Sinopsis C- Drama : Deep In My Heart Episode 25


Sinopsis C- Drama : Deep In My Heart

Diruang introgasi. Gao Sheng meminta maaf kepada Prof. Kong, karena dia harus membawa Prof. Kong dengan cara seperti ini. Dan Prof. Kong mengerti. Dengan perhatian, Gao Sheng menyarankan supaya Prof. Kong cepat mencari pengacara.
“Gao Sheng, kamu harus membantuku melakukan sesuatu,” pinta Prof. Kong, dia tidak ada waktu untuk memikirkan tentang pengacara. “Aku tidak mau bertemu dengan Yifei dalam keadaan seperti ini. Aku malu bertemu dengannya,” jelas Prof. Kong dengan pelan.
“Aku mengerti,” balas Gao Sheng.


Yifei menunggu diruang tunggu kantor polisi. Dan saat Gao Sheng akhirnya keluar, dia langsung berlari menghampirinya dan menanyakan tentang Ayahnya. Dan Gao Sheng pun menjawab bahwa sekarang Ayah Yifei sedang di tahan diruang penahanan selama sehari, dan besok atau mungkin 2 hari lagi, Ayah Yifei akan di pindahkan ke penjara.


Dengan cemas, Yifei ingin menemui Ayahnya. Tapi Gao Sheng langsung menahannya dan melarang nya untuk jangan menemui Ayah sekarang.
“Dia sudah bilang padaku. Dia tidak ingin bertemu dengan mu. Jangan mengganggu nya lagi. Lagipula keluarga tidak boleh datang berkunjung selama proses investigasi. Pulanglah,” jelas Gao Sheng. Dan Yifei pun diam.

Han Xue bertelponan dengan rekan kerja nya. Dia memberitahu rekan nya bahwa dia akan segera sampai. Dan si rekan berbisik kepada nya untuk berhati- hati, karena manajer sedang marah. Mendengar itu, Han Xue mendengus geli seolah tidak peduli.

Manajer memarahi Han Xue karena telah bertindak begitu gegabah. Dia telah melarang Han Xue untuk menyiarkan berita itu, tapi Han Xue malah menyebar kan nya di media sosial. Dia telah menyuruh Han Xue untuk melapor kepada polisi, tapi Han Xue malah tidak mendengarkan. Jika berita yang Han Xue sebarkan sekarang adalah palsu maka itu akan berdampak buruk pada stasiun mereka juga.
“Yang kusampaikan semuanya adalah kenyataan,” kata Han Xue, melawan. Dia tidak merasa bersalah sama sekali. Dan manajer merasa sangat lelah berbicara dengannya.

“Baiklah. Kalau begitu kita tunggu saja hasil investigasi dari pihak kepolisian,” balas manajer dengan emosi. Lalu dia pun pergi. Namun kemudian dia kembali lagi, “Aku beritahu kamu. Sebaiknya kamu berdoa. Kali ini jangan membuat masalah bagi ku lagi. Kalau tidak, aku tidak akan melepaskanmu!” bentak manajer dengan tegas.
Dan Han Xue melihat nya dengan pandangan tidak peduli sama sekali.



Dalam perjalanan pulang. Han Xue berpapasan dengan sepasang pasangan muda dan tua yang sedang bermesraan. Serta para anak muda yang sedang tertawa dengan riang. Dan dia menatap iri kepada mereka semua.

Yifei meminum sekaleng bir dan berjalan dengan oleng. Dia mengingat perkataan Gao Sheng tentang Ayahnya yang tidak ingin bertemu dengan nya. Dan dia merasa sedih.

Han Xue berhenti didepan cermin toko. Dan memperhatikan dirinya sendiri sambil tersenyum. “Perhatikan baik- baik. Inilah dirimu. Mulai sekarang inilah dirimu.”
“Kamu bukan aku. Kamu tidak akan pernah bisa menggantikanku,” balas Han Bing.
“Tidak. Keluar. Ini adalah duniaku,” kata Han Xue sambil tersenyum penuh percaya diri.

Yifei dengan sengaja menabrak orang yang berjalan didepannya. Lalu dia meneriaki orang tersebut. Dan tentu saja orang tersebut tidak terima. Kemudian dengan sengaja Yifei terus menabrak kan dirinya kepada orang tersebut dan bahkan memukul nya juga. Sehingga orang tersebut pun menjadi emosi dan langsung memukul- mukuli Yifei.
Dipukul seperti itu Yifei sama sekali merasa tidak sakit. Malahan dia tersenyum senang.

Dikantor polisi. Orang tersebut melaporkan bahwa Yifei lah yang telah memukul nya duluan. Dan polisi membentak nya untuk diam, sebab di lihat dari kondisinya dan Yifei, kondisi Yifei lebih parah dan penuh luka. Sementara orang tersebut sama sekali tidak tampak ada cedera. Dan dengan kesal, orang tersebut pun hanya bisa terdiam.
“Pak polisi, akulah yang memukul nya,” kata Yifei, mengaku. “Aku bersedia menerima hukuman,” jelas nya dengan tegas kepada petugas polisi.


Yifei masuk ke dalam sel yang berada tepat disebelah sel Ayahnya. Dan melihat Yifei masuk ke sana, Ayah langsung berdiri dengan terkejut. “Kamu berkelahi?” tanya nya. Dan Yifei diam. “Kamu sengaja, kan? Agar bisa masuk ke sini?” tebak nya.
“Ada yang ingin kukatakan padamu,” balas Yifei sambil duduk dengan tenang. “Sepertinya hanya malam ini aku bisa bersama mu di sini.”


Yifei meminta maaf kepada Ayah, karena semenjak Ibunya meninggal kan nya, dia jadi sangat membenci Ayah. Dan setiap kali dia melakukan pemeriksaan di rumah sakit, dia selalu sengaja menghindari Ayah, dan menjadi anak yang tidak berbakti.
Ayah membalas dengan nada menyesal. Sebab Ibu Yifei menjadi seperti itu adalah karena salah nya. Juga dia tidak marah dengan sikap Yifei yang selalu menghindarinya.
Yifei tertawa dan duduk semakin dekat dengan Ayah nya. “Ayah. Ketika kecil aku selalu berpikir kamu tidak menyukai ku,” katanya dengan sedih.
“Bagaimana mungkin?” balas Ayah.
“Bukankah kamu selalu berharap agar aku menjadi seorang dokter? Aku juga pernah berpikir untuk menjadi sepertimu. Menjadi seorang dokter,” jelas Yifei sambil menatap ke dua tangannya. “Sayangnya, aku tidak bisa memenuhi keinginan mu. Maafkan aku, Ayah.”

Ayah diam. Dan Yifei lanjut bercerita. Dia menceritakan saat dia pergi ke hutan bambu beberapa hari yang lalu, disana dia mencurahkan seluruh isi hatinya.
“Ayah, maafkan aku. Aku meyanyangimu. Menghormatimu. Mengangumi mu.” Itulah yang dikatakan oleh Yifei saat dia berada di hutan bambu.

Mendengar cerita itu, Ayah memandangi Yifei dengan pandangan terharu. Dan Yifei mengulang kembali perkataan yang dikatakan nya saat di hutan bambu itu kepada Ayah. Lalu dia meminta maaf sekali lagi kepada Ayah, sebab semua ini adalah salah nya.
“Yifei, ayah juga bersalah padamu,” kata Ayah.
“Tidak. Aku yang bersalah padamu. Aku bersalah. Aku bersalah padamu,” balas Yifei dengan sedih.
Ayah memegang tangan Yifei dengan erat diantara cela sel. “Sebagai seorang Ayah, aku bahkan tidak pernah menggandeng tanganmu,” jelas nya sambil menghapus air mata Yifei. Lalu dia menundukkan wajah nya dan menangis. Dengan perhatian, Yifei merangkul bahu Ayah nya dan menangis bersama nya.

Gao Sheng memperhatikan itu dari jauh. Dan dia ikut bersedih untuk Yifei dan Prof. Kong.

Gao Sheng datang ke rumah Han Xue. Tapi Han Xue ternyata masih belum pulang. Dengan heran, Xiao Shen menanyakan apa mau Gao Sheng. Dan Gao Sheng menjelaskan bahwa dia mau membawa Han Xue ke kantor polisi karena Han Xue pasti tahu dimana Wu Yan sekarang.
“Han Xue tidak tahu. Lagipula kondisinya sekarang sangat tidak baik,” jelas Xiao Shen.
“Aku sudah melihat laporan yang ditulisnya. Kondisinya sangat baik. Suasana hatinya pun sangat bagus,” balas Gao Sheng. Dan tepat disaat itu, Han Xue pulang.


Gao Sheng segera menghampiri Han Xue dan mengajaknya untuk ikut bersama ke kantor polisi, karena mereka harus menangkap Wu Yan. Dan Han Xue mengabaikan Gao Sheng. Dia berbicara kepada Xiao Shen jika Xiao Shen mengunci pintu kamarnya lagi maka dia akan melompat dari jendela lagi. Lalu dia berniat masuk ke dalam rumah. Tapi Gao Sheng langsung menahan tangan Han Xue.


Gao Sheng menarik tangan Han Xue dan memaksanya untuk ikut bersama dengannya. Dan Xiao Shen langsung menghentikan Gao Sheng.
“Kamu adalah satu- satunya orang yang tahu keberadaan Wu Yan. Antar aku kesana sekarang,” kata Gao Sheng, masih berusaha untuk bersabar.
“Aku benar- benar tidak tahu,” balas Han Xue sambil bersembunyi di belakang Xiao Shen.
“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu?! Bukankah kalian masih tetap berhubungan? Bukankah kamu selalu mengikuti instruksinya?!” bentak Gao Sheng dengan emosi. Dan Xiao Shen langsung memperingatkan nya supaya jangan emosian karena itu tidak akan menyelesaikan masalah.

Gao Sheng tidak peduli lagi dengan emosi nya. Dengan tegas dia memberitahu Han Xue bahwa Wu Yan adalah pembunuh berantai yang sudah membunuh tujuh orang, dan sebagai seorang polisi, dia sedang menyelidki kasus ini. Mendengar itu, Han Xue merasa bingung, karena dia baru dengar bahwa Wu Yan adalah seorang pembunuh berantai.
“Wu Yan adalah pembunuh berantai. Kamu hanya dimanfaatkan olehnya. Kamu benar- benar tidak tahu keberadaannya?” tanya Gao Sheng. “Biar kuperingatkan. Kalau kamu berbohong. Maka kamu adalah komplotan nya,” jelas Gao Sheng dengan tegas.
“Aku tidak tahu. Aku benar- benar tidak tahu,” balas Han Xue. Lalu dia langsung naik ke atas.

Gao Sheng ingin menarik Han Xue dan memaksanya untuk ikut bersama dengannya. Tapi sebelum dia melakukan itu, Xiao Shen langsung mendorong nya dan menghentikan nya.
“Han Xue bukanlah Han Bing. Benar- benar keterlaluan,” kata Xiao Shen dengan kesal. Lalu dia ikut naik ke atas, meninggalkan Gao Sheng.
Dengan kesal dan pikiran stress, Gao Sheng menendang ban mobil nya dan menghela nafas dengan keras.


Xiao Shen mengomentari Han Xue bahwa dia berpikir Han Xue tidak akan pernah kembali ke sini lagi. Dan Han Xue membalas bahwa jika dia tidak kembali ke rumah sendiri, maka harus kemana dia. Lalu sebelum Xia Shen sempat mengatakan apapun, Han Xue pun mengatakan bahwa dia akan tidur di ruang tamu. Dan Xiao Shen pun mengalah.
Kemudian setelah saling berdiam cukup lama. Han Xue menanyakan, apakah Prof. Wu benar seorang pembunuh berantai. Dan Xiao Shen mengingatkan Han Xue tentang kejadian tiga bulan sebelum nya, dimana seorang fotografer di bunuh di bar dan Han Xue yang menjadi saksi untuk kasus itu.


Mendengar itu, Han Xue pun diam dan mengingat- ngingat. Lalu dia teringat bahwa itu benar. “Bagaimana bisa ku melupakan kejadian ini?” tanya nya dengan terkejut. “Aku melihat wajah itu dengan jelas,” gumam nya.
“Orang itu mungkin sudah menghapus ingatanmu. Dia adalah orang yang membuat Han Bing menghilang dengan cara menghinoptis nya,” balas Xiao Shen.

Dengan frustasi, Han Xue berteriak menanyakan apa yang harus di lakukannya. Dan Xiao Shen menjelaskan bahwa karena Han Xue sudah ingat maka seharusnya Han Xue sudah tahu pihak mana yang seharus nya Han Xue bantu.
Dengan keras kepala, Han Xue mengatakan bahwa dia hanya mengungkapkan sebuah kebenaran yang sangat buruk. Dan dia yakin Han Bing juga akan melakukan hal yang sama.
“Apakah hanya itu yang kamu inginkan? Bukankah kamu ingin merebut posisi Han Bing? Ini adalah syarat yang kamu ajukan pada Prof. Wu. Bukankah begitu?” tanya Xiao Shen, menebak dengan benar. Dan Han Xue pun diam, tidak bisa menjawab.


Han Xue duduk didalam kamar dan merenung. Dia mengingat saat Yifei mengatakan bahwa dirinya bukanlah ilusi dan keberadaan nya sangat berarti. Dengan frustasi, Han Xue pun menutup dirinya sendiri di dalam selimut dan menendang- nendang. Dia merasa sangat bersalah.
Prof. Kong mengobati luka di wajah Yifei dengan lembut. Dan Yifei menikmati itu, lalu dia menceritakan kepada Ayah bahwa ada seorang wanita yang disukai nya.
Gao Sheng datang tepat disaat itu. Dan dia ikut mendengarkan.
“Ketika aku memegang tangannya. Aku tidak merasakan reaksi sentuhan. Kelak aku akan memperkenal kan nya padamu,” jelas Yifei dengan senang.
“Baiklah. Aku sangat ingin bertemu dengannya,” balas Ayah, setuju.

Gao Sheng meminta petugas untuk membuka kan pintu sel. Dia mengajak Yifei dan Prof. Kong untuk makan bersama. Dan Yifei berkomentar dengan senang bahwa inilah enak nya memiliki kenalan di dalam kantor polisi. Dan Gao Sheng tersenyum geli padanya.

Didalam ruang introgasi. Yifei mengingatkan Ayah nya untuk makan yang banyak. Dan Ayah pun balas mengingatkan Yifei untuk makan juga.
“Sudah sangat lama kita tidak makan bersama, benar?”
“Sudah bertahun- tahun,” jawab Yifei.


Dengan canggung, Prof. Kong dan Yifei kemudian saling terdiam selama sesaat. Lalu Prof. Kong mulai berbicara duluan. Dia memberitahu Yifei bahwa di dalam laci meja nya, disana ada sebuah surat yang ditulis nya. Sebuah rumah sakit milik Universitas Berlin di Jerman sudah mulai meneliti tentang reaksi sentuhan, dan sepertinya mereka sudah mengetahui penyebab penyakit Yifei, jadi dia yakin kalau mungkin saja Dokter di Jerman bisa menyembuhkan Yifei.
“Ayah.”
“Kamu harus menjalani perawatan secara teratur di rumah sakit. Silahkan saja kalau kamu mau pindah rumah sakit. Berjanjilah padaku kalau kamu akan pergi berobat.”
“Aku berjanji padamu.”
“Dan juga berhati- hatilah dengan Li Shengpei.”
“Kamu tenang saja,” balas Yifei.


Ayah kemudian memandang ke arah petugas polisi yang berjaga di dekat pintu. Lalu dia memberitahu Yifei bahwa dia sudah harus pergi. Dan dengan sedih, Yifei berdiri dan memanggil nya.
Ayah mendekati Yifei dan menepuk- nepuk bahu nya untuk memberikan semangat. Lalu dia pun di bawa oleh para petugas polisi. Dan tanpa memandang ke arah Yifei lagi, dia keluar dari ruangan bersama dengan mereka.

Dengan sangat sedih. Yifei menangis tersedu- sedu didalam ruangan itu.

Para reporter yang sudah menunggu di depan penjara, mereka langsung mengajukan banyak pertanyaan ketika Prof. Kong sampai. Namun Prof. Kong diam dan mengabaikan mereka semua.

Han Xue menghampiri Yifei yang menunggu di depan rumah nya. “Kamu mencariku ada apa?” tanya nya dengan curiga.
“Aku ingin kamu menemaniku ke suatu tempat,” jawab Yifei sambil tersenyum.


Yifei membawa Han Xue ke hutan bambu. Dan ini adalah pertama kali nya Han Xue datang ke sana. Yifei pun menjelaskan bahwa ini adalah tempat yang Han Bing perkenalkan padanya. Lalu dia mengatakan hal yang sama seperti Han Bing.
“Kata orang kalau berbicara disini. Angin bisa meneruskan perkataanmu ke tempat yang ingin kamu tuju,”  jelas Yifei, lalu dia pun berteriak. “Han Bing, aku datang lagi! Aku sangat baik sekarang. Bagaimana dengamu? Jangan takut. Jangan bersembunyi, Han Bing. Kamu hanya memberitahu kebenaran pada semua orang. Aku datang untuk memberitahu mu. Jangan khawatir! Jangan bersembunyi! Semuanya akan baik- baik saja.”
Mendengar itu, Han Xue memandangi Yifei dengan tidak senang. Dan dia merasa sangat malas sekali mendengarkan teriakan Yifei.

Angin berhembus pelan. Han Xue ingin pergi berbalik dan pergi darisana, tapi dia tidak bisa, karena Han Bing menahan nya. Yifei memandangi Han Xue yang tampak aneh.

Han Xue menutup mata nya. Lalu ketika mata nya kembali terbuka. Dia telah kembali menjadi Han Bing. “Ini adalah hutan bambu,” gumam nya dengan bingung.
“Han Bing,” panggil Yifei. Lalu dengan perasaan lega dan senang, dia langsung berlari ke arah Han Bing dan memeluk nya.

Han Bing menceritakan kepada Yifei bahwa dia bertemu dengan Prof. Wu di depan rumah, tapi setelah itu dia tidak bisa mengingat apapun lagi. Dan Yifei meminta Han Bing untuk jangan memaksakan diri mengingat itu, karena yang terpenting adalah Han Bing sudah kembali.
“Han Xue tidak membuat masalah, kan?” tanya Han Bing dengan khawatir.
“Tidak,” jawab Yifei.
“Baguslah. Tapi kenapa hatiku sangat tidak tenang? Beneran tidak ada yang terjadi kan?”

“Tidak ada. Tidak ada yang terjadi,” jawab Yifei dengan tegas. Lalu dia mencium dahi Han Bing denga lembut. Dan kemudian dia menatap Han Bing. “Ingatlah. Kelak setiap kali Han Xue datang. Pikirkanlah yang terjadi saat ini,” jelas nya. Dan Han Bing mengangguk.
Han Bing kemudian meminta Yifei untuk tolong membawa nya ke rumah sakit, karena dia merasa seperti orang yang tenggelam di lautan, dalam waktu yang lama dan baru saja keluar sekarang. Dan Yifei mengiyakan serta dia berjanji bahwa lain kali dia tidak akan pernah membiarkan Han Bing merasa seperti itu lagi.
Dengan senang, Han Bing tersenyum lembut kepada Yifei. Dan Yifei balas tersenyum padanya.

Dirumah sakit. Han Bing tertidur lelap. Kakak senior Yifei menjelaskan kepada Yifei bahwa Han Bing telah terhinoptis dalam waktu yang lama sehinga tubuh Han Bing menjadi sangat lemah dan butuh beristirahat selama sementara waktu. Lalu dia menegaskan bahwa kali ini mereka harus memberitahu Han Bing semua kebenaran nya, karena jika Han Bing sendiri tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit kepribadian ganda, maka Han Bing pasti tidak akan bisa sembuh.
“Yang kutakutkan adalah mereka akan merasa sangat terpukul,” jelas Yifei.
“Mungkin dia sudah menyadari bahwa itu bukan jiwa adiknya,” balas senior.

Senior kemudian menanyakan, apakah Yifei baik- baik saja, karena pasti tidaklah mudah untuk Yifei membawa Han Bing ke sini. Dan karena masalah sudah menjadi seperti ini, maka dia menegaskan bahwa Yifei harus bertindak tegas. Dan Yifei pun mengerti.
Senior kemudian keluar dari kamar.

Yifei memegang tangan Han Bing dengan kedua tangannya. Dan memperhatikan Han Bing.

Yifei menelpon Xiao Shen dan memberitahu nya bahwa sekarang Han Bing sudah tertidur. Dan Xiao Shen mengerti, juga dia baru sampai di rumah sakit sekarang.
“Jangan biarkan dia membuka internet,” kata Yifei, mengingatkan. Dan Xiao Sheng mengiyakan.

Saat Yifei berjalan di lorong rumah sakit. Para dokter dan perawat terus memandang ke arah nya secara diam- diam. Dan Yifei sudah mengerti ada apa, tapi dia tidak terlalu memperdulikan mereka semua dan mengabaikan tatapan mereka.

Yifei masuk ke dalam ruangan Ayahnya. Dia duduk di kursi Ayahnya dan memegang semua barang- barang milik Ayahnya dengan sedih. Kemudian Yifei mengambil surat yang Ayah nya maksud.

“Aku sudah berpikir sangat lama. Tapi aku tidak tahu darimana harus menceritakannya. Saat aku tahu penyakit putraku disebabkan oleh diriku sendiri. Hatiku sangat sakit. Yifei, akulah yang membuat kesalahan. Tapi kamu yang harus menanggung akibatnya. Aku bersalah padamu. Mungkin saja aku akan mati di dalam penjara dan tidak bisa mengobati mu lagi. Jadi aku memberikan seluruh catatan medis padamu. Mengenai catatan medis jantungmu. Aku sudah mengirimnya ke pihak rumah sakit Jerman. Kamu harus segera pergi ke Jerman untuk berobat. Sebagai seorang Ayah, aku malah terus membebani mu. Mulai sekarang kamu harus dipandang sebagai anak seorang pembunuh. Begitu memikirkan hal ini. Hatiku sangat sakit. Maafkan aku. Aku tidak memberimu kasih sayang. Maaf. Aku tidak bisa menemanimu sampai akhir.”

Yifei menangis sambil memeluk surat yang ditulis oleh Ayahnya. Dia merasa sangat, sangat, sangat sedih.

Post a Comment

Previous Post Next Post