Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Tong Nian tiba-tiba memeluk Shangyan dengan erat.
Shangyan jelas kaget dan bingung dengan yang Tong Nian lakukan. Apalagi, Tong
Nian malah berkata kalau dia ingin makan sekarang. Shangyan mengira kalau Tong
Nian ingin makan strawberry, tapi Tong Nian tiba-tiba malah menggigit bibir
Shangyan. Shangyan shock. Dan akhirnya tersadar, apa Tong Nian minum bir?
Tong Nian langsung berdiri dan memamerkan segelas
wine yang di minumnya. Dia tadi bosan menunggu Shangyan dan melihat di dalam
kulkas Shangyan ada itu, jadi dia langsung meminumnya. Tong Nian benar-benar
mabuk. Dia bertanya apakah dia adalah pacar pertama Shangyan? Dan saat Shangyan
membenarkan, Tong Nian langsung melompat ke dalam pangkuan Shangyan. Tong Nian
saat mabuk, benar-benar agresif hingga membuat Shangyan tidak tahu harus
berbuat apa dan hanya bisa pasrah saja.
Setelah akhirnya Tong Nian tertidur, Shangyan
langsung diam-diam keluar dari dalam kamarnya. Tapi, ternyata diluar, semua
anggota K&K ada di bawah dan menatapnya penuh tanda tanya. Mereka berbasa
basi bertanya haruskah memesankan nasi kotak untuk Tong NIan juga? Shangyan
mengiyakan.
--
Zheng Hui bersama ibunya hendak pamit pulang
karena ibu Zheng Hui telah keluar dari rumah sakit usai operasi. Ayah Tong Nian
menasehati Zheng Hui untuk menjaga ibunya dengan baik. Ibu Zheng Hui tampak
segan karena sudah terlalu merepotkan hingga dia ingin cepat pamit pulang.
Jadinya, pas ayah Tong Nian bertanya apakah mereka lapar atau tidak, ibu bilang
tidak lapar. Tapi, Zheng Hui malah bilang lapar. Dan ayah Tong Nian jadi nyuruh
mereka untuk makan malam bersama mereka saja. Ayah Tong Nian kemudian pamit
untuk ke dapur membantu istrinya.
Setelah ayah Tong Nian ke dapur, Zheng Hui
langsung berkata pada ibunya untuk tidak sungkan. Ibu Zheng Hui langsung bilang
kalau harusnya mereka tidak merepotkan lagi. Zheng Hui malah tersenyum dan
berkata tidak apa-apa.
Ayah ke belakang menemui ibu yang ternyata sedang
mencoba menghubungi Tong Nian dari tadi, tapi tidak di angkat. Karena itu, ibu
memutuskan untuk menelpon Lan Mei, mana tahu Tong Nian ada sama Lan Mei.
Lan Mei sedang kencan dengan suaminya. Ibu Tong
Nian menelponnya dan tentu saja dia bilang kalau Tong Nian tidak ada
bersamanya. Tapi, selesai telepon, Lan Mei ragu sendiri, takutnya Tong Nian
malah ada bersama Shangyan. Suaminya menyarankan agar Lan Mei menelpon Shangyan
untuk memastikan.
Shangyan lagi makan bersama para anggota K&K,
tapi dia tidak fokus makan. Saat itu, ponselnya berbunyi. Telepon dari Lan Mei.
Lan Mei langsung nanya, apakah Tong Nian ada bersama Shangyan? Shangyan
menjelaskan kalau Tong Nian mabuk dan masih tidur sekarang. Lan Mei dengan
panik memberitahu kalau ibu Tong Nian sedang mencari Tong Nian. Dan jika ibu
Tong Nian sampai tahu Tong Nian mabuk, dia bisa sangat marah. Pokoknya, jangan
biarkan Tong Nian mengangkat teleponnya. Shangyan berterimakasih atas pemberitahuan
dari Lan Mei.
Usai teleponan dengan Shangyan, Lan Mei langsung
memberitahu suaminya kalau ternyata Tong Nian beneran ada di tempat Shangyan
dan bahkan mabuk. Lan Mei bahkan berkata kalau ternyata progress Tong Nian
serta Shangyan sangat cepat.
Ponsel Tong Nian berbunyi. Tong Nian sudah bangun.
Suara ponsel Tong Nian terdengar hingga ke bawah, dan Shangyan langsung lari ke
atas dan berteriak agar Tong Nian tidak menjawab telepon. Terlambat, karena
Tong Nian yang masih setengah mabuk telah terlanjur menjawab telepon. Yang
menelpon adalah ibunya Tong Nian dan bertanya Tong Nian sedang ada dimana? Tong
Nian yang masih mabuk dengan jujur menjawab kalau dia ada di tempat Shangyan,
dan Shangyan ada di sebelahnya sekarang.
Ibu Tong Nian kaget dan mulai memarahi Tong Nian,
tapi Tong Nian malah tertidur. Shangyan segera mengambil alih telepon dan
beralasan kalau Tong Nian sedang tidak sehat sekarang. Tong Nian akan tidur
sebentar di tempatnya dan dia akan segera mengantarnya pulang. Dia akan
menjelaskan secara pribadi mengenai apa yang terjadi. Dan usai mengatakan itu,
Shangyan langsung mematikan ponsel Tong Nian.
Ibu tambah panik. Ayah yang mendengar dari tadi
meminta penjelasa ibu. Ibu dengan kesal memberitahu kalau Tong Nian ada di
tempat Shangyan. Dia juga kesal dan bertanya-tanya, sejak kapan Shangyan dan
Tong Nian kembali bersama? Dia malah menduga kalau Tong Nian pasti di tipu
hingga bisa ke tempat Shangyan. Shangyan bilang kalau Tong Nian sedang tidak
sehat, dia akan mengantarkan Tong Nian pulang dan menjelaskan secara pribadi
yang terjadi.
Ayah mengeluarkan pendapatnya, kalau menurutnya
Shangyan tidak terlalu buruk. Shangyan memberikan semua hatinya untuk Tong
Nian. Ibu tidak suka mendengarnya dan marah. Ayah memilih mengalah dan menyuruh
agar mereka tidak berdebat sekarang karena masih ada tamu (Zheng Hui dan
ibunya). Ibu kesal dan ingin menjemput Tong Nian sekarang juga. Ayah
melarangnya karena Tong Nian sudah dewasa dan tentu tahu apa yang di
lakukannya. Dan juga, Shangyan sudah bilang akan mengantar Tong Nian pulang dan
menjelaskan pada mereka, jadi sebaiknya mereka menunggu. Jangan terlalu
khawatir.
Ibu malah membahas lagi, kalau dia ingin Tong Nian
bersama Zheng Hui. Zheng Hui adalah anak yang sangat hebat. Setiap hari, Zheng
Hui akan ke rumah sakit untuk merawat ibunya. Dia jelas anak yang sangat
berbakti. Kenapa pula Tong Nian tidak mau sama Zheng Hui?!
“Sebenarnya, Xiao Han juga bukan anak yang jahat.
Setidaknya, dia sabar bersama kakeknya. Sangat hebat,” pendapat ayah.
Ibu kembali marah. Dia merasa ayah seperti memihak
Shangyan. Ibu bahkan bertanya, ayah ada di pihak siapa sekarang ini? Ayah
langsung menjawab kalau tetu saja dia ada di pihaknya ibu. Dia hanya
berpendapat saja. Tapi, ibu kan kepala keluarga mereka. Pendapat ibu yang
paling utama. Semua akan mendengarkannya.
--
Tong Nian akhirnya bangun dan sudah sadar. Begitu
Tong Nian bangun, Shangyan langsung memberitahu kalau ibu Tong Nian sudah
menelpon sebanyak 47 kali. Tong Nian terkejut. Apalagi saat Shangyan
memberitahu kalau Tong Nian mengangkat telepon ibu tadi. Dia tambah panik saat
tahu dia memberitahu sendiri pada ibunya kalau dia tidur di tempat Shangyan dan
Shangyan ada di sampingnya. Tong Nian menjerit nyaring dan memarahi dirinya
sendiri karena begitu bodoh.
Shangyan dengan tenang menyuruh Tong Nian untuk
bersiap dan mandi. Dia akan mengantarkan Tong Nian pulang. Dia akan pulang dan
menjelaskan secara langsung pada ibu Tong Nian.
--
Hari sudah sangat sore dan Tong Nian sudah selesai
mandi. Dia menunggu Shangyan yang sedang bersiap. Shangyan mengenakan kemeja
putih dan juga jas berwarna hitam. Penampilannya sangat formal. Tong Nian
memujinya yang terlihat sangat tampan.
Tapi, Tong Nian juga heran kenapa Shangyan
mengenakan setelan lengkap? Shangyan tidak menjawab dan hanya mengajak Tong
Nian untuk pulang.
Mereka ke rumah Tong Nian dengan naik taksi.
Setelah turun dari taksi, Shangyan baru memakai dasi-nya. Tong Nian menawarkan
diri untuk memakaikan dasi Shangyan. Dia juga cemas kalau Shangyan akan di
marahi oleh ibunya. Shangyan menenangkannya untuk tidak cemas dan takut, karena
mereka tidak berbuat salah.
--
Di dalam rumah, ibu dan ayah sudah menunggu
mereka. Begitu melihat Tong Nian pulang, ibu segera memarahinya karena tidur di
tempat Shangyan. Bukankah mereka sudah putus? Ada apa sebenarnya? Jelaskan
dengan jelas.
Untung ada ayah di sana. Ayah segera menyuruh Tong
Nian untuk ke atas dan meninggalkan mereka. Tong Nian yang di suruh ke atas
jadi takut kalau orang tuanya akan bersikap kejam pada Shangyan. Karena itu,
dia menolak untuk ke atas. Dia hanya akan duduk dan mendengarkan mereka, jadi
biarkan dia tetap di sini.
Shangyan mulai bicara. Dia meminta maaf terlebih
dahulu.
“Anda berdua sebagai orang tua pasti salah paham
mengenai hal yang terjadi antara Tong Nian dan aku. Dua tahun, tidak lama
setelah aku mendirikan club K&K, di pertemuan pertama, adalah awal aku
pertama kali berjumpa dengan Tong Nian. Sejak pertemuan itu, aku tidak mampu
melupakannya,” jelas Shangyan, berbohong. Tong Nian saja sampai kaget, karena
mereka bertemu tahun lalu, dan dia yang mengejar Shangyan, bukan sebaliknya.
“Awalnya aku berpikir itu hanya pertemuan di
lautan manusia, dan kami tidak akan punya kesempatan bertemu lagi. Untungnya,
tahun itu, aku membawa team-ku berpartisipasi dalam kompetisi. Dan dia secara
kebetulan ada di tempat yang sama untuk sebuah acara. Dan itu dapat di anggap
sebagai pertemuan resmi kami. Aku merasa sangat bersemangat saat itu. Mungkin,
aku merasa diriku keterlaluan. Aku, pria yang hampir berusia 30 tahun,
bagaimana bisa menyukai seorang gadis muda? Tapi, tolong pikirkan hal ini. Apa
yang ku katakan adalah benar. Awalnya, karena aku jauh lebih tua dari Tong
Nian, Tong Nian mungkin tidak akan menerima usiaku. Jadi, itulah kenapa situasi
di makan malam tahun baru terjadi. Aku sangat meminta maaf karena telah
menyembuyikan hal ini dari Anda berdua. Aku merasa sangat bersalah. Tapi saat
itu, Nian Nian tidak bersedia mengakui keberadaanku. Di tambah lagi, aku tidak
berani berkunjung tanpa izinnya. Sebagai seorang pria, aku merasa karir adalah
hal yang terpenting. Tapi, sejak aku bertemu dengan Nian Nian, aku merasa yang
lain tidaklah penting lagi. Setelah kami kembali rujuk tidak lama ini, dia
mengatakan ingin putus dariku lagi. Jadi, terjadilah hal ini. Aku membawanya ke
klub, dan bertanya padanya, “Jika kau
benar-benar tidak bisa menerimaku yang sangat sibuk saat ini, maka aku akan
menjual semua sahamku dan mengganti jalur karirku.” Untukmu, aku rela
menyerah pada K&K yang ku bentuk dengan kedua tanganku sendiri. Nian Nian
masih sangat muda. Untuknya, mungkin aku hanya bagian dari perasaannya. Tapi
untukku, dia sudah menjadi bagian dari hidupku. Jadi aku membawanya dan bertemu
hari ini, berharap Anda berdua dapat memberiku kesempatan. Jika Nian-Nian tidak
bersedia bersamaku dan benar-benar ingin putus, maka aku akan pergi dari sini
sekarang juga dan menghilang dari hadapannya. Jika dia bersedia bersamaku, aku
berharap Anda berdua dapat tenang dan menyerahkannya padaku. Biarkan aku
menjaganya selamanya,” jelas Shangyan panjang lebar di campur dengan kebohongan
pertemuan dia dan Tong Nian awalnya.
Ayah berusaha membujuk ibu agar mau menerima
Shangyan. Tapi, ibu hanya diam saja. Dia tetap marah karena Tong Nian bisa
sampai tidur di tempat Shangyan. Dia bahkan segera membawa Tong Nian ke kamar
dan menyuruh Tong Nian untuk merenung.
Untung ayah Tong Nian lebih bijak. Dia malah menyuruh
Shangyan untuk pergi ke kamar Tong Nian dan menyuruhnya untuk menghibur Tong
Nian yang pasti sedang sedih karena ibu tidak pernah semarah ini pada Tong
Nian. Ayah bahkan berkata kalau dia percaya pada Shangyan.
Tong Nian sangat senang saat Shangyan datang ke
kamarnya. Dia menyuruh Shangyan untuk masuk ke dalam kamarnya karena kalau
Shangyan bicara di depan pintu, bisa kedengaran oleh ibunya yang kamarnya ada
di sebelah. Shangyan menolak masuk karena menurutnya kurang sopan. Tapi, Tong
Nian malah menariknya masuk.
Shangyan untuk pertama kalinya melihat kamar Tong
Nian. Tong Nian jadi sedikit canggung setelah membawa Shangyan masuk ke dalam
kamarnya. Shangyan membahas mengenai ibu Tong Nian yang sepertinya sangat tidak
menyukainya. Tong Nian langsung berkata bukan begitu, hanya saja ibunya
memilikinya saat sudah berusia 36 tahun karena itu, ibunya punya sangat
ekspetasi atasnya.
Tong Nian kemudian bertanya mengenai yang Shangyan
katakan mereka bertemu 2 tahun yang lalu. Shangyan langsung berkata kalau itu
hanyalah kebohongan. Tong Nian langsung nanya, jadi mengenai Shangyan jatuh
cinta padanya di Guangzhou itu? Shangyan dengan jujur berkata kalau itu juga
bohong. Shangyan mengarang semua itu, agar lebih mudah bagi orang tua Tong Nian
menerimanya.
Di antara semua yang di katakannya, perkataannya
mengenai akan menjaga dan bertanggung jawab terhadap Tong Nian adalah
kebenaran. Dia teringat saat Tong Nian pertama kali mabuk di tempatnya dan
memeluknya, di saat itulah dia mulai merasakan sesuatu terhadap Tong Nian.
Tong Nian sangat senang mendengarnya. Dia percaya
pada Shangyan.
“Hal mengenai aku mencintaimu, kau harus percaya
padaku. Aku tidak akan membohongimu,” tegas Shangyan.
Setelah itu, Shangyan pamit untuk pergi karena
tidak sopan terlalu lama di kamar Tong Nian. Takutnya kalau ibu Tong Nian tahu,
ibu Tong Nian akan semakin membenci-nya. Dia akan melakukan video call setelah
sampai klub nantinya.
--
Shangyan sudah sampai di club. Di kamarnya, di
atas meja ada banyak sekali strawberry dan cake strawberry yang di belinya tadi
pagi tapi tidak di makan dan di bawa Tong Nian. Jadinya, dia yang makan.
Shangyan sambil makan cake strawberry, menelpon
ibu tirinya. Ny. Han sangat senang karena Shangyan menelponnya. Tujuan Shangyan
menelpon, adalah untuk meminta tolong agar Ny. Han mau datang ke Shanghai dan
melakukan pertemuan orang tua. Ny. Han kaget, orang tua siapa?
“Dengarkan aku dulu,” ujar Shangyan karena ny. Han
bertanya terus. “Kau masih ingat gadis yang ku gambarkan untukmu lihat?”
“Kau mengejarnya lagi?” tanya Ny. Han bersemangat.
“Anakku, kau sangat hebat! Jika kau akan menikah, maka itu artinya aku akan
punya cucu? Sangat hebat! Terimakasih, Tuhan. Aku akhirnya berhasil menyelesaikan
keinginan ayahmu.”
Ny. Han sangat bersemangat. Dia bahkan sudah
menghitung kalau Shangyan nikah tahun ini, kemungkinan tahun depan sudah ada
anak. Dia sudah ingin membeli barang-barang untuk bayi.
Shangyan langsung mengingatkan untuk ny. Han datang
dulu dan melakukan pertemuan orang tua sebelum membahas semua hal itu. Ny. Han
langsung berkata dengan semangat akan datang.
Shangyan memberitahu kalau dia harus ke Beijing
bulan depan untuk kompetisi nasional, jadi bagaimana jika pertemuan orang tua
di lakukan bulan ini? Ny. Han setuju dan bahkan akan segera memesan tiket besok
ke Shanghai. Ny Han langsung tanya, apa yang Tong Nian sukai, karena dia ingin
membelikan hadiah. Shangyan menyuruh tidak perlu karena Ny. Han sudah pernah
memberikannya walau dia membayar. Setelah itu, Shangyan langsung mematikan
telepon.
Ny. Han jadi bingung, kapan dia pernah berikan
hadiah untuk Tong Nian? (yang di maksud Shangyan adalah kalung antik Ny. Han
yang dia bilang hilang padahal dia berikan pada Tong Nian. Dan karena harus
membayar kalung yang hilang itu pada Ny. Han, Shangyan sampai harus kehabisan
uang dan meminjam uang Wu Bai).
--
Shangyan membawa semua sisa strawberry yang tidak
bisa di habiskanya untuk Xiaomi. Xiaomi tertawa karena Shangyan membeli banyak
sekali strawberry. Xiaomi dengan senang hati menikmati macaron strawberry yang
Shangyan berikan. Shangyan kemudian membahas mengenai pernikahan. Xiaomi jelas
kaget karena Shangyan sudah mau menikah hah?
Xiaomi berujar kalau Tong Nian yang masih muda
menikah akan sangat rugi. Kenapa? Karena dia tidak lama pacaran dengan Shangyan
dan mereka belum pernah pacaran layaknya orang pada umumnya. Pergi nonton, ke
café, bergandengan tangan di pantai, atau sejenis-nya.
Shangyan memikirkan perkataan Xiaomi dan karena
itu, dia langsung mengirim pesan pada Tong Nian, bertanya apa yang akan Tong
Nian lakukan besok? Tong Nian membalas kalau dia harus mengawasi ujian besok
menggantikan profesor-nya. Membaca balasan Tong Nian, Shangyan tampak memikirkan
sesuatu.
--
Esok hari,
Tong Nian membangunkan Yaya untuk menemainya mengawai
ujian, tapi Yaya sangat sulit di bangunkan. Tapi, karena Yaya sangat sulit di
bangunkan, Tong Nian akhirnya menyerah.
Dan ternyata, Shangyan sudah ada di depan kampus
menunggunya. Tong Nian sangat bahagia melihat Shangyan yang datang menemuinya. Dia
memberitahu kalau kelasnya ada di 405, dan Shangyan bisa menunggunya di depan pintu,
selama dia mengawas. Dia bertugas mengawa selama 1jam, jadi Shangyan bisa
menghabiskan waktu berjalan-jalan sendiri di sekitaran kampus.
--
Ujian akhirnya berakhir. Para mahasiswi yang siap
ujian, sangat terpukau dengan ketampanan Shangyan yang berdiri di depan pintu sambil
mengenggam seikat bunga. Tanpa malu, beberapa mahasiswi langsung bertanya,
Shangyan jurusan apa? Dan meminta izin meminta akun WeChat Shangyan. Tong Nian
yang melihat apa yang mereka lakukan, segera menegur mereka.
Shangyan memberikan bunga yang di petiknya untuk
Tong Nian. Tong Nian kaget karena kan dilarang memetik bunga di lingkungan
kampus. Shangyan malah beralasan kalau bunga yang di petiknya adalah bunga
liar.
Saat itu, salah seorang temannya yang datang
mengawas lewat. Ternyata, profesor mereka akan masuk kelas dan mereka akan
memberikan kertas jawaban ujian dari kelas yang mereka awasi tadi. Dan tentu,
mereka jadi melihat Tong Nian yang sedang berpacaran dengan Shangyan di depan
pintu kelas.
Mereka pun bergosip di dalam kelas. Para mahasiswa
merasa kalau Ketua Kelas mereka pasti akan patah hati karena Tong Nian sudah
punya pacar. Mereka malah menduga kalau Shangyan datang ke kampus mereka agar
mereka tahu kalau Tong Nian sudah punya pacar.
Salah seorang menimpali kalau bukan hanya Ketua Kelas mereka yang akan patah
hati, tapi juga seseorang bernama Zheng Hui.
Diluar, Tong Nian meminta Shangyan menunggu sebetar.
Karena Profesor-nya nanti akan datang dan dia harus menyerahkan kertas jawaban
ujian tadi. Setelah itu, mereka bisa jalan bersama.
Shangyan bersedia menunggu lebih lama. Tapi, dia
meminta izin untuk masuk ke kelas Tong Nian. Tong Nian mengizinkan Shangyan
untuk masuk karena kan bukan jam pelajaran.
Pas Shangyan masuk sambil merangkul Tong Nian,
tentu saja gosip semakin memanas.
Tong Nian tampak sedikit malu. Tong Nian baru
teringat, dan dengan berbisik bertanya alasan Shangyan datang menemuinya hari
ini? Shangyan langsung balik tanya, kalau dia tidak ada urusan, apa tidak boleh
datang? Tong Nian langsung menjawab boleh.
Yaya datang tidak lama kemudian dan dia sangat
terkejut karena Shangyan datang. Tong Nian langsung menyuruh Yaya untuk diam.
Profesor masuk dan langsung memarahi Yaya. Dia tadi
nampak Yaya lari di koridor, apa Yaya tidak mengawas bersama Tong Nian? Apa
datang terlambat? Yaya langsung berbohong kalau tadi selesai mengawas, dia
pergi sarapan dulu baru kembali ke sini. Untungnya, profesor tidak bertanya
lebih lanjut. Dia menyuruh mereka menyerahkan kertas jawaban ujian tadi.
Tong Nian juga panik karena Shangyan belum sempat
keluar tapi profesor sudah masuk. Jadi, Tong Nian berbisik menyuruh Shangyan
berpura-pura saah masuk kelas saja dan langsung keluar. Pokoknya, cari alasan yang
masuk akal.
Profesor melihat Shangyan dan langsung menunjuk, “Siapa
kau? Kenapa di sini? Apa salah masuk kelas?”
Tong Nian langsung tegang. Sementara Shangyan
tampak sangat santai dan menatap profesor balik tanpa takut.
Tags:
Go Go Squid
Lanjut.....
ReplyDeleteLanjoooooottt...
ReplyDelete