Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
32
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Shangyan pergi ke hotel Buff, tapi sayangnya Buff
sudah pergi. Shangyan pun langsung menelpon Xiaomi untuk menanyakan jam berapa
kereta Buff akan berangkat. Xiaomi memberitahu kalau kereta Buff akan berangkat
jam 11 siang, jadi kalau Shangyan pergi sekarang ke stasiun kereta, pasti masih
terkejar.
--
Shangyan tiba di stasiun kereta dan terus berusaha
menelpon ponsel Buff sambil mencarinya, tapi ponsel Buff tidak aktif dan dia
juga tidak bisa menemukan Buff. Jadinya, Shangyan pun berteriak keras : Bi Dong
Ran! (nama China Buff).
Buff untungnya mendengar teriakan Shangyan. Dia
berada di lantai atas dan melihat Shangyan yang berteriak memanggilnya. Dia pun
memanggil Shangyan dan bertanya ngapain Shangyan berteriak memanggil namanya di
tempat umum? Shangyan tersenyum melihatnya.
Ternyata, lantai atas adalah food court. Buff
sedang santai makan ayam goreng. Buff bertanya ngapain Shangyan mencarinya? Shangyan
langsung tanya apa yang akan Buff lakukan setelah kembali pulang? Mencari kerja
lagi?
“Tentu saja. Aku punya istri dan seorang putra. Aku
harus bertanggung jawab atas keluargaku. Jadi, kenapa kau mencariku? Langsung katakan
saja.”
Shangyan malah kembali bertanya apakah Buff masih
ingin berkompetisi CTF? Buff iseng balik tanya, apa Shangyan mau tanda tangan
kontrak dengannya? Tanpa ragu, Shangyan membenarkan. Buff masih ragu dan bertanya
alasan Shangyan ingin memperkerjakannya. Shangyan menjawab, alasannya karena
record Buff.
Buff terdiam. Shangyan bertanya, apa Buff tidak
ingin mendengar penawaran harganya? Buff balik tanya, menurut Shangyan dia
bernilai berapa? Shangyan jujur berkata kalau Buff pernah menjadi kapten team kejuaraan
nasional, tapi tidak tidak berharga. Ranking Buff di dunia adalah peringkat 4,
tapi umur Buff sudah cukup tua dan maksimun dapat bertanding adalah 2 tahun
lagi sebelum akhirnya pensiun. Buff membenarkan semua perkataan Shangyan. Dan
kalau Shangyan sudah tahu hal itu, kenapa masih ingin tanda tangan kontrak
dengannya?
“Bagaimana jika begini, untuk dua tahun, aku akan
membayarmu…”
“Eit,” hentikan Buff, “Dapatkah aku bergabung dalam
team utama?”
“Aku mencarimu karena ingin kau bergabung dengan
team utama. Tapi, kau harus memulai sebagai alternatif (cadangan). Kau tidak
bisa ikut dalam pertandingan nasional ini karena kau masih belum bekerja dengan
anggota lainnya.”
“Baik, aku setuju.”
Shangyan melanjutkan penjelasannya jika Buff dapat
bermain dengan baik bersama anggota lain dan performanya semakin bagus, dia berencana
memasukkan Buff ke dalam team setelah pertandingan nasional dan bertanding
untuk Asia Cup. Buff terkejut mendengarnya. Dia bertanya dengan serius, apa yang
Shangyan katakan semuanya benar? Shangyan dengan serius berkata kalau ucapannya
benar. Tapi jika performa Buff menurun, maka tentu saja dia tidak bisa melakukan
rencananya.
Tanpa ragu, Buff setuju. Shangyan jadi ragu,
kenapa Buff begitu mudah setuju? Tidak nego harga dulu? Buff berkata kalau itu
karena dia masih ingin bertanding dan bahkan bermimpi untuk hal tersebut.
Shangyan tersenyum dan berkata kalau latihan di K&K sangat berat, jangan
sampai nanti Buff sakit kemudian menangis meminta agar di lepaskan ya. Karna,
dia tidak akan membiarkannya.
Buff hanya meminta satu hal. Shangyan harus
berjanji jika performanya bagus, dia harus bisa masuk ke dalam team utama. Dia ingin
Shangyan menulis hal itu di dalam kontrak mereka.
“Tidak masalah,” ujar Shangyan.
Buff malah jadi ragu karna Shangyan begitu
mudahnya setuju. Dia jadinya meminta waktu untuk berpikir sejenak dulu.
Buff merasa kalau dia bergabung sekarang dan
langsung datang ke klub, bukankah akan mengguncang moral para pemain K&K? Shangyan
membenarkan. Karena itu, dia ingin Buff tanda tangan kontrak dulu dan jangan
datang ke kantor K&K dulu. Setelah pertandingan nasional berakhir, dia akan
mengadakan rapat dengan anggota K&K membahas hal ini. Buff setuju dengan
hal tersebut.
Setelah pembicaraan panjang, Shangyan mengeluarkan
tag nama Buff yang waktu itu Buff berikan padanya. Dia mengembalikan tag nama
itu kembali pada Buff. Mimpi Buff menjadi juara, harus Buff wujudkan sendiri. Buff
menerima tag nama itu, perasaannya bercampur aduk. Dia bahagia karena akhirnya
bisa sekali lagi berjuang untuk mencapai mimpinya. Dan juga tidak menyangka,
bahwa Shangyan yang adalah saingannya dulu, yang membantunya sekarang.
--
Begitu kembali ke kantor, Shangyan segera menemui
Xiaomi yang sedang berada di pantry bersama Grunt dan One. Shangyan meminta
Xiaomi untuk mengizinkan Buff sementara tinggal di apartemen Xiaomi dan Buff
akan di perkenalkan secara resmi setelah pertandingan final nasional. Xiaomi setuju
saja karena dia juga sudah membayar uang sewa dan biaya internet. Sayang jika
tidak ada yang menggunakan karena dia kan sekarang tinggal di sini, asrama.
Grunt dan One yang mendengar pembicaraan mereka jelas
bingung.
--
Tong Nian sedang galau. Dia butuh teman curhat dan
meminta Yaya mendengarkan curhatannya. Ini mengenai Shangyan yang bilang ingin
menikah dengannya. Chunchun yang ada di sana mendengar yang Tong Nian katakan,
dan langsung berseru kaget.
--
Shangyan ternyata juga menceritakan hal itu pada
Xiaomi. Xiaomi kaget dan tidak percaya. Sekarang ini, Tong Nian sedang di
tahun-tahun emasnya, jadi mana mungkin Tong Nian begitu terburu-buru ingin
menikah? Shangyan menjawab kalau dia tidak tahu (ini yang waktu mereka bicara
di mobil, dan Shangyan salah paham terhadap maksud ucapan Tong Nian).
Pembicaraan Shangyan dan Xiaomi ini terdengar oleh
97 yang ada di dekat sana. Dan dia pun langsung menguping.
--
Tidak hanya Chunhun yang kaget, tapi juga Yaya. Tong
Nian jadi kelabakan menjelaskannya.
--
Xiaomi masih tidak percaya. Jika mereka
membicarakan mengenai umur Shangyan, maka wajar kalau Shangyan cemas. Tapi,
selain daripada wajah Shangyan yang tampan, Shangyan sama sekali tidak cocok
menjadi seorang suami. Tapi, mampu menemukan orang yang tulus ingin menikah
dengan Shangyan, dia berharap kebahagiaan Shangyan.
Shangyan protes, bagian mana dari dirinya yang
tidak pantas menjadi suami?
“Boss, kau akan menikah?” tanya 97, muncul
tiba-tiba dan membuat mereka kaget.
--
Yaya lebih kaget lagi karena Tong Nian dan
Shangyan hanya ciuman tapi sudah mau menikah? Cepat sekali. Tong Nian berkata
kalau sebenarnya dia pernah memikirkan hal itu, jika dia benar-benar menikah
dengan Shangyan, dia merasa hal itu baik juga.
“Kau benar-benar telah di butakan oleh cinta,”
komentar Yaya.
“Nggak. Di samping itu, aku hanya tidak ingin putus.
Jika kami tidak putus, pada akhirnya kan artinya kami akan menikah kan?” balas Tong
Nian.
Yaya menghela nafas. Dia meminta izin terlebih
dahulu kalau dia akan memperingati Tong Nian, tapi Tong Nian tidak boleh marah.
Di dalam otak Shangyan, dia hanya memikirkan kompetisi, apa Tong Nian tidak
marah? Tong Nian menggelengkan kepala, tanda tidak marah. Yaya membahas lagi
mengenai umur Shangyan yang jauh lebih tua sebanyak 10 tahun, apa Tong Nian
tidak ingin menyelidiki sedikit lagi? Tong Nian menggelengkan kepala lagi. Yaya
mengingatkan kalau Shangyan terkenal dengan temperamen buruk, apa Tong Nian
tidak takut akan di marahi? Tong Nian menggeleng. Yaya tanya lagi, apa Tong
Nian tidak merasa marah nantinya kalau di marahi Shangyan? Tong Nian menjawab
tidak.
Tong Nian malah membahas kalau pria yang tidak
punya karir, itu tidak ada bedanya dengan ikan asin. Dan juga, meskipun
Shangyan jauh lebih tua darinya, tapi komunikasi mereka tidak ada penghalang
sama sekali. Dan juga, mereka tidak tahu saja betapa baiknya Shangyan. Shangyan
adalah orang yang hebat. Dia bisa masak dan juga pekerja keras. Sebenarnya, mereka
sudah salah paham mengenai Shangyan. Shangyan itu sangat gentle.
“Habislah sudah. Aku tidak bisa bicara lagi
dengannya. Orang ini sudah di mabuk cinta,” ujar Yaya pada Chunchun, menyerah
bicara pada Tong Nian.
--
Shangyan menghampiri 97 dan memiting kepala-nya
karena sudah berani menguping pembicaraannya dengan Xiaomi. 97 langsung memohan
ampun dan berjanji tidak akan mengatakan apapun mengenai ini. Untung ada Xiaomi
yang segera menarik Shangyan untuk pergi bersamanya.
Begitu Xiaomi dan Shangyan pergi, 97 langsung berteriak
memberitahu semua anggota K&K kalau Boss mereka akan segera menikah. Semua kaget.
97 berkata kalau dia tidak mendengar dengan jelas, tapi sepertinya mereka membahas
mengenai pernikahan dan akan tinggal bersama (hahahaha, berita yang 97
sebarkan, ngaco kali).
--
Tong Nian berulang kali menarik dan menghela
nafas. Dia teringat ucapan Shangyan mengenai ibunya yang tidak menyukainya. Dan
mereka yang harus pacaran diam-diam.
Yaya yang melihat Tong Nian bertingkah aneh, jelas
bingung.
Tong Nian langsung curhat kalau dia ingin menikah
dengan Shangyan, tapi bagaimana cara dia memberitahu ayah dan ibunya? Terutama ibunya
yang membenci Shangyan. Yaya menyarankah agar Tong Nian membiarkan Shangyan
datang lebih sering ke rumah dan membantu ibu Tong Nian membereskan rumah atau
sesuatu seperti itu.
“Ayah dan ibuku masih berpikir kalau kami putus. Tidak
ada yang memberitahu mereka kalau kami sudah pacaran lagi.”
Yaya ikut sedih mendengarnya. Dia menyuruh Tong Nian
untuk melupakan sementara masalah ini, dan lebih baik mereka pergi ke apartemen
Xiaomi untuk membantu beres-beres. Tong Nian kehilangan kata-kata melihat Yaya
yang lebih peduli pada Xiaomi daripada dirinya.
--
Xiaomi membawa Buff ke apartemennya. Di dalam
sudah ada Yaya yang membereskan rumah untuk Buff. Buff yang melihat Yaya dan
perhatiannya pada Xiaomi, mengira kalau Yaya adalah istri Xiaomi. Dia memuji
Yaya yang sangat baik.
Yaya dan Xiaomi kaget sekaligus malu. Xiaomi langsung
meluruskan kalau Yaya bukanlah istrinya. Buff masih salah paham dan mengira
kalau Xiaomi dan Yaya belum menikah. Dia langsung berjanji akan memberikan angpao
yang besar untuk pernikahan mereka nantinya.
Yaya dengan malu-malu menjelaskan kalau dia adalah
sahabat dari pacar Shangyan. Buff mengerti, tapi juga menggoda mereka berdua
yang pasti sangat akrab. Xiaomi dan Yaya tersenyum malu-malu. Yaya langsung
keluar dengan alasan ingin mencari Tong Nian yang belum kembali juga bersama
Shangyan dari berbelanja.
Kemana Tong Nian?
Sedang pacaran dengan Shangyan di mobil. Shangyan menyuruh
Tong Nian untuk menikmati ice cream-nya, sementara dia membawa masuk barang
kebutuhan rumah ke dalam apartemen Xiaomi. Tong Nian ingin membantu, tapi
Shangyan melarang. Pas sekali Yaya keluar, dan Tong Nian langsung pamer pada
Yaya kalau ucapannya benar kan, Shangyan itu sangat gentle.
--
Tong Nian, Yaya, Xiaomi, Shangyan dan Buff makan
bersama di dalam rumah. Buff bahkan sudah minum sampai mabuk. Dalam keadaan
mabuk, dia mengeluarkan unek-uneknya di hati selama ini. Dia merasa kalau dulu
Shangyan terlalu impulsif. Kenapa Shangyan tidak mengikuti pertandingan dunia
dulu? kalau Shangyan mau pensiun, seharusnya Shangyan menuggu hingga bermain di
pertandingan dunia dan memenangkan juara satu, baru kemudian pensiun! Jika saja
saat itu Shangyan tidak pensiun, maka juara dunia pasti adalah China.
Akan tetapi, dia tetap berterimakasih pada Shangyan
karena telah menyelamatkan hidupnya dan membuatnya dapat bertanding lagi. Baginya,
Shangyan dan Xiaomi adalah penyelamatnya.
--
Dalam perjalanan pulang, karena Shangyan baru
minum, maka Tong Nian menawarkan diri untuk menyetir. Dia sudah belajar
mengemudi dan mendapatkan SIM. Tapi, cara Tong Nian menyetir sangat meragukan. Dia
benar-benar pemula dan sangat tegang. Shangyan saja sampai takut dan memegang
erat pegangan tangan yang ada di dalam mobil. Shangyan sebelumnya sudah ingin
menelpon supir pengganti, tapi Tong Nian berkeras kalau dia bisa menyetir
dengan baik dan meminta Shangyan untuk tidak bicara dengannya karena dia harus
fokus dalam menyetir.
Akhirnya mereka tiba di kantor K&k dengan
selamat. Tapi, saat mau parkir mobil Tong Nian kesulitan. Walaupun Shangyan
sudah turun dari mobil dan memberikan pengarahan, Tong Nian tetap saja
kesulitan memarkir dengan benar. Karena itu, Shangyan menelpon Grunt untuk datang
ke basement dan memarkirkan mobil.
Grunt yang sudah datang protes karena di panggil
hanya untuk memarkir mobil. Shangyan kan bisa memarkirkannya sendiri, kenapa
harus menyuruhnya? Tadi itu dia sedang asyik video call dengan pacarnya. Shangyan
menjawab kalau harusnya Grunt mengikuti saja apa yang di suruhnya. Dia baru
saja minum alkohol, jadi tidak boleh menyetir.
Grunt pun akhirnya menyuruh Tong Nian turun dari
mobil. Dan dengan cepat, Grunt langsung memarkir mobil.
Begitu turun dari mobil, Tong Nian malah berkata
kalau dulu saat belajar mobil, dia sangat hebat. Instrukturnya bahkan
memujinya. Tapi, kenapa hari ini begini ya? Shangyan mah hanya diam, yang
penting udah selamat dari tujuan. Tong Nian tiba-tiba tertawa kecil. Kenapa? Karena
dia teringat saat kedua kali bertemu Shangyan, Shangyan salah paham kalau dia
adalah pacar Grunt.
Shangyan yang melihat Tong Nian tertawa, bisa tahu
kalau Tong Nian mengingat saat itu. Tong Nian jadi malu dan meminta agar
Shangyan tidak membahas hal itu karena tiu sangat memalukan baginya.
Grunt sudah siap memarkir mobil. Dia pamit untuk
kembali ke dalam. Tapi, kemudian, dia balik lagi untuk bertanya, apa benar
Shangyan dan Tong Nian akan menikah? Shangyan dan Tong Nian kaget dengan
pertanyaan itu. Shangyan langsung bertanya, siapa yang bilang? 97?
Grunt malah mengira Shangyan malu. Dia bahkan berkata
kalau itu adalah hal besar, jadi tidak usah di sembunyikan. Kami akan
menyiapkan hadiah yang sangat besar untuk mereka!
Shangyan jadi kesal dan menyuruh Grunt untuk
kembali ke dalam. Sekalian telepon kan mobil untuk mengantar Tong Nian pulang.
Setelah Grunt pergi, Tong Nian nanya dengan malu-malu,
apa Shangyan sudah memikirkan mengenai pernikahan? Shangyan malah menjawab
kalau Tong Nian terburu-buru ingin menikah, maka mereka bisa segera
mengurusnya. Tong Nian langsung berkata kalau dia tidak terburu-buru menikah. Shangyan
berkata lagi kalau gitu mereka bisa membahasnya setelah pertandingan nasional
berakhir. Dan dia akan memikirkan bagaimana cara menghadapi orang tua Tong
Nian. Tong Nian mengiyakan.
Saat masuk ke dalam, mereka berjumpa dengan bibi
Zhao yang belum pulang. Bibi Zhao ternyata sudah mendengar kabar kalau Tong
Nian dan Shangyan akan menikah. Dia mengucapkan selamat dan bahkan akan
membantu Shangyan menyiapkan pernikahannya nanti. Shangyan jadi kelabakan juga.
Dia langsung mengajak Tong Nian ke kamarnya.
Shangyan sudah menyuruh Grunt untuk menelpon mobil
untuk Tong Nian, dan Tong Nian bisa menunggu di dalam kamarnya. Tong Nian mengiyakan.
Tapi, sebenarnya banyak yang di pikirkan Tong Nian. Dia takut kalau Shangyan
tidak punya cukup uang untuk pernikahan dan sekarang setiap orang malah
memberikan banyak tekanan pada Shangyan, belum lagi Shangyan masih harus ‘melewati’
ayah dan ibunya. Dia takut kalau Shangyan merasa tertekan sekarang ini.
Tong Nian akhirnya membahas mengenai gosip di
K&K yang tersebar kalau Shangyan dan dirinya akan menikah. Shangyan
menenangkan Tong Nian untuk tidak khawatir dan terganggu dengan gossip itu. Anggota
K&K memang mudah terpengaruh gosip.
Tong Nian jujur berkata kalau dia tidak peduli
dengan gosip itu, tapi dia merasa khawatir pada Shangyan.
Lagi berbincang, saat itu, Grunt datang
memberitahu kalau hari sudah terlalu larut dan tidak ada mobil lagi. Apa mau
dia yang mengantar Tong Nian pulang? (Tong Nian pulang ke asrama, bukan ke
rumahnya. Dan Shangyan sudah tanya apa boleh pulang asrama larut begini, dan
Tong Nian bilang boleh).
Shangyan menjawab tidak perlu. Dia akan mencarikan
taksi untuk Tong Nian.
Dan ternyata, Grunt hanyalah berbohong. Dia tersenyum
senang dan bertepuk tangan dengan anggota K&K yang lainnya.
Shangyan dan Tong Nian lanjut berbincang. Tong Nian
memberitahu kalau dia khawatir mengenai Shangyan yang membutuhkan banyak uang untuk
klub dan pasti juga pernikahan mereka, kalau menikah sekarang. Dia tidak ingin kalau
Shangyan terlalu tertekan. Dan dia berharap Shangyan tidak menyembunyikan apapun
darinya dan jangan terlalu memaksakan diri?
“Apa kau ada menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya
Shangyan balik.
Tong Nian berkata kalau bukan itu maksudnya.
Shangyan langsung mengingatkan mengenai Zheng Hui yang tinggal di rumah Tong
Nian waktu itu, tapi Tong Nian tidak memberitahunya. Tong Nian menjelaskan
kalau dia takut memberitahu Shangyan saat itu. Dia takut kalau Shangyan akan
cemas dan marah padanya.
“Jadi, ada juga saat-saat kau tidak mengerti
mengenaiku kan?” ujar Shangyan.
“Kau juga pastinya tidak mengerti diriku dengan
baik. Terakhir kali, ketika aku ke rumahmu, saat kakek ada, aku tidak bisa
makan mangga karna alergi mangga, tapi aku masih memakan sepiring mangga.”
“Lalu, kenapa kau memaksakan diri maka mangga saat
itu?”
“Karena kau yang memotongkan mangga itu dariku. Ketika
aku selesai makan sepiring mangga itu, aku sangat bahagia. Jadi aku tidak
memikirkan alergi ku lagi!”
“Kau baru saja bilang kalau kau ingin kita jujur
satu sama lain. jika kau tidak bilang padaku sebelumnya, gimana aku bisa tahu
kalau kau tidak bisa makan mangga?!” marah Shangyan.
“Itu benar, aku tidak memberitahumu. Maka itu kesalahanku,
okay! Tapi, sebagai seorang gadis, ada beberapa hal dan masalah yang tidak
seharusnya perlu aku katakan padamu. Ketika kau mencintai seseorang, kau seharusnya
menaruh perhatian pada mereka kan? Jika kau benar-benar mencintaiku, kau harusnya
memperhatikanku. Jadi, aku merasa kau tidak memahamiku sama sekali. Jika kau
memahamiku, kau akan tahu kalau aku alergi mangga dan aku suka makan
strawberry. Aku tidak peduli kau punya uang atau tidak, yang aku pedulikan
apakah masa depanmu bersama ku atau tidak. Aku menyukai saat-saatu kita merasa
malu dan tidak banyak bicara dan aku benci saat kau berpikir terlalu berlebihan.”
“Baik! Mari kita berhenti berdebat mengenai hal
ini! Jika kita terus melanjutkan ini, maka tidak ada akhirnya. Mari tenangkan
diri dulu, okay!” ujar Shangyan dan memilih keluar kamar.
Tong Nian juga merasa kesal. Dia masih belum selesai
bicara. Tong Nian juga sadar kalau dia pasti merasa sangat cemas karena memikirkan
masalah pernikahan. Dan dia jadi sedih, karena dia sangat menyukai Shangyan, dan
takut Shangyan marah. Dia ingin keluar menemui Shangyan, tapi memutuskan untuk
menunggu Shangyan tenang dulu.
Di luar, Shangyan juga galau setelah mendengar
semua isi hati Tong Nian. Grunt yang kebetulan keluar kamar, melihat wajah
Shangyan yang muram dan jadi bingung serta takut (takut dimarahi, jadi dia
memilih menghindar).
--
Setelah menenangkan dirinya, Shangyan masuk
kembali ke dalam kamarnya. Dan dia mendapati Tong Nian yang sudah tertidur di
atas ranjangnya. Dia menatap wajah Tong Nian. Dia membetulkan posisi tidur Tong
Nian agar lebih nyaman dan bahkan memberikan bantal di kepalanya dan
menyelimutinya. Dia menatap wajah Tong Nian dan membarikan kepalanya, di
samping kepala Tong Nian. Shangyan mencintai Tong Nian, tapi memang benar kalau
dia kurang memperhatikan Tong Nian, kurang mengenalnya.
--
Esok hari,
Shangyan terbangun duluan. Dia menatap Tong Nian
yang masih tertidur. Dan diam-diam, dia mengecup sekilas bibir Tong Nian. Dia
terpikir sesuatu dan langsung pergi keluar.
Dan lagi-lagi dia berpas-pasan dengan Grunt. Begitu
melihat Grunt, dia langsung bertanya apa yang para gadis biasanya sukai? Grunt langsung
menjawab kalau punya uang belikan lipstick, kalau tidak ada belikan makanan. Tapi,
begitu tersadar kalau Shangyan ingin membelikan hadiah untuk Tong Nian, dia
segera memberikan saran untuk membeli sesuatu yang manis saja. Mendengar hal
itu, Shangyan langsung pergi.
--
Tong Nian terbangun. Dia kaget karena ketiduran. Dia
berteriak memanggil Shangyan, tapi tidak ada jawaban. Tong Nian jadi sedih. Dia
merasa kalau Shangyan benar-benar marah kemarin hingga tidak kembali.
Dengan lemas, Tong Nian pergi sikat gigi sambil
mengirim pesan pada Shangyan. Tidak ada balasan.
--
Shangyan lagi ke supermarket. Dia membeli banyak
strawberry dan juga cake strawberry.
Dia membawa semua belanjaan itu untuk Tong Nian. Tong
Nian sudah menunggunya di sofa sambil tersenyum manis.
“Kemarin malam, aku tidak mengontrol emosiku dengan
baik. Jadi, aku mau minta maaf,” ujar Shangyan. “Kau tidak marah lagi?”
Tong Nian mengiyakan. Shangyan kemudian berjanji
akan berubah dan tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi. Dan tiba-tiba,
Tong Nian langsung memeluknya. Shangyan kaget juga dengan pelukan Tong Nian.
Tags:
Go Go Squid
lucu tong niang kalau mabok
ReplyDeleteKetawak Teros bacanya
ReplyDelete