Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode
18-3 END
Images by : TVn
Saya
pergi ke ruangan Tanya dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya Tanya sembunyikan
darinya? Tapi, walau Tanya tidak mau memberitahunya, dia akan mencari tahu
sendiri dengan caranya yang mungkin tidak Tanya sukai (adegan ini, membuat netizen
di twitter pada bertanya-tanya, kenapa Tanya tidak bisa mendengar apa yang Saya
pikirkan tapi bisa mendengar apa yang Yangcha pikirkan? Kesimpulan sebagian
netizen, kemampuan Tanya mendengar pikiran orang lain masih belum sempurna)
Tanya melihat kedatangan Saya dan menanyakan bagaimana cara menulis “Bintang” dalam huruf Aniartz (huruf Arthdal). Saya pun segera mengajari Tanya cara menulis “BINTANG”. Tanya bertanya bagaimana cara membaca huruf itu.
“Seong”
dan “Chin” = Seong chin.
--
Yeolson
ada di pabrik perunggu. Dia mencoba membuat pedang tapi gagal. Dan hal itu
membuatnya bertanya-tanya, karena waktu itu dia mencobanya dan berhasil (wow,
berarti dia yang membuat pedang baja murni, Hae Detu).
Saat
itu, Yeonbal masuk ke dalam menemui Yeolson.
--
--
Sementara
itu, Saya bersama Yeobal diam-diam menuju ke suatu tempat. Dan Taealha bersama
Haetuak juga menuju suatu tempat.
--
Apdok sedang makan dengan lahap di ruangannya seorang diri sambil minum alkohol. Saat itu, Suhana dan Maja masuk dan berdiri di hadapannya tanpa mengatakan apapun. Apdok menatap mereka dan bertanya ada apa?
--
Kehebohan
terjadi!
Ipsaeng
berlari kencang menuju kediaman Eunseom. Eunseom terbangun dan bergumam kalau
dia sudah lama tidak bermimpi dan baru saja bermimpi. Ipsaeng tidak peduli yang
penting, apa yang terjadi di luar seperti mimpi baginya. Dia segera membawa
Euseom keluar dan Euseom pun sama terkejutnya dengan Ipsaeng.
--
Mubaek
menemui Tanya dan memberitahu kalau nanti setelah drum di pukul, maka itu
adalah tanda agar Tanya naik ke panggung dan dia yang akan menuntun. Tanya sedang
sibuk menghafal pidato-nya nanti dan meminta Mubaek agar tidak mengganggunya
dulu.
Saya datang
saat itu dan bertanya apakah Tanya sudah menghafalnya? Tanya kesal dan berkata
kalau dia tidak mau di ganggu. Karena itu, Saya mengajak Mubaek untuk bicara
berdua. Dia memberitahu kalau dia sudah menangkap semua suku Wahan. Mubaek jelas
terkejut.
“Kau
pikir akan kusiksa mereka agar tahu apa yang dirahasiakan dariku? Tidak. Akan
kubunuh mereka seusai penobatan. Entah apa ini cukup untuk memerasmu, tapi aku
yakin cukup. Jika katakan semua yang kau ketahui tentangku, mereka akan hidup,”
ancam Saya.
Mubaek
tambah terkejut dengan ancaman Saya. Dan dengan polos, tanpa dosa, Saya
menyuruh Mubaek untuk mengawal Tanya sekarang menuju balai kota.
Dalam perjalanan, para rakyat bersorak untuk Tanya dan melemparkan kelopak-kelopak bunga padanya. Sementara itu, Mubaek berjalan di dekat Saya dan memutuskan untuk memberitahu Saya yang di ketahuinya.
Saya tampak kaget. Dia langsung melihat ke arah Tanya. Dan teringat pertanyaan aneh Tanya mengenai, apakah dia tidak mau tahu tentang orang tua dan saudara kandung asli-nya? dan juga saat Tanya berkata kalau dia menyesal setiap kali melihat wajah Saya. Seharusnya, mereka tidak pernah bertemu.
Tanya
melihat tatapan Saya padanya dan tampak bingung. Saya memalingkan wajahnya, dan
wajahnya di penuhi dengan amarah.
--
“Katamu,
tak yakin kau adalah Inaishingi. Kau harus yakin sekarang,” beritahu Suhana.
“Seperti
ramalanmu, Tae Apdok tak melihat matahari hari ini,” ujar Tachugan dan menunjukan
kepala Tae Apdok (di sensor, cuma nampak rambut, jadi nggak serem. Tapi, tetap
kita tahu kalau Apdok di bunuh dan kepalanya di penggal).
Semua
terkejut. Termasuk Dalsae yang menatap tidak percaya pada Eunseom (pasti dia
tidak pernah menyangka kalau Eunseom yang sering di ejek saat di Iark karena
berbeda, dapat menjadi dewa yang hidup bagi suku Ago).
--
Tanya tiba di balai kota. Semua orang bersorak memuji namanya. Drum di pukul dan Tanya pun naik ke atas panggung. Saya berada di sebelahnya dengan membawa mahkota yang akan di kenakan oleh Tagon. Tagon juga sudah ada di atas panggung bersama dengan Taealha di sisinya.
Tanya
berdiri di depan mereka dan menghadap ke rakyat.
“Kepala
Suku Asa Sin mengirim Aramun ke dunia ini sesuai keinginan Airuju, menyelamatkan
banyak klan dari perang, dan membentuk Serikat,” pidato Tanya.
“Haramahamen,”
teriak semua rakyat.
“Kini,
200 tahun sesudahnya, Airuju mau membubarkan Serikat yang pernah dia bentuk dan
membangun hal baru bersama Aramun yang baru lahir. Di depan seluruh Serikat, akan
kusampaikan ucapan Airuju, awal dan akhir dari dunia ini, dan yang menggerakkan
segalanya.”
“Ishillobu
beresa,” ujar rakyat lagi.
“Tagon,
berdirilah di depan mata Airuju. Aramun yang baru lahir menghubungkan langit
dan tanah. Jagalah siang dan malam, lindungi segala kehidupan di Arthdal untuk
menghubungkan masa lalu dengan tahun-tahun yang akan datang,” nobatkan Tanya.
Taealha
menatap mereka.
Saat kemarin para Tetua menemui Taealha itu
karena mereka telah mendapat kabar dari Asa Sakan. Mereka mempertaruhkan takdir
Gunung Puncak Putih bersama Taealha, Ratu mereka.
Taealha tersenyum karena para tetua itu
mengakuinya sebagai Ratu.
End
“Mahkota
yang mengesahkan otoritasku harus dipakai di kepalamu dan dalam hatimu. Aku, menobatkanmu
sebagai Raja!”
“Aku,
Tagon, utusan Kepala Suku Asa Sin, Aramun yang baru lahir, dan putra Airuju,yang
adalah awal dan akhir dunia ini, menghormati kehendakmu,” ujar Tagon dan
berlutut di hadapan Tanya.
Tanya mengambil mahkota yang ada pada Saya dan mengenakannya pada kepala Tagon. Saat mahkota tersebut di letak di kepala Tagon, Saya dan Taealha melirik padanya. (aku yakin, sama seperti Tagon, Taealha dan Saya juga ingin menguasai Arthdal. Mereka ingin menjadi penguasa Arthdal. Raja dari Arthdal).
Saat Tagon dan Taealha berjalan bersama
menuju balai kota, saat itu Tagon berkata kalau dia masing menginginkan Taealha
dengan segenap hatinya. Taealha saat itu menjawab kalau dia juga menginginkan
Tagon dengan segenap hatinya.
End
“Ya,
sungguh. Aku sungguh ingin. Kini, aku ingin memiliki segenap Arthdal,” ini yang Taealha pikirkan.
--
Eunseom
terkejut melihat klan Tae yang berdiri di hadapannya. Dia berujar pada Ipsaeng
kalau perkataan Ipsaeng ternyata benar. Ipsaeng akhirnya mengerti apa maksud
Eunseom. Perkataan yang Eunseom terus katakan itu adalah mengenai saat dia
berkata : “Jika gagal merespon aspirasi
30.000 orang, kau akan mati.”
Ipsaeng
menatap Eunseom dan tidak percaya kalau Eunseom benar-benar gila hingga mempertaruhkan
semuanya hanya pada ucapannya. Eunseom membunuh Tae Apdok hanya dengan bicara
beberapa kata.
“Aku
bukan Inaishingi. Aku tak terlahir sebagai dia. Namun, aku kini menjadi Inaishingi
dan aku kini saudara kalian. Siapa namamu?”
Eunseom
mendekat padanya, menggenggam tangannya dan mengajaknya untuk berdiri. “Aku,
Eunseom dari Suku Wahan, mengembalikan kejayaan Inaishingi Suku Ago! Aku
berjanji... akan menerima kalian semua.”
--
“Kini
tak ada Serikat. Serikat kini sudah tak ada. Arthdal akan menyatukan semua suku
sebagai satu negara. Karena itu, kalian bukan lagi anggota Serikat. Nama adalah
sarana. Jadi, segalanya di dunia ini akan punya nama baru. Aku, keturunan
langsung Asa Sin, Pendeta Tinggi Asa Tanya, memberi nama baru untuk semua
mantan anggota Serikat. Mulai hari ini, kalian akan disebut "subjek",”
ujar Tanya, memberikan mereka nama baru.
Aku, Tanya dari Suku Wahan, memantrai kalian semua. Subjek. Kalian mungkin memulai di dunia ini sebagai status sosial terendah, tapi kalian bisa menjadi apa pun. Takdirku dan kalian kini terjalin. Kuharap kalian beri dukungan selama kulindungi kalian. Subjekku.
--
Keinginan
dan kerinduan ini. Tak hanya Klan Tae dan Myo, tapi seluruh Suku Ago punya
mimpi dan hasrat sama. Apa itu bisa menyelamatkanku, atau akhirnya menuntun
pada kematianku? Apa itu akhirnya akan menuntunku pada Tanya, atau memisahkan
kami?
--
“Ini
perintah kerajaan pertamaku. Biarlah kekuasaan Arthdal menyebar ke seluruh
negeri Arth. Aku akan menaklukkan negeri timur! Akan kutaklukkan mereka yang
menentang kita, termasuk Suku Ago dan mendidik kaum barbar! Ayo taklukkan Suku
Ago!” umumkan Tagon.
Tapi,
semua rakyat berseru bersamanya untuk menaklukan Suku Ago.
“Ternyata
inilah tujuannya selama ini. Dia mau memulai perang untuk menenangkan
kegelisahan, ketakutan, dan kemarahan warga,” sadar Mubaek.
--
Sementara
itu, suku Ago sedang bersorak memanggil Eunseom : Inaishingi. Tanpa menyadari
kalau Kerajaan Arthdal akan mulai menyerang mereka.
--
Seseorang sedang menulis pesan pada selembar kertas dan mengikatnya pada kaki burung. Isi pesan itu adalah : Ini tak terduga. Orang yang mengaku Inaishingi, pahlawan Suku Ago, telah muncul. Kembalinya orang mati adalah harapan mereka yang hidup. Dia memahami itu, dan membawa Tae Apdok pada kematiannya. Seluruh Suku Ago bergolak karena dia. Dia akan menjadi musuh terkuat Arthdal. Kutunggu instruksi lebih lanjut sambil membantunya. Cakar Merah memberkatimu, Tagon.
Silahkan
kunjungi, di sana aku akan cuap-cuap, hehehe.
Tags:
Arthdal Chronicles
Mahu bertanya, adakah cakar merah ialah menyokong tagon.? Dan adakah ianya akan mnjadi pengkhianat bagi eunseom(inaishingi)?
ReplyDelete