Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
08
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Tong Nian senyum-senyum bahagia mengingat
pertemuannya dengan Shangyan tadi. Ayah melihatnya. Dia memanggil Tong Nian
dengan lembut dan memberikan ibie atau bubur ya (?) untuk Tong Nian makan. Ayah
kemudian membahas kalau tahun lalu kan Tong Nian ada membawa temannya Zheng Hui
datang pai cia (berkunjung) ke rumah, jadi tahun ini ajak lagi. Tong Nian
setuju tapi dia tidak bisa mengundang mereka besok datang karena besok kan hari
tahun baru, ya pasti di rayakan di rumah masing-masing.
--
Shangyan pulang dan menangkap basah Demo yang
sedang masak mie. Demo langsung tampak gugup dan menjelaskan kalau dia masak
mie untuk snack. Shangyan sepertinya khawatir kalau Demo hanya makan mie di
malam tahun baru. Demo langsung bilang kalau Wu Bai tadi pulang sudah membawakan
banyak makanan enak untuknya dan ini adalah ronde kedua-nya.
“Dimana kakek?” tanya Shangyan.
“Setelah kapten membawanya pulang, kakek langsung
tidur. Kakek hari ini cukup bahagia,” jawab Demo.
“Oke. Setelah kau selesai makan, datanglah ke
kamar ku untuk test kecepatan tanganmu,” perintah Shangyan.
Demo langsung protes. Ini kan malam tahun baru.
Masa harus test kecepatan tangan. Shangyan langsun janji kalau Demo lulus test,
dia akan memberikan hadiah besar untuk Demo. Walau begitu, Demo tetap protes,
siapa yang bisa mengalahkan Shangyan? Wu Bai saja tidak bisa, apalagi dirinya.
Shangyan langsung melotot tidak suka dengan perkataan Demo yang tidak percaya
diri. Demo melihat Shangyan yang melotot langsung seperti tersadar dan berkata
akan melakukan test-nya.
--
Tong Nian sedang di dalam kamar dan galau. Dia
ingin mengirim pesan pada Shangyan melalui WeChat. Tapi, itu semua hanyalah
niat, karena dia tidak berani melakukannya.
--
Demo sedang berada di kamar Shangyan untuk test
kecepatan tangan. Tapi, hasilnya tidak memuaskan. Shangyan yang memperhatikan,
memarahi Demo karena hasilnya itu. Lagi marah, ponselnya malah bunyi, tanda ada
pesan masuk. Demo langsung bersemangat. Apakah Tong Nian yang mengirim pesan
pada Shangyan? Shangyan menyuruhnya untuk tidak bicara dan lanjut latihan.
Shangyan sedikit menjauh dan melihat isi pesannya.
Dari Predestined Tonight Café yang
mengucapkan Happy Chinese New Year. Dan kita semua tahu, kalau itu adalah pesan
dari Tong Nian. Shangyan hanya membaca dan tidak membalas apapun.
Layar TV menyiarkan acara pergantian tahun. Dan
tepat di angka 1, Demo langsung datang menghampiri Shangyan. Dengan
bersemangat, Demo langsung mengucapkan : Happy Chinese New Year! Dia
benar-benar senang hingga memeluk Shangyan. Shangyan dengan ramah juga
mengucapkan Happy Chinese New Year padanya Kemudian, dia menyuruh Demo lanjut
latihan test kecepatan tangan.
Demo tampak sedikit sedih. Dia ragu mau balik.
Tapi, setelah dia balik, Shangyan akhirnya bilang kalau dia hanya bercanda.
Demo benar-benar bahagia.
--
Pagi hari,
Shangyan masih tidur, tapi kakek sudah datang dan
berteriak di depan kamarnya menyuruhnya untuk bangun. Sudah jam 7, jadi segera
bangun! Shangyan kesal karena dia masih mau tidur lebih lama. Kakek terus
mengomel di depan pintu, menyuruh Shangyan untuk membuka pintu. Wu Bai saja
sudah bangun dan lagi lari pagi. Jadi, cepatlah bangun! Shangyan dengan
terpaksa bangun.
--
Wu Bai lagi lari pagi dengan santai dan melihat
Shangyan yang duduk di depan rumah sambil main gameboy. Wu Bai bingung, kenapa
Shangyan bangun pagi? Shangyan langsung mengomel Wu Bai yang kenapa malah lari
pagi di hari pertama Tahun Baru? Wu Bai menjawab singkat kalau itu kebiasannya.
“Aku sudah sibuk sepanjang tahun, hanya ada
beberapa hari untuk aku beristirahat. Sekarang, semua itu tidak berguna,” kesal
Shangyan.
Wu Bai diam saja dan henak masuk ke dalam rumah.
Tapi, Shangyan melarangnya masuk dan memintanya untuk lari satu putaran lagi. alasannya?
Jika Wu Bai lari satu putaran lagi, dia bisa lebih lama diluar. (Hahahaha, dia
takut kalau masuk, kena omel kakek lagi).
“Baik, tapi kau lari bersamaku,” ujar Wu Bai dan
menarik Shangyan untuk lari bersama.
Eh, bukannya lari, Shangyan malah meminjam sepeda
tetangga yang kebetulan di parkir depan rumah. Dia lebih milih naik sepeda
daripada lari.
--
Kakek sedang nonton kaset tv lagu-lagu tahun baru
China. Demo yang baru turun dari kamar, langsung duduk menemani kakek menonton.
Dia dan kakek sudah sangat akrab.
Wu Bai dan Shangyan akhirnya pulang. Begitu
melihat mereka pulang, kakek langsung menyuruh Shangyan untuk tidak masuk kamar
lagi untuk tidur. Sementara Wu Bai, pergi ke dapur untuk minum. Shangyan kesal
dengan kakek.
“Kau sudah belanja kemarin?” tanya Shanyan pada
Demo.
“Tidak. Kemarin, kakek bilang padaku untuk tidak
memasak,” jawab Demo.
Shangyan langsung menatap kakek dan bertanya, apa
yang kakek inginkan? Kakek langsung berkata kalau hari ini kan hari pertama
tahun baru, jadi dia ingin mengundang cucu menantunya untuk datang membuatkan
dumpling untuknya.
“Kau punya cucu menantu?” tanya Shangyan. “Kau
pacaran?” tanyanya pada Wu Bai.
“Jangan pura-pura,” balas Wu Bai.
Dan kakek
langsung berkata kalau yang dia maksud adalah Tong Nian. Dia kemarin melihat dengan
seksama kalau Shangyan tampaknya belum terlalu akrab dengan Tong Nian, jadi dia
membantu Shangyan mencari alasan untuk membawa Tong Nian kemari untuk merayakan
Tahun Baru.
Shangyan menghela nafas panjang. Dia menyuruh Demo
untuk ikut dengannya sekarang. Demo akan membuat makan siang, sementara dia
yang akan membuat makan malam.
“Wei. Wei. Kalau gitu, siapa yang menjemput Tong
Nian?” tanya kakek.
“Aku akan pergi menjemputnya untukmu,” ujar
Shangyan dan langsung keluar rumah.
Kakek baru sadar kalau Shangyan kan belum tukar
baju. Dia menyuruh Shangyan tukar baju karna pasti sekarang badan Shangyan bau
karena baru siap lari. Shangyan menjawab asal kalau aroma badannya masih hebat.
--
Shangyan dan Demo akhirnya tiba di depan rumah
Tong Nian. Tapi, udah tiba, Shangyan bukannya turun, malah hanya diam di dalam
mobil. Demo menduga kalau Shangyan takut ketemu mertua, ya? Mereka sudah di
sini selama 10 menit.
“Aku tidak melakukan hal yang buruk, kenapa aku
harus takut?” bantah Shangyan. “Ikut aku.”
Dan akhirnya Shangyan keluar, berjalan menuju
depan rumah Tong Nian. Demo menghentikannya, karena apa Shangyan mau datang
dengan tangan kosong di hari tahun baru? Apa Shangyan tidak akan membeli
sesuatu? Seperti kacang, kuaci, snack atau sesuatu seperti itu. Kalau ada uang,
bisa belikan ikan atau udang. Setidaknya, jangan datang dengan tangan kosong.
Dan juga, rasanya tidak etis kalau dia ikut masuk ke dalam.
Shangyan ternyata mendengarkan juga perkataan
Demo. Dia memberikan kunci mobilnya dan menyuruh Demo menunggunya di dalam
mobil. Sementara Shangyan pergi ke toko buah terdekat untuk membeli buah.
Pemilik toko menawarkan berbagai buah pada
Shangyan dengan berkata kalau rasanya enak. Shangyan bingung mau beli apa. Dia
jadinya menyuruh pemilik untuk memberikan apa saja buah yang menurutnya enak
untuk dia beli. Pemilik toko jelas senang.
Walau senang, pemilik toko tetap saja bergumam
pada dirinya sendiri melihat Shangyan yang berpakaian hitam. Apa Shangyan mau
mengujungi saudara atau menagih hutang? Ngapain pakai baju hitam begitu.
--
Shangyan tiba di depan rumah Tong Nian dengan
membawa banyak sekali kardu dan parsel buah. Ibu Tong Nian sampai kaget melihat
kedatangan Shangyan. Shangyan beralasan kalau dia datang untuk mengucapkan
selamat tahun baru. Ibu untung masih sedikit baik dengan mengundang Shangyan
untuk masuk.
Yuejiao dan ibunya masih ada di rumah Tong Nian.
Dan mereka kaget juga melihat Shangyan yang datang dengan banyak kardus buah
dan parsel buah.
“Kita baru saja makan bersama tadi malam. Kau
tidak harus datang lagi hari ini untuk mengucapkan selamat tahun baru,” ujar
Ibu Tong Nian.
“Karena kakek sangat menyukai Tong Nian, dia ingin
aku mengundangnya untuk makan bersama,” jelas Shangyan.
“Lalu, Tong Nian tahu hal ini?”
“Tidak tahu.”
Wajah ibu langsung ketus. Untung ayah Tong Nian
menyambut ramah kedatangan Shangyan. Dia menyuruh Shangyan menunggu sebentar
sementara dia ke atas, menyuruh Tong Nian untuk bersiap.
Begitu ayah pergi, bibi dan YueJiao langsung
menyindir Shangyan yang membeli buah di toko buah di ujung jalan karena
kotaknya dari sana. Mereka terus menyindir Shangyan. Ih, jelas mereka hanya iri
dan malu, karena awalnya berniat menjodohkan Yuejiao dengan Shangyan, eh tapi
malah Shangyan pacaran dengan Tong Nian.
Di atas, Tong Nian kaget saat dengar dari ayah
kalau Shangyan datang. Tong Nian panik dan berniat cuci rambut karena merasa
rambutnya sangat berminyak. Ayah sampai heran, padahal Tong Nian kan baru
kemarin malam cuci rambut. Tong Nian berkata kalau itu berbeda. Dia menyuruh
ayah untuk keluar dari kamarnya karena dia harus bersiap.
Shangyan menunggu dengan tegang di ruang tamu.
Semua memandanginya tapi tidak ada yang bicara.
Dan akhirnya, Tong Nian pun turun setelah
berdandan dengan cantik. Dia menyapa Shangyan dengan canggung. Shangyan
memberitahu tujuan kedatangannya dan Tong Nian langsung setuju. Shangyan
langsung minta izin pada ayah dan ibu Tong Nian. Ibu dengan ketus menyuruh agar
mereka pulang jam 7. Ayah langsung berkata pada ibu kalau sekarang kan sudah
jam 7. Ayah menyuruh Tong Nian dan Shangyan pergi saja dan bersenang-senang.
Jangan khawatir soal waktu. Tong Nian senang karena ayah ada di pihaknya.
Shangyan membawa Tong Nian ke mobilnya dan membukakan
pintu depan. Jadi, Tong Nian duduk di sebelah Shangyan. Tong Nian sangat
antusias.
“Kakak ipar,” sapa Demo, tiba-tiba dari kursi
belakang.
Tong Nian kaget dan berteriak kencang. Dia tidak
menyangka ada orang lain di dalam mobil. Demo menyapa-nya dengan ramah. Tidak
hanya itu, dia memberitahu Tong Nian kalau tidak ada orang lain selain Tong
Nian yang pernah duduk di kursi penumpang depan. Shangyan tidak pernah
membiarkan orang lain duduk di kursi itu. Dan artinya, bagi Shangyan, Tong Nian
itu penting. Tong Nian jelas senang mendengarnya.
--
Mereka bertiga pergi ke supermarket untuk
berbelanja bahan membuat dumpling. Saat belanja, Tong Nian sok mengajarkan Demo
mengenai bahan yang bagus. Eh, tapi, ternyata ajarannya salah dan Shangyan
malah yang mengajarkan. Tidak di sangka, Shangyan cukup bahan mengenai
bahan-bahan memasak.
Saat melewati etalase snack, Tong Nian berhenti
dan melihat-lihat. Shangyan melihat hal itu, dan menyuruh Tong Nian untuk
membeli snack itu. Tidak hanya 1, dia membelikan banyak snack itu Tong Nian.
Tapi, pas giliran Demo minta di belikan snack, Shangyan malah menolak dengan
alasan pria tidak makan snack. Untung ada Tong Nian di sana, jadi Tong Nian
beralasan kalau dia mau memakan snack itu.
Demo langsung sumringah dan memuji Tong Nian yang
sangat hebat. Dia jadi penasaran dan bertanya pada Tong Nian, apakah Shangyan
pernah meneriaki Tong Nian? Tong Nian menggeleng. Shangyan diam-diam menguping
pembicaraan mereka.
“Pantas saja ada ungkapan kalau pria sangat kejam
di luar tapi sangat baik pada keluarga, Dan pria yang kejam pada keluarga, baik
pada orang luar,” ujar Demo.
Tong Nian tersenyum mendengarnya. “Dia tidak
pernah kejam dan cukup baik padaku.”
--
Selesai mereka belanja, mereka kembali ke mobil.
Tong Nian menawarkan diri untuk membawakan belanjaan Shangyan, tapi Shangyan
tidak menjawab dan terus berjalan ke mobil. Dia hanya meminta Tong Nian
mengambilkan kunci mobil yang ada di saku-nya. (tangan Shangyan, dua-duanya
ngangkat barang). Tong Nian langsung menggeledah jaket baju Shangyan, dan itu
membuat posisi wajah mereka jadi sangat berdekatan. Tong Nian jadi gugup.
“Kuncinya di kantong celanaku,” ujar Shangyan.
Tong Nian langsung menggeledah saku celana
Shangyan. Shangyan tampak grogi. Demo memperhatikan pemandangan romantis itu.
Akhirnya, kunci mobil pun di temukan. Tong Nian segera membukakan pintu garasi
mobil. Tong Nian tampak bahagia. Mungkin ini tahun baru terbaiknya selama
ini.
Karena masih ada satu bahan lagi yang tidak ada di
jual di supermarket, Shangyan membawa mereka ke pasar. Pas di pasar, Shangyan
langsung tahu membedakan sayur padahal Demo dan Tong Nian saja tidak bisa.
Tidak hanya itu, Shangyan pandai menawar harga dengan pedagang. Tong Nian
semakin kagum pada Shangyan yang sangat hebat dalam berbelanja sayur.
--
Mereka akhirnya tiba di rumah. Demo dan Tong Nian
sudah sangat bersemangat untuk membuat dumpling. Tapi, ternyata 2 orang itu,
sama sekali tidak pandai membuat dumpling dan bahkan tidak tahu harus melakukan
apa pertama kali. Mereka memutuskan untuk mencari tahu di Baidu (kalau di kita
di Google). Shangyan menghela nafas panjang. Akhirnya, dia menyuruh mereka
untuk pergi menemani kakek sementara dia yang akan memasak.
Wu Bai baru turun dari kamar dan langsung ke
dapur. Begitu melihat Wu Bai, dia menyuruh Wu Bai membantunya karena Demo serta
Tong Nian tidak tahu caranya membuat dumpling. Wu Bai di suruh untuk potong
sayur, tapi dia malah bingung cara motongnya dan malah nusuk-nusuk sayur sawi
putih-nya. Shangyan sampai menghela nafas.
“Lain kali, kita akan memperpanjang waktu latihan.
Aku benar-benar harus mengajarkan kalian semua cara memasak,” ujar Shangyan,
frustasi.
Pada akhirnya, dia yang harus mengerjakan
semuanya.
Sementara itu, Demo dan Tong Nian menghampiri
kakek yang ada di taman rumah. Kakek sangat senang dan mulai berbincang dengan
Tong Nian. Dia bertanya hobi Tong Nian. Tong Nian berkata kalau dia suka
nyanyi. Kakek bersemangat karena dia suka mendengar lagu. Dia meminta Tong Nian
bernyanyi. Sayangnya, lagu yang kakek minta adalah lagu orang tua yang tidak
pernah Tong Nian dengar.
Kakek sedih. Tong Nian akhirnya berkata dia tahu
satu lagu opera. Dia mulai menyanyikan lagu itu. Karena itu lagu opera tahun
lama, jadi lagunya sangat nyaring.
Dan suara nyaring Tong Nian itu terdengar hingga
ke Shangyan yang ada di dapur.
Kakek sangat puas dengan nyanyian Tong Nian.
Sementara Demo mengalami shock budaya era lagu. Hahaha.
Karena Wu Bai tidak bisa memaksa, jadi, dia
membantu Tong Nian untuk menggiling adonan dumpling agar melebar. Saat itu,
kakek datang. Dia meminta Shangyan untuk memasukan kalung yang telah di belinya
untuk Tong Nian ke dalam dumpling. Itu adalah hadiah tahun baru untuk Tong
Nian.
“Bukankah itu tidak steril?” tolak Shangyan.
“Steril,” tegas kakek.
Karena Shangyan tidak mau, kakek mulai marah.
Daripada di marahi, Shangyan memilih untuk menurut.
Usai memberi perintah itu pada Shangyan, kakek
keluar lagi. Kakek menyuruh Demo untuk masuk ke dalam membantu Wu Bai dan
Shangyan. Sementara Tong Nian, dia menyuruhnya untuk bersantai saja. Tidak
berlu bekerja dan makan buah saja dengannya.
--
Malam hari,
Makanan akhirnya siap dan di hidangkan. Pas di
hidangkan, Wu Bai dengan sengaja meletakkan sepiring dumpling spesial di
hadapan Tong Nian. Demo yang tidak tahu apa-apa, tanya, apakah Tong Nian alergi
makanan tertentu atau isi dumpling untuk Tong Nian spesial? Karena tidak
keduanya, Demo hendak makan dumpling yang di letak di hadapan Tong Niang. Kakek
langsung panik.
“Itu dumpling yang di bungkus sendiri oleh Han
Shangyan. Kau berani untuk makan?” ujar Wu Bai.
Demo langsung takut. Dia mengembalikan dumpling
itu kembali dan menyuruh Tong Nian untuk menikmatinya. Tong Nian tersenyum
senang karena merasa spesial. Mereka pun makan dengan lahap.
Tapi, sampai dumpling terakhir di makan oleh Tong
Nian, Tong Nian tidak menemukan apapun dan menelan semua dumpling-nya dengan
lahap. Kakek heran, apa saat makan Tong Nian tidak merasakan apapun? Dengan
polos, Tong Nian menjawab kalau dia merasakan daung bawang dan telur. Kakek
bilang, bukan yang seperti itu, tapi sesuatu yang aneh? Tong Nian menggeleng.
“Kenapa bisa begini?” heran Kakek dan menatap
tajam Shangyan.
Shangyan pun mengeluarkan kalung dari sakunya. Dia
memberikannya pada Tong Nian dan berkata itu adalah hadiah tahun baru. Kakek
kesal karena dia kan sudah menyuruh Shangyan meletakkan kalung itu dalam
dumpling. Kenapa tidak di lakukan? Tong Nian tersenyum dan berterimakasih atas
kalung itu. Kalung itu memiliki liontin huruf : h. Demo langsung tahu kalau itu
adalah ukiran nama Han Shangyan. Tong Nian sangat menyukainya.
Selesai makan, Shangyan langsung mencuci piring.
Tong Nian menghampirinya dan berkata biar dia saja yang mencuci karena Shangyan
kan sudah membuat makanan tadi. Tapi, Shangyan malah menyuruh Tong Nian untuk
duduk dan nonton tv saja. Kalau kakek tahu Tong Nian nyuci, nanti dia yang di
omeli.
Tong Nian mengerti. Dia kembali ke meja makan dan
membantu Demo membersihkan meja. Sambil membersihkan, Demo bercerita pada Tong
Nian mengenai klub K&K. Di klub ada 3 orang yang tidak boleh mereka ganggu.
Yang pertama adalah Grunt, rajanya orang kejam. Lalu yang kedua adalah Kapten
team, Wu Bai, Raja Es. Dan yang terakhir adalah boss mereka, yang mempunyai
nama panggilan Raja Iblis.
Tong Nian tertawa mendengarnya. Dia kemudian
bertanya, kenapa Demo tidak pulang ke rumah di Tahun Baru?
“Ayah ibuku cerai. Mereka lagi merebutkan rumah.
Jika aku pulang, aku tidak tahu harus tinggal dimana. Jadi, aku sangat malas
untuk pulang,” jawab Demo.
Tong Nian jadi tidak enak karena sudah bertanya.
Tapi, Demo tidak mempermasalahkannya. Lagipula, boss juga selalu sendirian.
Tong Nian jadi semakin memperhatikan Shangyan.
--
Shangyan mengantarkan Tong Nian pulang dan sudah
berada di depan rumah Tong Nian. Dia memberitahu kalau pada hari ketiga, dia
akan kembali ke klub, jadi tidak akan ada waktu untuk menemui Tong Nian. Tong
Nian hanya bilang, oh.
Udah itu mereka saling diam. Karena merasa
canggung, Shangyan bertanya apakah Tong Nian ingin mendengarkan lagu? Tong Nian
mengiyakan. Jadi, Shangyan menyalakan musik di dalam mobilnya. Suasana kembali
canggung dengan lagu yang berkumandang. Mereka saling lirik melirik.
Eh, Dounian yang keluar rumah malah melihat mereka.
Karena kedatangan Dounan, hilanglah sudah kesempatan Tong Nian bisa bersama
Shangyan lebih lama. Dounan mengajak Shangyan untuk masuk ke dalam rumah dan
minum teh. Tong Nian jadi tidak enak dan menyuruh Shangyan untuk tidak turun,
tidak masalah. Dia segera pamit, keluar mobil dan menarik Dounan masuk.
Setelah Tong Nian masuk, Shangyan menarik nafas
dan tersenyum kecil. Mungkin menertertawai dirinya yang bisa merasa canggung
juga saat bersama Tong Nian.
--
Semua anggota klub K&K akhirnya kembali. Mereka
bekerja sama saling membersihkan klub yang sudah mereka tinggalkan selama
seminggu. Semua sangat bahagia karena baru kembali dari liburan.
Saat sedang bersih-bersih, mereka baru ingat,
dimana Demo? Tidak kelihatan. Grunt langsung memberitahu kalau Demo
menghabiskan Tahun Baru di rumah boss (Shangyan) dan sekarang sedang berada di
kamar mandi untuk menangis.
--
Demo lagi mandi dengan ceria sambil bersenandung.
Tapi, para anggota malah tiba-tiba muncul dan membuka tirai kamar mandi. Dia
jelas malu dan menutupi tubuhnya. 97 malah menggoda dengan bertanya siksaan apa
yang Demo alami saat di rumah Boss?
“Apa maksudmu tentang ‘siksaan’? Biar ku kasih
tahu ya, Boss adalah orang yang sangat baik dan sangat gentle. Dia bahkan tidak membiarkan kakak ipar untuk melakukan
pekerjaan rumah. Dari membeli bahan, membuat isian dumpling dan membungkus
dumpling, dan akhirnya…dan akhirnya, mencuci piring. Dia tidak membiarkan kakak
ipar menyentuh air setetes pun. Aku jadi berpikir, bahkan jika aku punya pacar,
pasti akan sangat sulit bagiku mencapai level seperti itu. Tapi, aku perlu
dapat pacar dulu,” cerita Demo.
“Boss dapat masak?” ragu One.
“Rasanya sangat enak!”
Grunt tidak percaya. Walaupun boss masak, apa iya
Demo punya keberanian untuk makan? Demo dengan serius berkata kalau dia makan
banyak dan rasanya sangat enak. Semua masih ragu padanya. Demo tidak mau lagi
cerita. Dia menyuruh semuanya keluar karena dia ingin lanjut mandi.
--
97 masuk ke kamar Shangyan dan memberitahu kalau
mereka sudah siap membersihkan dan siap untuk rapat. Shangyan menjawab ya.
“Boss… aku dengar Demo tinggal di rumahmu selama
Tahun Baru. Kau bahkan membuatkan makanan untuknya. Apa itu benar?” tanya 97.
“Kau juga mau coba makananku?” tanya Shangyan
balik.
“A… aku tidak mau makan,” jawab 97 dan langsung
kabur.
--
Rapat di mulai. Su Cheng menjelaskan pada mereka
kalau di kompetisi internasional CTF kali ini adalah kompetisi pemain individu.
Grunt dan 97adalah anggota mereka yang yang berpartisipasi. Boss yang akan
membawa mereka. Dan dia akan tetap di sini untuk mengawasi yang lain. Sementara
Wu Bai akan menyusul karena punya metode latihan sendiri.
Shangyan mengingatkan para anggota lain untuk
tidak bersantai selama dia pergi bersama Grunt dan 97. Dia akan terus mengawasi
mereka di sana dengan melihat CCTV. Setelah itu, rapat di bubarkan. Shangyan
menyuruh Grunt dan 97 jangan pergi dulu.
Tertinggallah Shangyan, Grunt dan 97 bersama Su
Cheng di ruang rapat. Shangyan memberitahu Grunt dan 97 kalau kali ini
kompetisi ada di Norway dan selain team mereka ada juga team SP. Su Cheng
memberitahu kalau team SP yang akan berangkat ada 4 orang, yaitu manager SP (Ai
Qing) dan anggota mereka, Xiao Mi, All (Ou Qiang) dan Inin. Karena tidak begitu
banyak orang, dia mengatur agar mereka menaiki penerbangan yang sama dengan SP.
Su Cheng juga memberikan itinerary (rencana perjalanan) pada 97 dan Grunt untuk
di lihat.
“Apa kau ingin aku membawakan sesuatu untuk
suamimu?” tanya Shangyan pada Su Cheng.
“Tidak perlu. Karena kau dan Wu Bai akan pergi,
apa kau mau ku bantu untuk menjaga kakek?” tanya Su Cheng.
“Dia bahkan lebih sibuk daripadaku. Dia pergi
mengunjungi saudara dan teman-temannya.”
“Oh ya. Kau single, jadi tidak perlu menjelaskan
apapun sebelum pergi,” ujar Su Cheng. Maksudnya, Shangyan kan single, jadi
tidak perlu memberitahu siapapun seperti pacar kalau dia melakukan perjalanan
bisnis.
Mendengar ucapan Su Cheng, Shangyan malah jadi
melamun. Dia teringat pada Tong Nian. Su Cheng sampai heran melihat Shangyan
yang melamun.
Tags:
Go Go Squid
Ditunggu kelanjutannya.....
ReplyDeleteSmangat kak lanjut..
ReplyDeleteLanjut.....yg semangat!!!!!
ReplyDeleteLnjuttt miiinnn
ReplyDeleteLanjt ya mbk semangat....
ReplyDeleteLanjut kakak....
ReplyDelete