Sinopsis
K-Drama : Chocolate Episode 12-1
Images by : JTBC
SELURUH
KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Cha Young mengemudikan mobil Kang dan membawa Kang menuju Wando. Kang berterimakasih atas bantuan Cha Young. Selama perjalanan, hanya ada kesunyian di antara mereka, di tengah gelap dan sepinya malam.
Dan setelah perjalanan 6 jam, mereka memasuki
kawasan Wando.
Semakin mendekati Wando, semakin Kang teringat dengan kenangannya dengan paman Dong Gu. Paman yang selalu menghibur dan menyukai ibunya. Paman yang mungkin saja bisa menjadi ayah-nya, tapi tidak terjadi karena dia dan Su Hui pindah ke Seoul. Paman yang paling di sukainya.
Musim
Panas 1992,
Kang
yang sudah keluar dari rumah sakit (karena jatuh ke laut bersama Jun), menemui
paman Dong Gu di dermaga. Mata Dong Gu terlihat bengkak, dan Kang tahu itu karena
paman Dong Gu menangis semalaman karena mereka akan pindah. Paman Dong Gu
membantah kalau dia menangis karena dia adalah lelaki dewasa. Matanya membengkak
karena di gigit kelabang saat tidur semalaman.
End
Ingatan itu membuat Kang semakin sedih.
--
tn. Lee dan Ny. Lee masuk ke dalam ruang rawat VIP Ny. Han. Dokter dan suster serta Ny. Yoon juga ada di dalam sana. Ny. Han masih belum sadarkan diri dan memakai alat bantu pernafasan. Ny. Lee dan tn. Lee menangis histeris melihat kondisi ibunya yang saat siang tadi masih baik-baik saja, kenapa sekarang jadi seperti ini?
Ny. Yoon berusaha menenangkan mereka dengan berkata kalau Ny. Han baik-baik saja, jadi jangan khawatir. Tapi, tn. Lee dan Ny. Lee tetap menangis histeris dan meminta Ny. Han untuk tidak mati dan jangan pergi. Ny. Yoon tampak kesal mendengar ucapan mereka. Tapi, dia menyembunyikan kekesalan-nya dengan sok sedih dan keluar dari kamar.
Di depan kamar, sudah ada Jun yang menunggu.
Melihat Jun, Ny. Yoon langsung bertanya kenapa Jun hanya berdiri di luar saja? Wajah
Jun tampak pucat. Dia menanyakan keadaan Ny. Han. Ny. Yoon hendak berbohong bahwa
nenek baik-baik saja. Sayangnya, Jun adalah anak yang pintar. Dia sudah menanyakan
kondisi nenek pada dokter yang merawat kalau nenek tidak akan pulih. Dokter
memberitahunya bahwa apa saja bisa terjadi pada nenek mengingat kondisinya
sekarang.
“Kenapa kau tak bisa menatapku? Apa ada
masalah?” tanya Ny. Yoon curiga. “Dr. Choe dan para staf lain berusaha keras. Nenekmu
akan segera pulih.”
“Kau menghubungi Kang?”
“Bukankah sebaiknya kau hubungi dia?”
“Setelah nenekmu sadar...”
“Bagaimana jika tidak?” potong Jun.
“Kenapa kau tiba-tiba sangat memedulikan
Kang? Sejak kapan kau sangat…”
“Bagaimana jika Nenek mengucapkan wasiat
sebelum dia datang? "Satu-satunya
keturunan sah Geosung adalah Kang. Karena itu, dia satu-satunya pewaris yang
sah.",” ujar Jun.
“Apa maksudmu? Kang satu-satunya keturunan
sah?” kaget Ny. Yoon dan melihat sekitar lorong yang untungnya tidak ada orang.
Dia berpura-pura bodoh. “Apa maksudmu?”
“Artinya Kang dan aku mungkin memiliki
nenek yang sama, tapi kakek kami tidak sama,” ujar Jun.
Ny. Yoon terdiam. Ucapan Jun membuktikan kalau
Jun tahu yang sebenarnya. Kalau Jun tahu apa yang terjadi.
--
Akhirnya, Kang dan Cha Young tiba di rumah duka. Kang terdiam sesaat sebelum akhirnya keluar dari dalam mobil. Kang juga berterimakasih atas bantuan Cha Young.
Cha Young ikut keluar dari dalam mobil. Dia
melepas celemek-nya yang dari kemarin masih dia gunakan. Dia pamit pada Kang
kalau dia akan pulang sekarang dengan naik bus ekspress. Kang menganggukan
kepala sopan.
Saat itu, Jeong-bok yang ada di depan rumah
Kang, melihat Kang. Dia menyapa Kang dan memperkenalkan diri sebagai keponakan
paman Dong Gu. Dia merasa terharu karena Kang mau datang ke sini pagi-pagi
sebelum pemakaman, yang artinya Kang berangkat dari malam. Dia juga meminta
Kang untuk bicara banmal saja dengannya karena dia 2 tahun lebih muda dari
Kang.
Jeong Bok juga menjelaskan bagaimana dia
bisa tahu mengenai Kang. Dia melihat foto Kang di salah satu foto teman-teman
SNS-nya. Dia mengunggah foto Kang dan menulis caption kalau Kang adalah dokter
luar biasa yang menyembuhkan penyakitnya. Jadi, dia memeriksa dan nama Kang
terdengar sangat akrab. Dia mengenali Kang dan menghitung umur Kang dan sesuai.
Karena itu, dia yakin Kang adalah Kang yang tinggal di Wando saat kecil. Dia juga
tahu Kang bekerja di Geosung.
--
Setelah berjalan cukup jauh, Cha Young baru
tersadar kalau dia tidak membawa ponselnya. Dan sebaliknya, dia malah belum
mengembalikan kunci mobil Kang dan membawanya. Dia segera bergegas kembali ke
rumah duka.
Kang sudah masuk ke dalam rumah duka. Dia memberi
penghormatan terakhir pada paman Dong Gu. Mata-nya berkaca-kaca.
Kang
berjanji pada paman Dong Gu kalau dia akan segera kembali ke Wando. Jadi,
jangan terlalu sedih. Dong Gu malah memarahi Kang untuk tidak bicara omong
kosong. Kenapa anak pintar seperti Kang kembali ke kampung? Lupakan saja tempat
ini dan hiduplah bahagia di Seoul dengan nenek dan ibu.
“Aku
tak mau pergi ke Seoul. Aku ingin tinggal di sini denganmu sampai mati,” ujar
Kang, menangis. “Aku berjanji sebagai lelaki. Aku akan kembali sebelum San (anjing
peliharaan-nya) berusia tiga tahun. Jadi, tolong tunggu hingga aku kembali. Aku
akan kembali untuk menemuimu lagi. Jadi, tunggu sebentar.”
Paman
Dong Gu jadi tidak bisa menahan air matanya. Dia memeluk Kang dengan erat dan
mereka berdua menangis.
End
Kini, di depan foto mendiang paman Dong Gu, Kang hanya bisa meminta maaf karena lama sekali baru kembali. Penyesalan itu menyelimuti hati Kang.
Jeong Bok membawa sekotak lusuh barang
untuk Kang. Dia memberitahu bahwa paman Dong Gu ingin memberikan kota itu kepada
Kang saat Kang kembali ke Wando. Jadi, bukalah.
Kang membuka kotak itu. Dan isinya adalah beraneka macam cokelat. Dia teringat paman Dong Gu dulu sering sekali memberikannya cokelat. (Sedihhhh T_T)
“Itu. Kau lihat itu? Kau menyimpannya untuk
Kang dan berkata itu kesukaannya. Kau menyimpannya agar bisa memberikannya saat
kembali. Aku sudah berikan kepadanya. Pasti lebih baik jika kau bisa memberikannya
sendiri. Tapi kau tak bisa. Jadi, aku memberikannya mewakilimu,” ujar Jeong
Bok, melihat ke arah foto Dong Gu, seolah Dong Gu ada di sana dan bisa
mendengarnya.
Kang menatap foto Dong Gu. Dia tersenyum
sedih. Air matanya menetes walau bibirnya tersenyum. Paman Dong Gu tidak pernah
melupakannya sama sekali dan selalu menunggunya untuk kembali.
--
Seon Ae ternyata kembali ke kedai kakek Ye Sol dan bahkan membantu melayani pelanggan. Kakek yang baru kembali jelas bingung karena Seon Ae ada di dalam tokonya dan melayani orang-orang. Setelah para pelanggan pergi, Seon Ae baru bicara dengan kakek. Dia tahu kalau kakek pasti baru dari rumah sakit karena membawa kantong berisi obat-obatan. Dia menegur kakek yang seharusnya mengunci pintu kedai atau pasang pengumuman jika pergi sebentar. Para pelanggan tadi banyak menunggu.
“Pak, kau sudah periksa apa kau menderita
demensia?” tanya Seon Ae khawatir. Dan kakek langsung meringis marah. “Aku
hanya bertanya. Aku menderita demensia. Kudengar kau tak merestui pernikahan
putramu karena menantumu yatim dan lemah. Tapi dia melahirkan putri sehat dan
cantik. Kau tahu betapa baik, hangat, dan perhatiannya gadis kecil itu? Sama
seperti orang tua Ye-sol. Mereka sungguh saling mencintai dan menghargai.”
“Setelah beberapa lama, kau akan menyesal
dan memohon maaf. Tapi saat itu sudah terlambat. Orang mengira mereka masih
punya waktu. Tapi hidup sangat singkat. Sebelum terlambat, dan sebelum
menantumu meninggal, sebaiknya kau merestui putra dan menantumu. Jika tidak,
kau akan menyesal sepertiku,” nasehat Seon Ae.
--
Begitu sampai di sanatorium, Seon Ae membawa Ye Sol ke dapur. Dia membawakan bakpao yang di tambahkan saus kacang merah dari kakek Ye Sol. Ye Sol jelas senang. Dia bahagia. Seon Ae menyuruhnya menikmati semua bakpao itu.
“Dia harus dapat undangan lebih dahulu. Ye-sol,
kau harus mengunjunginya dan memberinya undangan.”
“Baiklah,” senyum Ye Sol.
--
Jun kembali ke sanatorium dengan perasaan
yang kacau. Dia tampaknya tidak sempat pulang untuk mandi dan bertukar baju,
hal itu terlihat dari wajahnya yang kacau.
Ny.
Yoon tidak takut walau Jun sudah tahu bahwa ayahnya bukanlah anak kandung dari
pimpinan Geosung. Dia malah membahas kalau mendiang kakek sangat mengganggumi
ayah Jun karena ayah Jun adalah putra sulungnya. Dan ayah Kang bukanlah
apa-apa.
“Jadi,
apa yang ingin kau lakukan?” tanya Ny. Yoon, mengintimidasi. “Haruskah kita
jatuh bersama? Itukah yang kau mau? Jika itu yang kau mau, beri tahu ayahmu
sendiri. Dia belum tahu apa-apa. Silakan kau pilih sendiri,” ujarnya, tersenyum
mengancam. Dia tahu Jun tidak akan berani melakukannya.
End
Jun jelas semakin pening. Apalagi dia ingat
ambisi ibunya yang sudah terlalu meningkat. Dia ingat saat Ny. Yoon berkata
pada Ny. Han kalau dia hanya sebagai pemacu Kang. Dia ingat saat berkelahi
dengan Kang di tengah hujan. Dia teringat ucapan Su Hui dulu bahwa Kang benci
harus bersaing dengan Jun.
Semua hal-hal itu, menjadi beban tersendiri
bagi Jun.
--
Jun dengan ragu pergi ke kantor Kang. Tapi,
belum sempat dia membuka pintu, suster Nara yang kebetulan lewat setelah dari
dapur, memberitahu kalau Kang tidak ada di ruangan. Kang hari ini tidak masuk
kerja. Kenalannya meninggal, jadi Kang pergi ke Wando.
Pas sekali, Tae Hyun datang dan Nara
langsung memberikan ponsel dan tas Cha Young yang ada di dapur. Tae Hyun
berterimakasih dan bertanya dimana Cha Young? Nara memberiahu kalau Cha Young
ada di Wando. Dia rasa Cha Young pergi dengan Kang. Nara tampaknya cemburu. Tae
Hyun melihat kalau di sana ada Jun.
Tae Hyun mendapat telepon di ponsel Cha Young. Yang menelpon ternyata adalah Cha Young dengan telepon umum di Wando. Dia meminta Tae Hyun untuk mengirim pesan pada Kang. Tae Hyun tampak khawatir pada Cha Young, tapi Cha Young sudah mematikan telepon. Dengan suara keras, agar Jun bisa dengar, Tae Hyun bilang kalau Cha Young menyuruhnya mengirim pesan pada Kang kalau dia ada di taman dekat rumah duka dan harus menjemputnya setelah selesai.
“Na-ra. Kau menyukai Dr. Lee?” tanya Tae Hyun.
“Tidak, itu tak masuk akal.”
“Baiklah. Urus saja urusanmu sendiri. Jika
beri tahu kau suka, aku akan memberitahumu hal yang sangat penting.”
“Hal penting? Apa?” penasaran Nara.
“Katamu tak suka dia. Kalau begitu aku tak
bisa memberitahumu karena ini rahasia besar.”
“Astaga, beri tahu aku. Beri tahu
rahasianya,” mohonnya. “Sejujurnya, aku suka Dr. Lee.”
“Dr. Lee adalah yang pertama bagi Cha-young…
Tidak, tunggu. Mereka cinta pertama satu sama lain. Cinta mereka berawal di
Wando saat mereka masih kecil. Lalu bertemu di Rumah Sakit Geosung, lalu
bertemu lagi di Yunani. Mereka selalu bertemu. Mungkin mereka memang berjodoh. Maksudku,
tak ada ruang di antara mereka untuk orang sepertimu. Jadi, jangan cemburu atau
iri pada kakakku. Aku akan sangat menghargai jika kau tak merasa begitu pada
Cha-young,” beritahu Tae Hyun.
Tae Hyun mengatakannya dengan suara keras
dan tentu saja terdengar oleh Jun. Jun berusaha tampak tidak peduli dan pergi
dari sana.
--
Cha Young menunggu Kang di pinggir pantai. Ada sebuah kursi di sana, jadi Cha Young menunggu di sana. Dia tampak lelah. Dan dia juga masih memegang kunci mobil Kang.
--
Kang masih di pemakaman paman Dong Gu. Walau
semua sudah beranjak pulang, Kang masih berdiri di depan makam.
“Pak Ha. Setelah sampai di surga, pastikan melamar ibuku, yang belum bisa kau lakukan. Jangan terintimidasi oleh ayahku.”
--
Seon Ae terburu-buru ke ruangan dir. Kwon. Dan
walau di usir oleh dir. Kwon, Seon Ae tidak peduli dan memasak dir. Kwon ke
dapur atau sup-nya akan dingin. Di dapur, ada banyak sekali makanan. Seon Ae
memohon agar dir. Kwon memakannya. Mereka dulu tinggal bersama selama 1 tahun (karena
menikah), tapi dia tidak tahu apa kesukaan dir. Kwon. Semua adalah salahnya. Jadi,
dia memohon agar dir. Kwon memakan makanannya dan dia tidak akan muncul lagi di
hadapan dir. Kwon. Tolong makanlah.
“Kukira aku masih punya waktu, tapi kurasa
tidak,” ujar Seon Ae.
“Entah kenapa kau memberitahuku semua ini, aku
tidak tertarik. Tolong minggir.”
“Katamu kau ingin makan masakanku. Jika tak
makan hari ini, kau tak akan pernah bisa lagi. Jadi, tolong makanlah. Kumohon,”
mohon Seon Ae dengan sangat.
“Setelah menceraikanmu, aku menikah lagi. Kami
punya putra, tapi aku tak pernah memeluknya. Ibunya meninggal setelah
melahirkan. Dia tinggal dengan kakek neneknya di Amerika lebih dari sepuluh
tahun. "Tolong kembali ke Korea
sekarang. Aku sangat merindukanmu, putraku." Aku tak pernah mengatakan
itu kepadanya. Andai kau akan kembali kepadaku. Begitulah buruk dan sulitnya
aku. Kau tidak kembali meski kutunggu. Dan kau baru muncul setelah sekian lama saat
kau tua dan sakit. Kenapa? Kau pikir aku gampangan? Kau pikir bisa berbuat
sesukamu denganku? Aku tak tahu berapa
lama sisa waktuku. Tapi selama itu, mohon biarkan aku hidup sebagai manusia
biasa. Mohon menyingkir dari hidupku. Aku mohon,” jujur dir. Kwon, menumpahkan
semua perasaan yang sudah di tahan-nya selama ini.
Seon Ae menangis. Dia kehilangan kata-katanya.
Dir. Kwon pun menangis dan beranjak keluar dari dapur.
Kedua orang yang saling mencintai. Entah apa
yang menjadi alasan Seon Ae menceraikan Dir. Kwon dulu. Dir. Kwon mencintai
Seon Ae, hingga dia mengabaikan istri dan anaknya. Dia menunggu Seon Ae kembali
padanya. Tapi, setelah penantian panjang Seon Ae tidak kunjung kembali. Seon Ae
justru muncul ke hadapannya di saat seperti ini.
Dir Kwon kembali ke ruangannya. Dia melihat fotonya dan foto mendiang Min Seong yang di simpannya di laci. Dia menangis dan berulang kali mengucapkan permintaan maaf sambil menatap foto Min Seong. Dia merasa bersalah.
--
Tae
Hyun : Aku Tae-hyun, adik Cha-young. Cha-young lupa membawa ponsel dan
dompetnya, jadi, dia tidak naik bus. Katanya dia akan menunggu di taman pantai dekat
rumah duka. Dan dia sedang sakit sekarang. Kepalanya terbentur dan dia terluka.
Dia kehilangan indra penciuman dan perasanya. Kau seorang dokter, jadi, aku
ingin kau merawatnya. Kumohon.
Kang
: Jika punya salinan rekam medis dan
hasil pindai MRI-nya, bisa kirimkan kepadaku?
Kang menemukan Cha Young yang tertidur di kursi dengan kepala tertunduk. Kang berdiri di hadapan Cha Young dan menatap Cha Young yang tertidur dengan memegang kunci mobilnya. Kang melepaskan jaketnya dan memasangkannya pada Cha Young yang tertidur. Hal itu membuat Cha Young jadi jatuh tertidur ke arah bahu Kang. Kang diam, tidak beranjak. Padahal, dia sedang dalam posisi berlutut dan di bawah adalah pasir berbatu kerikil. Dia membiarkan Cha Young tertidur dengan bersandar di bahunya.
Tags:
Chocolate
Ka aku mau riquest sinopsis queen love and war dong soalnya ga ada yng nulis..mnurut sya ceritny bagus....mnta d blz riquesnya
ReplyDeleteLanjut....
ReplyDelete