Sinopsis C-Drama : Walk Into Your Memory Episode 03
Images by : Tencent
Manager
Ma Meng Lu (aku panggil Meng Lu, mulai dari
sekarang ya) hampir saja terjatuh jika Gong Chen (Kepala koki – mulai sekarang aku panggil Gong Chen) tidak
tiba di saat yang tepat dan menangkapnya. Mereka saling bertatapan. Gong Chen
memanggil nama Meng Lu dengan penuh penekanan, dan Meng Lu balas memanggil
namanya. Gong Chen tidak tahan lagi dan memberitahu kalau Meng Lu menginjak
kakinya. Meng Lu baru tersadar dan langsung berdiri. Dengan malu, dia meminta
maaf dan langsung masuk ke dalam resto.
--
Sebelum
mulai memasak, Gong Chen mencicipi makanan yang sudah di buat oleh para koki
dan memberikan masukannya, mengenai apa yang harus di ubah. Setelah itu, Gong
Chen memberikan nasehat. Memasak itu sama dengan belajar menjadi orang baik,
harus menggunakan hati, harus belajar dan harus menggunakan waktu untuk memasak
pelan-pelan.
“Perlombaan
penerimaan murid, hanya menerima satu orang, dimenangkan dengan kemampuan
kalian sendiri. Semuanya berusahalah dengan jujur dan baik, mengerti?” jelas
Gong Chen.
Setelah
itu, Gong Chen mempersilahkan mereka untuk mencobai makanan rekan mereka masing-masing.
--
Hao
Qian tiba di kantor. Meng Lu yang melihat kedatangan Hao Qian, langsung
menghampirinya dan melapor kalau semua makanan dan acara sudah di persiapkan
dengan baik. Saking baiknya, mungkin pengantin ingin menikah lagi. Hao Qian
memperingati Meng Lu untuk tidak lupa mengingatkan petugas di aula untuk
melepaskan kata ‘Xi’ setelah pesta pernikahan selesai. Meng Lu mengiyakan. Dan
Hao Qian langsung pergi.
--
Hao
Qian menemui An Ning. Dia memberitahu kalau kontrak mereka bisa di tandatangani
dua hari ini, dan mulai bulan depan gaji An Ning akan di naikkan. Jadi, malam
ini, An Ning harus menjalankan kewajiban An Ning sesuai kontrak. Dengan
semangat, An Ning menyuruh Hao Qian untuk tenang saja, dia akan menyelesaikan
misinya.
“Malam
hari tidak boleh berpakaian terlalu berlebihan,” peringati Hao Qian.
“Berlebihan?”
“Jika
memang tidak bisa, berpakaian saja seperti ini,” ujar Hao Qian, tersenyum
sinis.
An
Ning curiga, dia melihat memory Hao
Qian dan ingat saat pertemuan mereka pertama di tempat parkir (episode 01), Hao
Qian menyebut penampilan An Ning seperti mentimun.
“Mulai
dari sekarang tidak boleh menertawakan seleraku, juga tidak boleh meragukan
kecantikanku. Yang paling penting jangan asal memberiku julukan,” peringati An
Ning.
Hao
Qian langsung gugup karena pikirannya ketahuan. “Memberi julukan? Aku tidak
seperti itu. Kamu pasti salah lihat kan?” bantah Hao Qian.
“Tidak
mengaku. Kuperingatkan kamu, jika kamu memperlakukanku tidak adil lagi, aku
akan menyebarkan semua masalahmu,” ancam An Ning.
“Kamu
jangan sembarangan. Dalam kontrak kamu harus merahasiakannya, kamu lupa?”
ingati Hao Qian.
“Kalau
begitu batalkan saja perjanjiannya.”
“Jika
kamu berani menyebarkannya, aku juga akan menyebarkan rahasiamu,” ancam Hao
Qian balik.
“Katakanlah,
palingan aku hanya ganti pekerjaan saja, bukannya aku belum pernah mengganti
pekerjaan,” jawab An Ning santai, tidak merasa takut sama sekali. “Jadi, lain
kali lebih sungkanlah padaku. Mengerti? Aku tidak berani jamin, aku bisa
menjaga mulutku.”
Hao
Qian kesal karena dirinya di ancam oleh orang seperti An Ning.
Saat
Hao Qian mau masuk ke ruangannya, dia tanpa sengaja mendengar gosip para
cleaning service mengenai An Ning. Ternyata, salah satu cleaning service itu,
sepupunya satu klub tari dengan ibu An Ning. Dan semua sudah tahu kalau An Ning
sudah di blokir dari semua situs perjodohan. Menurut gosip, An Ning itu suka
perempuan.
Hao
Qian kaget mendengar gosip itu. Dia tampaknya percaya dengan gosip tersebut.
--
Restoran
Long Teng kedatangan dua orang tamu pria yang mempunyai kartu VIP Hotel. Saat
memesan makanan, pelayan menjelaskan kalau hotel mereka mempunyai peraturan,
setiap tamu VIP setiap harinya hanya bisa memesan satu makanan yang di masak
khusus oleh Kepala Koki, Gong Chen. Masalahnya, kedua tamu itu ingin memesan
dua makanan (mereka kan datang berdua dan hanya memiliki satu kartu VIP), dan
terus memaksa.
Meng
Lu yang adalah manager tata ruang makan, segera datang menangani masalah ini.
Mereka tetap meminta di masakan dua makanan : Ikan Asam Manis dan Daging Dong
Po. Meng Lu bukannya berusaha, malah meminta mereka menunggu makanan di
hidangkan.
Setelah
menjauh, Meng Lu ngedumel kalau kedua tamu itu jelas ingin membuat masalah. Dia
menyuruh pelayan untuk menyampaikan pesanan kedua tamu itu pada Gong Chen dan
bilang saja kalau itu pesanan untuk dua meja yang berbeda.
--
Gong
Chen yang berada di dapur, mendapat laporan kalau ada 2 tamu VIP yang memesan
masakan buatan Gong Chen. Gong Chen pun mulai memasak. Saat dia memasak, para
koki lain berkumpul untuk melihatnya memasak dan juga mendengarkan penjelasan Gong
Chen. Kenapa mereka sampai melihatnya memasak? Karena kemampuan Gong Chen di
dunia memasak adalah tingkat teratas. Untuk bisa melihatnya memasak secara
langsung adalah hal yang sangat di tunggu.
Dan
akhirnya, kedua hidangan pun jadi dan di hidangkan.
Baru
juga mencoba segigit, kedua tamu itu malah langsung marah. Mereka bilang kalau kalau
makanan di hotel sangat tidak bisa di makan dan masih berani di jual mahal. Mereka
juga menyebut kalau Long Teng adalah hotel gelap yang hanya berusaha menipu
uang para tamu. Teriakan kedua tamu tersebut, tentu menarik perhatian para tamu
lain yang sedang makan.
Tidak
hanya itu, kedua tamu itu berteriak agar di panggilkan Kepala Koki agar menghadap
mereka. Meng Lu langsung memberi tanda pada pramusaji untuk memanggil Gong Chen.
Pramusaji itu langsung pergi ke dapur dan memberitahu Gong Chen kalau tamu VIP bilang
makanannya terasa aneh dan sekarang sedang membuat keributan.
Gong
Chen langsung ke ruang makan, menemui para tamu.
Para
tamu yang baru menunggu sebentar, mengomel karena Gong Chen datang sangat lama
menemui mereka. Dia bahkan mengejek Long Teng yang bilang memperkerjakan koki
mahal, yan di juluki koki Dewa dan bahkan membuat ketentuan kalau tamu VIP hanya
boleh memesan satu masakan dari kepala Koki perhari-nya. Dan ternyata, makana
yang mereka pesan tidak enak. Masih lebih enak makanan di tepi jalan. Meng Lu
berusaha menenangkan kedua tamu tersebut.
Gong
Chen akhirnya tiba di ruang makan dengan di ikuti oleh koki lainnya. Gong Chen
langsung bertanya dimana letak masalah masakannya? Masakannya belum pernah di
kembalikan sebelumnya!
Dan
Gong Chen tambah marah saat tahu kalau kedua masakan untuk tamu VIP sebenarnya
hanya untuk satu tamu VIP. Dia merasa seperti sudah di tipu oleh Meng Lu. Meng Lu
gugup dan berkata kalau bukan itu yang penting sekarang. Gong Cheng semakin kesal
karena Meng Lu tidak mengerti dengan aturan yang mereka buat dan malah
melanggarnya. Dia bahkan menyebut kedua tamu itu yang datang hanya untuk
membuat keributan. Meng Lu yang malah emosi dan memarahi Gong Chen. Jadinya malah
mereka berdua yang berdebat.
Hao
Qian kebetulan datang dan melihat keributan tersebut.
An
Ning yang sudah tidak tahan, maju dan menatap salah satu mata tamu itu. Dia
melihat memory tamu tersebut.
Flashback
Tamu itu pergi menemui seorang
pria. Dan pria itu menjanjikan kalau perusahaan pria itu, Perusahaan Yi An, akan
menjadi rekan kerja dengan grup L selamanya.
End
An
Ning mendengus kesal setelah tahu yang sebenarnya. Apa pria itu mengira setelah
menghancurkan nama baik Long Teng, menjelekkan nama baik Kepala Koki, maka grup
L akan benar-benar bekerja sama dengan mereka? Dia tahu kalau setelah membuat
masalah ini, maka perusahaan Yi An akan bisa bekerja sama dengan grup L, itu
kesepatakan mereka.
Hao
Qian yang mendengar perkataan An Ning jelas terkejut.
Kedua
tamu itu juga terkejut. Tapi, mereka masih terus berusaha sok tenang. Mereka balik
memfitnah An Ning yang mengada-ada.
Hao
Qian terpaksa turun tangan. Dia memperkenalkan dirinya sebagai penanggung jawab
hotel Long Teng. Dan ada masalah apapun, silahkan di sampaikan langsung
padanya. Dia akan menyelesaikan masalah ini dengan adil. Gong Cheng adalah koki
yang di undangnya secara khusus untuk bekerja di sini, jadi dia tidak meragukan
kemampuan Gong Chen sama sekali. Dan untuk menyelesaikan masalah ini, Hao Qian
meminta Gong Chen untuk memasak lagi dua masakan yang sama dan bagikan ke semua
tamu hotel yang sedang makan sekarang untuk di nilai. Jika para tamu lain
menilai masakan enak, maka indra kedua tamu ini yang bermasalah dan tidak cocok
dengan masakan hotel Long Teng mereka. Kedua tamu itu tentu jadi takut.
Tidak
menunggu lama, Gong Chen segera memasak masakan yang sama dan menghindangkannya
kepada semua tamu yang ada. Semua tamu langsung memuji masakan Gong Chen yang
lezat.
Hao
Qian langsung menatap kedua tamu itu dan menuntut penjelasan mereka. Dia bahkan
memerintahkan Meng Lu untuk menelpon polisi juga.
Ming
Jun jadi penasaran dengan apa yang An Ning katakan pada kedua pria itu hingga
mereka berdua tampak ketakutan. An Ning hanya menjawab kalau Ming Jun tidak
perlu tahu karena tidak akan mengerti juga.
Hao
Qian terus memperhatikan An Ning. Dia merasa kalau kemampuan An Ning akan sangat
berguna jika di pergunakan untuk bisnis.
--
Jam
pulang kantor,
Hao
Qian sudah menunggu An Ning di depan hotel dengan mobilnya. Dia akan membawa An
Ning untuk ke pertemuan teman-teman SMA-nya dan An Ning harus melihat memory
teman-temannya itu. Saat melihat Hao Qian, An Ning hendak naik ke kursi
penumpang di depan, tapi Hao Qian menyuruhnya untuk duduk di kursi belakang.
Saat
dalam perjalanan, Hao Qian menanyakan gaya berbusana An Ning. Apa gaya berbusana
An Ning itu meniru semacam makanan atau merupakan kebiasaan? An Ning jelas
kesal karena tahu kalau Hao Qian tidak suka dengan gaya berpakaiannya yang
nge-jreng. Dia tidak mau menjawab pertanyaan Hao Qian. Hao Qian berkata kalau
sulit baginya untuk berkomunikasi dengan An Ning.
“Nanti
saat kamu di sana, kurangi bicara, dengarkan dengan baik saja,” peringati Hao
Qian.
“Oh,
iya. Tunggu sebentar. Bagaimana kamu akan memperkenalkanku? Asisten? Sekretaris?
Atau pacar?” tanya An Ning, penasaran.
Hao
Qian kaget mendengar yang terakhir. Dia menyuruh An Ning tenang saja, dia sudah
mempersiapkannya.
--
Mereka
tiba di restoran yang cukup besar dan masuk ke dalam ruangan VIP yang telah di
pesan. Melihat Hao Qian bersama An Ning, teman-temannya langsung menanyakan
siapa An Ning? Hao Qian memperkenalkan An Ning sebagai asistennya yang akan
membantunya membawakan mobil nanti. An Ning hendak memperkenalkan diri, tapi
Hao Qian malah memotong ucapannya dan mengajak teman-temannya untuk mulai makan.
An
Ning sendiri duduk di sofa yang ada di pojok dan tidak di ajak makan. Dari
tempat duduknya, An Ning hanya bisa meneguk ludah melihat makanan enak yang terhidang
di meja makan. Dia juga mengelus perutnya yang kelaparan.
Teman-teman
Hao Qian membahas mengenai saat Hao Qian yang tiba-tiba pindah SMA. Mereka menanyakan
apakah kasus saat itu sudah terpecahkan? Hao Qian menjawab belum. Kasus itu sudah
sangat lama, dan jika ingin di pecahkan sekarang pun, akan sangat sulit. Teman-temannya
merasa prihatin karena kasus itu adalah penculikan yang hampir membunuh Hao
Qian. Jika di pikirkan sekarang, tetap saja mengerikan. Untung saja tidak ada masalah
lagi. Keputusan Hao Qian untuk keluar negeri saat itu adalah keputusan yang
tepat.
Hao
Qian menatap An Ning, memberi tanda agar An Ning mulai melihat memory teman-temannya
tersebut.
Saat
itu, salah seorang teman Hao Qian datang terlambat. Temannya itu, Du Kai,
tampak sangat terkejut saat melihat Hao Qian yang hadir juga. Dan An Ning melihat
ingatan Du Kai.
Flashback
Du Kai dalam perjalanan pulang
sekolah dan melewati pinggiran hutan. Dan dia melihat Hao Qian yang terbaring
di tanah dengan kepala terluka. Du Kai sangat terkejut hingga menjatuhkan buku
di tangannya.
Du Kai segera pergi ke telepon
umum dan menelpon polisi.
--
Beberapa hari setelahnya, Du Kai
mendengar gosip di sekolah mengenai Hao Qian yang di culik orang dan hampir
terbunuh.
“Di culik?” tanya Du Kai terkejut,
karna yang di lihatnya saat itu, tidak tampak seperti Hao Qian di culik.
Temannya tidak mendengar ucapan
Du Kai, dan malah bercerita kalau orang tua Hao Qian sedang mengurus kepindahan
Hao Qian. Mereka dengar Hao Qian akan di kirim ke luar negeri.
End
Pertemuan
selesai. Sebelum pulang, An Ning langsung bertanya pada mereka semua, apakah dia
boleh membawa pulang sisa makanan? Hao Qian yang mendengar pertanyaan An Ning
langsung berkata kalau An Ning hanya bercanda. Hao Qian jelas malu, masa An
Ning yang ada asistennya meminta makanan sisa, tengsin lah dia.
“Aku
tidak bercanda. Setiap hari makanan adalah hasil dari kerja keras. Kalian makan
seperti ini, sungguh sangat boros. Apakah tidak boleh dibungkus?” tanya An Ning
lagi.
“Bukankah
sudah makan malam? Tidak perlu seperti itu,” ujar Hao Qian, berusaha menghentikan.
An
Ning tetap bersikeras. Hao Qian kesal dan berkata tidak perlu. Dia bahkan
menyuruh teman-temannya untuk pulang. An Ning tambah kesal dan berteriak memanggil
pelayan untuk membungkus makanannya!
--
An
Ning berjalan pulang dengan marah. Hao Qian mengikutinya dari belakang dan
berusaha menjelaskan kalau dia terbiasa makan dengan wanita.
“Umur
masih muda, tapi penyakitmu banyak,” gerutu An Ning. “Kalau begitu katakan
lebih awal padaku. Aku dari jam 10 pagi lapar sampai sekarang. Jadi aku tidak
bisa melihat dengan jelas, kamu jangan tanya padaku.”
“Hanya
kurang makan sekali saja, bukankah juga sudah dibungkus?”
“Kamu
jadi orang tidak boleh seperti ini. Apakah didunia ini hanya kamu seorang? Kamu
harus berpikir untuk orang lain juga. Untuk apa kamu hidup begitu egois? Aku bungkus
ini semua, apa salahnya? Kamu tahu seberapa banyak anak yang kelaparan di dunia
ini? Apakah karena kamu kaya jadi kamu bisa boros seperti itu?” marah An Ning.
Pas
sekali saat itu, sebuah truk melintas dan di dekat sana ada genangan air. An Ning
langsung bersembunyi di belakang Hao Qian untuk melindungi dirinya daripada
cipatran air. Dan byuuuur… air itu jadinya menciprat tubuh Hao Qian. Tidak hanya
itu, karena An Ning memegangnya, Hao Qian jadi mual-mual. An Ning tersenyum melihat
hal tersebut.
--
An
Ning membelikan tissue untuk Hao Qian. Dan Hao Qian memperingati An Ning untuk
mendekatinya. An Ning malah menggoda Hao Qian dengan berkata kalau untungnya
celana dalam Hao Qian tidak basah. Hao Qian jelas kesal.
Dan
saat itu, perhatian An Ning teralihkan pada seorang anak kecil yang sedang
bermain kembang api bersama ayahnya. An Ning tersenyum lembut melihat hal itu.
Flashback
An Ning saat kecil juga bermain
kembang api bersama ayahnya. Dan ternyata, An Ning buta saat kecil.
“An Ning, ayah tahu sekarang kamu
tidak bisa lihat. Ayah beritahukan padamu kembang api sangat cantik, seperti
sebuah permata yang bersinar. Suatu hari nanti, aku percaya An Ning kami pasti
bisa melihat. Menyenangkan kan? Apakah bisa mendengarkan suaranya?”
End
“Gambaran
ini, sungguh menyentuh. Dulu, aku juga punya pengalaman seperti ini. Pemandangan
malam, kembang api, ayah dan juga,” ujar An Ning dengan sendu. Hao Qian tampak
terpukau melihat An Ning yang berbicara seperti itu. “Tang Hu Lu. Tang Hu Lu
yang asam dan manis dan juga semangkuk mie pangsit daging sapi, pakai daun sop,
kemudian beberapa tetes penyedap atau dilengkapi dengan semangkuk pangsit 3
rasa. Sambil melihat kembang api, sambil makan pangsit yang masih panas. Begitu
menggigitnya, rasa dagingnya melumer di mulut dan juga hotpot Chong Qing, rasa
pedasnya, ditambah lagi dengan dua tusuk ginjal panggang. Sungguh ingin makan
tahu busuk goreng. Malam ini kita pergi makan cemilan malam saja, aku yang
traktir,” bayangkan An Ning dengan semangat, dan membuat Hao Qian sampai
kehabisan kata-kata.
Hao
Qian menolak untuk pergi makan dengan An Ning. Dia tidak bisa makan dengan
wanita.
--
An
Ning sudah pulang dan sedang makan dengan lahap. Ibu mengomelinya yang pulang
larut dan bahkan tidak makan. An Ning menjawab kalau dia kan kerja. Eh, ibu
tiba-tiba memberitahu kalau dia menyimpan buku tabungannya di kotak besi kecil
yang ada di lemari pakaian di kamarnya. An Ning bingung, ngapain ibu
memberitahu hal seperti itu padanya?
“Sekarang
banyak yang mencuri buku tabungan untuk nikah. Aku takut kamu tidak bisa menemukannya
saat butuh. Jangan sampai tertunda jika ingin menikah,” ujar ibu.
“Tenang
saja. Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang diam-diam,” tenangkan An Ning.
Ibu
jadi kesal karena An Ning tidak tahu maksudnya. Kalau An Ning mencuri uangnya
utuk nikah, itu adalah hal bagus baginya. Karena artinya, An Ning akhirnya menikah.
Ibu kemudian membahas mengenai An Ning yang tidak punya pacar, tapi kenapa Xia
Tian juga tidak punya pacar?
“Dia
berbeda denganku. Dia, pada dasarnya tidak percaya dengan cinta. Masalah ini
lebih parah dari aku. Aku, masih percaya dengan cinta,” jelas An Ning.
“Kamu
tidak perlu menertawakan orang lain, masih percaya dengan cinta? Itu hanya
teorinya saja, tidak ada tindakan sedikitpun. Lagipula, pernikahan bukan tujuan
utama, melahirkan anaklah yang paling penting. Negara sudah membebaskan anak
kedua. Kamu ini apa, satu anakpun tidak ada,” omel ibu.
“Aku
ini masih masa muda.”
--
Hao
Qian di rumahnya teringat gossip tadi pagi yang di dengarnya. Dia curiga kalau
An Ning benar-benar menyukai wanita.
Hao
Qian bahkan mulai berkhayal. Dia akan membawakan wanita cantik untuk An Ning,
agar An Ning mau membantunya menjaga rahasia. Jika An Ning tidak suka, dia bisa
membantu mencari wanita lain. An Ning mulai menilai dan memutuskan kalau dia
lebih memilih Hao Qian. Dan terpaksa Hao Qian menggunakan pakaian wanita dan
memakai wig rambut panjang. An Ning sampai mual melihatnya.
Hahahha.
Hao Qian merasa geli dengan khayalannya sendiri.
--
An
Ning sebelum tidur memikirkan Hao Qian. Meskipun dia bisa melihat ingatan Hao
Qian, tapi dia tetap tidak bisa menebak pemikiran Hao Qian. Sebenarnya, Hao
Qian adalah orang seperti apa?
--
Esok
hari,
Hari
ini akan di lakukan perlombaan untuk menjadi murid Gong Chen. Perlombaan akan
di bagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah untuk menguji pemahaman mereka
dalam menghiasi piring.
Semua
mulai memasak. Sementara An Ning, dia berpikir dulu sebelum memasak.
Hao
Qian juga datang untuk melihat perlombaan. Para koki pada sibuk mengukir bentuk
dari sayur-sayur. Sementara An Ning, berbeda. Dia tidak mengukir dari sayur
melainkan membuat hiasan dari cairan seperti karamel.
Dan
pemenang dalam tahap pertama adalah An Ning.
Tahap
kedua, semua orang akan memasak sesuka hati. Baru juga mulai masak, semua sudah
minder dengan An Ning yang memasak masakan instana.
Hidangan
di sajikan. Gong Chen mulai mencicipi dan pemenangnya adalah Yi Ming Jun! hidangan
An Nin memang enak, tapi masakan Yi Ming Jun yang walaupun sering di restoran
lain, tapi baginya itu yang terenak.
Tahap
ketiga, mereka akan membuat masakan yang sama. Membuat masakan kentang.
Dan
yang menilai masakan ketiga adalah para tamu. Mereka menggunakan sistem voting.
Dan
pemenangnya adalah An Ning! Karena An Ning memenangkan 2 dari 3 perlombaan,
maka An Ning terpilih menjadi murid Gong Chen. Gong Chen tersenyum dan
memberitahu kalau upacara penerimaan murid baru akan di adakan beberapa hari
lagi.
--
Kakek
An Ning memberitahu ibu An Ning kalau ada acara perjodohan yang di selenggarakan
yang sangat cocok dengan An Ning. Ibu ternyata sudah tahu dan memberitahu kakek
kalau acara itu di selenggerakan oleh situs perjodohan yang sudah memblokir An
Ning agar tidak bisa mendaftar lagi.
Ibu
kemudian jadi teringat saat dulu ibunya panik melihat dia yang belum menikah
saat itu. Dulu, dia tidak mengerti. Tapi sekarang setelah mengalaminya dia
mengerti. Ibu An Ning menggerutu karena punya anak seperti An Ning.
Kakek
langsung memarahi ibu karena bicara seperti itu. Saat kita berbelanja membeli
sayur juga kita harus memilih yang baik. Jadi memilih pria juga harus hati-hati.
Tidak boleh asal pilih satu langsung menikah. Ibu malah membalas kalau pria pun
seperti itu dalam memilih wanita. Tapi An Ning malah memiliki emosi yang jelek
begitu.
--
Min
Er sedang berada di arena kuda. Dia tampak kagum melihat seorang pria yang bisa
menunggangi kuda dengan lihai-nya.
Dan
pria yang dilihat Min Er itu adalah Hao Qian. Hao Qian menyapa paman Bai dengan
ramah. Paman Bai membahas mengenai tn. Wang yang telah meninggalkan grup Long
Teng dan bergabung dengan tn. L.
“Bisnis
seperti medan perang. Yang memiliki keuntungan yang lebih besar, mereka punya
hak untuk memilih rekan kerja mereka,” ujar Hao Qian.
“Aku
juga dengar kamu sekarang sudah menghentikan semua proyek kerjasama dengan
mereka.”
“Saat
Long Teng memilih rekan untuk bekerja sama, yang dipentingkan tidak hanya
kemampuan, tetapi juga kepercayaan dan ketulusannya. Oh, iya. Paman Bai, proyek
wisatamu...”
“Hari
ini, kita bersantai dulu, tidak bahas pekerjaan,” ujar Paman Bai, menghentikan
ucapan Hao Qian.
--
Ming
Jun bersiap pulang. Saat itu, dia mendapat telepon dari anak buahnya kalau dia
sudah mencari semua informasi mengenai Xia Tian dan alamat syuting terbarunya. Ming
Jun tampak senang.
--
Hao
Qian sudah selesai berkuda. Dan dia teringat dengan kemampuan An Ning. Dia merencanakan
sesuatu. Untuk sesaat dia merasa ragu, akankah An Ning setuju atau tidak? Tapi,
dia yakin kalau An Ning akan setuju.
--
An
Ning sudah mau pulang, tapi dia menerima telepon dari Hao Qian kalau dia sudah
menunggu di depan pintu hotel. An Ning tampak kesal karena Hao Qian memberikan
perintah seperti itu dan langsung mematikan telepon.
An
Ning masuk ke dalam mobil Hao Qian dan bertanya, teman apa lagi yang akan di
temui? Hao Qian tidak menjawab.
--
Hao
Qian membawa An Ning ke mall. An Ning jelas heran karena di bawa ke mall, ada
apa?
“Apakah
kamu punya niat khusus terhadap buah atau sayur?” tanya Hao Qian.
An
Ning tersinggung mendengarnya. Apa maksud pertanyaan Hao Qian? Hao Qian
memandang gaya berpakaian An Ning dan berkata kalau dia hanya takut gaya
berbusana An Ning menakuti orang lain.
Dan
dengan terpaksa, An Ning mencoba baju-baju di toko baju yang Hao Qian pilih. Hao
Qian memilih An Ning untuk memakai baju dress hitam yang cantik. An Ning
awalnya hanya memilih asal dan terkejut karena Hao Qian ternyata ingin membeli
dress itu.
Bersambung
Tags:
Walk Into Your Memory
Lanjut lagi kak, thank you
ReplyDelete