Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
40
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Begitu mendengar suara pintu tertutup, semua langsung bangkit dan tertawa. Ternyata, tidak ada satupun yang bisa tidur karena memikirkan pertandingan final besok. Mereka malah akhirnya menyalakan lampau dan berkumpul di meja. Mereka membicarakan mengenai pertandingan besok. One berkata walaupun dia tidak ikut bertanding dengan mereka di final, tapi dia mendoakan yang terbaik untuk mereka.
Dan untuk menyemangati diri mereka, mereka
melakukan yel-yel mereka dengan menyatukan jari telunjuk. Setelah itu, mereka
mulai berdiskusi mengenai taktik terbaik yang bisa mereka lakukan besok.
--
Xiaomi juga tidak bisa tidur dan pergi ke kamar Shangyan. Xiaomi memberitahu kalau sebenarnya dia berharap setelah kompetisi ini, Shangyan bisa kembali bertanding di dunia CTF. Shangyan langsung berkata kalau itu tidak mungkin. Waktu itu, di pertandingan hiburan, dia bisa mengalahkan orang-orang itu hanya karena keberuntungan. Dia sudah tua.
Shangyan kemudian lanjut bekerja lagi dengan serius. Sementara Xiaomi malah membujuk Shangyan untuk bertanding lagi. Shangyan berkata kalau dia sudah 30 tahun dan jika dia bertanding paling hanya bisa 2 tahun lagi. Tapi, jika dia melatih anak-anak KK, mereka bisa bertanding 10 tahun lagi dan itu lebih keren menurutnya.
Mereka kemudian membahas hal lainnya. Selesai berbincang,
Xiaomi memilih tidur di sana menemani Shangyan yang masih bekerja.
Shangyan sendiri walau bekerja, sebenarnya dia
mengingat segala perjuangan yang telah dia dan anggota KK lakukan demi bisa mencapai
posisi ini.
--
Tidak hanya Xiaomi dan Shangyan yang tidak bisa tidur,
tapi juga Yaya dan Tong Nian. Tong Nian malah nekat mengajak Yaya untuk pergi
ke kantor KK sekarang juga. Yaya jelas ragu karena jam masih 11 malam, kalau
mereka ke sana, sama saja mereka mengganggu istirahat anggota KK. Tong Nian
malah menjawab kalau di dekat kantor KK ada minimarket yang buka 24 jam. Jadi
mereka bisa menunggu di sana sampai pagi. Sekaligus jaga-jaga kalau mereka
ketiduran dan malah jadi telat bangun, lebih baik menunggu di sana kan.
--
Xiaomi tidur di atas tempat tidur sementara
Shangyan tidur di sofa. Tampaknya Shangyan juga begadang sepanjang malam. Dan dia
masih juga bangun pagi. Setelah bangun, Shangyan membangunkan Xiaomi, tapi Xiaomi
malah tidak mau bangun dan menutup diri dengan selimut.
Shangyan tidak berusaha lagi membangunkannya dan
mulai sikat gigi. Saat itu, terdengar suara bel berbunyi. Dari CCTV yang
terpasang, Shangyan bisa melihat kalau di depan pintu ada Tong Nian dan Yaya.
Tong Nian di depan pintu berusaha membuat berbagai pose dan ekspresi wajah. Yaya bingung melihat tingkah Tong Nian. Bukankah Tong Nian sudah memasang mesin pengenal wajah di pintu masuk KK. Tong Nian membenarkan, tapi dia lupa untuk mendaftarkan indentitas wajahnya sendiri. Tong Nian berusaha tetap tenang dan berkata kalau dia mencoba berbagai ekspresi, mungkin saja mesin akan mengenali ekspresinya mirip seperti salah satu anggota dan akhirnya pintu bisa di buka.
Dan untunglah Shangyan keluar. Tapi, Tong Nian malah merasa malu karena sudah membuat berbagai ekspresi wajah yang konyol. Shangyan membawa mereka masuk, sekaligus bertanya dengan heran, karena dia kan sudah bilang akan menjemput mereka nanti sore? Tong Nian menjelaskan kalau mereka sudah ada di sekitar sini sejak kemarin malam. Yaya langsung meminta izin untuk di biarkan tidur sejenak. Tong Nian yang sudah tahu segala sudut KK, langsung dengan santai membawa Yaya ke kamar tamu yang ada.
Shangyan sendiri sibuk mencoba membuat kopi dengan mesin yang Tong Nian beli. Tapi, dia sama sekali tidak bisa menggunakannya. Untungnya Tong Nian kembali dan segera membantu Shangyan. Dia bahkan menyuruh Shangyan untuk duduk saja sementara dia yang membuatkan kopi.
Tong Nian kembali membuat kopi latte. Dia membuat latte dengan bentuk hati. Shangyan jadi penasaran dan bertanya
sejak kapan Tong Nian mempelajari cara membuat latte? Tong Nian menjawab tidak lama, dia mempelajarinya saat liburan
musim dingin dan tidak punya hal yang di kerjakan, jadi dia belajar membuatnya.
Shangyan meminum kopi buatan Tong Nian dan memuji
rasanya yang tidak buruk. Tong Nian tiba-tiba mendekat dan bertanya dengan
serius. Bukankah menurut Shangyan, mereka ini di takdirkan? Shangyan malah
bertanya balik, emang iya?
“Tentu saja ya!” jawab Tong Nian menggebu-gebu. “Pertama
kali kita bertemu, kau kan sedang dalam mood yang jelek saat ini. Jadi, tanpa di
duga kau malah pergi ke warnet sepupuku dan akhirnya kita bertemu. Kali kedua,
adalah saat di Guangzhou. Kau di Guangzhou. Dan aku juga di Guangzhou. Dan kita
bertemu lagi! Dan yang ketiga, adalah tadi. Aku di pintu masuk dan khawatir
bagaimana caranya untuk masuk, dan kemudian kau muncul! Ini seperti Tuhan telah
mengatur semuanya! Bukankah kita di takdirkan?”
Shangyan tidak menjawab malah terus minum kopi. Dan
dia mengalihkan dengan bertanya apakah Tong Nian tidak merasa ngantuk? Tong
Nian menjawab ngantuk dan semalaman dia menunggu di minimarket. Shangyan
akhirnya menyuruh Tong Nian untuk istirahat di kamarnya, atau nantinya Tong
Nian tidak ada tenaga menonton pertandingan final sore ini. Tong Nian tidak mau
naik dulu, dia ingin melihat Shangyan menghabiskan kopinya dulu.
“Maka, aku mungkin tidak bisa menghabiskannya.”
“Kenapa?”
“Aku benci harus minum hati yang kau berikan padaku.”
Tong Nian tersenyum mendengar gombalan Shangyan. Mereka
malah jadi bermesraan.
--
Tong Nian sudah tidur di kamar Shangyan. Dan Xiaomi
tidur di sebelahnya dengan mengenakan selimut (wkwkw). Xiaomi mengira yang tidur
di sebelahnya adalah Shangyan, jadi dia membangunkannya. Tong Nian mengira yang
menyuruhnya bangun adalah Xiaomi, jadi dia malah menanyakan jam. Xiaomi melihat
jam ponselnya dan menjawab jam 8.
Dan sedetik kemudian, mereka baru tersadar ada
yang aneh. Begitu mereka saling berbalik, mereka langsung menjerit histeris
karena yang dilihatnya adalah Tong Nian dan Xiaomi. Tong Nian langsung bertanya
kenapa Xiaomi bisa ada di kamar Shangyan? Xiaomi balik bertanya pertanyaan yang
sama, karena kan harusnya Tong Nian ada di rumah?
Shangyan masuk karena mendengar teriakan mereka
dan kaget sendiri. Dia khilaf. Dia lupa kalau Xiaomi masih ada di atas tempat
tidurnya dan malah menyuruh Tong Nian tidur di sana. Dia langsung meminta maaf
pada mereka berdua. Tong Nian berusaha menenangkan diri dengan mencuci muka di
kamar mandi. Sementara Xiaomi menanyakan mengenai Yaya.
Tong Nian menjawab dengan cepat kalau Yaya datang
bersamanya dan sedang tidur di ruangan lain, jadi jangan khawatir.
Xiaomi langsung keluar dari kamar Shangyan sambil
mengomeli Shangyan. Emangnya Shangyan tidak menganggap dirinya sebagai pria? Kalau
Tong Nian mau tidur, Shangyan harusnya bilang padanya dan dia bisa pergi ke
tempat lain. Shangyan balas mengomeli Xiaomi karena dia saja belum bertanya apa
saja yang sudah Xiaomi lakukan pada pacarnya, tapi Xiaomi malah memarahinya seperti
boss. Xiaomi langsung pergi keluar.
Shangyan kemudian memberikan Tong Nian sikat gigi
sekali pakai. Tong Nian kaget karena Shangyan mempunyai sekotak penuh sikat
gigi sekali pakai. Shangyan menjelaskan kalau dia memang menyetok sebanyak itu
karena sering berpergian keluar negeri. Dia malas berberes jadi tinggal membawa
sikat gigi itu saja. Tong Nian menawarkan diri untuk membantu Shangyan packing
barang jika Shangyan pergi keluar kota. Shangyan setuju.
--
Grunt kembali mengalami sakit perut sama seperti dulu. Shangyan terlihat khawatir, tapi Grunt terus berkata kalau dia baik-baik saja. Shangyan marah karena Grunt berkata seperti itu padalah Grunt sudah minum obat tapi masih sakit. Itu namanya tidak baik-baik saja.
Shangyan akhirnya membuat keputusan. Dia menyuruh
Xiaomi untuk membawa Grunt ke rumah sakit sekarang dan kemudian, mereka akan
mengadakan rapat darurat. Mereka akan melakukan penukaran pemain.
Grunt menolak. Dia bahkan ingin meminum obat saja
dan menyakinkan Shangyan setelah minum obat dia akan sembuh. 97 langsung melarang
dan merebut botol obat dari tangan Grunt. Grunt sudah minum obat tadi. Shangyan
berusaha membujuk Grunt dan menyuruhnya untuk berisitrahat.
Grunt tidak mau. Dia ingin bermain di final. Dia sampai
menangis dan memohon pada Shangyan agar mengizinkannya bermain. Dia sudah
sangat lama menunggu saat ini. Tiga tahun. Demi saat ini. Bahkan jika dia sakit
sekarang, dia tetap bisa bermain. Dia bisa melakukannya! Dia berlatih setiap
hari, setiap hari demi ini!
Shangyan sebenarnya kasihan. Tapi, semua demi
kebaikan Grunt. Dia berkata kalau pertandingan hari ini entah mereka menang atau
kalah, mereka sudah mendapatkan tiket untuk mengikuti Kejuaraan Dunia CTF.
Jadi, Grunt harus pulih dulu sekarang. Setelah Grunt pulih, maka saat itu,
Grunt pasti bisa bermain!
Grunt tetap ingin bermain. Ini demi negara mereka.
Bagaimana jika mereka jadi kalah karena dia tidak bermain? Shangyan langsung
balik bertanya, apakah Grunt tidak percaya pada anggota team KK lainnya? Tanpa Grunt,
mereka pasti masih bisa mendapatkan juara pertama!
Grunt terus menolak. Shangyan menyuruh Xiaomi membawa
Grunt ke rumah sakit segera dan yang lainnya berkumpul di ruang rapat. Grunt
berusaha mengejar Shangyan dan akhirnya malah jatuh pingsan. Semua panik.
Pada akhirnya, ambulans datang untuk membawa Grunt. Shangyan menyuruh Xiaomi untuk pergi dengan Grunt ke rumah sakit. Xiaomi mengerti dan segera pergi. Shangyan bertanya pada 97, dimana Wu Bai? 97 memberitahu kalau Wu Bai dari pagi tadi sudah keluar bersama One untuk lari pagi. Shangyan memerintahkannya untuk menelpon mereka kemari, untuk rapat.
--
Semua sudah berkumpul. Dan Shangyan memerintahkan
One untuk menggantikan posisi Grunt di final nanti. One jelas kaget. Dia merasa
tidak percaya diri karena peringkat CTF-nya dan Grunt berbeda sangat jauh. Shangyan
berkata kalau bukan One siapa lagi? Lagipula, One sudah pernah bertanding di
kejuaraan nasional. Jadi, jangan bicara omong kosong lagi.
Shangyan memberitahu mereka semua kalau tadi dia sudah
bilang pada Grunt bahwa hasil pertandingan hari ini tidak lah begitu penting,
karena mereka sudah mendapatkan tiket untuk kejuaraan Dunia CTF. Tapi, mereka
tetap harus mendapatkan juara hari ini. Tidak ada pilihan lainnya! Mereka mengerti!
Shangyan segera menyuruh mereka untuk berlatih beberapa ronde lagi.
Wu Bai juga jadi tampak tegang. One bahkan bicara
dengan Wu Bai, memohon pengertiannya karena dia ikut bermain. Wu Bai
menyuruhnya untuk bermain seperti biasa saja dan jangan khawatir.
--
Shangyan juga tampak tegang. Tong Nian berkomentar kalau posisi pemain saat ini sama seperti saat Kejuaraan Nasional karena One menggantikan Grunt. Awalnya, mereka menggantikan One dengan Buff yang tingkatnya lebih tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Tapi, sekarang One menggantikan Grunt yang posisi-nya juga tinggi, jadi, formasi sama saja dengan saat Kejuaraan Nasional. Tidak ada perubahan.
Shangyan masih mencoba optimis dengan berkata
kalau posisi Buff lebih tinggi dari Grunt. Tong Nian merasa sama saja.
Saat itu, Yaya datang dengan panik. Dia ketiduran
dan takut kalau Tong Nian sudah pergi. Dia tidak tahu apa yang terjadi mengenai
Grunt.
Shangyan memilih keluar. Dia menyuruh Tong Nian
dan Yaya untuk bicara santai saja. Dan nanti ke ruang konferensi untuk makan
siang. Setelah Shangyan keluar, Tong Nian baru memberitahu Yaya kalau Grunt
sakit dan tidak bisa kompetisi hingga harus di gantikan yang lain. Mendengar
kabar itu, Yaya jelas kaget, kenapa Grunt harus sakit di saat seperti ini? Tong
Nian membenarkan.
--
Team KK akhirnya pergi ke gedung pertandingan
dengan menggunakan bus. Tong Nian juga mengenakan seragam KK. Mereka juga
menyempatkan diri menonton pertandingan SP yang akhirnya berhasil meraih juara
3.
Akhirnya hari ini tiba. Aku bisa melihat ekspresi bangga di wajahnya.
Dia adalah Han Shangyan, pria-ku. Dia pasti bisa mencapai mimpinya. Karena dia
sudah berusaha sangat keras. Dia sangat hebat! Aku bukannya tidak mau menerima
lamarannya saat itu. Aku rasa, aku menunggu saat ini. Momen ini, dimana kami
bisa merasa sangat bangga.
“Han Shangyan, mari menikah,” ajak Tong Nian dan
jelas membuat Shangyan terkejut. “Entah kita kalah atau menang di kompetisi
ini, aku akan selalu menemanimu. Ayo menikah.”
Shangyan begitu terkejut. Dia tersenyum kecil dan
menyuruh Tong Nian melihat ke layar besar yang mereka mereka.
Melihat anak-anak muda di hadapanku ini, seperti melihat diriku 10 tahun yang lalu. Di saat itu, seluruh dunia terlihat berada di bawah kakiku. Aku adalah orang yang kesepian. Dan berada di CTF, aku bisa merasa tenang. Ya, aku menyerah dulunya karena aku takut pada masa depan yang tidak jelas, takut kehilangan dan takut pengkhianatan. Dan kemudian aku sadar, aku tidaklah kuat sama sekali. Aku bersembunyi di bawah cangkangku dan menangis terus. Apa yang benar? Jika aku gagal, aku harus menyerahkan mimpiku pada yang lainnya. Mungkin hanya setelah bertemu para orang-orang lemah ini, kami bersama menjadi kuat. Jadi, aku memutuskan untuk bersama orang-orang ini dan berjuang bersama. Untuk melindungi hal ini yang lebih penting dari kebanggaan : mimpi.
Jalan ini sulit. Beberapa orang sukses, dan beberapa lagi
mundur. Tapi mereka datang dan bertarung. Mereka membuat orang yang tidak
percaya merasa malu. Mereka menolong yang kehilangan arah menemukan arah. Mereka
selalu percaya bahwa tangan mereka sendiri mampu membuat masa depan. 10 tahun,
aku tidak pernah berpikir untuk kembali ke panggung kompetisi. Aku mengira aku
sudah menyerah bertarung, menyerah pada kebanggan. Tapi, hari itu aku tahu,
bahkan walau sudah banyak tahun berlalu, mereka yang diam-diam mendukung, tidak
pernah menyerah akan mimpi tersebut. Itu adalah memori masa muda mereka. Luar biasa
tapi singkat. Kacau tapi bergairah. Masa muda kita bisa hilang, tapi siapa yang
tidak punya penyesalan di masa muda mereka? Lihat anak-anak ini. Walau pada
akhirnya hanya akan ada satu orang yang berdiri, mereka tetap bertarung hingga akhir.
Karena mereka tidak bertarung sendirian, mereka yang berada di belakang mereka,
mendukung mereka di setiap anak-anak muda pemain CTF. Apa yang mereka bawa adalah 10 tahun perjuangan
dari setiap harapan dan air mata pemain CTF.
Untuk mereka yang berjuang di dalam kompetisi ataupun di luar
kompetisi, terimakasih semuanya! Dunia ini berhutang pada kalian sebuah
kejuaraan!
Team KK! Team China! Memenangkan pertandingan
final! Sukacita berkumandang di arena.
--
Pertandingan selesai. Team SP menyambut mereka dan
memberikan selamat atas kejuaraan yang mereka raih. Walau mereka dari team yang
berbeda, tapi tetap mereka bahagia karena China menang.
Grunt juga datang ke arena karena kondisinya sudah
lebih baik. Shangyan langsung memperingati Grunt untuk menjaga perutnya dengan
baik dan jangan sampai sakit lagi di kompetisi selanjutnya. Grunt menyakinkan
kalau dia pastia akan berusaha keras di
Kejuaran Dunia.
Shangyan juga mengundang semuanya untuk ke kantor
KK. Dia akan mentraktir mereka semua makanan karena KK adalah tuan rumah hari
ini.
Tapi, sebelum pergi, Shangyan terpikir sesuatu. Dia
segera menghampiri Solo dan memintanya untuk membantunya. Dia tidak memberitahu
minta bantuan apa, dan hanya meminta Solo untuk ikut dengannya ke lounge
sebentar. Semua jelas penasaran dan menatap Tong Nian. Tong Nian langsung
menjawab kalau dia juga tidak tahu.
Ai Qing menghampiri Wu Bai dan memberikan selamat padanya. Dia memeluk Wu Bai. Dia memberikan semangat pada Wu Bai untuk Kejuaraan Dunia nantinya. Dan Wu Bai tersenyum pada Ai Qing. Sangat lebar. Dia bahkan mengajak Ai Qing untuk minum kopi bersamanya.
--
Shangyan berjalan sangat cepat ke lounge. Solo jadi
cemas, ada masalah apa? Shangyan tetap tidak menjawab. Dia membawa Solo ke ruangan
kosong dan menutup pintunya dengan rapat. Setelah itu, dia menyuruh Solo untuk
membuka baju. Solo jelas bingung. Eh, Shangyan malah mau membuka sendiri baju Solo
karena Solo sangat lama.
“Aku mau ke rumah Tong Nian. Tolong pinjamkan pakaianmu
selama beberapa jam padaku,” pinta Shangyan.
“Ibu mertua mu menyiapkan perayaan untukmu? Okay,”
ujar Solo, asal menyimpulkan.
Solo mulai membuka bajunya dan memberikannya pada
Shangyan. Setelah menerima baju Solo, Shangyan malah nyuruh Solo keluar. Solo
mana mau. Dia menyuruh Shangyan buka baju dan berikan padanya. Mereka kan harus
barteran baju.
--
Xiaomi dan team KK penasaran karena Shangyan dan
Solo tidak balik juga. Jadi, mereka mencarinya bersama dengan Tong Nian. Team SP
juga ikut cari.
Dan mereka kaget juga saat melihat Shangyan dan
Tong NIan tukaran baju. Tidak hanya itu, Solo bahkan memberikan jas untuk Solo
kenakan. Dan mereka mulai menunjuk ke arah Tong Nian. Tong Nian melihat tatapan
mereka dan menegaskan kalau dia tidak tahu apapun.
Shangyan sudah berganti baju dan mengajak Tong
Nian pergi bersamanya. Mereka berpas-pasa dengan Lan Mei dan suaminya. Suaminya
menangis dan mengucapkan selamat pada Shangyan. Shangyan tersenyum dan menyuruh
suami Lan Mei dan Lan Mei ikut perayaan mereka nanti malam. Suami Lan Mei jelas
makin bahagia.
Saat itu, dir. Xiang datang dengan seorang artis terkenal. Semua langsung heboh. Dir. Xiang berkata kalau artis itu datang untuk 97. Dia adalah fans 97 dan ingin minta tanda tangan 97. Semua jadi iri.
Xiaomi pergi keluar untuk menelpon keluarganya. Dia memberitahu mengenai kemenangan mereka. Yaya diam-diam mengikutinya dan senang karena Xiaomi tampak bahagia. Diam-diam, Yaya mendekat. Xiaomi menyadarinya dan menyuruh Yaya untuk bicara pada keluarganya. Xiaomi sebelumnya bilang pada neneknya kalau dia akan memperdengarkan suara wanita yang di sukainya.
Mendengar suara wanita, orang tua dan nenek Xiaomi
langsung senang dan bertanya apakah Yaya adalah pacar Xiaomi? Yaya kaget
mendengar pertanyaan itu, karena dia juga tidak tahu posisinya. Xiaomi menyuruh
Yaya menjawab Ya, kalau dia adalah pacar Xiaomi.
Tags:
Go Go Squid
keren
ReplyDelete