Sinopsis C-Drama : Love You Like the
Mountain and Ocean Episode 15
Images by : Youku
“Membuat dia
menangis?” tanya Paman Yan, tampak marah.
Direktur
menjelaskan kalau bukan itu maksudnya. Dia hanya ingin membuat adegan yang
menyentuh hati para pemirsa. Semakin banyak yang tersentuh kan lebih bagus.
Ruining dan Ye Miao yang dari tadi mendengar ucapan direktur juga tampak marah
dan tersinggung.
Direktur
mengalihkan dengan membahas drama yang akan di tampilkan di sekolah. Dia tadi
sudah melihat dan pakaian seragam yang di gunakan para murid tidak sama, jadi
harus di samakan. tn. Xie langsung berkata kalau pakaian yang di pakai adalah
pakaian baru. Mereka membelinya baru-baru ini.
Direktur malah
menekankan kalau pentas itu nantinya akan di siarkan di seluruh kota. Melihat
kalau kota Taoli hidup dengan donasi dari orang lain, maka jika para murid
memakai pakaian baru, apa para penonton bisa kasihan? Tidak akan.
tn. Xie
menjelaskan kalau banyak anak muda di kota mereka yang bekerja di luar kota.
Itulah kenapa banyak anak-anak yang di tinggalkan. Makanya, mereka ingin
memanfaatkan kesempatan yang ada, agar para orang tua itu bisa melihat anak
mereka yang tampil di TV. Jika anak-anak memakai pakaian yang tidak bagus, jika
orang tua mereka melihatnya di TV, bukankah mereka akan merasa sedih. Di tambah
lagi, kota mereka bukannya kota yang miskin.
Direktur malah
kelewatan. Dia berkata kalau kesempatan untuk tampil di TV harus di manfaatkan
dengan baik oleh Kepala Sekolah. Bukankan tn. Xie masih mengharapkan donatur
sekolah tahun depan lagi? tn. Xie tersinggung. Jika membiarkan anak-anak
memakai pakaian yang buruk, bagaimana perasaan anak-anak tersebut?
“Jika sekolah
kalian menyiapkan baju terbaik untuk anak-anak, maka ya sudah. Tapi, lihat ini,
setengahnya bagus dan setengahnya tidak. Tidak selaras. Coba kau pikirkan
posisiku. Jika kamera merekam, akan banyak orang yang bertanya-tanya, apa yang
salah dengan pakaiannya?” marah direktur.
tn. Xie juga
tersinggung dengan ucapan direktur. Paman Yan menyuruh tn. Xie untuk tenang
dulu. Direktur tetap saja menyuruh agar pakaian anak-anak di sekolah di tukar.
Jika pakai pakaian jelek, semuanya juga harus jelek. Kalau tidak mau, maka beli
yang paling mahal!
Ruining tidak
tahan lagi. Dia maju dan dengan tajam berkata pada direktur kalau dia akan
membelikan pakaian yang mahal untuk anak-anak itu. Dia akan melakukan donasi
untuk pakaian Xiaodou. Mau sebagus apa? Semahal apa? Brand terkenal? Dia akan
membelinya.
Direktur
tertawa sinis. Jika Ruining mau membelikan pakaian, maka tidak hanya untuk
Xiaodou, tapi untuk 40 anak lainnya. 40 set baju.
“40 set baju
mungkin terdengar cukup banyak bagimu. Tapi bagiku, itu tidak seberapa. Dan
juga, jika aku tidak punya cukup uang, aku percaya, temanku pasti akan membantu
juga,” balas Ruining dan menarik Ye Miao maju.
Ye Miao tidak
tahu apapun, menatapnya kaget. Ruining tersenyum manis dan mencubit pinggang Ye
Miao dengan keras. Ye Miao mau tidak mau jadi berakting sombong juga. Uang
bukan masalah untuknya. Dia punya banyak uang.
--
Ye Lin
mengantar Ny. Ji pulang. Ibunya memintanya untuk tidak khawatir lagi dan segera
kembali ke sekolah. Ye Lin menyuruh ibunya untuk masuk ke kamar beristirahat.
Ye Lin juga memberitahu bibi Wang (PRT) kalau dokter bilang ibunya tidak boleh
memakan makanan gorengan dan juga yang pedas. Jadi, tolong buatkan bubur untuk
ibunya.
Ny. Ji
tersenyum. Dia menyuruh Ye Lin tidak khawatir dan kembali ke kampus saja.
Bibi Wang
mengantar Ny. Ji ke kamar sambil berkata kalau dia iri pada Ny. Ji karena
mempunyai anak yang sangat hebat seperti Ye Lin. Ny. Ji malah tampak tidak
bahagia.
--
Malam hari,
Ye Miao sedang
merenung. Dia masih memikirkan mengenai paman Yan yang mempunyai banyak
bebatuan mahal yang jika di jual akan mendapatkan banyak uang. Tapi, kenapa
membiarkan Xiaodou memakai baju sederhana dan akhirnya malah menjadi bahan
tertawaan. Dia penasaran, orang seperti apa sebenarnya paman Yan itu? Dia ingin
menganggap paman Yan sebagai seniornya, tapi perilaku paman Yan…
Lamunan Ye
Miao buyar karena Ruining datang. Ruining membawa buah yang sudah di potong
untuk di makan bersama dengan Ye Miao. Dia takut kalau Ye Miao marah karena dia
melibatkan Ye Miao tadi. Mereka berbincang santai.
“Aku baru
sadar. Mau sekeras apapun aku berusaha, aku tidak bisa menjadi sangat tidak
tahu malu sepertimu,” ujar Ye Miao. “Kau bahkan mempunyai banyak sekali
alasan.”
“Maka
berusahalah lebih keras,” balas Ruining.
“Itulah kenapa
aku kemari. Dari Xiling ke kota Taoli,” ujar Ye Miao tiba-tiba, serius.
“Jadi, kau
benar-benar kemari karena khawatir padaku?”
“Ya.”
“Kau tahu apa
yang kau lakukan sekarang ini bukanlah lagi hal yang akan di lakukan oleh teman
sekelas?”
“Aku tahu.”
“Lalu, ada
yang ingin kau katakan?”
“Aku…,” Ye
Miao sudah mau menyatakan perasaannya.
Tapi, paman
Yan malah berteriak dari dalam menyuruh mereka untuk segera tidur karena hari
sudah gelap. Dan karena interupsi tersebut, mereka berdua tidak jadi lanjut
bicara dan saling canggung.
--
Ye Lin
ternyata tidak pulang ke kampus malah pergi ke hotel untuk menjemput ayahnya
pulang. Tapi, di sana juga ada prof. Ning Mo, ternyata.
--
Pagi hari,
Ye Miao dan
Ruining terburu-buru makan sarapan karena ingin pergi melihat pameran. Hanya
ada mereka berdua saja di rumah sekarang. Paman Yan dan angsa peliharannya
tidak ada.
Selesai
sarapan, mereka langsung pergi keluar rumah.
--
tn. Ye sudah
pulang ke rumah. Dia mendapat SMS dari Ye Lin yang meminta maaf atas masalah
kemarin.
Flashback
Ternyata, bukan hanya ada prof. Ning Mo
saja tapi ada banyak orang lainnya lagi. Mereka baru selesai pertemuan membahas
mengenai lukisan antik yang baru di temukan. Setelah semuanya pulang bersama
dengan prof. Ning, Ye Lin juga pulang bersama dengan tn. Ye.
Saat tn. Ye sampai ke rumah, bibi Wang yang
ingin memberitahu Ny. Ji, dilarang oleh tn. Ye. Alasannya, biar Ny. Ji
beristirahat saja. Ye Lin juga menyuruh bibi Wang untuk beristirahat karena dia
ingin berbincang sebentar dengan ayahnya, berdua.
Mereka bicara di ruang kerja tn. Ye. tn. Ye
tahu kalau tujuan Ye Lin mencarinya tadi pasti karena dia tidak pulang juga ke
rumah. Ye Lin membenarkan. Ayahnya sudah lama tidak pulang ke rumah dan juga
saat Ny. Ji masuk rumah sakit, ayahnya juga tidak datang. Dia tahu bahwa
sebagai seorang anak, tidak seharusnya dia ikut campur dalam cara ayahnya
menjalani hidup. Akan tetapi, untuk ibunya : dia, Ye Miao dan ayahnya adalah
yang di milikinya. Karena itu, dia memohon agar ayahnya mau menjaga ibunya
dengan lebih baik.
tn. Ye tampak marah. Tadi, di depan pintu
hotel, Ye Lin pasti sudah mendengar mengenai lukisan landscape. Ye Lin kan juga
sudah kuliah dan mempelajari sejarah, jelas bisa tahu apa yang mereka
bicarakan. Ye Lin membenarkan, dia tahu kalau lukisan Landscape di lukis ulang
di dinasti Song Utara. Lukisan sederhana yang menggambarkan gunung dan sungai.
Tapi, faktanya itu adalah lukisan mendetail mengenai daerah utara dan selatan.
Intinya, lukisan itu sangat penting dan sudah lama menghilang.
Dan kini, lukisan itu di temukan kembali.
--
Di rumah keluarga Xia, Ny. Ning menelpon
suaminya dan dengan sangat bersemangat memberitahu mengenai lukisan Landscape
yang sudah di temukan. Walaupun lukisannya sedikit rusak, tapi dia bisa melihat
keindahannya. Intinya, sangat menakjubkan. Dan dia sangat ingin memperbaiki
lukisan itu kembali.
--
tn. Ye menjelaskan mengenai nilai dan
betapa pentingnya lukisan tersebut pada Ye Lin.
--
Ny. Ning memberitahu siapa saja yang akan
terlibat dalam perbaikan lukisan tersebut. Proyek perbaikan akan di pimpin oleh
Direktur Wang. Team arkeolog provinsi tn. Xia (suami Ny. Ning) juga pasti
termasuk di dalam proyek ini. Dan juga universitas Xiling. Perbaikan akan di
lakukan di Indigo Hall. Di samping itu, dana dari proyek ini, akan di sediakan
oleh Blue Aid Foundation.
--
tn. Ye memberitahu Ye Lin kalau yayasan
Blue Aid mereka yang akan mendanai proyek perbaikan lukisan ini. Jadi, dia
bukannya bermaksud mengabaikan Ny. Ji beberapa hari ini. Hanya saja, dia sibuk
dengan team arkeologi. Dia dapat mengerti kalau Ye Lin tidak mengerti betapa
pentingnya harta nasional karena Ye Lin masihlah mahasiswa.
Ye Lin menjawab kalau dia mengerti betapa
pentingnya proyek ini. Tapi, ibunya…
tn. Ye menghentikan Ye Lin bicara. Dia
memberitahu Ye Lin kalau Ny. Ji berniat untuk menghentikan yayasan. Ny. Ji
merasa kalau keluarga Ye dapat membuat lebih banyak uang dengan koleksi
komersial. Atau membuat rumah lelang. Dan bagaimana dengan pendapat Ye Lin? Apa
Ye Lin setuju dengan Ny. Ji?
Ye Lin tidak menyangka ayahnya akan memberi
pertanyaan tersebut. Sejujurnya saja, dia tidak pernah berpikir kalau yayasan
Blue Aid akan menjadi institut kormesial. Tapi…
tn. Ye tahu kalau Ye Lin hendak mengatakan
apa yang Ny. Ji katakan ada benarnya. Ye Lin terdiam karena ayahnya tahu apa
yang hendak di katakannya. tn. Ye melanjutkan kalau itulah alasan kenapa dia
ingin Ye Lin dan Ye Miao mempelajari mengenai sejarah. Jadi, kelak, ketika masa
transisi Yayasan Blue Aid, Ye Lin dan Ye Miao mampu membuat keputusan mereka
sendiri. Jika Ye Lin mau melakukan amal seumur hidup, dia tidak akan menolak.
Dia akan selalu mendukung Ye Lin.
Ye Lin memberitahu kalau proyek ini akan
memakan banyak sekali biaya. Dan juga, jika setengah lukisannya lagi belum di
temukan juga, maka proyek ini hanya akan menjadi sia-sia dan hanya menghabiskan
uang. Ny. Ji pasti akan menolak proyek ini. Apa tn. Ye akan menyesal?
tn. Ye berkata kalau dia sudah memikirkan
hal ini juga selama beberapa hari ini. Jika dia menerima proyek ini, kapan dia
akan bisa mendapatkan bayarannya? Akankah kerja kerasnya menghasilkan laba?
Ye Lin jadi makin bingung. Jika tahu kalau
proyek ini tidak akan mendapatkan hasil yang pasti, kenapa tn. Ye masih tetap
ingin melakukannya? tn. Ye menjawab kalau lebih dari 20 tahun yang lalu, dia
sudah membuat pilihan yang salah. Sangat di sayangkan. Dia sudah memikirkannya
beberapa hari ini. Saat dia masih kuliah, ada sebuah kalimat yang di katakan
guru sejarahnya.
--
Ny. Ning masih teleponan dengan tn. Xia,
dia mengingatkan ucapan guru sejarah mereka dulu bahwa peninggalan sejarah
memiliki harga dirinya sendiri. (Itu tanda-nya, di masa lalu, tn. Xia, Ny. Ning
dan Tn. Ye adalah teman sekelas. Satu universitas).
Dan karena itu, Ny. Ning mengajak suaminya
bersama menemukan bagian lengkap dari lukisan tersebut. Memperbaiki harga diri
(maksudnya lukisan peninggalan sejarah).
End
tn. Ye tidak
membalas pesan dari Ye Lin dan lanjut membaca korannya.
Saat itu, ny.
Ji sudah bangun. Saat turun dia berpas-pasan dengan bibi Wang di tangga. Dia
dengar dari Ye Lin kalau suaminya pulang ke rumah tadi malam. Bibi Wang
membenarkan dan tn. Ye sekarang sedang
sarapan di bawah.
Ny. Ji sangat
senang mendengarnya dan langsung turun. Tapi, dia berbalik dan menanyakan
penampilannya pada bibi Wang. Apa terlihat cantik? Bagus? Bibi Wang menjawab
kalau tidak masalah bagaimana penampilan Ny. Ji, tn. Ye tidak akan
mempermasalahkannya.
Ny. Ji malah
tidak yakin. Dia memberitahu bibi Wang kalau tn. Ye paling benci dengan orang
yang terlihat tidak sopan dan tidak rapi. Karena itu, Ny. Ji kembali ke kamar
untuk memperbaiki dandanan dan bajunya.
tn. Ye masih
di meja makan. Tapi, dia mendapat telepon dari sekretarisnya dan terburu-buru
langsung pergi. Dia menyuruh bibi Wang menyampaikan pesan pada Ny. Ji kalau dia
ada urusan bisnis.
--
Ye Miao dan
Ruining berjalan bersama di balai desa melihat pameran. Hmm… bukan pameran juga
sih. Cuma orang yang berkumpul dan berjualan. Mereka melewati sebuah toko yang menjual
baju dengan harga 30 yuan. Penjual memanggil mereka dan membujuk mereka untuk
melihat baju yang di jualnya. Sangat bagus.
Ye Miao
melihat baju-baju itu dan merasa kalau baju itu tidak layak dan bahannya tidak
bagus. Penjual langsung berkata kalau bajunya ini bagus. Tadipagi saja sudah
ada yang membeli banyak baju darinya. Ruining jadi malu dan hanya meminta maaf
kemudian menarik Ye Miao menjauh dari sana.
Ruining
memarahi Ye Miao karna bukannya menjaga ucapan tadi. Ye Miao cuek. Dia malah
bertanya pada Ruining, apa di desa ini tidak ada toko yang bagus? Ruining
menjawab ada. Di depan sana ada sebuah dept. store. Harusnya di sana ada baju
anak-anak.
Mereka sudah
mau ke sana. Tapi, Ruining mendapat telepon dari Paman yan. Dia memberitahu
mereka kalau dia sudah membeli baju 40 set, jadi mereka tidak perlu membeli
lagi. Mendengar itu, Ruining dan Ye Miao jadi senang. Ye Miao bahkan memuji
paman Yan yang cukup dermawan juga.
Saat mereka
sudah mau pulang, mereka malah mendengar suara angsa. Ada seorang bapak yang
menjual angsa. Dan angsa itu memakai pita yang Ruining pakaikan pada angsa
peliharaan paman Yan. Ruining langsung bertanya pada penjual, apakah itu angsa
dari paman Yan? Penjual membenarkan. Paman Yan menjual angsa itu padanya tadi
pagi.
Ye Miao tertawa
karena angsa itu di jual. Tapi, Ruining malah sedih. Menurutnya, angsa itu
menjaga pintu lebih baik daripada anjing. Kenapa paman Yan menjualnya?
“Itu bukan
urusanmu. Paman Yan akhirnya melakukan hal yang baik. Ayo, kita pulang saja,”
ajak Ye Miao.
Tapi, saat
sudah jalan, Ye Miao jadi sedih juga melihat angsa itu. Dia berusaha tidak
peduli. Toh, angsa terlahir memang untuk menjadi makanan.
--
Ny. Ji sudah
selesai berias dan bertukar baju, langsung turun dengan semangat ke ruang
makan. Bibi Wang menghampirinya dengan takut-takut dan memberitahu kalau tn. Ye
sudah pergi karena ada urusan bisnis. Mendengar itu, Ny. Ji mengepalkan
tangannya dengan penuh amarah.
Saking
marahnya, Ny. Ji membanting vas yang tepat berada di sampingnya hingga pecah.
Bibi Wang ketakutan. Ny. Ji berusaha keras tampak berwibawa, menyuruh Bibi Wang
untuk segera membereskan pecahan vas bunga. Dia berkata kalau tn. Ye tidak suka
melihat rumah berantakan.
Usai itu, ny.
Ji masuk ke kamarnya. Sosok belakangnya tampak kesepian.
--
Ye Miao dan
Ruining tiba di rumah. Paman Yan langsung menunjukkan pada mereka pakaian yang
di belinya. Melhiat pakaian itu, Ruining terdiam dan tidak sanggup
berkata-kata. Sementara Ye Miao tampak marah. Mereka tahu kalau pakaian itu
adalah pakaian yang di beli dari penjual yang mereka lihat tadi. Yang harga
pakaiannya 30 yuan.
Paman Yan
merasa kalau pakaian itu tebal dan hangat. Ye Miao kesal dan berkata kalau
bahannya tidak bagus. Ruining langsung menegur Ye Miao karena bicara dengan
nada keras pada paman Yan. Paman Yan meminta Ruining membantunya melihat
pakaian itu, jika memang tidak bagus, dia akan menukarnya kembali.
Ye Miao
semakin kesal. Kalau paman Yan mau menukarnya kembali, harganya pasti akan
turun, tidak lagi 30 yuan. Ye Miao mengingatkan, perkataan direktur tv kemarin,
apa tidak membuat paman Yan merasa terhina? Paman Yan tampak bingung, dia
membeli pakaian ini karena kelihatannya bagus.
“Aku kan sudah
bilang. Aku akan membeli pakaian itu. Kenapa kau harus keluar pagi-pagi sekali
hah? Dan bahkan menjual angsa-mu. Paman Yan, bisa tidak kau tidak bertingkah
seolah-olah sangat miskin? Kau dapat berapa setelah menjual angsa itu? 200
yuan? 300 yuan? Aku tahu sekumpulan angsa bahkan tidak akan sebanding dengan
harga batu mu yang berharga itu,” marah Ye Miao.
Ruining
terkejut dengan sikap Ye Miao dan memarahinya agar tidak seperti itu. Paman Yan
kan tidak berbuat salah. Ye Miao membenarkan kalau paman Yan memang tidak
berbuat salah. Hanya saja, dia sudah tidak bisa mentolelirnya lagi. Dia
benar-benar ingin menghormati paman Yan, karena baginya paman Yan bukan hanya
seorang senior tapi juga seniman. Ayahnya adalah pemilik dari yayasan Blue Aid
dan mempunyai banyak koleksi. Dia belajar dari sana sedikit. Dia dapat melihat
kalau batu yang ada di dalam kamar Xiaodou, sangat berharga. Setidaknya
bernilai ratusan yuan. Jika paman Yan punya uang sebanyak itu untuk mengoleksi batu,
apa itu namanya miskin?
Baginya, paman
Yan tidak miskin sama sekali. Ya, batu itu mungkin di beli paman Yan untuk di
giling menjadi pigment. Dia akui itu adalah manuver yang hebat. Dan aku tidak
merasa kau harus menjual batu itu begitu saja dan bisa saja meninggalkannya
pada putranya. Tapi, paman Yan, apa yang lebih penting, keluarga atau pigment? Paman
Yan harus memikirkan Xiaodou. Dia dan Ruining hanya tinggal sementara dan juga
orang luar. Makanan yang susah dan tempat tinggal yang dingin, tidak masalah
bagi mereka. Tapi, bagaimana dengan Xiaodou? Xiaodou adalah keponakan paman
Yan! Apa paman Yan tidak merasa tersinggung dan marah atas ucapan direktur
kemarin? Apa tidak bisa menggunakan uangnya untuk mendapatkan harga dirinya
kembali? Dan juga kemarin ada yang datang dan menawarkan untuk membeli batu
seharga 3juta yuan, tapi paman Yan tidak mau menjualnya. Apa paman Yan ingin
menunggu hingga harga batu itu semakin tinggi dan kemudian menjualnya? Dia
benar-benar ingin menghormati paman Yan. Tapi, dia tidak mengerti, orang yang
sangat pelit, bisa berubah menjadi sangat kejam pada keluargannya, apa yang di
pikirkannya?
Usai
mengatakan semua pikiran yang di tahannya selama beberapa hari, Ye Miao keluar
dari rumah. Dia akan membeli pakaian 40 set yang layak.
Paman Yan
tampak sedih dengan semua perkataan Ye Miao. Ruining meminta maaf dan meminta
paman Yan agar tidak memikirkan semua perkataan Ye Miao barusan. Paman Yan
berusaha tersenyum dan berkata tidak apa-apa (ekspresinya sedih, susah ku
deskripsikan).
--
Ye Miao sudah
selesai membeli baju dan dalam perjalanan pulang. Tapi, dia malah melihat
seorang pria yang sudah membeli angsa peliharaan paman Yan. Ye Miao tampak
tidak tega, apalagi saat tahu kalau angsa itu akan di masak.
--
Ruining sedang
mencuci baju. Dia mendapat telepon dari Ny. Ning yang memberitahu kalau dir.
Gao menelpon Ruining, tapi kenapa ponsel Ruining tidak aktif? Jadinya, dir. Gao
menelponnya. Dir. Gao menelpon untuk memberitahu kalau keputusan skors Ruining
sudah di batalkan dan Ruining di harapkan dapat segera kembali masuk kuliah
secepat mungkin.
Tapi, jika
Ruining merasa masih belum cukup beristirahat, Ruining boleh tinggal beberapa
hari lagi di rumah paman Yan.
“Ma, aku akan
segera kembali. Menghindar tidak akan menyelesaikan masalah,” ujar Ruining.
“Baik. Ibu akan
menunggumu di rumah.”
--
Tidak lama, Ye
Miao pulang. Dia tidak pulang sendirian, tapi bersama dengan sang angsa. Ye
Miao membuat alasan kalau ucapan Ruining benar kalau angsa ini menjaga rumah
lebih baik daripada anjing, karena itu, dia membelinya kembali. Mereka berdua
tertawa bahagia melihat angsa itu.