanmu. Lagi
pula, kamu tidak membunuh Su Ah. Kita berdua sama saja. Kamu bisa membeberkan
soal diriku sejak awal, tapi nyatanya tidak. Kenapa? Karena kamu penasaran.
Kamu ingin tahu siapa pembunuh Su Ah sebenarnya,” kata Kang Jae dengan nada
pelan tapi tegas.
Mendengar itu, Ki Hoon mulai serius.
Dan Kang Jae tersenyum senang melihat ekspresi serius Ki Hoon tersebut.
“Memang klise, tapi ada pepatah yang
cocok untuk kita. Musuhnya musuhku adalah temanku,” kata Kang Jae dengan
bangga. Lalu dia menanyakan, apakah pria yang berada di foto bersama Su Ah
adalah benar Tae Seok, sebab firasatnya mengatakan bahwa Tae Seok lah yang
telah membunuh Su Ah.
“Ya, dia orangnya. Aku mengambil foto
itu di hotel,” jawab Ki Hoon.
Flash back
Kompetisi foto SMA. ‘Menangkap Dunia’.
Ki Hoon datang ke hotel tersebut untuk mengikuti kontes itu. Namun disana,
tanpa sengaja dia malah melihat Su Ah lewat. Jadi dia pun mengikuti Su Ah,
karena penasaran.
Su Ah berpakaian serba hitam, dan tampak
sangat cantik.
Saat Su Ah memasuki lift, Ki Hoon
memperhatikan dilantai berapa Su Ah berhenti. Lalu setelah itu dia masuk ke
dalam lift lain dan menuju ke lantai 34. Ternyata lantai tersebut adalah klub
dan kolam berenang.
Dengan heran, Ki Hoon memperhatikan ke
seluruh tempat. Kemudian dia pun berhasil menemukan Su Ah yang sedang berenang.
Dengan segera dia mengeluarkan kamera nya dan memotret Su Ah.
Tapi tiba- tiba seorang pegawai
menghalanginnya, dia ingin memeriksa kamera Ki Hoon. Tapi Ki Hoon menolak untuk
memberikan kamera nya. Namun si pegawai malah mengajak nya untuk pergi dan
berbicara di luar, jadi Ki Hoon pun mengikutinya.
“Sekarang, serahkan kameramu. Aku harus
memeriksa kamu memotret apa saja,” pinta si pegawai dengan ramah.
“Ini kamera film, kamu belum bisa
melihatnya,” balas Ki Hoon, ketus.
Merasa tidak sabar lagi terhadap Ki
Hoon, maka si pegawai dengan paksa langsung merebut kamera Ki Hoon untuk
mengambil filmnya, sebab tempat ini adalah tempat privat, jadi dilarang untuk
memotret disini.
Ki Hoon protes dengan kesal, tapi saat
dia melihat Tae Seok, dia pun langsung menyuruh agar si pegawai melupakan
kejadian sekarang. Jika tidak maka dia akan melaporkan si pegawai ke manajer di
tempat ini, sebab dirinya juga adalah seorang pelanggan ditempat ini.
Mendengar itu, si pegawai memperhatikan
Ki Hoon. Lalu dia mengembalikan kamera milik Ki Hoon, dan membiarkannya untuk
pergi. Kemudian setelah yakin, Ki Hoon pergi, maka dia pun kembali ke
tempatnya.
Namun ternyata Ki Hoon tidak langsung
pergi. Secara diam- diam dia menyelinap kembali ke dalam klub untuk memotret Su
Ah.
Flash back end
“Kamu masih menyimpannya, bukan? Mustahil kamu membakar semua itu. Karena itu bukti amat penting yang bisa menunjukkan hubungan antara keduanya,” kata Kang Jae, menjelaskan.
“Memang kenapa jika masih ada?” tanya
Ki Hoon.
“Serahkan semuanya kepadaku. Lantas,
akan kutemukan siapa pelaku sebenarnya,” balas Kang Jae, menawarkan kebenaran
yang menggoda.
Ki Hoon menyebutkan kembali peribahasa yang barusan Kang Jae katakan. "Musuhnya musuhku adalah temanku." Dia menjelaskan bahwa setahunya, pangeran persia yang mengatakan hal itu, kepalanya di pernggal akibat dikhianati oleh pelayan yang bersekongkol dengannya.
“Musuhnya musuh kita bukanlah teman,
tapi musuh lainnya. Aku sudah membakar semua foto itu untuk mengesalkanmu
karena kamu tidak tahu diri dan banyak tingkah. Karena kini rencanaku berhasil,
aku tidak tertarik denganmu lagi,” kata Ki Hoon dengan sikap bangga dan
mengejek. Lalu dia berniat pergi.
“Bagaimana jika ayahmu terlibat dalam insiden ini?” tanya Kang Jae, menghentikan langkah Ki Hoon yang ingin pergi. “Orang yang memintaku mengurus kasus Kim Han Su adalah Presdir Lee Do Jin. Begitu kuungkap Jung Su Ah adalah wanita panggilan di persidangan, dia langsung mengeluarkanku dari kasus itu. Menurutmu kenapa dia begitu?” tanya Kang Jae.
“Entahlah. Mungkin dia tidak tahan
dengan performa burukmu,” balas Ki Hoon.
Mendengar itu, Ki Hoon langsung
mendekati Kang Jae dan bertanya dengan raut penasaran. “Siapa mereka?”
tanyanya.
Tepat disaat itu, para murid mulai berdatangan ke dalam kelas. Jadi Kang Jae pun menghentikan pembicaraan mereka, dia menyuruh Ki Hoon untuk mencari tahu jawabannya sendiri, setelah itu dia akan memberitahu apa itu benar atau salah.
Kang Jae menepuk pelan pipi Ki Hoon
sambil tersenyum puas. Lalu dia keluar dari dalam ruangan kelas.
Tags:
Class Of Lies