Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 6 - part 1


Semua karakter, organisasi, tempat, kasus dan insiden dalam drama ini fiktif
Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 6 – part 1
Network : OCN


Sesudah mendengarkan perkataan Kang Jae, Byung Ho tetap ingin menghabisi Joon Jae. Namun sebelum dia melakukannya, So Hyun meneriakinya dan mencoba untuk berbicara baik- baik dengannya.
“Ahn Byung Ho! Kamu pernah bilang bahwa di luar sekolah, yang lemah dan miskin menderita. Ya, itu benar. Itu kenyataan. Tapi karena itu, setidaknya di sekolah, kamu tidak boleh diperlakukan secara tidak adil. Apa yang kamu alami dan rasakan di sini akan mengubah kenyataan yang kamu jalani. Ibu tidak bisa berbuat banyak, tapi akan ibu bantu sampai akhir. Ibu tidak sempurna, tapi akan ibu lakukan yang terbaik. Agar kamu tidak lagi menderita,” jelas So Hyun, berjanji.

Mendengar semua itu, Byung Ho pun melepaskan Joon Jae dan menyimpan pisau nya. Tapi setelah itu, Joon Jae malah berbisik di telinga Byung Ho dan mengancamnya. Joon Jae mengancam akan merisak ‘adik’ Byung Ho hingga ‘adik’ berharap mati saja. Dan jika ‘adik’ bunuh diri, maka itu salah Byung Ho.
Mendengar ancaman tersebut, Byung Ho kembali merasa emosi. Dia mengeluarkan kembali pisau siletnya, dan meneriaki Joon Jae. “Bedebah!” teriaknya sambil mengarahkan pisau siletnya.

Namun Kang Jae segera menghalangin Byung Ho agar tidak melukai Joon Jae. Sehingga karena hal itu, maka tangan Kang Jae lah yang terluka.
So Hyun cemas dan mau mendekat, tapi Kang Jae langsung berteriak bahwa dia tidak apa- apa. “Tidak masalah. Tidak apa-apa. Aku yang menjulurkan tanganku. Kita bisa menyelesaikannya. Yang penting kamu berhenti,” kata Kang Jae untuk menenangkan Byung Ho yang tampak syok.

“Dia bilang akan menyiksa adikku juga,” jelas Byung Ho, memberitahu.
“Jika kamu menjadi penjahat, apakah adikmu akan bahagia? Jika kamu benar-benar menyayanginya, letakkan cutter-nya sekarang juga. Merusak hidup mereka sebab mereka tidak bisa menahan emosi. Aku muak dengan orang-orang seperti itu,” pinta Kang Jae dengan tegas.

Mendengar itu, Byung Ho menatap ke sekelilingnya. Dia memperhatikan tatapan setiap orang kepadanya, lalu dia pun melepaskan cutter yang dipegangnya. Melihat itu, Kang Jae pun merasa lega. Dan So Hyun segera mendekati Byung Ho.

Young Hye datang untuk melihat ada apa. Dan melihat semua kekacauan yang ada, dia pun berteriak marah. Namun saat dia melihat tangan Kang Jae yang terluka, dengan perhatian dia menanyakan apa yang terjadi.
Byung Ho berlindung dibelakang So Hyun dan menahan ketakutannya.

Beom Jin memperhatikan semua kejadian itu dari luar. Tae Ra lalu datang dan ikut melihat ada apa.


So Hyun memperban tangan Kang Jae yang terluka. Lalu setelah itu, mereka berdua pun mengobrol. So Hyun menanyakan, apakah Kang Jae akan terus berbohong dan dia berpendapat Kang Jae pasti menganggap dirinya lucu, saat dia datang ke rumah Kang Jae untuk berbicara. Lalu dia menanyakan dengan tegas, apa alasan Kang Jae datang ke sekolah mereka, apakah untuk mendapatkan saksi yang berkata Su Ah memiliki sponsor dan foto sebagai bukti.
Mendengar semua itu, Kang Jae hanya diam saja. Dan membiarkan So Hyun untuk mengeluarkan semua emosinya.

“Foto-foto yang kamu serahkan sebagai bukti bahwa Su Ah memiliki sponsor. Itu seperti foto-foto palsu kami. Jika kamu tidak memalsukan fakta berdasarkan gosip tidak jelas yang dibuat anak-anak. Han Su … Dia tidak akan berbohong dan mengaku bahwa dia membunuh Su Ah,” kata So Hyun dengan emosi.
“Aku hanya melakukan pekerjaanku sebagai pengacara Han Su,” balas Kang Jae.

“Tidak. Kamu hanya ingin memenangkan kasus ini. Jika kamu pernah berpikir barang sekali saja, betapa berartinya Su Ah bagi Han Su, kamu tidak akan melakukannya,” kata So Hyun, tidak setuju.
“Ya, aku ingin menang,” aku Kang Jae. “Han Su menghancurkannya sendiri. Satu- satunya kesalahanku selama seluruh persidangan adalah tidak mengetahui betapa bodohnya Han Su. Jika aku tahu, akan kubuat dia mengakui tuduhannya dan membusuk di penjara selama bertahun-tahun,” jelas Kang Jae.

Mendengar itu, So Hyun semakin tidak menyukai Kang Jae, menurutnya Kang Jae adalah orang yang mengorbankan Su Ah agar bisa memenangkan persidangan, namun sekarang Kang Jae malah menyalahkan Han Su.
Malas perdebat dan berbicara dengan So Hyun, maka Kang Jae pun menghela nafas dan berniat pergi. Tapi So Hyun menghentikannya.
“Aku harus menemui Byung Ho. Dia pasti sangat cemas sekarang, dan sepertinya kamu sama sekali tidak peduli untuk memeriksanya,” jelas Kang Jae.
“Lalu bagaimana kamu akan memanfaatkan Byung Ho? Aku tidak butuh bantuan dari orang-orang sepertimu, jadi, jangan ikut campur soal Byung Ho, Han Su, dan Su Ah. Aku tidak akan membiarkanmu mendekati siswa kami lagi,” balas So Hyun dengan berteriak keras. Lalu dia pergi.
Young Hye menjelaskan kepada Tae Seok bahwa tidak ada diantara Byung Ho maupun Joon Jae yang menguntungkan bagi mereka. Sehingga lebih baik mereka menggunakan ini untuk menyingkirkan dua orang tersebut dan menerima dua siswa baru lewat wawancara orang tua.
“Kamu bisa mengurusnya sendiri? Aku tidak bisa membuang waktu untuk hal semacam ini,” kata Tae Seok dengan kesal kepada Young Hye.

Saat Beom Jin serta Tae Ra mendekat, dengan segera Tae Seok merubah sikap menjadi lebih ramah.  Dia menanyakan tentang acara resital Tae Ra nantinya. Namun Beom Jin sama sekali tidak berniat untuk bersikap baik kepada Tae Seok.

“Bapak diundang?” tanya Beom Ji kepadanya.
“Aku? Ini resital siswa. Apakah aku perlu undangan?” tanya Tae Seok, heran.
“Tidak sopan hadir tanpa undangan, siapa pun orangnya. Jangan paksa guru untuk hadir seolah-olah itu acara sekolah. Jika seseorang mengeluh, itu akan merepotkan Tae Ra dan ibunya,” jelas Beom Jin, memperingatkan. Lalu setelah itu dia dan Tae Ra pun berjalan pergi.
Dengan terpaksa Tae Seok pun tersenyum kepada mereka. Namun sesudah itu, dia mengeluh tentang anak- anak yang berani bicara seenaknya kepada dirinya.
Tae Ra menanyakan kenapa Beom Jin bersikap seperti itu, kepadahal Tae Seok adalah orang yang menjaga mereka di sekolah.
“Dia mengambil sebanyak itu dari sekolah. Dari orang tua kita. Semuanya ada harganya,” jelas Beom Jin, dingin.
“Ya, tapi …”
“Aku merasa seperti sandera setiap kali melihatnya, dan aku tidak suka itu. Rasanya menjijikkan mengetahui orang memanfaatkanmu,” sela Beom Jin, menjelaskan.

Tae Ra berpendapat bahwa Beom Jin seharusnya tetap tidak boleh bersikap seperti itu kepada Tae Seok. Dia tahu Beom Jin hebat sebab bisa menjadi siswa peringkat satu di angkatan serta memenangkan penghargaan apapun yang Beom Jin inginkan tanpa bantuan Tae Seok.
Mendengar itu, Beom Jin menghela nafas dan berjalan pergi.
Diruangan Konseling. So Hyun meminta agar Byung Ho tidak perlu khawatir, karena tidak ada yang terluka parah dan Kang Jae tampak tidak akan mempermasalahkannya.

“Kurasa aku sedang dihukum,” gumam Byung Ho, pelan.
“Dihukum? Untuk apa?” tanya So Hyun, heran.

Sebelum Byung Ho sempat menjawab, Hye Soo datang dan memanggil So Hyun. Dia memberitahukan bahwa Young Hye meminta semua guru untuk berkumpul, dan karena itu maka So Hyun pun meninggalkan Byung Ho sendirian diruangan.
Dengan tangan gemetar, karena takut, Byung Ho meremas celananya.
Young Hye memberitahu para guru agar memanggil kedua orang tua Byung Ho serta Joon Jae, dan minta mereka untuk mengeluarkan anak- anak mereka dari sekolah. Dan jika mereka tidak mau, maka beritahu bahwa pihak sekolah yang akan mengeluarkan.

Mendengar itu, So Hyun membuka suara. Dia menanyakan, apakah Young Hye tidak akan mencari tahu kenapa ini terjadi. Dan Young Hye menjawab bahwa dia tidak peduli, karena semuanya sudah jelas, satu murid melemparkan kursi keluar jendela dan satu murid nya lagi menghunuskan cutter sampai melukai seorang guru. Jadi karena alasan tersebut, maka mereka tidak bisa mempertahankan Byung Ho dan Joon Jae.

“Byung Ho diserang dan diancam di sekolah oleh Joon Jae dan siswa lain. Aku akan berbicara dengan Byung Ho dan Joon Jae, serta mencari tahu apa yang terjadi. Putuskan bagaimana cara menghukum mereka setelah itu,” jelas So Hyun, meminta kelonggaran pada Young Hye.
Mendengar itu, Hye Soo memperingatkan kode khawatir kepada So Hyun. Dia seperti meminta agar So Hyun tidak berbicara sembarangan. Tapi So Hyun tetap berbicara. Dan Mi Joo tampak menganggumin keberanian So Hyun.

“Itu ucapan yang berbahaya. Maksudmu kita harus mengakui bahwa seorang siswa dirisak oleh sekelompok siswa di sekolah kita?” tanya Young Hye.
“Ya. Kita harus akui, jika itu benar,” jawab So Hyun, tegas.
“Maksudmu kita harus memanggil semua orang tua, mengadakan komite, dan menyampaikan bahwa ada insiden penikaman di sekolah kita? Setelah kita susah payah menutupi insiden semester lalu?” tanya Young Hye dengan kesal dan marah. “Aku akan langsung ke intinya. Jika hanya kita anggap sebagai pertengkaran dua siswa, itu akan lebih baik bagi siswa lain. Itu tidak akan berdampak buruk bagi sekolah,” kata Young Hye dengan lebih tenang.

So Hyun tetap tidak terima. Dia mengusulkan agar mereka membuat petisi ke Dinas Pendidikan untuk meminta pihak tersebut menyelidiki kekerasan disekolah mereka dan mengungkapkan kebenarannya.
Mendengar itu, Young Hye mendengus dan bertanya apa yang So Hyun katakan sekarang. Dan So Hyun menjelaskan bahwa ini karena sekolah mereka tidak akan melakukan penyelidikan, maka dia akan meminta bantuan Dinas Pendidikan. Sebab ini tidak adil bagi Byung Ho, menurutnya.

Young Hye berdiri dengan marah. “Bu Ha, kamu bisa bertanggung jawab atas ucapanmu barusan? Dinas Pendidikan? Beraninya kamu mengancamku seperti itu.”
“Mengancam? Aku mengancam Anda?” tanya So Hyun, berani.
“Kamu baru saja melakukannya. Kamu bilang akan mengajukan petisi ke Dinas Pendidikan agar mereka menyelidiki sekolah kita,” balas Young Hye.
“Byung Ho-lah yang diancam. Dia diancam bahwa dia harus pindah ke sekolah lain karena melakukan kejahatan. Jika perkataanku terdengar seperti ancaman bagi Anda, itu salah Anda, bukan salahku,” balas So Hyun, emosi. Lalu setelah itu dia pamit harus pergi dengan alasan dia sibuk memberi konseling bagi siswa dan menulis petisi.
Young Hye dengan marah meneriaki agar So Hyun berhenti. Tapi So Hyun mengabaikannya dan pergi keluar dari ruangan.

Kang Jae kemudian meringis kesakitan, dia beralasan bahwa lukanya sedikit sakit sehingga dia membutuhkan istirahat beberapa hari. Dan dengan ketus, Young Hye bertanya ‘beberapa hari untuk luka seperti itu?’
“Sepertinya aku harus berobat. Mungkin aku terkena tetanus. Haruskah aku meminta surat dokter? Bisakah ini disebut kecelakaan industri?” tanya Kang Jae.
“Tampaknya ada satu lagi masalah di sini. Istirahatlah sehari,” kata Young Hye dengan kesal. Tapi dia tetap memberikan izin pada Kang Jae.
Mi Joo mengirimkan pesan kepada So Hyun dan memintanya untuk bertemu. Dan lalu mereka pun bertemu di taman serta mengobrol. Mi Joo meminta maaf atas sikap nya pada malam itu, kepadahal So Hyun hanya mencemaskannya.
“Tidak apa-apa. Kamu pasti ketakutan dan bingung,” kata So Hyun, ramah.
Mi Joo memuji So Hyun luar biasa, tapi dia juga merasa sedih untuk So Hyun. Tentang yang terjadi pada Han Su, Byung Ho, dan Joon Jae. So Hyun selalu berjuang untuk mereka dengan melawan sekolah dan guru lainnya. Lalu dia menanyakan, bukankah itu hanya menyusahkan diri So Hyun sendiri, karena walaupun So Hyun melakukan itu tapi tidak akan ada yang mengakui So Hyun.

“Kamu benar. Ini sangat sulit. Aku tidak berharap mendapatkan pengakuan. Aku senang selama tidak dibilang usil,” jelas So Hyun.
“Kenapa kamu berusaha begitu keras? Sejujurnya, Bu Jun tidak sepenuhnya salah,” balas Mi Joo.
So Hyun menjawab bahwa itu karena dia ingin membela muridnya. Jika dia menjadi murid tersebut, dan tidak ada guru yang berpihak kepadanya, maka dia akan sangat sedih dan sakit hati. Itulah alasan nya.

“Aku akan membelamu juga. Jadi, bicaralah kepadaku kapan saja. Kamu tidak perlu memanggilku keluar diam-diam seperti ini,” kata So Hyun, tulus. “Lalu, jika aku mendapat masalah, kamu bisa membelaku juga,” lanjutnya sambil tertawa.
Tapi Mi Joo hanya diam dan tidak menanggapi sama sekali.

Didalam ruangan mewah. Ki Hoon tertawa keras melihat video anjing penjaganya (Joon Jae) yang dihajar oleh Byung Ho. Tidak tahan mendengar itu, Ye Ri pun berkomentar bahwa dia terlalu malu untuk bersekolah di tempat ini. Lalu dia mengatai betapa sombongnya Ki Hoon sejak Kim Han Su pergi.
“Kamu mencoba membuatku kesal lagi,” kata Ki Hoon dengan tenang. “Masa bodoh apapun yang dilakukan para pecundang itu.”

“Kamu bilang dia anjing penjagamu. Maka kamu seharusnya mengendalikan dia. Dia berkelahi dengan Kim Han Su dan kini dengan Ahn Byung Ho? Kamu menyuruhnya bertarung hanya melawan mereka yang miskin?” komentar Ye Ri.
Mendengar nama Kim Han Su disebut, Ki Hoon dengan emosi melemparkan botol kaca ke dinding. Lalu dia berbicara dengan suara pelan yang mengintimidasi. “Sudah kuperingatkan. Kubilang jika kamu bicara omong kosong sekali lagi, bukan hanya pergelangan tanganmu yang sakit.”

Ye Ri tidak takut, dengan berani dia menanyakan kenapa Ki Hoon selalu begitu sensitif setiap kali membicarakan soal Kim Han Su. Dan menyebut Kim Han Su sebagai pembunuh.
“Dia membunuh seseorang. Harus kupanggil apa lagi dia? Jika bukan dia, siapa lagi pembunuh Jung Su Ah?” tanya Ki Hoon, emosi.
“Kepala Pelayan Lee pelakunya. Bukankah Kepala Pelayan Lee dan Su Ah punya afair? Mungkin saja dia membunuh Su Ah untuk membungkamnya,” balas Ye Ri.

Beom Jin menyela perdebatan mereka berdua, dia meminta agar mereka berdua tidak membicarakan itu lagi, karena Su Ah dulunya adalah teman mereka dan Su Ah hanyalah gadis malang yang terbunuh dalam insiden mengerikan.
“Teman? Kami tidak menganggap gadis kotor itu sebagai teman. Kenapa kamu selalu memihaknya setiap kali kita membicarakannya?” kata Tae Ra, marah. Lalu dia pergi.

“Sebaiknya tutup mulutmu. Atau aku akan membunuhmu,” kata Ki Hoon memperingatkan Ye Ri. Lalu dia pergi juga. Dan suasana pun menjadi canggung.

Joon Jae mengirimkan pesan kepada Jung Taie. Dia meminta Jung Tae untuk memastikan bahwa tidak akan ada orang yang datang ke ruangan band.
Jung Tae mengiyakan perintah Joon Jae. Namun sebenarnya dia merasa cemas juga, dia menanyakan bahwa Joon Jae tidak akan mengadukannya juga kan. Dan Joon Jae memperingatkan Jung Tae untuk tutup mulut.
Kim, wanita yang dulunya menjadi sekretaris Moo Hyuk. Dia datang menemui Moo Hyuk di café, dan ketika dia melihat tangan Moo Hyuk yang di perban, dia bertanya dengan cemas apa yang terjadi. Dan Moo Hyuk menjawab bahwa berkat luka ini, maka dia mempunyai waktu luang.

Moo Hyuk kemudian memberikan foto Tae Seok kepada Kim. “Jika orang ini datang ke firma hukum, beri tahu aku.”
“Siapa dia?” tanya Kim.
“Manajer Umum SMA Cheonmyung, Lee Tae Seok. Dia pasti orang yang meminta Presdir Lee Do Jin untuk membela kasus Kim Han Su,” jelas Moo Hyuk.

Mendengar nama Tae Seok disebut, Kim pun teringat tentang polisi yang ada menghubungin mereka. Polisi mengatakan bahwa ada seseorang yang meminta kompensasi atas pelanggaran hak properti dirumah tempat Jung Su Ah dibunuh.
“Pelanggaran hak properti? Bukankah rumah itu kosong? Apakah itu perusahaan konstruksi?” tanya Moo Hyuk.
“Bukan. Orang yang kamu sebutkan, Lee Tae Seok, membeli rumah itu.”
Mengetahui itu, Moo Hyuk bergumam sendiri. Dia bergumam tentang betapa jelasnya niat mereka yang berpikir bahwa ini semua sudah berarkhir.

Kim kemudian memberitahukan tentang Ki Hoon, putra presdir yang sebelumnya Moo Hyuk sebutkan, beberapa hari lalu Ki Hoon datang ke kantor menemui Jae Woo dan meminta berkas kasus Han Su.
“Mm. Belakangan ini, Pengacara Song sering meneleponku dan memintaku untuk bergabung dengan timnya,” kata Kim dengan pelan.
“Kenapa kamu tidak bergabung dengan timnya?” balas Moo Hyuk dengan santai.
“Apa? Boleh?” tanya Kim, semangat.
“Kenapa tidak? Kamu harus minta kenaikan gaji yang besar padanya. Pastikan kamu mendapat semua insentif juga,” jawab Moo Hyuk dengan maksud tersembunyi. Dan Kim tersenyum mengiyakan.

Post a Comment

Previous Post Next Post