Sinopsis Lakorn : Endless Love Episode 3 -
Part 3
Network : GMM 25
Ketika Day pulang. Dia
menemukan Min sedang tertidur di dekat samping tempat tidur Ayahnya yang juga
telah tertidur. Dia memandangin lama wajah Min yang tertidur.
“Aku tidak pernah percaya pada mitos benang
merah. Tapi sekarang, aku ingin memanggil malaikat yang aku tidak pernah
percayai mereka ada. Untuk meminta menjadikan Min soulmate ku. Aku berharap
benang merah mengikat hati kami bersama seperti ini selamanya,” pinta Day di dalam hati nya.
Saat Min telah terbangun. Day
memberikan tanda agar mereka berbicara di luar, supaya tidak membangun kan
Theep yang sedang tidur. Dan Min pun mengiyakan.
“Apa kamu ingin aku mengantar
mu?” tanya Day.
“Tidak perlu. Aku takut dia
mungkin bangun dan tidak melihat mu,” balas Min.
Day dengan perhatian,
menanyakan apakah Min tidak apa- apa menyetir sendirian semalam ini. Dan Min
dengan suara lembut menyuruh Day agar tidak perlu mengkhawatirkan nya.
“Terima kasih banyak sudah
menjaga Ayahku hari ini,” kata Day.
“Sebenarnya, aku tidak ingin
hanya ucapan ‘terima kasih’. Bisakah kamu melakukan sesuatu sebagai gantinya?”
tanya Min sambil tersenyum. Dan Day mengiyakan. Min lalu memperhatikan Day, dan
sengaja berpikir lama. “Dengan tubuhmu,” katanya.
Mendengar itu, Day langsung
menutupi bagian bawah tubuhnya dengan tangan. Dan Min tersenyum geli melihat
itu.
Keesokan harinya. Di kelas lukis.
Ne mempertanyakan, siapa kira- kira yang akan menjadi model hidup hari ini. Dia
ingin sekali mengambar seorang pria yang bertubuh bagus dan tampan, sebab sejak
dia bergabung ke dalam kelas ini, dia hanya dapat melukis orang tua dan model
wanita. Sehingga dia merasa bosan.
“Keinginan mu akan terwujud
hari ini,” kata Min sambil tersenyum penuh arti.
“Apa kamu kenal siapa yang
akan menjadi model hari ini? Siapa? Beritahu aku. Apa dia ‘hot’?” tanya Ne
dengan bersemangat. Tapi Min sengaja tidak mau memberitahu.
Tepat disaat itu, Bu Guru
datang, jadi Ne pun langsung kembali duduk di tempatnya. Kemudian saat Bu Guru
menyebut nama Day dan mempersilahkan Day untuk masuk, Ne langsung bersemangat
dan merasa tidak sabaran.
“Dia model kita hari ini?”
tanya Ne senang. Dan Min tersenyum.
Day melepaskan handuk mandi
yang di kenakannya. Dia berdiri di tengah ruangan, dan memperlihatkan tubuhnya
yang hanya memakai celana boxing serta ikat kepala.
“Mr. Rawee akan berpose
gerakan bela diri. Dia akan tetap berada di posisi selama 10 menit. Kalian
harus menggambar pose nya dengan waktu yang tersedia. Pastikan semua detaol
otot nya ada. Kalian mengerti?” tanya Bu Guru.
Dan para murid mengiyakan,
kecuali Ne. “Bu, jika aku tidak bisa melihat dengan jelas. Bisahkah aku menyentuhnya?
Aku tidak ingin melewatkan detail apapun,” tanya Ne dengan sikap genit. Dan Bu
Guru tertawa, lalu dia menjawab tidak boleh.
Mendengar itu, Ne merasa
kecewa.
Day menunjukan pose bela
dirinya. Dan dengan serius, Min menggambar nya. Day kemudian menunjukan pose
bela diri lainnya. Dan dengan serius, Min tetap menggambar. Sementara Ne yang
merasa terpesona dengan tubuh Day, dia tidak bisa menggambar apapun dengan
baik. Melainkan dia merasa ingin sekali melahap Day langsung.
Setelah kelas selesai, Bu Guru
memberikan uang tip kepada Day yang telah mau menyempatkan diri membantu mereka
hari ini. Dan Day menerima tip tersebut dengan senang hati.
Day kemudian mendekati Min.
“Apa kamu senang?” tanyanya.
“Tidak sama sekali. Aku hanya
ingin membantu mu menghasilkan uang dengan mudah. Gimana? Kamu suka?” tanya
Min.
“Iya. Terima kasih,” balas
Day.
Ne dengan genit mendekat, dan
mengajak Day untuk makan siang bersama. Kemudian semua murid pun ikut mendekati
Day juga. Dengan kebingungan, Day pun diam, tidak menjawab ajakan mereka.
Phon memuji Ibunya yang
berpakaian sangat cantik. Dan Phen memberitahu bahwa dia mempunyai janji dengan
Piroj yang ingin membicarakan tentang Phon dan Min.
“Tapi aku sudah bilang
padanya, aku mau menunggu sampai Min lulus,” kata Phon.
“Aku tahu. Tapi bukankah
lebih baik bila kalian berdua bertunangan duluan?” kata Phen. Dan Phon protes,
karena dia tidak mencintai Min sebagai wanita.
Phen mengetahui itu, tapi dia
ingin Phon mengikuti pilihannya. Karena untuk memiliki seseorang yang mencintai
Phon tanpa berubah sedikit pun, itu adalah sebuah keberuntungan untuk Phon.
Jadi Phon tidak boleh menolaknya.
“Ma, aku bisa memberitahukan
perbedaan antara cinta kakak- adik, dan cinta pria- wanita,” jelas Phon, tetap
tidak setuju dengan Phen.
“Aku sudah selesai
membicarakan tentang ini. Jika kamu tidak mendengarkan ku, kamu akan menjadi
orang yang terluka,” balas Phen, tidak mau dibantah. Lalu dia pergi.
Phon dengan segera
menghubungin Min.
Setelah selesai makan dengan
semua orang, Day merasa sangat kenyang. Dan Min mengomentari bahwa Day pasti
kenyang dengan makanan serta kebahagian, sebab barusan semua orang begitu
memuji Day terus.
“Mengapa? Apa kamu cemburu?”
tanya Day.
“Tidak. Aku hanya terganggu
dengan popularitas mu,” balas Min, cemberut.
Day tertawa, karena barusan
Min juga ikut mengajak nya untuk makan bersama. Tapi sekarang Min malah seperti
ini. Wanita begitu rumit menurut nya.
Tepat disaat itu, Min
menerima telpon dari Phon. Dan dia pun mengangkatnya. Mendengar nama Phon
disebut, Day tampak merasa cemburu.
Phon memberitahu Min tentang
Ibunya serta Ayah Min yang ingin bertemu hari ini untuk membicarakan
pertunangan mereka berdua. Mendengar itu, Min terkejut, dan menanyakan apa yang
harus mereka lakukan. Lalu dia menjelaskan bahwa dia akan segera ke sana.
“Ada apa?” tanya Day, ingin
tahu.
“Aku akan memberitahu mu
nanti. Aku perlu buru- buru menemui Ayahku sekarang,” jelas Min. Dan Day pun
menawarkan diri untuk mengantarkan Min.
Sesampainya di restoran
tempat janjian Ibu Phon dengan Ayahnya. Min menyuruh Phon untuk tidak perlu
ikut masuk ke dalam resto bersamanya, dan menunggu saja diluar. Karena dia
tidak ingin Ayahhnya marah kepada Phon serta Ibu Phon.
“Tunggu disini. Percaya
padaku,” kata Min. Dan Phon pun mengiyakan.
Lalu Min segera masuk ke dalam restoran.
Karena Min masuk ke dalam
resto, maka Day pun berniat pergi dan
menunggu di dalam mobil saja, tapi Phon mengajak nya untuk berbicara. Phon
menyarankan agar Day berhenti menahan perasaan suka. Jika Day benar- benar
menyukai Min, maka Day perlu memberitahu Min. Dan mendengar itu, Day diam.
“Atau kamu ingin aku
membantumu?” tanya Phon, menawarkan bantuan.
“Tidak, terima kasih. Ini
urusanku. Aku bisa menanganin nya,” balas Day, tegas.
“Bagus. Tapi jangan tunggu
hingga terlambat. Kamu mungkin tidak sadar bahwa Ibuku dan Ayah Min sedang
mendiskusikan tentang pertunangan antara Min dan aku,” kata Phon, memberitahu.
Mengetahui itu, Day terkejut.
Min berlari menghampiri
Ayahnya dan Ibu Phon.
Day menghentikan Phon yang
mau masuk ke dalam restoran juga. “Jadi? Kamu ingin aku membantu mu sekarang,
kan?” tanya Phon.
“Aku ingin bertanya sesuatu,”
balas Day. Dan Phon mengiyakan.
Phen tertawa dan bertanya,
apakah dia boleh tetap di sini, karena Min tampak datang untuk berbicara dengan
Piroj. Dan Piroj menjawab boleh, karena mereka sudah menjadi keluarga sekarang.
Lalu mereka berdua pun tertawa.
“Aku tidak akan bertunangan
dengan P’Phon,” kata Min, tegas. Mengejutkan mereka berdua yang sedang tertawa
bersama.
“Apa yang terjadi? Apa Phon
melakukan sesuatu padamu? Dia membuatmu marah? Beritahu aku. Aku akan bicara
padanya untukmu,” jelas Phen, panik.
“Tidak. Dia tidak ada
melakukan apapun,” jawab Min, pelan.
“Kemudian mengapa kamu
menolak pertunangan?” tanya Piroj, heran.
“Karena.. aku punya seseorang
yang aku sukai sekarang,” jawab Min.
Day mengakui kalau dirinya
benar menyukai Min. Dia sangat menyukai Min. Dia sudah menyukai Min sejak dari
hari pertama mereka berdua bertemu.
Min menjelaskan bahwa setiap
dia berada dengan pria itu, dia bisa merasakan jantungnya berdetak cepat. Tapi
dia tidak pernah merasakan itu ketika dia bersama dengan Phon.
“Apa yang ingin kamu tanyakan
padaku?” tanya Phon.
“Apa kamu yakin, kamu tidak
akan merasa menyesal jika aku berkencan dengan Min?” tanya Day, tegas.
Tags:
Endless Love
Love alarm minn lanjut
ReplyDeleteLanjut lanjut lnjut trusssss
ReplyDelete