Network : tvN
Netflix
Tokoh, Kejadian,
Organisasi, dan Latar Belakang adalah Fiksi
Se Ri mengajak Jung Hyuk untuk berfoto bersama sekali saja sebagai
kenang- kenangan. Namun Jung Hyuk menolak dengan alasan itu tidak perlu. Dengan
perasaan kecewa Se Ri pun mengiyakan, lalu dia keluar duluan dari studio foto.
Jung Hyuk membayarkan foto Se Ri dan dia meminta kepada petugas untuk
mencetak kan satu foto tambahan lagi. Dan Petugas merasa heran, karena lima
foto saja sudah cukup menurut nya, satu untuk paspor, satu lagi untuk resume,
biro imigrasi, Air Koryo, dan satu lagi foto esktra untuk di luar negri. Tapi
Jung Hyuk tetap meminta supaya petugas mencetak kan satu foto tambahan lagi.
Saat Se Ri baru saja keluar dari studio, dia terkejut melihat Seung
Jung. Dan tiba- tiba saja Seung Jung langsung menarik tangan nya.
Melihat itu, Jung Hyuk langsung mengikuti mereka berdua dan menahan
pintu lift sebelum tertutup. Lalu ketika dia melihat tangan Seung Jung yang
memegang tangan Se Ri, dia merasa tidak senang, dan langsung memisah kan tangan
Seung Jung dari tangan Se Ri. Dan dengan kuat dia menahan Seung Jung di
dinding.
“Tampaknya ada salah paham. Se Ri, siapa pria ini?” kata Seung Jung,
meminta Se Ri untuk menolong nya. Dan Se Ri pun menjelaskan kepada Jung Hyuk
bahwa Seung Jung adalah kenalannya.
Jung Hyuk kemudian melepaskan Seung Jung, dan dengan lega Seung Jung
menghela nafas. Tapi baru sebentar saja dia bisa bernafas lega, Jung Hyuk
langsung memutar lengannya ke belakang, dan dengan kesakitan dia menjerit serta
menjelaskan bahwa dia menderita diskolasi bahu kronis. Tapi Jung Hyuk sama
sekali tidak mau melepaskan nya.
Jung Hyuk mengambil dompet Seung Jung dan memeriksa kartu identitas nya.
“Kamu warga Inggris? Kenapa ke Korea Utara?” tanya Jung Hyuk mengintrogasi.
“Bisnis. Bisnis,” jawab Seung Jung dengan cepat. “Untuk apa aku
memberitahu mu?!” keluhnya kemudian. Dan dia meminta Se Ri untuk menghentikan
Jung Hyuk.
“Pak … dia bukan polisi. Dia pengawal ku,” kata Se Ri memperkenalkan
Jung Hyuk. Dan mendengar itu, Jung Hyuk memandang Se Ri. “Lepaskan dia, Tuan
Ri. Sudah kubilang lepaskan,” kata Se Ri, memerintah.
“Dia meminta mu melepaskan ku, Tuan Ri,” pinta Seung Jung, memerintah
Jung Hyuk juga. Dan Jung Hyuk diam sambil tetap menatap Se Ri.
“Begitu pengawalku kesal, dia jarang melepaskan dengan mudah. Tuan Ri
nakal. Tenanglah dan lepaskan tangannya,” kata Se Ri dengan sedikit mendesis
kepada Jung Hyuk.
Dan dengan kesal Jung Hyuk pun semakin menekan tangan Seung Jung ke
belakang. Sehingga Seung Jung semakin kesakitan.
Keluar dari lift. Seung Jung mengeluhkan bahwa bahu nya terasa hampir
mau lepas. Dan dengan tajam, Jung Hyuk menatap nya. Melihat itu, Seung Jung
merasa takut dan mengalihkan pembicaraan.
“Apa ini? Aku pasti terkejut jika menemuimu di Tokyo atau New York. Tapi
ini Pyongyang,” kata Seung Jung sambil tertawa keras. Tapi dia langsung
berhenti saat menatap ke arah Jung Hyuk.
Kemudian Seung Jung mengulur kan tangan nya untuk memegang Se Ri, namun
dengan cepat Jung Hyuk langsung menahan tangan nya supaya jangan menyentuh Se
Ri. Dan mengerti akan hal itu, Seung Jung pun menarik kembali tangan nya.
Lalu Seung Jung menanyakan, kenapa Se Ri bisa datang ke sini. Dan Se Ri
balas bertanya, apakah Seung Jung tidak ada mendengar apapun soal dirinya. Dan
Seung Jung pun mengingat perkataan Se Hyung yang mengatakan bahwa Se Ri sudah
meninggal, tapi dia berbohong kepada Se Ri dengan mengatakan bahwa dia tidak
ada mendengarkan apapun lalu dia pura- pura bertanya apakah ada sesuatu yang
terjadi.
“Tidak. Masalah nya …” kata Se Ri dengan gugup.
Tepat disaat itu para pria berpakaian hitam datang, dan Seung Jung pun
langsung merasa panik, tapi dia menyembunyikan ketakutan nya dengan tetap
bersikap tenang. Namun Jung Hyuk menyadari kelagat aneh nya itu.
“Aku harus mengurus masalah mendesak. Bisakah kita bertemu lagi di kedai
kopi hotel pukul 19.00?” tanya Seung Jung. Dan Se Ri mengiyakan. Kemudian Seung
Jung pun memberikan selembar uang kepada Jung Hyuk sebagai terima kasih.
Tapi Jung Hyuk tidak mau mengambil nya. Dan Seung Jung pun langsung
memasuk kan itu ke saku Jung Hyuk, lalu dia pamit dan langsung masuk ke dalam
lift dengan alasan bahwa dia sedang buru- buru.
“Aku terkejut bisa menemuimu di sini. Ini pasti takdir,” kata Seung
Jung. Lalu pintu lift pun tertutup.
Setelah pintu lift tertutup. Jung Hyuk menghela nafas kesal. “Pengawal
mu?” tanyanya.
“Aku bisa bilang apa? Aku tidak bisa bilang aku bertunangan di Utara.
Dan aku juga tidak berbohong. Kamu melindungiku sekarang, Jung Hyuk,” jelas Se
Ri beralasan.
“Bukan melindungi, tapi mengawasi mu,” balas Jung Hyuk dengan tegas.
Se Ri tidak terlalu peduli, karena menurut nya itu tidak berbeda. Tapi
Jung Hyuk merasa itu adalah dua hal yang berbeda, karena dia bukan orang yang
terus membuntuti Se Ri untuk melindungi Se Ri.
Tepat disaat itu, Petugas hotel yang mendorong troli berisikan banyak
koper lewat dan hampir saja menabrak Se Ri. Namun dengan segera Jung Hyuk
langsung melindungi Se Ri. Kemudian dia kembali menjelaskan kepada Se Ri bahwa
dia sedang mengawasi Se Ri bukan bermaksud untuk melindungi nya.
Tepat disaat itu. Rombongan wisatawan lewat dan hampir saja menyenggol
Se Ri. Namun dengan segera Jung Hyuk langsung menarik Se Ri ke samping dan
melindungi nya. kemudian dia kembali mengeluhkan bahwa Se Ri bisa saja menyebut
nya sebagai atasan, bukannya sebagai pengawal.
Dan Se Ri tersenyum mendengar itu.
Tepat disaat itu. Sebuah bola hampir saja mengenai Se Ri. Tapi Jung Hyuk
langsung menghentikan bola itu dengan kaki nya.
“Jung Hyuk. Inilah yang dilakukan pengawal,” jelas Se Ri sambil
tersenyum senang.
Ketika Seung Jung baru saja keluar dari dalam lift. Dia langsung di
kejar oleh orang- orang yang dulu adalah para pengawal nya. Dan dengan segera
dia pun langsung berlari kabur dari mereka sambil mengeluh kan bahwa anjing tidak
pernah mengigit pemilik nya. Tapi walaupun dia mengatakan itu, semuanya
percuma, karena mereka terus mengejar Seung Jung.
Seung Jung masuk ke dalam ruangan tangga darurat dan berlari sekencang
mungkin lalu menipu mereka dengan berpura- pura naik tapi kemudian turun lagi
dan keluar dari pintu yang berbeda dan mengunci nya. Dan saat mereka semua
menyadari nya, mereka telah terlambat, karena Seung Jung telah berhasil lolos
dari kejaran mereka.
“Dasar bajingan itu,” keluh Seung Jung dengan kelelahan. Kemudian dia
pun masuk ke dalam kamar. Tapi baru saja dia masuk, dia langsung keluar lagi,
karena Cheon mengarahkan pistol ke arah kepala nya.
Dicafe. Jung Hyuk menanyakan dengan penasaran, bagaimana Se Ri bisa
mengenal Seung Jung. Dan Se Ri menjelaskan bahwa jika dia memberitahu Jung
Hyuk, maka dia harus membahas sejarah keluarga nya, karena dia adalah seorang
putri konglomerat. Dan Jung Hyuk tahu itu sebab Se Ri sudah sering mengatakan
hal itu hingga dia pun sampai hafal.
“Bagi orang sepertiku, keluarga bermakna berbeda. Seolah-olah … menjadi
putri yang baik adalah bisnis. Bahkan dengan siapa ayahku sarapan bisa menjadi
urusan bisnis,” jelas Se Ri, bercerita.
“Begitukah?”
“Ya. Tidak penting aku baik atau tidak. Aku harus lebih baik dari
kakakku. Dan kakakku harus lebih baik dariku. Kami tidak mungkin punya rasa
persaudaraan.”
Jung Hyuk tidak mengerti dengan cerita Se Ri. Sebab dia hanya
menanyakan, kenapa Se Ri bisa mengenal Seung Jung. Dan Se Ri meminta Jung Hyuk
untuk mendengarkan saja kisah nya ini. Dan Jung Hyuk pun mendengarkan.
“Saat kamu muak akan kompetisi, kamu berharap kompetitormu menghilang.
Kurasa kakakku seperti itu. Jadi... mereka putuskan menjodohkanku dengan pria
yang tadi. Orang Korea yang tinggal di luar. Berarti kakakku ingin membuangku
ke negara lain. Mengirimku jauh agar tidak perlu melihatku. Agar aku tidak
merebut apa pun. Tapi aku tidak melakukannya. Tidak mungkin aku mau lakukan
itu. Kedua kakakku pasti girang saat ini. Mereka kira aku sudah mati,” jelas Se
Ri.
Jung Hyuk tidak percaya dan mengatai bahwa Se Ri telah bersikap bodoh.
Menurutnya ini adalah masalah hidup dan mati, jadi sebagai keluarga, mereka
tidak mungkin akan mengabaikan Se Ri. Dia yakin bahwa saat ini kedua saudara Se
Ri sedang mengkhawatir kan Se Ri dan merasa bersalah kepada Se Ri. Walaupun Se
Ri tidak akrab dan sering bertengkar dengan mereka. Jadi dia meminta Se Ri
untuk tidak mengatakan hal yang kejam.
Mendengar itu, Se Ri hanya diam saja sambil menunduk kan kepala nya
dengan sedih. Dan Jung Hyuk menegas kan lagi. “Mereka pasti sedang menunggu
kepulangan mu.”
Seorang wanita berbaju merah menelpon Seo Dan dan menanyakan, dimana Seo
Dan berada sekarang. Karena dia melihat Jung Hyuk sedang ada di hotel Pyongyang
bersama dengan seorang wanita. Dan Seo Dan yang sedang berada disalon tertawa
pelan dan menjelaskan bahwa dia tahu itu, bahkan dia akan datang menemui mereka
berdua ke sana nanti.
Namun setelah telpon dimatikan, Seo Dan langsung tampak kesal. Dia
meminta karyawan salon untuk melepaskan gulungan rambut nya karena dia harus
segera pergi.
“Kamu mau kemana?” tanya Ibu.
“Aku punya janji bertemu dengan Jung Hyuk.”
Myeong Eun terkejut serta merasa senang, karena dia baru tahu kalau Jung
Hyuk datang ke Pyongyang lagi. Dan tanpa menjelaskan, Seo Dan meminta Myeong
Eun untuk menghubungi kedua orang tua Jung Hyuk dan mengundang mereka
untuk makan malam bersama nanti jam 9 di
restoran hotel Pyongyang. Dan Myeong Eun
sangat setuju dengan itu.
Seo Dan kemudian pamit kepada Myeong Eun, karena dia mau pergi menemui
Jung Hyuk duluan. Dan Myeong Eun mengiyakan. Lalu Seo Dan pun langsung pergi.
Dengan bersemangat, Myeong Eun meminta karyawan salon untuk memberikan
perubahan yang menawan kepada nya. Dan si karyawan pun mengiyakan.
“Aku menyerah. Aku sudah berlutut,” pinta Seung Jung yang telah di
pukuli habis- habisan sebelum nya. Mendengar itu, Cheon pun mendekati Seung
Jung dan mengulurkan hp nya sambil terus memegang pistol supaya Seung Jung
tidak bisa perbuat macam- macam.
“Aku sungguh minta maaf, Pak. Aku sedang introspeksi diri mengenai
perbuatanku,” kata Seung Jung dengan lembut kepada Se Hyung yang berada di
telpon.
“Lupakan. Tak boleh menawar,” balas Se Hyung, dingin.
Seung Jung mencoba mengajak Se Hyung untuk bernegosiasi. Dia ingin Se
Hyung untuk melepaskan nya dan sebagai imbalan nya dia akan memberikan sebuah
kabar yang sangat menguntungkan untuk Se Hyung. Namun Se Hyung tidak mau karena
dia mengira Seung Jung mau menipu nya lagi.
Seung Jung memohon kepada Cheon untuk memberikan hp kepada nya, karena
dia ingin berbicara langsung dengan Se Hyung. Dan Cheon pun memberikan nya.
Lalu dengan santai Seung Jung berbicara dengan Se Hyun dan membahas tentang Se
Ri yang masih hidup.
“Apa katamu?”
“Se Ri. Dia masih hidup.”
Se Hyung tidak percaya dan menyuruh Seung Jung untuk jangan berbohong.
Dan dengan tegas Seung Jung menjelaskan bahwa dia serius karena dia telah
melihat Se Ri secara langsung. Dengan sedikit panik, Se Hyung pun merasa
tertarik dan menanyakan, dimana Seung Jung melihat Se Ri.
“Dia ada dimana?” tanya Se Hyung lagi.
Jung Hyuk membuka pintu kamar hotel, tapi sebelum mereka masuk ke dalam
nya, Jung Hyuk memberikan tanda supaya Se Ri jangan bicara. Dan dengan bingung,
Se Ri pun diam serta mengikuti Jung Hyuk masuk ke dalam kamar.
Saat sudah masuk ke dalam kamar, Jung Hyuk langsung memeriksa ke setiap
sudut kamar dan langit- langit. Dan dia mematikan sebuah alat kecil yang ada
disana satu persatu. Dan Se Ri merasa terkejut melihat semua alat yang kecil
yang ditemukan oleh Jung Hyuk di dalam kamar.
“Semuanya alat penyadap ..” kata Se Ri karena merasa terkejut. Tapi dia
langsung menutup mulut nya dan diam. Lalu dia mengikuti Jung Hyuk ke dalam
kamar mandi untuk memeriksa.
Jung Hyuk mengambil air dan menyiram lampu di atas atap kamar mandi. Dan
lampu itu pun langsung padam. “Daebak (Astaga),” gumam Se Ri terkejut karena tidak
menyangka.
Setelah semua alat sudah mati, Jung Hyuk pun mempersilahkan Se Ri untuk
berbicara. Dan Se Ri pun menanyakan apakah semua alat kecil itu adalah
penyadap. Dan Jung Hyuk membenarkan hal itu serta menjelaskan bahwa biasa nya
semua kamar di hotel memang di pasangi alat penyadap.
“Semua kamar?”
“Mungkin.”
Se Ri merasa cemas, apakah benar Jung Hyuk sudah menyingkirkan semua
alat penyadap di dalam kamar. Dan Jung Hyuk langsung menjelaskan bahwa dia
tinggal di dalam kamar sebelah, jadi jika ada masalah Se Ri bisa …
Sebelum Jung Hyuk selesai berbicara, Se Ri langsung menyela dan
mengatakan bahwa dia akan segera menghubungi Jung Hyuk bila ada masalah. Dan
Jung Hyuk langsung menjelas kan bahwa Se Ri jangan menelpon nya, kecuali
situasi nya genting.
“Tunggu. Kapan aku akan menerima fotoku?” tanya Se Ri, sebelum Jung Hyuk
pergi.
“Besok pagi,” jawab Jung Hyuk.
“Pasporku juga diberikan besok?”
“Paspor semua anggota diberikan sebelum keberangkatan.”
Se Ri masih merasa cemas dan khawatir, apakah dia beneran bisa melakukan
ini tanpa ketahuan. Dan Jung Hyuk menjelaskan bahwa Se Ri hanya perlu untuk
tidak bersikap terlalu mencolok dan tetaplah diam. Namun Se Ri malah bersikap
narsis dengan mengatakan bahwa dia memang selalu mencolok dan menarik
perhatian, bahkan saat dia bernafas jadi dia merasa semakin cemas.
“Kurasa kamu perlu tidur. Kamu tampaknya sudah gila,” komentar Jung Hyuk
dengan lelah.
“Apa? Tidak,” sangkal Se Ri.
Se Ri tiba- tiba teringat kepada Seung Jung. Karena barusan Seung Jung
mengatakan bahwa dia datang ke sini untuk urusan bisnis, jadi diapun bertanya-
tanya apakah lebih baik dia pulang bersama dengan Seung Jung saja. Karena
walaupun dia tidak mermpercayai Seung Jung, namun seperti kata Seung Jung
barusan bahwa mungkin saja pertemuan mereka ini adalah takdir.
Mendengar kata ‘takdir’ Jung Hyuk mendengus. “Kamu pikir takdir semudah
itu?”
“Aku nyaris menikah dengannya, dan bertemu lagi di sini. Itu langka.”
“Lantas misalnya … maksudku, ini hanya contoh,” kata Jung Hyuk dengan
gugup. “Kamu jatuh dari langit dan aku menemukanmu. Kamu kabur, tapi berakhir
di depan rumah ku.”
“Itu hanya kebetulan …”
“Apa?!” bentak Jung Hyuk, kesal. “Bukan. Ucapanmu itu bukan kebetulan.”
Se Ri tersenyum geli sedikit dan
menanyakan dengan heran, kenapa Jung Hyuk begitu kompetitif untuk hal seperti
ini. Dan Jung Hyuk pun langsung menjadi tenang kembali. Dengan gugup dia
menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud seperti itu, tapi dia cuma menjelaskan
perbedaan antara takdir dan kebetulan saja.
“Apa? Jung Hyuk, kamu ingin menjadi takdir ku?” goda Se Ri. Dan Jung
Hyuk menyangkal. “Baiklah. Anggaplah kita ditakdirkan bertemu,” kata Se Ri
dengan senang.
“Tidak usah diumpamakan,” balas Jung Hyuk, malu.
“Lagi pula, ini pertemuan lintas perbatasan. Bisa dibilang begitu,”
jelas Se Ri dengan bangga.
“Aku bilang, tidak perlu,” teriak Jung Hyuk.
Seo Dan menghampiri meja resepsionis dan menanyakan, apakah ada tamu
bernama Jung Hyuk terdaftar di sini. Dan karyawan hotel meminta maaf sebab
mereka tidak bisa memberitahukan nomor kamar tamu mereka.
“Tentu saja bisa,” tegas Seo Dan. Lalu dia menelpon pemilik hotel dan
menyambungkan nya kepada si karyawan. Dan kemudian dengan hormat serta sopan,
si karyawan mencarikan data tamu yang Seo Dan inginkan.
“Dia memesan dua kamar,” kata si karyawan, memberitahu.
Seo Dan berdiri di depan dua kamar dengan bingung. Dia tidak tahu harus
mengetuk pintu yang mana. Dan tepat disaat itu, Jung Hyuk keluar dari dalam
kamar. Disusul oleh Se Ri.
“Jika hal seperti ini terjadi dua kali berturut-turut, aku seharusnya
sedih, 'kan?” kata Seo Dan dengan tidak senang. Dan Jung Hyuk serta Se Ri sama-
sama menunduk kan kepala.
“Pasti begitu,” jawab Se Ri.
Seo Dan mengabaikan Se Ri dan berbicara kepada Jung Hyuk. Dia
menjelaskan bahwa dia datang untuk memastikan karena dia mendengar kalau Jung
Hyuk berada di hotel ini. Dan Jung Hyuk menanyakan, darimana Seo Dan mengetahui
nomor kamar nya.
“Putra pemilik hotel mengejarku saat aku kuliah di Rusia,” kata Seo Dan
dengan bangga.
“Begini … aku mengerti ini bisa menimbulkan kesalah pahaman. Tapi, asal
kau tahu, kami tidur di kamar terpisah … “ kata Se Ri, menjelaskan. Tapi Seo
Dan tidak peduli dengan itu.
Dengan canggung, Se Ri pun mempersilahkan mereka berdua untuk mengobrol.
Tapi Seo Dan malah tiba- tiba menanyakan kepada Jung Hyuk, apakah Jung Hyuk
masih ingin dia tetap disini. Mendengar itu, Se Ri pun semakin tambah canggung.
Tanpa mengatakan apapun Jung Hyuk mengambil kunci kamar nya dari Se Ri.
Dan lalu dia masuk ke dalam kamar nya. Melihat itu, Seo Dan merasa tidak
senang.
“Dia tidak akan membunuhnya, kan?” gumam Se Ri, cemas.
Didalam kamar. Jung Hyuk menanyakan, kenapa Seo Dan tidak menghubungi
nya. Dan Seo Dan membalas dengan ketus bahwa seharusnya Jung Hyuk lah yang
menghubungi nya. Lalu Seo Dan menanyakan apakah Jung Hyuk tahu perasaan nya
saat dia mendengar kabar kalau Jung Hyuk berada di hotel bersama dengan seorang
wanita. Dan Jung Hyuk meminta maaf karena telah mempermalukan Seo Dan.
Seo Dan kemudian menanyakan, apakah Jung Hyuk ada rencana malam ini,
karena mereka harus makan malam bersama keluarga. Dan Jung Hyuk mengiyakan
semua itu, karena dia telah berjanji untuk mengikuti semua keinginan Seo Dan,
jadi dia akan bersikap kooperatif. Lalu dengan sikap kaku, Jung Hyuk
menanyakan, apakah ada hal lain yang harus di lakukan nya, karena dia akan
melakukan nya. Mendengar itu, Seo Dan tampak tidak senang.
“Tidak. Sampai jumpa di restoran hotel ini pukul 19.00,” kata Seo Dan
dengan cepat. Lalu dia pun pergi.
Se Hyung tetap tidak mempercayai Seung Jung. Dan Seung Jung mengerti.
namun kemudian Se Hyung tetap menanyakan dimana Se Ri. Dan Seung Jung tidak mau
memberitahu secepat itu, sebab dia membutuhkan ini untuk bernegosiasi.
“Kamu ingin kuhabisi disana?” ancam Se Hyung.
“Jika kamu membunuhku di sini, uang mu tidak akan pernah ditemukan. Kamu
tidak keberatan?” balas Seung Jung dengan berani.
Se Hyung merasa stress dan bingung. Dia menanyakan, apa yang Seung Jung
mau. Dan Seung Jung menjawab bahwa dia mau setengah uang Se Hyung, jadi intinya
dia hanya akan mengembalikan setengah uang Se Hyung. Dengan kesal, Se Hyung pun
mengumpat.
“Aku hanya membahas adikmu sendiri. Aku tahu keberadaan adikmu yang
katanya sudah meninggal. Aku yakin itu sepadan dengan uangnya,” jelas Seung
Jung.
Cheon dan para anak buahnya meninggalkan Seung Jung yang masih ingin
sendirian di atap. Namun dengan sikap waspada Cheon tetap meminta para anak
buah nya untuk mengawasi Seung Jung, sebab mereka tidak tahu apa rencana Seung
Jung.
Seo Dan naik ke atas atap. Dan terkejut saat melihat Seung Jung ada
disana juga. “Permisi. Jika kamu mau melompat, gedung sebelah sana lebih tinggi
daripada hotel ini. Kamu harus ke sana,” kata Seo Dan memberikan saran bunuh
diri.
“Kamu kenal aku?” tanya Seung Jung. “Tampak nya begitu,” kata nya dengan
bangga.
Seo Dan teringat tentang Seung Jung yang telah memberikan tumpangan
padanya kemarin. Dan melihat kalau sepertinya Seo Dan sudah ingat, Seung Jung
pun tertawa. Lalu dia menjelaskan bahwa dia berasal dari Inggris dan datang ke
sini untuk berbisnis.
“Aku tidak tertarik dengan gaya bicaramu,” kata Seo Dan, tidak peduli.
“Kurasa pria yang kau sukai menyakitimu. Atap ini tempat yang cocok
untuk meratap.”
“Tunanganku di hotel dengan wanita lain.”
“Astaga. Itu masalah besar. Kau menangkap basah dia?” tanya Seung Jung
dengan bersamangat dan tertarik. “Jangan terlalu sedih karena pria itu. Jika
begitu, pria itu akan menjauhimu. Tahu alasannya? Pria tidak ingin bersama
seseorang yang merepotkan nya,” jelas Seung Jung.
“Lalu aku harus apa?” tanya Seo Dan, mendengarkan.
“Abaikan saja. Jika kau abaikan dia, kau tidak akan diabaikan nanti.
Jika membahas hubungan romantis, posisi awalmu akan kekal,” jelas Seung Jung.
Seo Dan memperhatikan Seung Jung, dan menanyakan kenapa Seung Jung ada
diatap. Dan Seung Jung menjelaskan dengan jujur bahwa dia sedang ada masalah
dengan uang, karena dia sangat mencintai uang. Dia mengira uang nya sudah
datang kepadanya, tapi ternyata belum dan uang itu malah melukai nya seperti
ini.
Mendengar itu, Seo Dan tersenyum kecil. “Jika bicara soal uang, posisi
awalmu juga penting. Uang hanya datang saat diabaikan dan direndahkan. Jika kau
menempel terus dan mengikutinya, uang akan kabur darimu, menunggumu
menangkapnya,” kata Seo Dan, balas memberikan saran.
Seung Jung senang karena tampaknya mereka berdua bisa saling belajar
dari satu sama lain. Kemudian dengan malu, Seung Jung merapikan pakaiannya, dan
mengulurkan tangannya serta memperkenalkan dirinya secara resmi. Dan Seo Dan
menyambut uluran tangan Seung Jung serta memperkenalkan nama nya juga. Mereka
berdua saling tersenyum.
Didalam lift. Se Ri menjelaskan bahwa barusan dia sempat khawatir kalau
Jung Hyuk akan ditembak dengan sinar laser yang keluar dari mata Seo Dan. Jung
Hyuk mengabaikan hal itu dan bertanya, apakah Se Ri yakin bisa sendiri.
“Tidak apa- apa. Aku sudah kenal dia. Dia memang bukan pria baik, tapi
dia tidak seburuk itu.”
“Singkirkan capit saat memakan kepiting matang,” jelas Jung Hyuk.
“Kenapa kepiting?” tanya Se Ri, tidak mengerti.
“Orang ceroboh sepertimu harus berhati-hati akan segalanya. Orang yang
kamu percaya bisa mengkhianatimu dengan mudah. Itu berbahaya,” jelas Jung Hyuk
dengan tegas.
Se Ri mengomentari bahwa itu berbahaya. Mata Jung Hyuk memancarkan
tatapan ‘Aku jatuh cinta dan khawati padamu’. Dan Se Ri pun mengingatkan Jung
Hyuk untuk jangan sampai jatuh cinta padanya karena itu akan membuat nya merasa
canggung.
Dengan bingung, Jung Hyuk menyentuh dahi Se Ri untuk mengecek suhu tubuh
nya. “Kamu tidak demam.”
“Jangan menyentuh ku. Jangan sampai jatuh cinta padaku. Aku tidak bisa
membantu mu,” jelas Se Ri.
“Aku tidak paham kenapa dia melantur,” keluh Jung Hyuk. Dan Se Ri
tersenyum kecil.
Saat keluar dari lift. Dan bertemu dengan Seung Jung. Se Ri langsung
berlari menghampiri nya sebelum Jung Hyuk sempat mengatakan apapun.
Seo Dan terkejut melihat make up yang dipakai oleh Ibu nya karena itu
membuat Ibu tampak sangat menyeramkan. Namun dengan bangga Myeong Eun malah
menjelaskan kalau ini memanglah niat nya. Sebab dia tidak ingin keluarga Jung
Hyuk meremehkan nya lagi hanya karena dia seorang janda.
“Ibu,” kata Seo Dan.
“Ibu tahu dia Direktur Biro Politik Umum, tapi Ibu menguasai uang di
Pyongyang. Mereka janji menikahkan putranya kepadamu demi uang, tapi malah berlarut-larut,”
keluh Myeong Eun, merasa kesal. Kemudian dengan dagu terangkat dia masuk ke
dalam hotel.
Saat masuk ke dalam restoran. Seo Dan terkejut melihat Seung Jung yang
sedang minum bersama dengan Se Ri di sana. Tapi karena Myeong Eun memanggil
nya, maka dia pun tidak terlalu memperhatikan mereka berdua lagi.
“Jadi, kau punya bisnis di sini?” tanya Se Ri.
“Tepatnya, aku sedang riset pasar. Kamu kenal Jim Rogers. Dia salah satu
dari tiga investor teratas. Dia sahabatku,” jelas Seung Jung, berbohong dengan
lancarnya. Dan Se Ri tahu itu, jadi dia menyuruh Seung Jung untuk jangan
membuat.
Seung Jung dengan sangat percaya diri melanjutkan kebohongannya. Dia
menjelaskan bahwa nilai pertanian di Utara masih belum tinggi. Seperti lautan
biru terakhir di dunia. Jadi dia datang ke sini untuk melakukan riset dan
melayangkan fondasi di balik layar.
“Jadi, kamu datang untuk mencari tanah?”
“Ya. Dan tambang batu bara yang kubeli di Irlandia makin menurun
labanya. Biayanya besar. Jadi, aku melihat Tambang Batu Bara Aoji,” jelas Seung
Jung dengan lancarnya.
“Jangan bahas Aoji. Mana uang yang kamu dapat dari menipu kakakku?”
balas Se Ri, bertanya dengan tegas. Dan Seung Jung langsung menjelaskan bahwa
dia bukan menipu tapi itu cuma salah paham. Tapi Se Ri tidak mau percaya.
Seung Jung mengeluarkan hp nya dan menanyakan, apakah Se Ri mau coba
menelpon. Tapi baru saja dia bicara seperti itu, Seung Jung langsung mengubah
kata- katanya lagi dengan beralasan bahwa mereka tidak bisa menelpon ke korea
selatan.
Dan Se Ri menatap nya dengan tatapan tidak percaya.
Cheon mengawasi dari jauh. Dan secara diam- diam, dia memotret Se Ri.
Makan malam keluarga. Myeong Eun terus menyindir keluarga Jung Hyuk
dengan kata sindiran yang sangat halus. “Tiap harinya dia makin menua. Sel yang
dia miliki kemarin sudah hilang. Yang dia miliki sekarang akan hilang besok,”
kata Myeong Eun menjelaskan tentang Seo Dan.
“Maaf?” balas Ibu Jung, tidak mengerti.
“Para pria dan wanita rupawan akan mulai layu. Menurutku, itu kerugian
besar bagi negara ini,” sindir Myeong Eun dengan sedikit lebih jelas.
“Pikirkanlah. Pernikahannya tertunda karena kecelakaan putra kalian. Berkabung
untuk orang tuamu berakhir dalam tiga hari, tapi ini sudah tujuh tahun.”
“Ibu,” kata Seo Dan, mengingatkan. Dan Myeong Eun pun langsung diam.
“Mari kita adakan acara pernikahan pada Sabtu terakhir bulan depan,”
kata Ayah Jung dengan tegas. Dan Myeong Eun langsung senang. “Akan segera
kupindahkan Jeong Hyeok ke Pyongyang. Kami akan carikan apartemen di sana, dan
membeli perabot. Kau tidak perlu menyiapkan.”
Myeong Eun sangat senang sekali. Tapi dia berpura- pura bersikap rendah
hati dan menawarkan diri untuk membelikan perabot dan perkakas nya. Semua yang
terbaik untuk putri nya.
Ibu Jung menanyakan pendapat Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk tidak ada
penolakan sama sekali, sebab ini adalah janji yang sudah dibuat, jadi dia tidak
akan menolak. Dengan senang, Myeong Eun pun memesan sampanye termahal di hotel
untuk merayakan semua nya.
Namun Seo Dan tidak tampak terlalu senang. Sebab dalam pandangannya,
Jung Hyuk bersikap sangat kaku dan tidak tulus, karena Jung Hyuk melakukan
semua ini seolah seperti sedang menjalankan perintah.
Didalam kamar mandi. Saat Seo Dan bertemu dengan Se Ri, dia menyindir Se
Ri yang mengikuti pria nya ke Pyongyang. Dan dengan ramah Se Ri menjelaskan
bahwa itu bukan mengikuti, tapi mereka berdua datang bersama ke sini. Tapi Seo
Dan tidak peduli dan menyindir Se Ri lagi, kali ini dia mengatai apakah Se Ri
memang mudah bergaul atau nakal, karena barusan dia melihat Se Ri minuman kopi
bersama dengan pria lain.
Mendengar sindiran tajam itu, Se
Ri masih tersenyum dan berusaha bersikap ramah. Dan kemudian Seo Dan dengan
sengaja memberitahu Se Ri bahwa dirinya dan Jung Hyuk telah menentu kan tanggal
pernikahan dan mereka akan segera menikah.
“Begitu?” tanya Se Ri terkejut, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.
“Begitu rupa nya. Selamat. Andai aku bisa menghadiri pernikahan kalian, tapi
aku sudah pergi saat itu.”
“Jangan khawatir. Kamu pergi dari sini saja merupakan hadiah pernikahan
terbaik,” balas Seo Dan sambil tersenyum sinis.
“Menghina orang dengan senyuman merupakan keahlianku. Tapi dia
mengalahkanku. Sial,” keluh Se Ri, kesal. Ketika Seo Dan telah keluar dari
dalam kamar mandi.
Lalu Se Ri memandang dirinya sendiri di depan cermin dan berbicara
sendiri. “Se-ri. Kamu cantik seumur hidupmu, tapi kenapa kamu tampak norak saat
ini? Aku seharusnya memilih Gaya Halo, bukan Gaya Perpisahan,” keluh nya sambil
merapikan rambut nya.
Seung Jung mengirimkan foto Se Ri kepada Se Hyung. Lalu dia menghubungi
nya. Kemudian saat Se Ri kembali dari kamar mandi, Seung Jung memberitahu Se
Hyung untuk jangan mematikan telpon. Lalu dia meletakkan hp nya di atas meja.
“Mau jalan-jalan?” tanya Se Ri. Dan Se Hyung terkejut mendengar suara
nya.
“Bahkan di Pyongyang, segalanya indah saat daun gugur. Seperti Seoul,”
kata Se Ri.
Dan dengan erat Seung Jung memegang hp nya. “Benar. Aku sudah selesai
bicara. Kini giliranmu.”
Se Ri bingung apa yang harus di katakannya. Dan Seung Jung menanyakan,
alasan kenapa Se Ri bisa sampai di sini. Se Ri pun menceritakan dengan jujur
bahwa dia mengalami kecelakaan, tapi dia tidak bisa menceritakan bagaimana
detailnya sekarang, yang pasti dia akan segera pulang ke Seoul. Lalu dia
menanyakan, kapan Se Hyung akan pulang.
Se Hyung mendengarkan obrolan mereka.
“Bilang pada Ayahku, aku masih hidup. Dan minta dia melanjutkan sesuai
rencana. Sampaikan itu sebelum rapat pemegang saham,” kata Se Ri.
“Baiklah. Akan kusampaikan. Jangan khawatir.”
“Terima kasih.”
Se Hyung memukul pelan pintu mobil. Menahan rasa marah nya.
Ayah dan Ibu Jung Hyuk pulang duluan. Dan dengan hormat, Myeong Seok
membungkuk kepada mereka. Lalu saat dia berbalik dan melihat wajah kakaknya,
Myeong Sun, dia langsung melompat kaget ke belakang. Karena wajah Myeong Sun
sangat menyeramkan.
“Hei, seharusnya kamu tahu wajah ini bisa menetapkan tanggal pernikahan
Dan,” jelas Myeong Sun sambil tertawa senang. Kemudian dia melambai kan tangan
kepada Jung Hyuk dan masuk ke dalam mobil.
Dengan senang, Myeong Seok mengucapkan selamat kepada Seo Dan karena
akhirnya keinginan Seo Dan serta Myeong Sun sudah terkabul. Dan mendengar itu,
Seo Dan tidak tampak terlalu senang, dia melihat ke arah Jung Hyuk dan
memanggil nya.
“Aku akan menelpon mu,” kata Seo Dan, singkat. Kemudian dia masuk ke
dalam mobil juga.
“Dia kenapa?” gumam Myeong Seok heran mellihat ketidak senangan Seo Dan.
Lalu dia pun pamit kepada Jung Hyuk dan masuk ke dalam mobil juga.
Se Ri dan Seung Jung berjalan bersama ke arah jalan raya. Dan Jung Hyuk
melihat itu.
Myeong Seok teringat sesuatu, jadi dia pun keluar dari mobil dan
berbicara kepada Jung Hyuk. Dia membahas tentang pertanyaan Jung Hyuk saat itu.
Jung Hyuk tidak bisa fokus mendengarkan Myeong Seok, sebab Se Ri dan
Seung Jung sudah tidak kelihatan lagi. Jadi dia pun merasa cemas.
Jung Hyuk pergi ke jalan besar sambil melihat ke sekeliling nya. Dan
akhirnya dia pun melihat Se Ri dan Seung Jung yang sedang berjalan bersama-
sama di sebrang jalan. Dia melihat mereka berdua tertawa dan kemudian sebuah
bus berhenti di dekat mereka berdua. Sehinga menutupi pandangan Jung Hyuk. Jadi
dia pun segera menyebrang. Tapi sayangnya, Se Ri dan Seung Jung sudah
menghilang lagi.
Tags:
Crash Landing On You