Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 11-1


Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 11-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Begitu tiba di sanatorium, Kang sudah langsung menuju ruangan dir. Kwon. Di dalam sana ada tn. Lee yang sedang meminta dir. Kwon untuk menusukan jarum di jempol-nya karena gangguan pencernaan. Tapi, belum di tusuk, tn. Lee malah sudah berteriak-teriak kesakitan. Dir. Kwon sampai kesal karena dia belum menusukkan jarum sama sekali malah sudah teriak.

Kang akhirnya masuk ke dalam dan menyapa tn. Lee. Dia dengar tn. Lee mampir jadi dia hendak menyapa. tn. Lee membalas sinis kalau dia lah yang harusnya menyapa Kang karna sebentar lagi Kang akan menjadi pimpinan Geosung.
Dir. Kwon yang kesal mendengar ucapan tn. Lee, langsung menusuk jari-nya dengan jarum. tn. Lee otomatis berteriak kesakitan dan memarahi dir. Kwon. Dir. Kwon balas memarahinya dan mengomeli-nya yang adalah dokter malah bukannya minum obat pencernaan atau di suntik malah minta di tusuk jarum. Secara medis, hal ini tidak terbukti berhasil. tn. Lee protes dan berujar kalau ini sudah terbukti dan di gunakan oleh dokter pengobatan oriental. Mereka malah jadi saling berdebat.

Saking kesalnya, dir Kwon memilih keluar ruangan dan meninggalkan Kang bersama tn. Lee. Setelah dir. Kwon keluar, tn. Lee bertanya pada Kang, mirip siapa kau ini? Ayah Kang tidak punya ambisi terhadap kekuasaan dan karena itu memilih tidak menikahi putri menteri dan kawin lari dengan putri pembantu. Ibu Kang bisa menilai sesuatu, jadi tidak mungkin seperti itu. Dia jadi mempertanyakan, apakah Kang benar adalah putra adiknya? Tapi, ny. Han sudah melakukan tes DNA sampai 3 kali dan hasilnya memang iya bahwa Kang adalah putra dari Lee Jae Hun.
Kang memilih tidak menjawab dan merespon pertanyaan itu. Dia memilih keluar dengan perasaan kesal.
--
Jun sedang bekerja menjemur baju para pasien di atap sanatorium. Dia masih memikirkan mengenai Cha Young. Eh, tn. Lee ternyata datang ke atap dan memarahi Jun. Dia sampai menendang kaki Jun yang berakhir melakukan pekerjaan sosial padahal dia sudah membesarkan Jun dengan susah payah. Jun adalah putra yang membanggakan baginya. Jun hanya bisa meminta maaf.

tn. Lee terus mengomel, menumpahkan rasa kecewa-nya. Dia kemudian memberitahu kalau Ny. Han menyuruhnya datang ke sini untuk membantu Kang. Dia di suruh membantu menutup sanatorium ini secepat mungkin. Dan kemudian, Ny. Han ingin dia mengelola kota mewah yang akan di bangun setelah sanatorium di tutup. Dia di suruh menjaga kota itu dan mewariskannya kelak pada Jun. Itu artinya, mereka hanya akan mendapatkan kota mewah tersebut, sementara Kang mendapatkan Geosung! 
--
Ny. Lee datang menemui Ny. Yoon dan mengejeknya yang sudah kalah. Yang mewariskan Geosung adalah Kang. Dan sementara Jun dan keluarga akan tersingkir. Ny. Lee bahkan memanasi dengan berujar bahwa dari awal, Ny. Han memang sudah berniat mewariskan Geosung kepada Jae Hun, dan karena Jae Hun meninggal, maka di wariskan pada anaknya, Kang.
“Raja Yeongjo memberi takhta kepada siapa, bahkan setelah Pangeran Sado tewas di dalam peti beras? Aku akan menyingkirkannya karena takut dia membalas dendam ayahnya. Tapi akhirnya dia menyerahkan takhta kepada Jeongjo, putra Pangeran Sado. Demi konsistensi dan legitimasi. Kau tahu Raja Yeongjo adalah panutan ibuku, 'kan? Berhenti kesal setiap waktu. Singkirkan semua cakar itu. Juga gigimu. Gigimu tidak sakit? Kau selalu menggertakkannya,” ujar Ny. Lee.

Ny. Yoon benar-benar kesal. Ny. Lee tidak peduli dan malah menyuruh Ny. Yoon untuk menjilat Kang saja, mana tahu bisa dapat sesuatu. Ny. Yoon kesal dan menegaskan kalau dia bukan pengemis. Ny. Lee yang sudah puas menghina, akhirnya pergi.
--

Cha Young berada di dapur dan sedang sibuk memasak adonan. Dia masih memikirkan mengenai indera penciuman dan perasa-nya yang hilang dan itu entah bisa kembali ataupun tidak. Dia mencoba adonan yang di buatnya, tapi tetap tidak ada rasa apapun yang dapat di rasakannya.
Di saat itu, Susan datang menemuinya.
--

Kang membawa Min Yong untuk membeli sandwich. Mereka makan bersama. Dan tiba-tiba, Min Yong membahas wajah Kang yang terlihat sedih. Dia bisa tahu kalau Kang sedang dalam suasana hati yang buruk, walaupun Kang membantahnya. Min Yong tiba-tiba saja berkata, sama seperti yang di katakan mendiang Ji Yong, kalau di matanya, Kang terlihat tidak bahagia. Sedikit.
Kang membantah hal tersebut. Min Yong terus berceloteh. Dan dia kemudian membahas mengenai dirinya yang di marahi oleh suster Nara karena membocorkan rahasia bahwa suster Nara menyukai Kang.
Kang tampaknya jadi stress karena sudah salah paham. Dia malu karena sudah salah mengira bahwa yang di bicarakan Min Yong tempo hari adalah Cha Young. Dia benar-benar merasa malu.
--
Saat kembali ke sanatorium, Kang masih memikirkan hal tersebut.
--

Cha Young di dapur, membantu Susan memasak. Dia mengajarkan dan memberikan pengarahan pada Susan dengan bahasa Inggris mengenai apa yang harus di lakukannya untuk memasak sup rumput laut.

Kang ada di depan pintu kantin dan memperhatikannya. Dan yang di lakukannya itu ketahuan oleh Yeong Sil. Kang langsung beralasan bahwa dia datang karena pasien di kamar 303 mempunyai alergi makanan, jadi dia ingin memeriksa. Yeong Sil langsung mengingatkan kalau pasien 303 sudah meninggal 2 hari yang lalu. Kang baru tersadar dan langsung mengakui kalau dia keliru. Dia pun langsung pergi dari sana.

Saat kembali ke ruangannya, dia berpas-pasan dengan suster Nara. Dan melihat wajah suster Nara, Kang otomatis menghela nafas panjang. Suster Nara sampai bingung.

Yeong Sil masuk dan melihat Susan yang sedang membuat sup rumput laut. Apakah hari ini adalah hari ulang tahun Michael? Susan menjawab, tidak. Dia membuatnya untuk orang lain. Yeong Sil jadi penasaran dan bertanya pada Cha Young. Tapi, Cha Young pun tidak tahu. Cha Young juga meminta Yeong Sil untuk mencicipi sup rumput laut buatan Susan. Yeong Sil jelas bingung karena kan lidah Cha Young lebih bagus darinya.
--

Seon Ae akhirnya kembali ke sanatorium. Tapi, dia merasa telah melupakan sesuatu dan tidak ingat akan hal itu. Saat tiba, dia melihat Ye Sol yang sedang berdiri di depan sanatorium, jadinya Seon Ae menyapanya dengan riang.

Ye Sol langsung menangis saat melihat Seon Ae. Dia marah karena Seon Ae meninggalkannya dan bahkan tidak membantunya memberikan undangan pada kakeknya. Dia sangat ketakutan tadi, dan tidak bisa memberikan undangan itu. Seon Ae benar-benar merasa bersalah. Tapi, dia tidak ingat apapun. Dia bahkan tidak ingat apa yang sudah di janjikannya pada Seon Ae.
Tapi, Ye Sol sudah terlanjur marah. Dia berteriak menyebut Seon Ae, pembohong.
Seon Ae jelas ketakutan. Dia benar-benar lupa dan tidakbias mengingat apapun.
--
Tidak hanya Seon Ae yang ketakutan, tapi juga Cha Young. Dia mencoba mencium semua bumbu dapur dan mencicipinya, tapi hasilnya nihil. Dia tidak bisa mencium apapun dan merasakan apapun.

Saat itu, Seon Ae masuk ke dalam dapur sambil menelpon. Dia meminta pengganti dirinya untuk segera di kirimkan ke sanatorium. 
“Kau mencari pengganti?” tanya Cha Young.
“Aku berniat memberitahumu lebih dahulu, tapi aku sungguh lupa, Astaga, aku benar-benar tak sadar belakangan ini. Kau tak boleh menyia-nyiakan bakatmu di sini, tapi ketamakanku menahanmu terlalu lama. Entah di Yunani atau di mana pun, carilah dunia yang lebih besar, Cha-young. Pindah ke tempat kau bisa sejahtera dengan bakat luar biasamu.”
Cha Young hanya bisa diam. Dia tidak tahu harus memberitahu bagaimana kalau indera perasa dan penciuman-nya menghilang.
--


Yeong Sil menemani Susan ke suatu tempat. Mereka membawa buket bunga, sup rumput laut dan banyak makanan lagi. Mereka pergi ke sebuah rumah. Di saat mereka beristirathat sejenak, Yeong Sil berjumpa dengan seorang pria berkacamata yang membawa gitar. Dan pria itu langsung kabur saat melihat Yeong Sil.

Yeong Sil dan Susan melanjutkan perjalanan. Mereka ternyata pergi ke rumah ibu kandung Michael. Saat melihat kedatangan mereka, ibu langsung marah-marah. Untuk apa mereka kemari? Yeong Sil menjelaskan kalau Susan datang untuk menjenguk Ibu dan dia mendampingi sebagai pemandu dan penerjemah.

Mereka menghindangkan semua makanan yang mereka bawa di atas meja. Susan memberitahu kalau dia membuat sup rumput laut itu seorang diri. Ibu jelas bingung dan bertanya alasan Susan membuat sup rumput laut untuknya.
“Aku membaca dokumen adopsi Michael. Dan aku tahu itu saat yang sangat sulit bagimu. Aku diberi tahu, di Korea saat melahirkan, ibunya diberi sup rumput laut. Karena itu kubuatkan untukmu. Aku menebak setelah kau melahirkan Michael dan saudara kembarnya, kau tidak makan sup rumput laut,” jelas Susan dengan bahasa Inggris.
“Di Korea, wanita makan sup rumput laut setelah melahirkan. Tapi kau mungkin tak memakannya setelah melahirkan anak kembarmu. Karena itu dia membuatnya,” terjemahkan Yeong Sil.
“Itu konyol. Bagaimana kau tahu aku makan sup rumput laut atau tidak? Memang kau bisa melihatnya?” omel Ibu, tapi merasa terharu.
“Katanya dia menghargai yang kau lakukan untuknya. Dia merasa ingin menangis,” terjemahkan Yeong Sil, berbohong pada Susan.
“Tidak, akulah yang bersyukur. Karena kau melahirkan Michael. Itu hadiah terbaik yang bisa diberikan seseorang kepadaku.”
“Dia bersyukur kau melahirkan Michael.”
“Bersyukur apanya. Dia tak punya hal lain untuk disyukuri? Ayahnya berkata tak pernah memintaku hamil. Katanya aku harus besarkan mereka sendiri dan kabur. Aku melahirkan karena tak bisa membunuh mereka!”
"Katanya dia sangat kesulitan membesarkan bayi kembar sendirian,” terjemahkan Yeong Sil lagi, berbohong.
“Aku tak perlu melihatnya untuk tahu itu. Aku mengerti itu sulit,” ujar Susan dan memeluk Ibu.
“Kenapa dia seperti ini? Orang Amerika sangat aneh. Hei, kau dan aku tak perlu berpelukan dan saling memasak makanan seperti ini, apa lagi berteman. Aku meninggalkan anak sakit itu. Kudengar kau kaya. Bahkan dengan uangmu, kau tak bisa menyembuhkannya, dan kau terpaksa melihat putramu mati saat baru 20 tahun. Seharusnya kau menjambakku dan memakiku. Kenapa membuatkanku sup rumput laut? Aku tak pantas mendapatkannya,” tangis Ibu.
Susan tidak mengerti. Dan Yeong Sil tidak tahu harus menerjemahkan bagaimana.

Di saat itu, saudara kembar Michael pulang. Dia bingung melihat kedatangan Susan dan Yeong Sil. Tapi, walau begitu, tanpa tahu malu dia malah meminta Ibu untuk meminta uang dari Susan. Berikan warisan milik Michael pada mereka. Minta bantuan dari mereka. Ibu jelas marah dan memukuli anaknya itu penuh emosi. Mereka tidak pernah melakukan apapun untuk Michael, dan bagaimana bisa mereka bilang adalah ibu dan kakaknya? Bagaimana mereka bisa meminta uangnya?!
Saking emosinya, Ibu sampai mengusir anaknya itu dengan sapu. Susan jelas bingung. Yeong Sil hanya berkata : “It’s Okay.”
--
Kang memeriksa Michael. Dan Michael tiba-tiba bertanya apakah ada makanan Korea bernama sujebi? Kang menjawab ya.
“Masalahnya, ini sujebi yang bukan sujebi sungguhan. Aku pergi ke Kampung Korea di LA tahun lalu. Susan? Ibuku. Aku makan masakan Korea dengan ibuku. Karena aku tak suka masakan Amerika berlemak. Ada restoran Korea yang dikelola wanita tua. Di sana ada sujebi yang bukan sujebi. Lalu aku kembali ke New York. Ibuku terus berkata ingin makan sujebi yang bukan sujebi. Jadi, aku kembali ke LA. Tapi restorannya sudah tutup. Aku ingin melihat ibuku menikmati makanan itu lagi. Sebelum aku… meninggalkan tempat ini,” pinta Michael.
Kang mengerti dengan perkataan Michael. Dia mulai memikirkan makanan apa yang sujebi tapi bukan sujebi?
Di saat keluar dari ruang rawat Michael, Kang mendapat telepon dari Ny. Han yang menyuruhnya untuk pulang setelah selesai bekerja. Dia ingin makan bersama. Kang hendak menolak, tapi Ny. Han sudah mematikan telepon duluan.
--

Jun selesai melakukan kerja sosialnya. Di saat hendak pulang, dia mendapat pesan dari Ibunya bahwa dia akan mengambil alih rumah sakit Geosung. Jadi, bersiaplah!
Dan di saat yang sama, dia melihat Kang yang baru pulang juga. Dia menatap ke arah Kang. Kang menyadari tatapannya tersebut tetapi mengabaikannya. Kang langsung pergi.


Jun juga hendak pergi. Tapi, dia melihat Cha Young yang baru pulang.  Dia mulai memikirkan Cha Young dan memutuskan untuk mengikuti Cha Young diam-diam. Cha Young pergi ke pasar malam yang menjual banyak sekali kuliner. Dia berkeliaran ke sana kemari mencoba mencium aroma masakan, tapi tidak ada satupun yang dapat di cium-nya.
Cha Young memutuskan untuk makan di sebuah restoran dan dia memesan banyak makanan. Jun masih terus mengikutinya. Cha Young menikmati makanan yang terhidangkan, tapi tidak ada rasa apapun. Dia makan dengan begitu cepat hingga keselek. Jun melihatnya dengan tatapan kasihan.
--
Setelah berjalan-jalan di pasar, Cha Young mampir ke toko kue. Dia melihat cokelat-cokelat yang terpajang. Jun akhirnya menunjukkan dirinya dan memberitahu kalau dia mengikuti Cha Young dari tadi karena takut Cha Young berbuat hal konyol. Cha Young sedih karena dia tidak bisa merasakan apapun sekarang. Jun berujar kalau Cha Young pasti tidak tahu rasa cokelat juga sekarang.
“Aku tahu rasa cokelat,” jawab Cha Young, yakin.
Mereka memutuskan untuk duduk dan makan cokelat.
“Saat itu 24 tahun lalu. Aku terkurung di pusat perbelanjaan yang roboh. Hari itu, wanita di sebelahku memberiku cokelat. Aku makan cokelat itu dan bertahan. Berkat cokelat itu, aku keluar hidup-hidup. Jadi, sekalipun kehilangan indra penciuman dan perasa, aku tahu seperti apa rasa cokelat ini dan seperti apa baunya. Aku tahu saja,” jelas Cha Young.
Jun tampak mencurigai sesuatu setelah mendengar cerita Cha Young, “Begini… Soal wanita yang memberimu cokelat. Apa yang terjadi padanya?”
“Dia meninggal. Setelah memberiku cokelatnya,” jawab Cha Young.
Jawaban itu, membuat Jun teringat suatu kejadian di masa lalu.
Flashback
Su Hui (ibu Kang) menghampiri Jun yang sedang membaca buku seorang diri di ruang tamu. Dengan lembut, Su Hui meminta pada Jun untuk menyampaikan pada Kang untuk menunggunya. Dia akan kembali membawa cokelat untuknya. Dia akan membeli cokelat dan kembali ke Wando bersama dengan Kang.
End
“Katanya dia membelikannya untuk putranya karena putranya suka cokelat. Maafkan aku. Kudengar kau kehilangan anggota keluargamu di kecelakaan itu. Seharusnya tak kukatakan. Maafkan aku,” lanjut Cha Young.
Jun terdiam.


Post a Comment

Previous Post Next Post