Sinopsis K- Drama : The Tale Of Nokdu Episode 5 - part 1



Setelah masuk ke dalam kuil, Heo Yoon berniat untuk memulai pertemuan dengan semua yang datang bersama nya dan berkumpul di sini. Namun sebelum Heo Yoon mulai berbicara, tiba- tiba saja terdengar suara seperti ada penyusup. Jadi Heo Yoon pun pergi keluar untuk memeriksa.

Sesampainya dirumah Gisaeng. Heo Yoon berjumpa dengan Nyonya Chu dan Rekan no. 1. Tapi sebelum dia memanggil si Rekan no. 1, tiba- tiba terdengar suara teriakan Nok Du yang kesakitan di dalam ruangan ganti pakaian.


Nok Du berpura- pura bersikap imut dan polos, saat Dong Ju mengancungkan gunting ke arah nya. Tapi Dong Ju sama sekali tidak peduli pada sikap sok polos Nok Du, dan berniat untuk langsung menusuk nya saja. Namun dengan sekuat tenaga, Nok Du melawan dan menahan tangan Dong Ju yang memegang gunting.
Rekan no. 1, Heo Yoon, dan Nyonya Chun. Mereka bertiga berjalan mendekati ruangan ganti pakaian untuk memeriksa ada apa dan siapa.

Nok Du membekap mulut Dong Ju supaya tidak berisik.

Heo Yoon memberikan kode kepada Rekan no. 1 untuk masuk ke dalam ruangan ganti pakaian. Dan Rekan no. 1 mengerti, dia mengeluarkan pisau yang berada di dalam pakaiannya, lalu dia membuka pintu ruangan.
Namun mereka bertiga merasa terkejut, saat melihat Nok Du serta Dong Ju yang sedang duduk bersama dalam keadaan baik- baik saja dan tenang.


“Dong Ju, sedang apa kamu disini?” tanya Ny. Chun.
“Kami hanya .. “ jawab Dong Ju, tergagap. Dan Nok Du memberikan kode mata padanya supaya menjawab dengan benar. “Aku sedang merapikan rambutku,” jelas Dong Ju.
Setelah Dong Ju menjawab, Nok Du pun berbalik dengan wajah yang tampak berantakan sambil menunjukan gunting di tangannya. “Benar. Aku sedang memangkas nya.”


“Kamu tidak memotong nya. Kamu merusak nya,” hardik Ny. Chun. Lalu dia menanyakan, apa yang terjadi kepada wajah Nok Du.
Dengan kebingungan, Nok Du memandangin Dong Ju dan berpikir. Lalu dia menjawab bahwa barusan Dong Ju berniat untuk merias wajah nya. Dan dengan gembira, Dong Ju langsung mengeluarkan alat make up nya, dan mengoles kan nya pada wajah Nok Du. Melihat itu, Ny. Chun pun menjadi percaya pada mereka berdua.


Rekan no. 1 masih merasa curiga, sebab dia ada mendengar suara pria dari ruangan tersebut. Dan Nok Du langsung menjentik telinga Dong Ju yang terluka sebagai kode supaya membantu nya. Dengan kesakitan, Dong Ju pun meringis, tapi saat kemudian dia mengerti, dia langsung berteriak dengan keras, seperti suara pria.
“Aku membuat kesalahan saat menggunakan gunting ini,” jelas Nok Du kepada semua nya. Dan mendengar suara Dong Ju yang seperti seorang pria, semuanya merasa kaget.
“Aku sangat kesakitan,” jelas Dong Ju sambil memegang telinga nya.

Nok Du meminta maaf, karena telah melukai telinga Dong Ju. Kemudian dengan cepat, seolah perhatian, dia mengajak Dong Ju untuk segera kembali ke kamar dan memakai obat. Dan Dong Ju pun membenarkanya.
Dengan erat, Nok Du memeluk tangan Dong Ju dan berjalan bersama dengannya untuk keluar dari dalam ruangan. Sambil menunduk kan kepala nya saat berjalan melewati Heo Yoon yang berdiri di depan pintu.


Dengan heran, Heo Yoon, Ny. Chun, serta Rekan no. 1. Mereka bertiga terdiam dan memandangin Nok Du serta Dong Ju yang berjalan pergi.

Sinopsis The Tale Of Nokdu Episode 5 – part 1
Network : KBS2
Setelah memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang mengawasi ataupun mengikuti mereka. Dengan kasar, Dong Ju pun langsung menepis tangan Nok Du yang memegang nya. Dan menarik kerah baju Nok Du untuk ikut dengan nya ke tempat sepi.
Flash back
“Kamu tidak ingat aku? Aku menyelamatkanmu di Hanyang. Kamu juga berpura- pura menjadi pria. Haruskah kuberi tahu Ny. Chun?” bisik Nok Du, mengancam.
Mendengar itu, Nok Du pun langsung diam.
Flash back end
“Apa ini? Kamu membuntuti ku dari Hanyang?” tanya Dong Ju, kesal.
“Tidak. Hanya saja rute kita tumpang tindih. Bayangkan saja betapa terkejut nya aku, saat menemukan gaun dan ikat kepala pria di dalam kamar Gisaeng. Dan aku mengenali mereka,” jelas Nok Du.


Mendengar itu, Dong Ju merasa semakin kesal, sebab Nok Du mengatakan tidak ada memeriksa tas nya. Dan Nok Du menjawab bahwa itu benar, tapi dia hanya kebetulan melihat isi nya saja. Mengetahui itu, Dong Ju pun ingin menghajar Nok Du. Tapi tepat disaat itu, para Gisaeng di bangunan sebelah pada keluar semua.

Dengan sikap bersahabat, Dong Ju pun berpura- pura sedang memperbaiki baju Nok Du yang berantakan. Sambil memeluk bahu Nok Du yang berdiri di sebelah nya. Lalu dia tersenyum kepada Hwa Su.
“Hei. Semoga berhasil,” kata Dong Ju sambil tersenyum.
Yang Mulia menanyakan kepada anak buahnya, apakah mereka sudah memeriksa semua pulau terdekat. Dan si anak buah menjawab iya, tapi dia belum bisa menemukan Yun Jeo. Namun dia menemukan sebuah tempat yang aneh, ada sebuah pulau, dimana semua penghuninya adalah wanita.
“Mereka semua wanita?” tanya Yang Mulia, terkejut.

Pangeran Yeongchang berlari dan bermain di halaman Istana. Namun ketika dia melihat Yang Mulia, dia pun berhenti berlari. Dan Permaisuri langsung berdiri di depannya untuk melindungin nya.
Namun melihat mereka, Yang Mulia tertawa dan mendekat. Dengan sikap seolah perhatian, dia menanyakan kenapa mereka keluar, kepadahal cuaca sedang sangat dingin. Dan Permaisuri menjawab kalau cuaca belum terlalu dingin.
“Tapi mungkin dingin untuk Pangeran Yeongchang muda kita,” kata Raja sambil memandangin Pangeran Yeongchang.
“Tidak .. tidak, aku tidak kedinginan, Yang Mulia,” jawab Pangeran Yeongchang dengan suara pelan dan sikap tampak takut.

“Kamu harus selalu berhati- hati. Akan buruk jika kamu terserang flu. Dalam hal kemalangan, semua itu datang tiba- tiba tanpa peringatan,” kata Yang Mulia, seperti memberikan ancaman atau peringatan.

Mendengar itu, Permaisuri langsung menarik Pangeran Yeongchang untuk segera pergi darisana. Dan Yang Mulia memandangin nya dengan tajam.
Heo Yoon mempertanyakan, apakah Rekan no. 1 yakin melihat seorang pria. Dan Rekan no. 1 menjawab bahwa orang yang di lihat nya memakai kain hitam, sehingga dia tidak bisa melihatnya dengan jelas.
“Jika dia menyaksikan sesuatu, itu akan menyulit kan,” gumam Heo Yoon.
“Aku ragu dia melihat apapun, karena mustahil untuk memasuki kuil,” balas Rekan no. 1.
“Dia mungkin akan kembali, jadi, perketat pengamanan mu,” perintah Heo Yoon.
“Baiklah,” jawab Ny. Chun.
Heo Yoon kembali ke kuil. Dan para pengikut langsung bertanya, apa yang terjadi. Heo Yoon pun menjawab tidak ada apa- apa, lalu dia mengajak semuanya untuk memulai pertemuan.
“Yang Mulia menjadi semakin gelisah, karena Pangeran Yeongchang,” kata Heo Yoon.

“Benar. Sejak Putra Mahkota tiada, posisinya menjadi kosong. Tentu saja, dia gelisah. Dia menyingkirkan semua orang di sekitar Pangeran Yeongchang karena merencanakan pengkhiatan,” komentar Petinggi 1.
“Salah satu dari kita bisa menjadi korban berikutnya. Sebelum penobatan ..,” tambah Petinggi 2. Dan Heo Yoon langsung menyela.
Heo Yoon menjelaskan bahwa sebenarnya dia hendak menunggu sampai Pangeran Yeongchang tumbuh dewasa. Tapi sekarang, dia merasa mereka tidak punya waktu. Sehingga dia berencana agar mereka memulai pemberontakan lebih cepat.
Mendengar itu, semua orang langsung memandangin nya dan berpikir.

Nok Du beralasan bahwa alasan nya menyamar dan masuk ke Desa ini adalah untuk bertemu dengan gadis yang di cintai nya. Tapi Dong Ju merasa kurang percaya, dan menanyakan kenapa kalau begitu, Nok Du harus masuk dengan berpakaian seperti ini.
“Setelah kekasih ku menjadi janda, keluarga nya ingin dia bunuh diri. Karena itulah kami melarikan diri bersama. Saat melarikan diri, kami terpisah. Karena aku masih dikejar, aku tidak punya pilihan selain melakukan ini,” jelas Nok Du, berbohong dengan lancar.
“Kapan dia akan datang?”
“Tidak lama lagi. Dia akan datang dalam beberapa hari. Dia pasti akan datang. Begitu dia datang, aku akan pergi dengan nya. Aku akan pergi,” pinta Nok Du, berusaha untuk menyakinkan Dong Ju.
Mendengar itu, Dong Ju langsung membanting gunting yang di pegang nya ke atas meja. Dan dia mengumpat dengan kesal, sebab Nok Du telah menipunya, bahkan sempat membuatnya berpikiran untuk menjadi saudara.
Nok Du menjelaskan bahwa karena alasan inilah, makanya dia menolak untuk menjadi saudara Dong Ju. Serta dia telah menjaga Dong Ju dengan baik.


Mendengar itu, Dong Ju teringat ketika Nok Du membantu menggarukan punggung nya yang gatal. Dengan marah dia pun langsung memukuli Nok Du berkali- kali. “Kamu menyentuh punggungku!” keluh nya, kesal.
“Hei! Kamu yang meminta ku,” balas Nok Du, membela diri.
“Kamu seharusnya menolak!”

“Kamu juga menyentuhku.”
Dong Ju kembali teringat, saat dia mau menyentuh pantat Nok Du. Dan mengingat itu, dia pun merasa kepanasan dan mengipasi dirinya sendiri. Nok Du pun meminta Dong Ju untuk berhenti membahas itu, karena semakin mereka membicarakannya, mereka semakin tidak nyaman sendiri. Serta dia ingin Dong Ju jangan bertanya lagi, dan memberinya waktu beberapa hari. Lalu setelah itu, dia berjanji akan menghilang seperti asap.
“Sial!” umpat Dong Ju, kesal.
“Maafkan aku, soal banyak hal,” pinta Nok Du.
Nok Du kemudian berniat untuk tidur di luar kamar saja malam ini, sebagai bukti dia menyesali nya. Namun Dong Ju langsung mengarahkan gunting kepadanya, dan menyuruh nya untuk tidak boleh kemana- mana.

“Hei. Aku .. aku jatuh cinta dengan kekasih ku,” jelas Nok Du, salah paham.
“Kamu sudah gila?” bentak Dong Ju. “Mereka pikir kamu wanita, jadi, jangan melakukan apapun,” jelasnya dengan berbisik pelan.
Nok Du salah paham, dia mengira Dong Ju sedang menganggapnya sebagai orang mesum. Dan Dong Ju memperingatkan Nok Du, selama tinggal di tempat ini, Nok Du jangan pernah bermimpi untuk menghilang dari pandangan nya.
Dengan takut, Nok Du pun melindungin dirinya sendiri. “Lalu apa? Kamu mau kita tidur sekamar?” tanya nya, takut.

Dong Ju duduk berjaga di tempat pintu. Sementara di dalam, Nok Du berpura- pura mengorok dan secara diam- diam berusaha untuk melarikan diri dalam kamar melalui pintu samping.

Namun sayang nya, Dong Ju tidak mudah tertipu, dan dia juga masih terjaga. Jadi saat Nok Du keluar dari pintu samping, dia langsung mengalahkan gunting nya ke arah Nok Du.
“Astaga, Ny. Kim. Kamu bilang kamu berbeda, tapi tindakan mu memberitahuku bahwa kamu bedebah, bukankah begitu?” tanya Dong Ju dengan nada halus, tapi menakutkan.
“Tidak, aku .. aku ingin ke kamar mandi,” jawab Nok Du, beralasan.

Tapi tanpa mau kompromi dengan itu, Dong Ju memperlihatkan gunting nya. Dan melihat itu, Nok Du pun merasa ketakutan dan langsung masuk kembali ke dalam kamar.

Didalam kamar. Nok Du mengeluh, karena dia harus keluar ntah bagaimana caranya. Lalu setelah berpikir sejenak, dia pun mendekat ke arah pintu, dan membolongin kertas pintu menggunakan jari nya. Kemudian setelah itu, dia pun mengintip untuk memastikan apakah Dong Ju masih ada diluar atau sudah tertidur di luar.
Tapi tiba- tiba tangan Dong Ju malah menusuk mata nya. Sehingga dengan kesakitan, Nok Du pun langsung meringis dan mundur dari pintu.

“Kamu tidak tidur?” tanya Nok Du, mengeluh.
“Tidak, aku tidak tidur. Aku akan mengawasimu semalaman,” jawab Dong Ju sambil mendengus, mengancam Nok Du.

Pagi hari. Saat terbangun, Dong Ju langsung memeriksa kamar nya. Tapi ternyata, Nok Du sudah tidak berada di dalam. Dengan kesal, dia pun mengeluh.
Nok Du berjalan menuju ke kuil. “Sekelompok pria berkumpul di tempat yang hanya dihuni wanita. Mereka adalah pemimpin. Salah satu dari mereka pasti memberi perintah.”

Nok Du masuk ke dalam kuil secara diam- diam, dan memeriksa nya. “Apa mereka merencanakan sesuatu? Tapi aku penasaran, kenapa mereka mencoba melukai keluargaku.”
Nok Du mulai mengingat semuanya kembali. Tentang Pasukan Muweol yang berkumpul saat tengah malam didalam hutan. Tentang keluarga nya yang diserang oleh Pasukan Muweol.
“Mereka mendapat perintah dari Bos mereka, dan tidak mengetahui detailnya,” gumam Nok Du, membuat kesimpulan. Lalu dia mendengus geli.
“Untuk mengetahui siapa bosnya dan siapa para pria itu, aku harus mendekati para wanita itu,” pikir Nok Du dengan penuh tekad.

Hwa Su menceritakan tentang kejadian semalam kepada seluruh Gisaeng. Dan mendengar itu, Nok Du pun mendekat dan ikut ke dalam obrolan mereka. Walaupun mendengar dirinya di katain buruk, tapi Nok Du berpura- pura bersikap tenang.

“Jadi, Ny. Chun dan Wakil Kurator akan membagikan sketsa pria itu. Jadi jangan takut. Kita bisa menangkap nya, jika kita semua bekerja sama,” jelas Hwa Su.
Mendengar itu, Nok Du merasa takut dan langsung menutupi dirinya sendiri dengan mantel. Tapi dia tetap tertawa kepada mereka, seolah tenang.

Dong Ju kemudian datang, dan menarik Nok Du untuk ikut bersama nya. Dan dengan terpaksa Nok Du pun pamit kepada semuanya dengan alasan bahwa Dong Ju sudah mempersiapkan sarapan untuknya, dan bahkan dia memuji betapa pedulinya Dong Ju kepada dirinya.
Dong Ju mendorong Nok Du dengan kasar untuk masuk ke dalam kamar. Dan langsung menutup pintu kamar “Sudah kubilang jangan kemana- mana!” bentak nya.

Nok Du merasa senang, karena tidak menyangka kalau Dong Ju beneran ada menyiapkan sarapan untuknya. Dan dengan ketus, Dong Ju menyuruhnya untuk jangan salah paham.
“Tapi sup rumput laut apa ini? Kamu tidak tahu hari ini ulang tahun ku,” kata Nok Du.
“Hari ini ulang tahun mu?” tanya Dong Ju, baru tahu. Dan Nok Du mengiyakan. Dengan berbaik hati, Dong Ju pun memberikan sup rumput laut milik nya juga.

Nok Du menjelaskan bahwa satu- satunya yang Ayahnya beritahukan padanya adalah hari kelahiran nya. Lalu setelah itu, dia menanyakan, apakah Dong Ju tidak mau sup rumput lautnya. Dan Dong Ju menjawab bahwa dia tidak suka sup rumput laut.
Mendengar itu, dengan bersemangat Nok Du ingin memakannya. Tapi Dong Ju segera merebut itu dan meminumnya.


“Aku tidak cukup membencinya untuk memberikan nya padamu,” ejek Dong Ju.
“Orang bilang utang budi kita bisa lunas dengan bersikap baik. Tapi sepertinya kamu yang berutang kepada orang- orang,” balas Nok Du, dengan nada kesal.
“Aku tidak berutang kepada siapapun. Itu tidak akan pernah terjadi!”
“Kamu tidak pernah tahu.”
Dengan kesal, Dong Ju pun memukul kepala Nok Du menggunakan sendok nya supaya diam. Lalu dia mengatai Nok Du genit, karena berpakaian seperti wanita dan merayu para Gisaeng. Dan Nok Du membalas bahwa dia tidak ada menggoda mereka.

“Jangan menyangkal nya. Lalu kenapa kamu berbicara dengan mereka begitu kamu bangun?” tanyanya dengan keras. “Ntah apa kekasihmu tahu betapa mesumnya dirimu.”
“Mesum? Aku hanya bicara dengan mereka. Apa aku tidak boleh bicara?” protes Nok Du.
“Begitu rupaya. Kalau begitu, silahkan, katakan itu kepada kekasihmu.”
“Kekasihku tidak segila dirimu.”


Tepat disaat mereka berdua sedang berdebat, seseorang datang dan memanggil Dong Ju. Mendengar itu, Dong Ju serta Nok Du pun langsung berpura- pura sedang saling menyuapi dengan akrab.
“Makan lah,” kata Nok Du dengan ramah.
“Kamu juga,” balas Dong Ju.

“Kakak, latihan menari kita akan segera di mulai. Ny. Chun meminta mu datang,” kata si Gadis kecil tersebut, memberitahu. Dan Dong Ju pun mengiyakan.

Post a Comment

Previous Post Next Post