Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode 33

Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode 33
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi


Tong Nian tiba-tiba memeluk Shangyan dengan erat. Shangyan jelas kaget dan bingung dengan yang Tong Nian lakukan. Apalagi, Tong Nian malah berkata kalau dia ingin makan sekarang. Shangyan mengira kalau Tong Nian ingin makan strawberry, tapi Tong Nian tiba-tiba malah menggigit bibir Shangyan. Shangyan shock. Dan akhirnya tersadar, apa Tong Nian minum bir?

Tong Nian langsung berdiri dan memamerkan segelas wine yang di minumnya. Dia tadi bosan menunggu Shangyan dan melihat di dalam kulkas Shangyan ada itu, jadi dia langsung meminumnya. Tong Nian benar-benar mabuk. Dia bertanya apakah dia adalah pacar pertama Shangyan? Dan saat Shangyan membenarkan, Tong Nian langsung melompat ke dalam pangkuan Shangyan. Tong Nian saat mabuk, benar-benar agresif hingga membuat Shangyan tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa pasrah saja.


Setelah akhirnya Tong Nian tertidur, Shangyan langsung diam-diam keluar dari dalam kamarnya. Tapi, ternyata diluar, semua anggota K&K ada di bawah dan menatapnya penuh tanda tanya. Mereka berbasa basi bertanya haruskah memesankan nasi kotak untuk Tong NIan juga? Shangyan mengiyakan.
--
Zheng Hui bersama ibunya hendak pamit pulang karena ibu Zheng Hui telah keluar dari rumah sakit usai operasi. Ayah Tong Nian menasehati Zheng Hui untuk menjaga ibunya dengan baik. Ibu Zheng Hui tampak segan karena sudah terlalu merepotkan hingga dia ingin cepat pamit pulang. Jadinya, pas ayah Tong Nian bertanya apakah mereka lapar atau tidak, ibu bilang tidak lapar. Tapi, Zheng Hui malah bilang lapar. Dan ayah Tong Nian jadi nyuruh mereka untuk makan malam bersama mereka saja. Ayah Tong Nian kemudian pamit untuk ke dapur membantu istrinya.
Setelah ayah Tong Nian ke dapur, Zheng Hui langsung berkata pada ibunya untuk tidak sungkan. Ibu Zheng Hui langsung bilang kalau harusnya mereka tidak merepotkan lagi. Zheng Hui malah tersenyum dan berkata tidak apa-apa.
Ayah ke belakang menemui ibu yang ternyata sedang mencoba menghubungi Tong Nian dari tadi, tapi tidak di angkat. Karena itu, ibu memutuskan untuk menelpon Lan Mei, mana tahu Tong Nian ada sama Lan Mei.

Lan Mei sedang kencan dengan suaminya. Ibu Tong Nian menelponnya dan tentu saja dia bilang kalau Tong Nian tidak ada bersamanya. Tapi, selesai telepon, Lan Mei ragu sendiri, takutnya Tong Nian malah ada bersama Shangyan. Suaminya menyarankan agar Lan Mei menelpon Shangyan untuk memastikan.
Shangyan lagi makan bersama para anggota K&K, tapi dia tidak fokus makan. Saat itu, ponselnya berbunyi. Telepon dari Lan Mei. Lan Mei langsung nanya, apakah Tong Nian ada bersama Shangyan? Shangyan menjelaskan kalau Tong Nian mabuk dan masih tidur sekarang. Lan Mei dengan panik memberitahu kalau ibu Tong Nian sedang mencari Tong Nian. Dan jika ibu Tong Nian sampai tahu Tong Nian mabuk, dia bisa sangat marah. Pokoknya, jangan biarkan Tong Nian mengangkat teleponnya. Shangyan berterimakasih atas pemberitahuan dari Lan Mei.
Usai teleponan dengan Shangyan, Lan Mei langsung memberitahu suaminya kalau ternyata Tong Nian beneran ada di tempat Shangyan dan bahkan mabuk. Lan Mei bahkan berkata kalau ternyata progress Tong Nian serta Shangyan sangat cepat.

Ponsel Tong Nian berbunyi. Tong Nian sudah bangun. Suara ponsel Tong Nian terdengar hingga ke bawah, dan Shangyan langsung lari ke atas dan berteriak agar Tong Nian tidak menjawab telepon. Terlambat, karena Tong Nian yang masih setengah mabuk telah terlanjur menjawab telepon. Yang menelpon adalah ibunya Tong Nian dan bertanya Tong Nian sedang ada dimana? Tong Nian yang masih mabuk dengan jujur menjawab kalau dia ada di tempat Shangyan, dan Shangyan ada di sebelahnya sekarang.

Ibu Tong Nian kaget dan mulai memarahi Tong Nian, tapi Tong Nian malah tertidur. Shangyan segera mengambil alih telepon dan beralasan kalau Tong Nian sedang tidak sehat sekarang. Tong Nian akan tidur sebentar di tempatnya dan dia akan segera mengantarnya pulang. Dia akan menjelaskan secara pribadi mengenai apa yang terjadi. Dan usai mengatakan itu, Shangyan langsung mematikan ponsel Tong Nian.

Ibu tambah panik. Ayah yang mendengar dari tadi meminta penjelasa ibu. Ibu dengan kesal memberitahu kalau Tong Nian ada di tempat Shangyan. Dia juga kesal dan bertanya-tanya, sejak kapan Shangyan dan Tong Nian kembali bersama? Dia malah menduga kalau Tong Nian pasti di tipu hingga bisa ke tempat Shangyan. Shangyan bilang kalau Tong Nian sedang tidak sehat, dia akan mengantarkan Tong Nian pulang dan menjelaskan secara pribadi yang terjadi.
Ayah mengeluarkan pendapatnya, kalau menurutnya Shangyan tidak terlalu buruk. Shangyan memberikan semua hatinya untuk Tong Nian. Ibu tidak suka mendengarnya dan marah. Ayah memilih mengalah dan menyuruh agar mereka tidak berdebat sekarang karena masih ada tamu (Zheng Hui dan ibunya). Ibu kesal dan ingin menjemput Tong Nian sekarang juga. Ayah melarangnya karena Tong Nian sudah dewasa dan tentu tahu apa yang di lakukannya. Dan juga, Shangyan sudah bilang akan mengantar Tong Nian pulang dan menjelaskan pada mereka, jadi sebaiknya mereka menunggu. Jangan terlalu khawatir.
Ibu malah membahas lagi, kalau dia ingin Tong Nian bersama Zheng Hui. Zheng Hui adalah anak yang sangat hebat. Setiap hari, Zheng Hui akan ke rumah sakit untuk merawat ibunya. Dia jelas anak yang sangat berbakti. Kenapa pula Tong Nian tidak mau sama Zheng Hui?!
“Sebenarnya, Xiao Han juga bukan anak yang jahat. Setidaknya, dia sabar bersama kakeknya. Sangat hebat,” pendapat ayah.
Ibu kembali marah. Dia merasa ayah seperti memihak Shangyan. Ibu bahkan bertanya, ayah ada di pihak siapa sekarang ini? Ayah langsung menjawab kalau tetu saja dia ada di pihaknya ibu. Dia hanya berpendapat saja. Tapi, ibu kan kepala keluarga mereka. Pendapat ibu yang paling utama. Semua akan mendengarkannya.
--
Tong Nian akhirnya bangun dan sudah sadar. Begitu Tong Nian bangun, Shangyan langsung memberitahu kalau ibu Tong Nian sudah menelpon sebanyak 47 kali. Tong Nian terkejut. Apalagi saat Shangyan memberitahu kalau Tong Nian mengangkat telepon ibu tadi. Dia tambah panik saat tahu dia memberitahu sendiri pada ibunya kalau dia tidur di tempat Shangyan dan Shangyan ada di sampingnya. Tong Nian menjerit nyaring dan memarahi dirinya sendiri karena begitu bodoh.
Shangyan dengan tenang menyuruh Tong Nian untuk bersiap dan mandi. Dia akan mengantarkan Tong Nian pulang. Dia akan pulang dan menjelaskan secara langsung pada ibu Tong Nian.
--

Hari sudah sangat sore dan Tong Nian sudah selesai mandi. Dia menunggu Shangyan yang sedang bersiap. Shangyan mengenakan kemeja putih dan juga jas berwarna hitam. Penampilannya sangat formal. Tong Nian memujinya yang terlihat sangat tampan.
Tapi, Tong Nian juga heran kenapa Shangyan mengenakan setelan lengkap? Shangyan tidak menjawab dan hanya mengajak Tong Nian untuk pulang.
Mereka ke rumah Tong Nian dengan naik taksi. Setelah turun dari taksi, Shangyan baru memakai dasi-nya. Tong Nian menawarkan diri untuk memakaikan dasi Shangyan. Dia juga cemas kalau Shangyan akan di marahi oleh ibunya. Shangyan menenangkannya untuk tidak cemas dan takut, karena mereka tidak berbuat salah.
--
Di dalam rumah, ibu dan ayah sudah menunggu mereka. Begitu melihat Tong Nian pulang, ibu segera memarahinya karena tidur di tempat Shangyan. Bukankah mereka sudah putus? Ada apa sebenarnya? Jelaskan dengan jelas.
Untung ada ayah di sana. Ayah segera menyuruh Tong Nian untuk ke atas dan meninggalkan mereka. Tong Nian yang di suruh ke atas jadi takut kalau orang tuanya akan bersikap kejam pada Shangyan. Karena itu, dia menolak untuk ke atas. Dia hanya akan duduk dan mendengarkan mereka, jadi biarkan dia tetap di sini.
Shangyan mulai bicara. Dia meminta maaf terlebih dahulu.
“Anda berdua sebagai orang tua pasti salah paham mengenai hal yang terjadi antara Tong Nian dan aku. Dua tahun, tidak lama setelah aku mendirikan club K&K, di pertemuan pertama, adalah awal aku pertama kali berjumpa dengan Tong Nian. Sejak pertemuan itu, aku tidak mampu melupakannya,” jelas Shangyan, berbohong. Tong Nian saja sampai kaget, karena mereka bertemu tahun lalu, dan dia yang mengejar Shangyan, bukan sebaliknya.
“Awalnya aku berpikir itu hanya pertemuan di lautan manusia, dan kami tidak akan punya kesempatan bertemu lagi. Untungnya, tahun itu, aku membawa team-ku berpartisipasi dalam kompetisi. Dan dia secara kebetulan ada di tempat yang sama untuk sebuah acara. Dan itu dapat di anggap sebagai pertemuan resmi kami. Aku merasa sangat bersemangat saat itu. Mungkin, aku merasa diriku keterlaluan. Aku, pria yang hampir berusia 30 tahun, bagaimana bisa menyukai seorang gadis muda? Tapi, tolong pikirkan hal ini. Apa yang ku katakan adalah benar. Awalnya, karena aku jauh lebih tua dari Tong Nian, Tong Nian mungkin tidak akan menerima usiaku. Jadi, itulah kenapa situasi di makan malam tahun baru terjadi. Aku sangat meminta maaf karena telah menyembuyikan hal ini dari Anda berdua. Aku merasa sangat bersalah. Tapi saat itu, Nian Nian tidak bersedia mengakui keberadaanku. Di tambah lagi, aku tidak berani berkunjung tanpa izinnya. Sebagai seorang pria, aku merasa karir adalah hal yang terpenting. Tapi, sejak aku bertemu dengan Nian Nian, aku merasa yang lain tidaklah penting lagi. Setelah kami kembali rujuk tidak lama ini, dia mengatakan ingin putus dariku lagi. Jadi, terjadilah hal ini. Aku membawanya ke klub, dan bertanya padanya, “Jika kau benar-benar tidak bisa menerimaku yang sangat sibuk saat ini, maka aku akan menjual semua sahamku dan mengganti jalur karirku.” Untukmu, aku rela menyerah pada K&K yang ku bentuk dengan kedua tanganku sendiri. Nian Nian masih sangat muda. Untuknya, mungkin aku hanya bagian dari perasaannya. Tapi untukku, dia sudah menjadi bagian dari hidupku. Jadi aku membawanya dan bertemu hari ini, berharap Anda berdua dapat memberiku kesempatan. Jika Nian-Nian tidak bersedia bersamaku dan benar-benar ingin putus, maka aku akan pergi dari sini sekarang juga dan menghilang dari hadapannya. Jika dia bersedia bersamaku, aku berharap Anda berdua dapat tenang dan menyerahkannya padaku. Biarkan aku menjaganya selamanya,” jelas Shangyan panjang lebar di campur dengan kebohongan pertemuan dia dan Tong Nian awalnya.
Ayah berusaha membujuk ibu agar mau menerima Shangyan. Tapi, ibu hanya diam saja. Dia tetap marah karena Tong Nian bisa sampai tidur di tempat Shangyan. Dia bahkan segera membawa Tong Nian ke kamar dan menyuruh Tong Nian untuk merenung.
Untung ayah Tong Nian lebih bijak. Dia malah menyuruh Shangyan untuk pergi ke kamar Tong Nian dan menyuruhnya untuk menghibur Tong Nian yang pasti sedang sedih karena ibu tidak pernah semarah ini pada Tong Nian. Ayah bahkan berkata kalau dia percaya pada Shangyan.
Tong Nian sangat senang saat Shangyan datang ke kamarnya. Dia menyuruh Shangyan untuk masuk ke dalam kamarnya karena kalau Shangyan bicara di depan pintu, bisa kedengaran oleh ibunya yang kamarnya ada di sebelah. Shangyan menolak masuk karena menurutnya kurang sopan. Tapi, Tong Nian malah menariknya masuk.
Shangyan untuk pertama kalinya melihat kamar Tong Nian. Tong Nian jadi sedikit canggung setelah membawa Shangyan masuk ke dalam kamarnya. Shangyan membahas mengenai ibu Tong Nian yang sepertinya sangat tidak menyukainya. Tong Nian langsung berkata bukan begitu, hanya saja ibunya memilikinya saat sudah berusia 36 tahun karena itu, ibunya punya sangat ekspetasi atasnya.

Tong Nian kemudian bertanya mengenai yang Shangyan katakan mereka bertemu 2 tahun yang lalu. Shangyan langsung berkata kalau itu hanyalah kebohongan. Tong Nian langsung nanya, jadi mengenai Shangyan jatuh cinta padanya di Guangzhou itu? Shangyan dengan jujur berkata kalau itu juga bohong. Shangyan mengarang semua itu, agar lebih mudah bagi orang tua Tong Nian menerimanya.
Di antara semua yang di katakannya, perkataannya mengenai akan menjaga dan bertanggung jawab terhadap Tong Nian adalah kebenaran. Dia teringat saat Tong Nian pertama kali mabuk di tempatnya dan memeluknya, di saat itulah dia mulai merasakan sesuatu terhadap Tong Nian.
Tong Nian sangat senang mendengarnya. Dia percaya pada Shangyan.
“Hal mengenai aku mencintaimu, kau harus percaya padaku. Aku tidak akan membohongimu,” tegas Shangyan.
Setelah itu, Shangyan pamit untuk pergi karena tidak sopan terlalu lama di kamar Tong Nian. Takutnya kalau ibu Tong Nian tahu, ibu Tong Nian akan semakin membenci-nya. Dia akan melakukan video call setelah sampai klub nantinya.
--
Shangyan sudah sampai di club. Di kamarnya, di atas meja ada banyak sekali strawberry dan cake strawberry yang di belinya tadi pagi tapi tidak di makan dan di bawa Tong Nian. Jadinya, dia yang makan.
Shangyan sambil makan cake strawberry, menelpon ibu tirinya. Ny. Han sangat senang karena Shangyan menelponnya. Tujuan Shangyan menelpon, adalah untuk meminta tolong agar Ny. Han mau datang ke Shanghai dan melakukan pertemuan orang tua. Ny. Han kaget, orang tua siapa?
“Dengarkan aku dulu,” ujar Shangyan karena ny. Han bertanya terus. “Kau masih ingat gadis yang ku gambarkan untukmu lihat?”
“Kau mengejarnya lagi?” tanya Ny. Han bersemangat. “Anakku, kau sangat hebat! Jika kau akan menikah, maka itu artinya aku akan punya cucu? Sangat hebat! Terimakasih, Tuhan. Aku akhirnya berhasil menyelesaikan keinginan ayahmu.”
Ny. Han sangat bersemangat. Dia bahkan sudah menghitung kalau Shangyan nikah tahun ini, kemungkinan tahun depan sudah ada anak. Dia sudah ingin membeli barang-barang untuk bayi.
Shangyan langsung mengingatkan untuk ny. Han datang dulu dan melakukan pertemuan orang tua sebelum membahas semua hal itu. Ny. Han langsung berkata dengan semangat akan datang.
Shangyan memberitahu kalau dia harus ke Beijing bulan depan untuk kompetisi nasional, jadi bagaimana jika pertemuan orang tua di lakukan bulan ini? Ny. Han setuju dan bahkan akan segera memesan tiket besok ke Shanghai. Ny Han langsung tanya, apa yang Tong Nian sukai, karena dia ingin membelikan hadiah. Shangyan menyuruh tidak perlu karena Ny. Han sudah pernah memberikannya walau dia membayar. Setelah itu, Shangyan langsung mematikan telepon.
Ny. Han jadi bingung, kapan dia pernah berikan hadiah untuk Tong Nian? (yang di maksud Shangyan adalah kalung antik Ny. Han yang dia bilang hilang padahal dia berikan pada Tong Nian. Dan karena harus membayar kalung yang hilang itu pada Ny. Han, Shangyan sampai harus kehabisan uang dan meminjam uang Wu Bai).
 --
Shangyan membawa semua sisa strawberry yang tidak bisa di habiskanya untuk Xiaomi. Xiaomi tertawa karena Shangyan membeli banyak sekali strawberry. Xiaomi dengan senang hati menikmati macaron strawberry yang Shangyan berikan. Shangyan kemudian membahas mengenai pernikahan. Xiaomi jelas kaget karena Shangyan sudah mau menikah hah?
Xiaomi berujar kalau Tong Nian yang masih muda menikah akan sangat rugi. Kenapa? Karena dia tidak lama pacaran dengan Shangyan dan mereka belum pernah pacaran layaknya orang pada umumnya. Pergi nonton, ke café, bergandengan tangan di pantai, atau sejenis-nya.
Shangyan memikirkan perkataan Xiaomi dan karena itu, dia langsung mengirim pesan pada Tong Nian, bertanya apa yang akan Tong Nian lakukan besok? Tong Nian membalas kalau dia harus mengawasi ujian besok menggantikan profesor-nya. Membaca balasan Tong Nian, Shangyan tampak memikirkan sesuatu.
--
Esok hari,
Tong Nian membangunkan Yaya untuk menemainya mengawai ujian, tapi Yaya sangat sulit di bangunkan. Tapi, karena Yaya sangat sulit di bangunkan, Tong Nian akhirnya menyerah.

Dan ternyata, Shangyan sudah ada di depan kampus menunggunya. Tong Nian sangat bahagia melihat Shangyan yang datang menemuinya. Dia memberitahu kalau kelasnya ada di 405, dan Shangyan bisa menunggunya di depan pintu, selama dia mengawas. Dia bertugas mengawa selama 1jam, jadi Shangyan bisa menghabiskan waktu berjalan-jalan sendiri di sekitaran kampus.
--
Ujian akhirnya berakhir. Para mahasiswi yang siap ujian, sangat terpukau dengan ketampanan Shangyan yang berdiri di depan pintu sambil mengenggam seikat bunga. Tanpa malu, beberapa mahasiswi langsung bertanya, Shangyan jurusan apa? Dan meminta izin meminta akun WeChat Shangyan. Tong Nian yang melihat apa yang mereka lakukan, segera menegur mereka.
Shangyan memberikan bunga yang di petiknya untuk Tong Nian. Tong Nian kaget karena kan dilarang memetik bunga di lingkungan kampus. Shangyan malah beralasan kalau bunga yang di petiknya adalah bunga liar.
Saat itu, salah seorang temannya yang datang mengawas lewat. Ternyata, profesor mereka akan masuk kelas dan mereka akan memberikan kertas jawaban ujian dari kelas yang mereka awasi tadi. Dan tentu, mereka jadi melihat Tong Nian yang sedang berpacaran dengan Shangyan di depan pintu kelas.
Mereka pun bergosip di dalam kelas. Para mahasiswa merasa kalau Ketua Kelas mereka pasti akan patah hati karena Tong Nian sudah punya pacar. Mereka malah menduga kalau Shangyan datang ke kampus mereka agar mereka tahu kalau Tong Nian sudah punya pacar.  Salah seorang menimpali kalau bukan hanya Ketua Kelas mereka yang akan patah hati, tapi juga seseorang bernama Zheng Hui.
Diluar, Tong Nian meminta Shangyan menunggu sebetar. Karena Profesor-nya nanti akan datang dan dia harus menyerahkan kertas jawaban ujian tadi. Setelah itu, mereka bisa jalan bersama.
Shangyan bersedia menunggu lebih lama. Tapi, dia meminta izin untuk masuk ke kelas Tong Nian. Tong Nian mengizinkan Shangyan untuk masuk karena kan bukan jam pelajaran.
Pas Shangyan masuk sambil merangkul Tong Nian, tentu saja gosip semakin memanas.
Tong Nian tampak sedikit malu. Tong Nian baru teringat, dan dengan berbisik bertanya alasan Shangyan datang menemuinya hari ini? Shangyan langsung balik tanya, kalau dia tidak ada urusan, apa tidak boleh datang? Tong Nian langsung menjawab boleh.
Yaya datang tidak lama kemudian dan dia sangat terkejut karena Shangyan datang. Tong Nian langsung menyuruh Yaya untuk diam.

Profesor masuk dan langsung memarahi Yaya. Dia tadi nampak Yaya lari di koridor, apa Yaya tidak mengawas bersama Tong Nian? Apa datang terlambat? Yaya langsung berbohong kalau tadi selesai mengawas, dia pergi sarapan dulu baru kembali ke sini. Untungnya, profesor tidak bertanya lebih lanjut. Dia menyuruh mereka menyerahkan kertas jawaban ujian tadi.

Tong Nian juga panik karena Shangyan belum sempat keluar tapi profesor sudah masuk. Jadi, Tong Nian berbisik menyuruh Shangyan berpura-pura saah masuk kelas saja dan langsung keluar. Pokoknya, cari alasan yang masuk akal.
Profesor melihat Shangyan dan langsung menunjuk, “Siapa kau? Kenapa di sini? Apa salah masuk kelas?”

Tong Nian langsung tegang. Sementara Shangyan tampak sangat santai dan menatap profesor balik tanpa takut.

2 Comments

Previous Post Next Post