Sinopsis
K-Drama : Chocolate Episode 11-2
Images by : JTBC
SELURUH
KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Kang makan malam bersama dengan Ny. Han.
Mereka makan ongsimi. Ny. Han
bertanya, apakah Kang pernah makan ongsimi?
Kang menjawab kalau ibunya pernah membuatkan untuknya saat dia masih kecil. Ny.
Han memberitahu kalau ongsimi adalah
makanan yang sangat di sukai Jae Hun, ayah Kang.
Mereka mulai makan bersama. Dan di saat
yang sama, Ny. Yoon juga pulang dan di beritahu pembantu kalau Kang datang dan
sedang makan malam bersama dengan Ny. Han.
“Tolong jangan tutup sanatorium,” pinta
Kang tiba-tiba. “Aku tahu menyelamatkan nyawa itu penting. Tapi membantu mereka
yang sekarat juga sama bernilainya, dan…”
“Kau mencoba mengarang alasan untuk
ketidakbecusanmu?” marah Ny. Han.
“Bisa sama bernilai dan bermakna, dari yang
kudengar. Kudengar Kakek mengatakan ini saat membangun sanatorium, yang enggan
dilakukan yayasan lain. Aku percaya kita tak boleh menutup sanatorium.”
Ny. Han marah dan tidak mau mendengarkan perkataan Kang. Diam-diam, Ny. Yoon mendengarkan pembicaraan mereka tersebut.
Anehnya, walau Ny. Han marah, dia malah
memberikan kimchi lobak ke sendok Kang. Kang juga bingung. Dan mereka hanya
lanjut makan tanpa bicara sepatah katapun.
--
Selesai makan malam dengan Ny. Han, Kang pulang. Di depan pintu pagar rumah, dia berpas-pasan dengan Jun yang baru datang. Melihat Kang ke sana, Jun langsung bertanya untuk apa Kang kemari? Kang menjawab singkat kalau dia datang untuk makan malam dengan nenek.
“Bagaimana pandangan ibumu jika melihatmu
sekarang? "Aku sangat bangga pada
putraku. Dia hebat." Menurutmu begitu? Ibumu berniat membeli cokelat dan
kembali ke Wando denganmu,” beritahu Jun.
Usai mengatakan itu, Jun langsung masuk ke
dalam rumahnya.
Tahun
1995
Su
Hui berkata pada Jun kalau sekarang Jun tidak perlu berkelahi dengan Kang lagi.
Kang akan pergi. Jadi, jangan terlalu benci pada Kang.
“Aku
salah. Kang benar. Seharusnya kami tidak ke Seoul.”
“Apa
Kang sungguh akan pergi?”
“Apa
Kang tahu dia akan pergi?”
“Tidak,
aku harus memberitahunya. Jika kuberi tahu, dia akan sangat senang. Dia sungguh
tak suka harus selalu bertengkar dan bersaing denganmu. Jun. Minta Kang
menungguku. Aku akan kembali membawa cokelat untuknya. Aku akan membeli cokelat
dan kembali ke Wando dengannya. Bisa beri tahu dia?” tanya Su Hui.
End
--
Ny. Yoon menemui Ny. Han. Dia sudah tahu bahwa dari awal, Ny. Han sudah memilih Kang menjadi penerus Geosung. Karena itulah, Ny Han pergi ke Wando dan memaksa Kang datang ke Seoul walaupun Kang menolak. Dan dia tahu bahwa Ny. Han hanya menganggap Jun sebagai pemacu yang bisa memancing Kang agar dia menjadi lebih kuat dan gigih, daripada lemah dan tidak tertarik pada kekuasaan. Jun hanya di manfaatkan.
“Kau pasti sudah gila karena semua tak
sesuai keinginanmu. Aku membiarkanmu menjadi ratu walau tak pantas. Seharusnya
kau bersyukur.”
“Aku bukan ratu, Ibu. Bagaimana mungkin aku
ratu saat suamiku bukan raja? Satu-satunya raja dan keturunan keluarga ini adalah
ayah Kang, Lee Jae-hun, mendiang adik iparku. Kang selalu menjadi pilihan
pertamamu,” ujar Ny. Yoon.
“Putra sulungmu, suamiku, dan ayah Jun, Lee
Seung-hun, bukan putra sah suamimu,” ujar Ny. Yoon, membongkar rahasia yang
sudah di ketahuinya selama ini (Wow. Berarti dari awal, ayah Jun, tn. Lee
bukanlah anak kandung dari pemilik Geosung. Yang anak kandung adalah ayah Kang.
Mereka lahir dari ibu yang sama, tapi ayah yang berbeda). “Ayah tidak meninggal
karena terkejut oleh pengkhianatan saudaranya. Tapi karena terkejut dan merasa
dikhianati oleh fakta bahwa putra sulungnya, Seung-hun, yang lahir prematur bukan
putra sahnya.”
Penyakit jantung Ny. Han kambuh mendengar
semua ucapan Ny. Yoon. Dia mulai berteriak memanggil ahjumma pembantu dengan
suara lemah. Jun sendiri juga terpukul mengetahui fakta sebenarnya mengenai
ayahnya. Ny. Yoon dengan suara bengis, berujar kalau dia sudah menyuruh ahjumma
pembantu pulang, jadi di rumah hanya ada dia dan Ny. Han saja.
“Aku sungguh ingin bicara denganmu soal ini
hari ini. Aku ingin kau memilih Jun sebagai penerus. Aku janji akan
merahasiakannya hingga aku mati. Jadi, pilih Jun…,” perintah Ny. Yoon, bukan
lagi memohon. Dia mengancam.
Ny. Han begitu terpukul melihat watak asil
pembantunya. Dia berusaha bangkit. Tapi, pada akhirnya dia ambruk karena
kondisi jantungnya. Dan dengan mata kepalanya sendiri, Jun melihat bahwa semua
itu adalah perbuatan ibunya. Ny. Yoon tidak melakukan apapun dan hanya menatap
dengan dingin.
--
Kang kembali ke sanatorium dan berpas-pasan dengan Cha Young yang baru mau pulang. Cha Young menyapa dengan sopan dan berkata bahwa dia menunggu Kang. Dia hendak mengucapkan terimakasih atas semua bantuan Kang. Dia akan mundur dari pekerjaan-nya di sini. Dia berniat untuk menunggu hingga ada pengganti, tapi ahjuman dari Taean setuju untuk membantu mulai besok. Dan karena itu, dia berpamitan sekarang.
Kang tampak sedih karena Cha Young akan
pergi. Saat Cha Young beranjak pergi, Kang menghentikannya. Dia menggunakan
alasan dengan bertanya makanan apa yang seperti sujebi tapi bukan sujebi?
Michael terus menanyainya dan dia tidak tahu. Michael memberitahunya kalau dia
sungguh ingin menikmati itu sebelum meninggal.
--
Mereka kembali ke dapur kantin. Cha Young segera melepas tas-nya dan memakai celemek serta mencuci tangan sebelum memasak. Kang tampak canggung dna hanya berdiri di dekat pintu memperhatikan. Setelah diam sesaat, Kang menawarkan diri untuk membantu. Dia melepas jas-nya dan mencuci tangan-nya. Dia membantu menguleni adonan tepung yang sudah di buat oleh Cha Young. Dan tentu saja, itu membuat celana hitam Kang menjadi kotor.
Cha Young yang melihat itu, segera membantu
Kang memakaikan celemek-nya. Posisi mereka menjadi sangat berdekatan. Membuat
keduanya menjadi gugup, tapi membuatku merasa senang. Adegan sederhana seperti
ini, sudah mampu membuatku tersenyum.
Setelah memakai celemek, Kang mulai lanjut
menguleni adonan. Cha Young di sebelahnya dan mengupas kentang. Mereka bekerja
sama berdampingan.
--
Ny. Yoon membawa Ny. Han ke rumah sakit dan
langsung menuju IGD. Dia menangis seolah khawatir. Jun menyusul dari belakang
dan menunggu di depan ruang IGD. Tn. Lee datang dengan panik dan menanyakan
alasan Ny. Yoon bisa pingsan pada Jun. Jun berbohong kalau dia tidak tahu.
tn. Lee benar-benar panik dengan kondisi ibunya. Dia segera berlari memasuki IGD sambil berteriak memanggil nama ibunya.
Jun tampak stress. Banyak beban berada di
pundaknya. Dia tidak berani memberitahu ayahnya bahwa neneknya menjadi seperti
itu karena ibunya.
--
Kang sudah selesai membuat adonan dan
memperhatikan Cha Young yang memasukan isi ke dalam adonan kulit pangsit. Cha
Young sampai merasa tegang dan menyuruh Kang untuk kembali ke ruangan saja dan
dia akan memanggil saat semua sudah selesai. Kang langsung meminta maaf dan
berkata tidak akan menatap Cha Young.
Kang mundur, berdiri di dekat kompor. Tapi,
dia malah tanpa sengaja menyenggol panci-panci dan membuat keributan. Hahahaha.
Kang sampai malu sendiri. Keduanya sama-sama merasa canggung.
Pas sekali, Kang melihat ada botol soju.
Jadi, dia bertanya apakah dia boleh meminumnya? Cha Young mengizinkan, dan
memberitahu juga kalau sebenar-nya dia berniat menggunakan soju itu untuk
memasak. Kang menjadi semakin canggung.
Sebelum minum, Kang menawarkan segelas pada
Cha Young. Dan Cha Young menolak dengan sopan karena dia tidak minum saat
sedang memasak. Jadinya, Kang meminum sendiri segelas botol soju.
“Untuk apa?”
“Aku… salah mengerti dirimu,” ujar Kang.
“Apa ada yang bisa kubantu…,” tanya Kang,
mengalihkan.
“Bisa tolong pergi? Aku merasa tak nyaman
bersamamu di tempat yang sama seperti ini. Kukirimkan pesan setelah selesai,”
pinta Cha Young.
Tapi, baru saja dia mau keluar dari dapur ,
dia mendapat telepon di ponselnya dari nomor tidak di kenal.
“Ini sungguh nomor Lee Kang?” tanya si penelpon, memastikan. Si penelpon menelpon dari rumah pemakaman. “Aku O Jeong-bok dari Wando. Aku menghubungi rumah sakit, tapi mereka terus menolak memberiku nomormu. Mereka akhirnya memberikan setelah aku terus memohon.”
“Maaf, tapi kurasa aku tak ingat kau.”
“Ini aku, Jeong-bok. Aku dahulu tetanggamu saat
kau tinggal di Wando. Aku keponakan Paman Dong-gu,” ingati Jeong Bok. “Oppa, Paman Dong-gu meninggal kemarin
karena kecelakaan,” tangis Jeong Bok.
Mendengar nama paman Dong-gu, ingatan Kang kembali ke masa kecilnya. Dia mengingat paman Dong Gu. Sangat mengingatnya. Paman yang sangat menyanyangi dan peduli padanya. Paman yang menyukai ibunya. Paman yang sudah seperti ayahnya. Paman yang selalu membuatnya bahagia. (Adegan ini, membuatku merasa sedih T_T Entah kenapa).
“Kau tak tahu berapa lama dia menunggumu
kembali, Kang. Tapi dia tak pernah melihatmu lagi,” tangsi Jeong Ok.
Kang terpukul. Dia sampai tidak tahu harus
berkata apa. Matanya berkaca-kaca. Dia bahkan langsung pergi keluar dapur
dengan terburu-buru dan melupakan jas-nya.
Cha Young tampaknya tahu ada yang tidak
beres. Dia segera mengejar Kang sambil membawakan jas Kang yang tertinggal.
Kang pergi ke mobilnya, tapi saat dia
hendak membuka pintu mobil, dia baru teringat kalau kuncinya ada di dalam jas
dan tertinggal. Dia segera berbalik untuk mengambil jas-nya. Dan Cha Young
sudah di depan-nya.
Kang berterimakasih dan langsung hendak pergi. Cha Young khawatir karena Kang baru saja minum tadi. Kang bilang kalau dia tidak minum banyak. Cha Young tetap khawatir dan menyarankan agar menelpon supir pengganti.
“Aku harus pergi ke Wando,” ujar Kang.
“Bisa naik taksi? Tak ada bus atau kereta karena
sudah malam. Lalu, bagaimana jika pergi besok pagi?” saran Cha Young.
“Butuh enam jam ke Wando, 'kan? Jika kita pergi sekarang, kau bisa melihat pemakamannya,” ujar Cha Young dan mengambil kunci mobil Kang. Tanpa melepas celemek dan membawa tas-nya, Cha Young masuk ke dalam mobil Kang dan duduk di kursi kemudi. “Aku akan mengantarmu ke Wando. Masuklah. Kau harus membayarku karena menyetir. Jadi, kau tak perlu merasa bersalah. Cepat masuk ke dalam mobil,” ujar Cha Young.
Kang terdiam. Tampaknya, dia semakin
menyukai Cha Young. Perhatian Cha Young yang seperti inilah, yang membuatnya
menyukainya.
Tags:
Chocolate